Anda di halaman 1dari 4

nduan Pemberian Makanan Padat Pada Bayi

Ditulis oleh administrator


Dunia Balita
0 0 Email0
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, dengan manajemen laktasi yang baik, produk
ASI cukup dinyatakan sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang
normal sampai usia enam bulan.Selain itu pemberian ASI
exsklusif hingga enam bulan ini dapat melindungi bayi dari
resiko terkena infeksi saluran pencernaan.
Saat usia bayi menginjak usia 6 bulan, tak terasa kini bayi
harus diajarkan pula pengenalan dan pemberian makanan padat
selain ASI. Dibutuhkan pengetahuan yang baik sebagai orang
tua dalam memberikan makanan padat ini, dikarenan hal ini merupakan pengalaman
pertama bagi bayi. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua
pada saat pemberikan makanan padat pada bayi:
Cari Saat Yang Tepat
Setelah enam bulan, pemberian ASI saja hanya sekitar 60-70% kebutuhan bayi.
Dengan kata lain, selain ASI, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI(MPASI). Selain itu bila MP-ASI tidak segera diberikan, masa krisis untuk mengenalkan
makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah (6-7 bulan) dikhawatirkan
akan terlewati. Bila ini terjadi, dikemudian hari bayi akan mengalami kesulitan untuk
menelan makanan, atau akan menolak makan bila diberi makanan padat.
Pada usia 9-12 bulan, keterampilan mengunyah bayi semakin matang. Selain itu, pada
usia ini, kepala juga tubuh bayi semakin stabil, sehingga memudahkannya
mengembangkan kemampuan makan secara mandiri.
Tanda-Tanda Bayi Siap Menerima Makanan Padat
. Bayi tidak puas hanya dengan diberi ASI saja.
. Bayi menunjukan ketertarikannya pada makanan yang anda makan.

. Bayi yang telah tidur sepanjang malam, kini bangun lagi tengah malam dan menangis
karena lapar.
Berikan Secara Bertahap
Pemberian makanan padat pertama bayi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini:
. Mutu bahan makanan. Bahan makanan yang bermutu tinggi menjamin kwalitas zat
gizi yang baik.
. Tekstur dan konsistensi (kekentalan). Mula-mula beri bayi makanan yang lumat dan
cair, misalnya bubur susu atau bubur / sari buah (pisang, pepaya, jeruk manis).
Secara bertahap, makanan bayi dapat lebih kasar dan padat. Bayi yang telah
berusia 6 bulan bisa diberi nasi tim saring lengkap gizi. Memasuki usia delapan bulan
sampai satu tahun, bayi hanya bisa diberi makanan yang hanya dicingcang.
. Jenis makanan. Untuk permulaan, bayi sebaiknya diperkenalkan satu persatu jenis
makanan sampai ia mengenal dengan baik. Tunggulah paling tidak empat hari sebelum
Anda mengenalkan jenis makanan lain. Selain bayi akan benar-benar mengenal dan
dapat menerima jenis makananyang baru, Anda pun bisa mengetahui ada tidaknya
reaksi alergi pada bayi.
. Jumlah atau porsi makanan. Selama masa perkenalan, jangan pernah memaksa bayi
menghabiskan makanannya. Umumnya, pada awalnya bayi mau menerima 1-2 sendok
teh makanan. Bila ia telah semakin besar, Anda dapat memberikan porsi yang lebih
banyak.
. Urutan pemberian makanan. Urutan pemberian makanan pemberian ASI biasanya
buah-buahan, tepung-tepungan, dan sayuran. Daging, ikan, dan telur umumnya
diberikan setelah bayi berumur enam bulan. Bila bayi menunjukan gejala alergi telur
baru diberikan setelah usianya satu tahun.
. Jadwal waktu makan harus luwes atau sesuai dengan keadaan lapar atau haus yang
berkaitan dengan keadaan pengosongan lambung. Dengan demikian, saluran cerna
bayi lebih siap untuk menerima,mencerna, dan menyerap makanan pada waktu-waktu
tertentu.
Perhatikan Gizi Seimbang

Selama minggu-minggu pertama, pemberian makanan padat hanya di tujukan bagi


perkenalan rasa dan tekstur makanan, bukan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Perlu diingat, makanan utamanya masih ASI atau pengganti ASI.
Jadi, ia hanya perlu diberi makanan padat sekali sehari. Selanjutnya, sejak minggu
keenam sampai minggu kedelapan, tingkatkan jumlah dan jenis makanannya, sampai
ia mendapat makanan tiga kali sehari.
Saat bayi mulai bisa makan makanan yang ditim, baik tim saring maupun tim biasa,
Anda sebaiknya mulai menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang ini bisa didapat
dengan pemilihan bahan makanan yang beraneka ragam. Penganekaragaman
disesuaikan dengan bahan makanan yang biasa dikonsumsi seusia bayi. Zat-zat giji
yang dibutuhkan bayi adalah karbonhidrat, vitamin , dan mineral(misalnya zat besi)
dan vitamin (terutama vitammin C, B1 dan niasin ). Bagaimana dengan lemak? Anda
sebaiknya tidak memberinya makanan yang terlalu banyak mengandung minyak,
santan, mentega atau margarin. Karena, lemak yang dikandung oleh bahan-bahan
makanan ini akan memperberat kerja sistem pencernaan bayi.
Namun, mengingat beberapa jenis zat gizi, misalnya vitamin A, membutuhkan lemak
agar dapat diserap oleh tubuh, maka nasi tim saring yang diberikan kepada bayi
sebaiknya ditambahkan sumber-sumber lemak. Misalnya, pada usia bayi enam bulan,
nasi timnya dapat ditambah satu sendok teh minyak/margarin atau satu sendok
makan santan.
Hal lain yang harus Anda ingat, saat makanan padat mengelilingi jadwal minum susu
bayi adalah ia perlu minum untuk memuaskan rasa hausnya dan membantu
memperlancar kerja pencernaannya. Kebutuhannya ini sebaiknya anda penuhi dengan
memberinya minum air putih matang, sari buah segar atau makanan yang berkuah.
Ciptakan Pengalaman yang Menyenangkan
Pada dasarnya, cara pemberian makanan jangan terlalu memaksa bayi, yaitu dalam
waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Perlu diingat, bayi yang prustasi
cenderung akan bersikap lebih baik melawan dari pada makan. Jadi, biarkanlah ia
menikmati acara makannya. Bila pengalaman pertama ini menyenangkan, untuk
selanjutnya segalanya akan menjadi lebih mudah.
Hal-hal yang dapat Anda lakukan, antara lain:

. Yakinkan bahwa bayi anda merasa aman dan nyaman, baik dikursi makannya maupun
dipangkuan/gendongan Anda. Bila menggunakan kursi makan yang lebih tinggi, selalu
gunakan sabuk pengaman yang tersedia untuk mengikat tubuhnya, agar tidak jatuh.
. Suasana makan yang nyaman akan menambah napsu makan bayi. Pilihlah ruangan
yang sirkulasi udaranya baik,tidak berisik, dan bersuhu sejuk. Bila perlu beri ia
makan sambil mendengarkan lagu kesayangannya atau sambil mendongeng.
. Lakukan kontak mata dan komunikasi. Bujuk dan rayu ia agar mau mencoba
makanannya. Bayi perlu waktu untuk belajar mengunyah dan menelan. Mungkin , ia
akan lebih banyak memuntahkan makanannya dari pada menelannya. Hal iniadalah
normal.
. Sabar, jangan panik, bila ia mengalihkan pandangannya, memutar kepalanya,
menolak membuka mulut, atau mendorong sendok makan yang Anda sodorkan
kepadanya. Ajaklah ia bicara lalu coba lagi. Bila ia masih menolak, hentikanlah untuk
kali ini, lalu cobalah esok hari. Bila ia menolak, tunda pemberian makanan yang sama
untuk beberapa hari kedepan lalu coba lagi.
. Biarkan bayi belajar makan sendiri. Memang, kegiatan ini akan membuat diri dan
keadaan disekitarnya kotor, namun tanpa disadari keterampilan makannya akan
semakin berkembang.
. Ajak si kecil makan di meja makan bersama anggota keluarga lain. Dengan
demikian, ia akan melihat bahwa makan adalah cara yang mengembirakan, sehingga
selera makannya timbul. selain itu,kegiatan ini akan melatihnya bersosialisasi denga
orang lain.
Memang, perlu waktu dan upaya yang tak kenal lelah bila Anda ingin menerapkan pola
makan yang baik bagi si kecil. Anda harus memprioritaskan walau Anda mungkin
disibuki dengan berbagai tugas, baik dirumah tangga, keluarga, maupun pekerjaan
lainnya. Namun, bila semua berjalan lancar dan baik, Anda juga ysng akan
memegaramtik hasilnya, selain sikecil tentunya. Pola makan yang baik merupakan
salah satu faktor penting yang dapat menjamin kehidupan yang sehat dan masa
depan yang baik bagi sang buah hati tercinta.

Sumber : Panduan Pemberian Makanan Padat Pada Bayi

Anda mungkin juga menyukai