Anda di halaman 1dari 6

Retinopati diabetik

Suatu mikroangiopati progesif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan


pembuluh darah halus yang meliputi arteriol pre-kapiler retina, kapiler kapiler,
dan vena retina.
Retinopati diabetik, kelainan retina yang muncul pada seluruh pasien
dengan diabetes melitus berkepanjangan, merupakan salah satu penyebab
kebutaan yang paling umum. Pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe I tidak
mengalami retinopati hingga 3 5 tahun awitan penyakit, sementara mereka
dengan DM tipe II sering mengalami retinopati pada saat diagnosis.

Faktor Risiko
1. Lamanya pasien menderita diabetes. Setelah 10 tahun. 60 % pasien
mengalami retinopati dan setelah 15 tahun, 80 % pasien mengalami
retinopati.
2. Beratnya hiperglikemia. Pasien DM tipe I lebih banyak mendapat
keuntungan dari pada pasien DM tipe 2 dengan kontrol kadar gula darah
yang baik. Peningkatan HbA1c merupakan faktor resiko kejadian penyakit
proliferatif
3. Peningkatan kadar lipid serum
4. Kehamilan
5. Hipertensi
6. Nefropati

7. Lain lain (merokok, usia, jenis diabetes, inaktivitas fisik, dan


penggunaan penghambat ACE)

Klasifikasi
Klasifiikasi retinopati diabetik dapat dilihat di Tabel 1 penjelasan :
-

Mikroaneurisma : titik titik merah kecil, perdarahan kecil/blood dotm


seringkali berawal dari sisi temporal fovea, sulit dibedakan dengan
perdarahan titik

Perdarahan retina : flame shaped (perdarahan serabut saraf retina),


konfigurasi dot/blot berwarna merah (perdarahan intraretina), berbentuk
bulat gelap (infark retina).

Eksudat : lesi berwarna kekuningan dengan batas yang tegas dengan


konfigurasi gumpalan atau cincin pada kutub posterior, mengelilingi
mikroaneurisma

Edema makula diabetikum : penebalan retina yang paling baik dideteksi


dengan slit lamp dengan lensa kontak. Edema makula yang bermakna
secara klinis (clinically significant makula edema (CSME)) adalah sebagai
berikut :
o Cotton wool spot : Lesi superficial berukuran kecil, berwarna
keputihan, dengan gambaran mirip kapas yang dapat terlihat pada
retina di belakang ekuator bola mata. Perubahan vena : termasuk
dilatasi dan peningktan lekukan, looping, beading, dan segmentasi
mirip sosis

Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA) : pirau arteri vena


yang bergerak dari arteriol retina menuju venula tanpa, melewti kapiler.
Ditandai dengan garis intraretina halus, iregular berwarna merah yang
berjalan dari arteriol menuju venula tanpa menyeberangi pembuluh darah
besar.

Perubahan arteri : dilatasi arteri ringan merupakan gambaran iskemia awal.


Saat iskemia memberat, maka gambaran yang muncul adalah penyempitan
perifer, silver-wiring dan obliterasi, mirip dengan oklusi arteri cabang.

Tabel 1. Klasifikasi Retinopati Diabetik Berdasarkan Early Treatment Diabetic


Retinopathy Study
Kategori/deskripsi
Retinopati Diabetik Nonproliferatif : Nonproliferative Diabetic Retinopathy
Ringan : hanya ada mikroaneurisma
Sedang : adanya temuan patologis lain selain mikroaneurisma namun lebih
ringan dibandingkan / tidak memenuhi kriteria NPDR berat
Berat : salah satu dari kriteria berikut tanpa adanya tanda retinopati
diabetik proliferatif;
1. Adanya perdarahan intraretina berat dan mikroaneurisma pada masing
masing 4 kuadran
2. Adanya beading vena pada 2 kuadran atau lebih
3. Ontrareinal microvascular abnormalities (IRMA) sedang pada 1 atau
lebih kuadran
Sangat berat : ditemukan > 2 kriteria untuk kriteria berat
Retinopati Diabetik Proliferatif Proliferative Diabetic Retinopathy
1. Adanya neovaskularisaasi
2. Adanya perdarahan vitreus atau perdarahan praretinae

PDR memberikan gambaran khusus pada pemeriksaan oftamologi, yaitu :


1. New vessel at the disc (NVD) merupakan neovaskularisasi di atau dalam
satu diameter diskus dari papil nervus optikus.
2. New vessel elsewhere (NVE) merupakan neovaskularisasi yang jauh dari
diskus, yang dapat mengakibatkan fibrosis apabila bertahan lama
3. New vessel on iris (NVI) merupakan neovaskularisasi pada iris, disebut
juga rubeosis iridis, dan memiliki kemungkinan berlanjut menjadi
glaukoma neovaskular

Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada awalnya asimtomatis. Pada kasus yang lebih berat,
biasanya dapat ditemukan penyempitan lapangan pandang, floater (bercak hitam
pada lapangan pandang), penurunan tajam penglihatan.

Skrining dan Pencegahan


Skrining diperuntukan bagi :
1. Penderita DM tipe 1 : 3 5 tahun setelah diagnosis DM tipe 1, dan
dilanjutkan dengan follow-up setiap tahun
2. Penderita DM tipe 2 : pada saat diagnosis DM tipe 2 ditegakkan dan
dilanjutkan dengan follow-up setiap tahun
3. Sebelum kehamilan (DM tipe 1 dan DM tipe 2) : skrining dikerjakan
sebelum konsepsi dan pada awal trisemester satu, dengan follow-up:

a. Tanpa retinopati atau dengan NPDR sedang; setiap 3 12 bulan


b. NPDR berat atau lebih buruk setiap 1 3 bulan
Pencegahan retinopati terutama dikerjakan dengan :
1. Melakukan kontrol ketat terhadap gula darah
2. Pada pasien DM dengan hipertensi, dilakukan kontrol tekanan darah

Tata Laksana
Secara singkat, terapi untuk retinopati diabetik dapat diringkas dalam tabel
2. Terapi dikerjakan oleh dokter spesialis mata.
Follow-up dikerjakan sesuai dengan indikasi sebagai berikut L
a. NPDR ringan; setiap 6- 12 bulan
b. NPDR sedang
a. Tanpa edema makula; setiap 4 6 bulan tanpa memerlukan
pemeriksaan fundus fluorescein angiography (FFA) atau ocular
coherence tomography (OCT)
b. Dengan edema makula; setiap 2 4 bulan, dengan pemeriksaan
penunjang FFA dan / atau OCT.
c. NPDR berat
a. Tanpa edema makula; setiap 4 bulan, pemeriksaan FFA
diindikasikan
b. Dengan edema makula; setiiap 2 4 bulan
d. PDR dengan atau tanpa CSME; setiap 2 3 bulan

e. Pada PDR dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani dengan terapi
laser, maka dikerjakan pemeriksaan setiap 6 bulan.

Tabel 2. Rekomendasi Terapi Retinopati Diabetik Berdasarkan Berat ringannya


Retinopati
Beratnya

Keberadaan

Follow

Panretinal

Fluoresin

Focal

Retinopati

edema

up

photocoagul

angiography

dan / atau

(bulan)

ation laser

12

Tidak

Tidak

Tidak

dikerjakan

dikerjakan

dikerjakan

yang
Normal

makula
bermakna

secara klinis
Tidak ada

atau NPDR
minimum
NPDR

grid laser

Tidak ada

6 12

Tidak

Tidak

Tidak

Ada

24

dikerjakan
Tidak

dikerjakan
Biasanya

dikerjakan
Biasanya

ringan
hingga

dikerjakan
sedang
NPDR

Tidak ada

24

Terkadang

Jarang

Tidak

Ada

24

Terkadang

Biasanya

dikerjakan
Biasanya

Tidak ada

24

Terkadang

Jarang

Tidak

Ada
Tidak ada

24
24

Terkadang
Biasanya

Biasanya
Jarang

dikerjakan
Biasanya
Tidak

Ada
Tidak ada

24
6 12

Biasanya
Tidak

Biasanya
Tidak

dikerjakan
Biasanya
Biasannya

Ada

24

dikerjakan
Tidak

dikerjakan
Biasanya

Biasanya

berat
PDR risiko
rendah
PDR risiko
tinggi
PDR inaktif

dikerjakan

Anda mungkin juga menyukai