Semangat Baru!! Fix
Semangat Baru!! Fix
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbedabeda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun
tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan
sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dismenore.
Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa
nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan
paha.1
Dismenore adalah kejang perut bagian bawah yang hebat dan
sangat sakit terjadi sebelum atau selama menstruasi. Lebih mungkin
terjadi pada wanita yang mempunyai saudara satu generasi di atasnya
yang mengalami dismenore dan lebih jarang terjadi pada mereka yang
sudah pernah melahirkan anak atau minum pil pengendali kelahiran. 1
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Di Amerika
angka persentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara
di Indonesia sekitar 64,25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer
dan 9,36 % dismenore sekunder. Angka kejadian dismenore tipe primer di
Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita
dengan tipe sekunder.2
akan
meningkat
pada
wanita
yang
mengalami
kegemukan, kurang nutrisi, peminum kopi dan alkohol, perokok, tidak aktif
secara seksual dan tidak pernah melahirkan juga dialami oleh wanita yang
dalam
keluarga
mempunyai
riwayat
dismenore.
Olahraga
dapat
Fakultas Kedokteran
gizi
mahasiswi
di
lingkup
Fakultas
mahasiswi
di
lingkup
Fakultas
Kedokteran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI,
KERANGKA KONSEP
2.1 Status Gizi
2.1.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang
yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat zat
gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status
gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.3
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan
energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.
Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat,
protein, lemak dan gizi lainnya.4 Status gizi normal merupakan keadaan
yang sangat diinginkan oleh semua orang. 5
2.1.2 Pengukuran Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data
yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk
menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi
kurang maupun gizi lebih.6 Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi
yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan
dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umunya
antropometri
mengukur
dimensi
dan
komposisi
tubuh
energi
dan
protein.
Akan
tetapi,
kekurangan
maupun
kelebihan
asupan
gizi.
laboratorium.
yang
berfungsi
untuk
mengukur
besarnya
kesakitan
dan
kematian,
statistik
pelayanan
yang
nantinya
akan
sangat
berguna
untuk
IMT
<18,5
Normal
18,5-22,9
Overweight
>23,0
Beresiko
23,0-24,9
Obese I
25,0-29,9
Obese II
>30,0
10
11
asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak. Ada
yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan kegemukan.
Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu
dengan munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus,
penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak
lagi.11
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas.
Batas IMT untuk dikategorikan overweight adalah >23,0 kg/m2, sedangkan
obesitas adalah >25,0 kg/m2. Kegemukan (obesitas) dapat terjadi mulai
dari masa bayi, anak anak sampai pada usia dewasa. Kegemukan pada
masa bayi terjadi karena adanya penimbunan lemak selama dua tahun
pertama kehidupan bayi. Bayi yang menderita kegemukan maka ketika
menjadi dewasa akan mengalami kegemukan pula. Kegemukan pada
masa kanak kanak terjadi sejak anak tersebut berumur dua tahun sampai
menginjak usia remaja dan secara bertahap akan terus mengalami
kegemukan sampai usia dewasa. Kegemukan pada usia dewasa terjadi
karena seseorang telah mengalami kegemukan dari masa kanak kanak. 12
2.1.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
1. Umur
Kebutuhan energi individu disesuaikan dengan umur, jenis
kelamin dan tingkat aktivitas. Jika kebutuhan energi (zat tenaga)
terpenuhi dengan baik maka dapat meningkatkan produktivitas kerja,
sehingga membuat seseorang lebih semangat dalam melakukan
pekerjaan. Apabila kekurangan energi maka produktivitas kerja
12
Sarapan
adalah
waktu
makan
yang
paling
banyak
13
beberapa
dipengaruhi
oleh
fungsi
BMR
metabolisme
(Basal
tubuh,
Metabolic
kebutuhan
Rate),
energi
kecepatan
14
sebesar
50-65%
dari
total
energi.
WHO
(1990)
15
7. Tingkat Pendidikan
Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pengetahuan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka sangat diharapkan
semakin tinggi pula pengetahuan orang tersebut mengenai gizi dan
kesehatan. Pendidikan yang tinggi dapat membuat seseorang lebih
memperhatikan makanan untuk memenuhi asupan zat-zat gizi yang
seimbang. Adanya pola makan yang baik dapat mengurangi bahkan
mencegah dari timbulnya masalah yang tidak diinginkan mengenai
gizi dan kesehatan.5
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, akan mudah
dalam menyerap dan menerapkan informasi gizi, sehingga diharapkan
dapat menimbulkan perilaku dan gaya hidup yang sesuai dengan
informasi yang didapatkan mengenai gizi dan kesehatan. Tingkat
pendidikan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan. 15
Pendidikan juga berperan penting dalam meningkatkan status
gizi seseorang. Pada umumnya tingkat pendidikan pembantu rumah
tangga masih rendah (tamat SD dan tamat SMP). Pendidikan yang
rendah sejalan dengan pengetahuan yang rendah, karena dengan
pendidikan rendah akan membuat seseorang sulit dalam menerima
infomasi mengenai hal-hal baru di lingkungan sekitar, misalnya
pengetahuan gizi. Pendidikan dan pengetahuan mengenai gizi sangat
diperlukan oleh pembantu rumah tangga. Selain untuk diri sendiri,
16
Orang
yang
sudah
meningkat
pendapatannya,
17
diingat
bahwa
serendah
rendahnya
tingkat
pendidikan
18
2.2.2 Epidemiologi
Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang
menstruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari
berbagai negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi.
Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore
19
sisanya
adalah
penderita
tipe
sekunder. Dismenore
menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan
tidak menjalani kegiatan sehari-hari. 2
Kejadian dismenore di dunia sangat besar. Berbagai penelitian di
seluruh dunia telah menunjukkan bahwa angka kejadian dismenore
cukup tinggi, yaitu 43-93% wanita mengalami dismenore 5-10% dari
mereka mengalami dismenore yang sangat berat dan meninggalkan
kegiatan mereka 1-3 hari dalam sebulan. 2
2.2.3 Etiologi
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti.
Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab
dismenore primer, antara lain:17
20
Faktor-faktor
seperti
anemia,
penyakit
menahun,
dan
21
fakta
mengapa
tidak
timbul
rasa
nyeri
pada
22
perut bagian bawah terutama selama 2 hari pertama haid, dan yang bisa
menjalar ke punggung. Rasa mual, muntah, diare, lesu, dan sakit kepala
adalah gejala-gejala yang menyertainya. 1,2
2.2.5 Derajat Nyeri Dismenore
Nyeri yang dirasakan pada dismenore dapat diderajatkan menjadi : 18
1 : Tidak dismenore
2 : Nyeri dirasa ringan,
aktifitas
sedikit
terganggu,
jarang
23
riwayat
dismenore
dan
stress
tinggi
sebelumnya
masih dalam
24
25
2.2.8 Penatalaksanaan
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita
bahwa
dismenore
adalah
26
dan
prostaglandin
di
dalamnya.
Neuroktomi
prasakral
27
Siklus
menstruasi
ovulasi
Riwayat
keluarga
Prostatglandin kontraksi
Genetik
endometrium
Status Gizi
Keterangan :
Dismenore
Primer
28
b. Kriteria Objektif
Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi
Gizi Kurang
IMT
<18,5
Gizi Normal
18,5 - 22,9
Gizi Lebih
>23,0 - >30,0
2. Dismenore Primer
a. Definisi Operasional
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa
kelainan pada alat-alat genital yang nyata; nyeri di perut bawah,
menyebar ke daerah pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak
lama sebelumnya atau bersamaan dengan permulaan haid dan
berlangsung beberapa hari sebelum dan selama menstruasi. 17
b. Kriteria Objektif
-
29
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitin
survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti
mengukur variabel bebas dan variabel terikat yang dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan dalam satu sampel populasi hasil yang
diperoleh bersifat analitik.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini merupakan Mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2011, 2012 dan
2013
3.3.2 Sampel
Sampel adalah seluruh mahasiswi angkatan 2011, 2012 dan
2013 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia yang masuk
dalam kriteria inklusi.
31
yang
dibagikan
kepada
responden
32
ini
tujuan
digunakan
karakteristik
analisis
responden
(status
univariat
gizi,
untuk
kejadian
dismenore).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis data yang digunakan
untuk mengetahui interaksi dua variabel. Dengan menggunakan
rumus Chi Square.
3.6 Etika Penelitian
1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak fakultas
sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang
telah disebutkan sebelumnya.
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
34
: Fakultas Kedokteran
2. Alamat
3. No. Telp/fax
: (0411)443280/(0411)432730
4. Kota
: Makassar
5. Provinsi
: Sulawesi Selatan
2. Wakil Dekan I
3. Wakil Dekan II
: dr.Hj.Sulhana Mochtar
35
Visi
Misi
36
7. Rumah sakit Ibnu Sina YWUMI dan beberapa rumah sakit dan
puskesmas di Kota Makassar dan sekitarnya
37
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia di jalan Urip Soemoharjo, selama bulan Januari
2015,
Variabel
yang
Diteliti
(Univariat)
Table 5.1 Krateristik berdasarkan Status Gizi
Status Gizi
Status Gizi Kurang
Status Gizi Normal
Status Gizi Lebih
Jumlah (n)
61
180
80
Jumlah
321
Sumber : Data Primer 2014
Grafik 5.1 Karateristik berdasarkan Status Gizi
Presentase (%)
19
56.1
24.9
100
38
Status Gizi
400
300
200
100
0
Jumlah (n)
Presentase (%)
Dismenore Primer
Frequency
400
Percent
200
0
Tidak
Ya
Total
39
Total
n
74
247
321
%
23.1
76.9
100
0.152
Primer pada
60
40
20
0
40
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui
bahwa kejadian dismenore primer dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Seperti yang dijelaskan di kajian pustaka sebelumnya yaitu
melalui siklus menstruasi ovulasinya, lalu genetiknya, usia pada
saat menarche, gangguan depresi atau anxietas, merokok dan
minum alkohol serta status gizi.
Dismenore primer yang terjadi dapat disebabkan oleh
banyaknya faktor diantaranya yaitu faktor kejiwaan, faktor konstitusi
seperti dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, seperti
kondisi fisik lemah, anemia, penyakit menahun dan lain sebagainya
dapat mempengaruhi timbulnya dismenore, faktor endokrin yaitu
timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi Rahim (uterus)
yang berlebihan, dan faktor aktifitas (Sarwono, 2006). Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena status gizi dan pola makan yang
tidak teratur dan kurangnya olahraga atau malas sehingga
mengakibatkan dismenore (Proverawati dan Misaroh, 2009).
Menurut (Mulastin, 2011) hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan uji statistik Exact Fisher dengan menggunakan
program SPSS 12 for windows diperoleh p value : 0,687 dan nilai
hasil uji Exact Fisher pada : 0,05 yang menunjukkan exact Sig(2sided) = 0,687 ( p value > 0,05). Sehingga p value > 0,05
menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore remaja
41
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan status gizi dengan
dismenore primer pada mahasiswi angkatan 2011, 2012, dan 2013
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muslim
Indonesia
maka
dapat
43
sehingga
dapat
dilakukan
upaya
pengembangan
penelitian
selanjutnya.
3. Agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi pustaka
dan sebagai salah satu literatur mahasiswi dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor
faktor yang menyebabkan kejadian dismenore.
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Suliawati, Gidul. 2013. Hubungan umur, paritas dan status gizi dengan
kejadian Dismenore pada wanita usia subur di Gampong Klieng Cot
Aron Kecamatan Baitussalam Aceh besar Tahun 2013
2. Mulastin, 2014. Hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea
remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara
3. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
2005.
4. Nix, S. Williams. Basic Nutrition & Diet Theraphy. Edisi 12. USA:
Elseiver Mosby, 2005.
5. Apriadji, WH. Gizi keluarga Seri Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya, 2008.
6. Hartriyanti, Y & Triyanti. Penilaian Status Gizi. Dalam Syafiq, A. et all,.
Jakarta: Raja Grafindo, 2007.
7. Supariasa, IDN. Bakri, B. & Fajar, I. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC,2001.
8. Gibson, R.S. Principles of Nutritional Assesment. Edisi 2. UK: Oxford
University Press, 2005
9. Baliwati, Y. F. Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit
Swadaya, 2004. Hal:89
10. Jalal, F. dan Atmojo, S. Gizi dan Kualitas Hidup: Agenda Perumusan
Program
Gizi
Repelita
VII
Untuk
Mendukung
Pengembangan
45
18. Batubara, 2013. Hubungan status gizi dan usia menarche dengan
dismenore primer
19. Mansjoer Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi III. Media
Aesculapius : Jakarta. 2001
46
47