Oleh:
Greksild Filerisa Irwan
No. BP. :1110342024
Pembimbing :
drg. Deli Mona, Sp.KG
LAPORAN KASUS
Data Pasien
Nama
: Cynthia Oktari
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 22 tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Elemen Gigi
: 46
Pemeriksaan Subjektif
Chief Complaint (CC): Pasien datang dengan keluhan gigi geraham belakang
kanan bawah yang berlubang dan tidak nyaman saat makan.
Present Illness (PI) : Gigi tersebut berlubang sejak dua tahun yang lalu.
Semakin lama lubang gigi semakin besar. Sekitar empat bulan yang lalu pasien
merasakan sakit berdenyut pada gigi tersebut selama satu minggu. Sakit dirasakan
sampai ke telinga. Setelah itu pasien mengeluh tidak nyaman saat makan. Makanan
sering masuk ke lubang dan terasa sangat ngilu.
Past Dental History (PDH): Pasien pernah ke dokter gigi untuk
membersihkan karang gigi satu bulan yang lalu. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari
(pagi, dan malam sebelum tidur).
Past Medical History (PMH) : Pasien tidak ada riwayat penyakit sistemik,
Family History (FH)
Pasien tidur biasanya jam 00.00 dan bangun jam 05.00 pagi. Pasien makan cukup 3
kali sehari, pasien cukup konsumsi air dan sayur tapi jarang mengkonsumsi buah,
pasien jarang berolahraga, pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok.
Pemeriksaan Objektif
1. Tidak terdapat pembengkakan pada gigi dan disekitar gigi tersebut.
Pemeriksaan Radiografis
Pada gigi 46 tidak terdapat kelainan periapikal dan saluran
12.
13. Diagnosa
14.
17. Prognosis
18. Dari pemeriksaan objektif dan radiografis yang dilakukan, disimpulkan
bahwa prognosa BAIK karena :
1. Masih banyak struktur jaringan gigi yang tersisa
2. Akar bagus
3. Tidak terdapat lesi periapikal
4. Pasien kooperatif
19.
20. Alat dan Bahan
21. ALAT
23. Diagnostic set
25. Bur set
27. Jarum Miller (smooth
22. BAHAN
24. ChKm TKF
26. Cotton Roll
28. Cotton Pellet
broach)
29. Jarum Ekstirpasi (barbed
30. GIC
broach)
31. Reamer
33. File
32. Eugenol
34. NaOCl 1,05%dan H2O2
35. Spreader
37. Spuit Irigasi
39. Root canal plugger
41. Lentulo
43. Sliding caliper
45. Lampu Spiritus
47. Korek Api
49. Glass Lab
51. Semen Spatel
2%
36. Endometason (sealer)
38. Gutta Perca
40. Paper point
42. Caviton
44. Gunting
46.
48.
50.
52.
53.
54. Penatalaksanaan
55.
Tahap Pekerjaan
56. Kunjungan I
1
2
3
59.
c
60.
keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto
61.
b= panjang mahkota klinis
62.
c= panjang mahkota pada rontgen foto
4 Aplikasikan bahan devitek ke dalam kavitas
63.
Kontrol setelah 1 minggu.
64.
65. Kunjungan II
a
bur.
Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin.
Membuka kamar pulpa dan membuang atap kamar pulpa dengan round
4
5
6
7
bur.
Menghaluskan dinding kavitas dengan silindris bur.
Membuang isi kamar pulpa dengan excavator.
Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada
saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1,05 % dan H 2O2 2
% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
diketahui
sebelumnya
kemudian
dikurangi
1mm,
maka
67.
longgar
Lakukan rekapitulasi yaitu pengukuran panjang kerja dengan
4
5
69.
71.
Kunjungan III :
1. Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi,tekan, mobility.
72. Jika tes dan keluhan masih positif (+), lakukan penggantian obat
Chkm - tkf - chkm.
2. Bongkar tambalan sementara.
3. Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
dinding saluran akar atau dengan menggunakan spuit sampai pada orifis.
Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering.
Tutup dengan caviton (tambalan sementara).
Cek Oklusi dengan articulating paper.
73.
Kunjungan IV :
Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi,tekan, mobility.
75. Jika tes dan keluhan tidak lagi dirasakan maka sudah bisa dilakukan
obturasi.
2. Bongkar tambalan sementara.
3. Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
4. Lakukan obturasi jika pada kavitas tercium bau obat dan Chkm - tkf - chkm
pada saluran akar sudah memadat karena hal tersebut menandakan bahwa
saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat di obturasi. Jika belum, periksa
kembali saluran akar dan lakukan penggantian obat kembali.
5. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 %
6. Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar
kering, dan terakhir gunakan paper point yang ukurannya kecil untuk
mencapai daerah apeks.
7. Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar/gutta perca menggunakan
MAC yang telah ditentukan sebelumnya, lakukan rontgen foto dengan MAC
didalam saluran akar dan lihat apakah terjadi over filling atau under filling.
Jika sudah baik, obturasi dapat dilanjutkan.
8. Gunakan gutta perca sesuai ukuran alat yang terakhir (MAF/MAC) atau satu
nomor lebih kecil. Masukkan ke dalam saluran akar sampai 1mm mendekati
foramen apikal dan beri tanda.
9. Bahan sealer/endomethasone dimasukkan ke dalam saluran akar dengan
reamer untuk melapisi dinding saluran akar.
4
10. Masukkan gutta perca yang sudah dilapisi bahan sealer kemudian
dimasukkan ke dalam saluran akar sampai tanda yang diberikan.
11. Tekan spreader ke samping gutta perca ke arah apeks 2-3mm mendekati
foramen apikal. Ruang yang tersisa diisi dengan gutta perca tambahan
dengan ukuran yang lebih kecil. Lakukan sampai saluran akar terisi penuh.
Teknik pengisian saluran akar ini dinamakan Lateral
Condensation
Technique.
12. Potong gutta perca dengan instrumen panas dan padatkan dengan root canal
plugger. Kamar pulpa harus bersih dari gutta perca supaya tidak terjadi
perubahan warna
13. Tutup dengan lining GIC kemudian tutup dengan caviton
14. Cek oklusi dengan articulating paper
15. Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan obturasi dan tingkat
keberhasilan pengisian.
76.
Kunjungan V :
Jika dari hasil rontgen foto obturasi sudah hermetis lalu tanyakan apakah ada
77.