PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu faktor penentu keberhasilan
tambak adalah kualitas air dan pengelolaan tanah
tambak karena tanah merupakan akumulasi internal
tambak. Ancaman yang terjadi pada petambak tidak
selalu terjadi dari lingkungan luar tetapi bisa juga
dari dalam misalnya sisa pakan, kotoran biota dan
sisa-sisa pestisida yang digunakan pembudidaya
udang vannamei pada saat lahan di tanami padi
( Effendi, 2003 ).
Keberhasilan budidaya udang vannamei
ditunjukan dari kualitas air antara parameter fisika,
kimia, dan biologi. Parameter biologi bisa dilihar
dari ada tidaknya plankton di dalam perairan.
Plankton merupakan organisme yang hidup
melayang atau mengapung di dalam air.
Kemampuan geraknya sangat terbatas hingga
organisme
tersebut
selalu
terbawa
arus.
Berdasarkan daur hidupnya, plankton terbagi dalam
dua golongan yaitu holoplankton yang merupakan
organisme akuatik dimana seluruh hidupnya
bersifat sebagai plankton, golongan ke dua yaitu
meroplankton yang hanya sebagian dari daur
hidupnya bersifat sebagai plankton (Nybakken,
1988).
Plankton secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi kehidupan ikan. ada jenis kelompok
yang menguntungkan dan ada jenis kelompok yang
merugikan, hal ini berpengaruh pada produksi
sawah tambak. Menurut Sudrajad (2010) bahwa
tambak adalah terletak di dataran rendah suplai air
Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui
kepadatan dan jenis plankton di sawah tambak desa
Margoanyar Kecamatan Glagah Lamongan
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Metode diskriptif adalah
metode penyelidikan yang menuturkan dan
mengklasifikasikan data yang di peroleh dari
berbagai teknik paengambilan data (Surakhmat,
1994), tujuan dari metode deskriptif adalah untuk
memaparkan secara sistematis, aktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
tertentu, data di kumpulkan sesuai tujuan dan secara
rasional. Dalam penelitian ini sawah tambak yang
diamati dibagi menjadi 3 stasiun dengan lay out
sebagai berikut :
a. Sawah tambak yang dekat dengan pemukiman
warga.
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
Analisis Data
Kelimpahan Plankton dan Jenis
Mengacu kepada Wardhana,W (2003)
bahwa pencacahan plankton dilakukan dengan
menghitung jumlah plankton per satuan volume, ini
dapat memberikan gambaran yang lebih pasti
mengenai kepadatan di suatu tempat. Kepadatan
plankton dalam sel atau individu per satuan volume
dapat diketahui dengan mempergunakan rumus
sebagai berikut :
1
D q
f
keanekaragaman
sedang dan
kestabilan komunitas sedang
H >
6,907
keanekaragaman
tinggi dan
kestabilan komunitas tinggi
satuan
plankter
Jumlah
subsampel ( Ind )
dalam
Dimana :
2,3026 <
H
<
6,9078
Indeks Keseragaman ( E
)
E
H
H maks
= Indeks Ekuitabilitas
Indeks
diversitas
Shannon=
Wienner
Indeksdiversitas maximum, yang
nilainya sama dengan Ln S
= (dimana S banyaknya spesies).
Besarnya nilai E berkisar antara
01
Kriteria :
Indeks Keaneragaman
Untuk menghitung keanekaragaman, maka
digunakan indeks keanekaragaman ShannonWiener (Romimohtarto dan Juwana, 2005) sebagai
petunjuk pengolahan data.
H' = - ( ni / N ) ln ( ni / N )
= Keseragaman Rendah
= Keseragaman Sedang
E > 0,6
= Keseragaman Tinggi
Dimana :
H
= Indeks Diversitas Shannon- Wienner
ni
= Jumlah individu/spesies
N
= Jumlah individu keseluruhan
Kisaran total indeks keanekaragaman
dapat diklasifikasikan sebagai berikut modifikasi
Wilhm dan Dorris (1968) dalam Dianthani (2003) :
:
H
maks
Dimana :
H <
2,3026
H
=
keanekaragaman
kecil dan
kestabilan komunitas rendah
Chlorella sp
6,667
Chlamydom
onas
Haemotococ
cus
Pinnularia
sp
2,667
No
2,667
1,333
Chlorophyta
Semiorbis
667
Synendra
667
10
Rhizosoleni
a sp
4
5
Cyanophyta
11
Euglena sp
Euglenaphyt
a
12
Tricotria sp
Brachionus
13
sp
Rata-rata
4,000
6
2,667
7
2,000
Rotifera
667
3.077
Jumlah
40.000
Secara keseluruhan berjumlah
40.000
individu/L. Dalam hal jenis kelimpahan plankton
Nitzschia sp. dengan
yang tertinggi
yaitu
kelimpahan
rata-rata
11.333 individu/L.
Sementara jenis plankton yang mempunyai
kelimpahan terendah yaitu Semiorbis, Synendra
dari Phylum Chlorophyta, Branchionus sp dari
kelas rotifera dengan kelimpahan masing-masing
667 individu/L.
Genera
Chladopho
ra sp
Chromulin
a sp
Nitzschia
sp
Gyrosigma
Phacus sp
Nauplius
sp
Calomonoi
d copepod
Daphnia
sp
Rata-rata
Jumlah
Phylum
Chlorophyta
Chrysophyta
Bacillariophyt
a
Euglenaphyta
Copepoda
Kelimpahan
(Individu/L)
5,333
6,667
48,667
2,000
667
8,000
667
667
9,083
72.667
Gambar 3. Keragaman
Plankton di Stasiun C
Eunotia sp
Nitzschia sp
Chlamydomon
as
Bacillariophy
ta
667
24.000
4.000
Chlorophyta
Spirogyra
1.333
Diniphysis sp
Flagilariaform
a
Gloeotrichia
sp
Cyanophyta
Thachelomona
s
Eglenaphyta
11.333
Dinoflagelata
Stasiun
667
667
3.333
Rata-rata
5.750
Jumlah
46.000
Indeks
Keanekaraga
man (H)
Indek
Keseraga
man (E)
Indeks
Domina
nsi (D)
2,216
0,541
0,144
1,150
0,245
0.28
1,374
0,324
0,347
Pembahasan
Kelimpahan Plankton dan Jenis
Kelimpahan plankton yang paling banyak
ditemukan semua sawah tambak lokasi penelitian
adalah Nitzschia sp. Disemua stasiun pada kisaran
11.333
48.667
individu/L.
Kelas
Bacillariophyceae sebagai penyusun fitoplankton
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan
untuk hidup pada berbagai kondisi perairan
dibanding dengan genera dari kelas lainnya
(Nybakken, 1992). Sachlan (1982) menyatakan
bahwa fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae
bersifat kosmopolit dan cepat berkembang. Genera
dari Kelas Bacillariophyceae yang ditemukan pada
semua stasiun adalah Nitzschia sp.
Dari jenis plankton dengan kelimpahan
tertinggi yaitu Nitzschia sp dan pada data parameter
kulitas air menunjukkan bahwa nilai NH3 cukup
tinggi. Dan diduga produksi sawah tambak di Desa
Margoanyar menurun.
Saran
Dari hasil penelitian disarankan:
Perlu adanya pemantauan dan pengelolaan kualitas
air yang lebih baik. Dianjurkan penelitian kepadatan
dan jenis plankton terhadap pemeliharaan ikan yang
menerapkan CBIB
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 1995, Metode dan pengukuran kualitas
Air Aspek Biologi Institut Pertanian
Bogor
penelitian