Diare Akut
2.1
Definisi
Diare ialah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya, 3 kali
per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul secara mendadak.
Diare dapat dibedakan menjadi tiga menurut waktunya yaitu diare akut (diare
berlangsung paling lama 3-5 hari), diare berkepanjangan (diare berlangsung lebih dari 7 hari),
dan diare kronis (diare berlangsung lebih dari 14 hari).
2.2
Epidemiologi
Diare akut adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang, dengan perkiraan 3-5 milyar kasus dan 5-18 juta kematian setiap tahun.
Kematian ini dapat disebabkan krena dehidrasi akut atau karena lingkaran sebab akibat diaremalnutrisi-infeksi. Di Indonesia diperkirakan terdapat sebesar 200-400 per 1000 penduduk
setiap tahunnya. Penyebab utama diare di perkotaan adalah rotavirus (42%) dan E.coli
(29,2%). Sedangkan pada daerah rural penyebabnya E.coli (39,8%) dan rotavirus (17%).
Dilihat dari enteropatogen di atas, diperkirakan bahwa faktor utama penyebab diare di daerah
perkotaan adalah kepadatan penduduk yang tinggi sedangkan di daerah rural adalah higiene
perorangan maupun lingkungan.
2.3
Etiologi
Ada beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
-
albicans)
b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti
Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan
sebagainya.
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
tersering ialah intoleransi laktosa.
1
Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain:
a.
b.
c.
Diare tipe osmotik disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotik intralumen usus
halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat kimia yang hiperosmotik (MgSO4,
Mg(OH)2, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi
disararidase, malabsorbsi glukosa/galaktosa.
Diare tipe sekretorik disebabkan oleh meningkatnya sekresi air maupun elektrolit dari
usus, menurunnya absorbsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare
dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain
karena
efek
enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Escherichia coli, reseksi ileum (gangguan
absorbsi garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl sodium sulfosuksinat, dll). Diare
karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik, misal
pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.
2.4
Manifestasi Klinis
Gejala muntah, anoreksia, kembung dapat terjadi sebelum / sesudah diare yang
disebabkan oleh radang pada gaster atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun ubun besar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
Semua anak dengan diare, harus diperiksa apakah menderita dehidrasi dan
klasifikasikan status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi ringan/ sedang atau tanpa
dehidrasi.Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan
2
elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila
penurunan berat badan antara 5%-10% dan dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Dengan Diare
Anamnesa
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir, dan darah. Bila disertai muntah
perlu ditanyakan volume dan frekuensinya. Jumlah kencing biasa, berkurang, jarang, atau
tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir bila terjadi dehidrasi. Makanan dan minuman yang
diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek,
otitis media, campak. Selain itu, tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare
seperti memberi oralit, membawa berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obatobatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya..
2.6
Pemeriksaan Fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam
menentukan beratnya diare dari pada menentukan penyebab diare. Status volume cairan
tubuh dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi,
temperatur tubuh, dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal
yang penting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi
abdomen dan nyeri tekan merupakan tanda penting untuk menentukan etiologi diare akut.
Tabel 3. Gejala dan tanda khas diare akut akibat infeksi
4
2.7
Pemeriksaan Penunnjang
Penatalaksanaan
Departemen Kesehatan mulai
melakukan sosialisasi
Pengobatan diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia,
dengan merujuk pada panduan WHO. Tata laksana ini sudah mulai diterapkan pada
pelayanan kesehatan. Rehidrasi bukan satu-satunya strategi dalam penatalaksanaan diare.
Memperbaiki kondisi usus dan menghentikan diare juga menjadi cara untuk mengobati
pasien. Untuk itu, Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi
5
semua kasus diare yang diderita anak baik yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di
rumah sakit, yaitu:
1. Rehidrasi
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi orang tua
2.8.1 Rehidrasi
Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif diare
akut.Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai
persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku
emas.
Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian secara
oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa
nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan
pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe
vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat
(violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat
dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya
untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi. Keuntungan upaya terapi oral karena murah
dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS)
untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan
dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-60 mEq/L Anak yang diare dan tidak lagi
dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya sesuai umur.
a. Tanpa Dehidrasi
Beri cairan tambahan, sebagai berikut:
1. Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknyalebih sering dan lebih
lama pada setiap pemberian ASI. Jika anakmendapat ASI eksklusif, beri larutan oralit atau air
matang sebagai tambahan ASI dengan menggunakan sendok. Setelah diare berhenti,
lanjutkan kembali ASI eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur anak.
2. Pada anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri satu atau lebihcairan dibawah ini:
larutan oralit
cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
6
air matang
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, nasihati ibu untuk memberi cairantambahan
sebanyak yang anak dapat minum:
Untuk Anak Berumur < 2 Tahun, Beri + 50100 Ml Setiap Kali Anak BAB
Untuk Anak Berumur 2 Tahun Atau Lebih, Beri + 100200 Ml Setiap KaliAnak BAB.
c. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak dan
menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh (somnolen-koma, pernafasan Kussmaul,
gangguan dinamik sirkulasi) memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian
cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut :
Tabel
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan
kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang
pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya. Segala
kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah
sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila
memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada
dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum
tetap dapat dilanjutkan.
pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan
osmolaliti 210 268 mmol/1 dengan Na berkisar 50 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi
pada diare anak dengan kolera atau tanpa kolera.
2.8.2 Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu
makan anak. Penggunaan zinc ini memang popular beberapa tahun terakhir karena memilik
evidence based yang bagus. Beberapa penelitian telah membuktikannya. Pemberian zinc yang
dilakukan di awal masa diare selam 10 hari ke depan secara signifikan menurunkan
morbiditas dan mortalitas pasien. Lebih lanjut, ditemukan bahwa pemberian zinc pada pasien
anak penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang dikeluarkan.
Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang
optimal. Meski dalam jumlah yang sangat kecil, dari segi fisiologis, zinc berperan untuk
pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual, kekebalan seluler,
adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan. Zinc juga berperan dalam system kekebalan
tubuh dan meripakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi. Dasar pemikiran
penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun
atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran
cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit oleh usus halus,meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan
jumlah brush border
respon
imun yang
mempercepat
pembersihan pathogen dari usus. Pengobatan dengan zinc cocok diterapkan di negaranegara berkembang
seperti
Indonesia
yang
memiliki
kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya
imunitas yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat menurunkan frekuensi dan volume
buang air besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.(Fontaine,
2008)
Dosis zinc untuk anak-anak
Anak di bawah umur 6 bulan
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari
11
diare. Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit, Untuk
anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.
2.8.3 ASI dan makanan tetap diteruskan
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisis yang
hilang. Pada diare berdarah nafsu makan akan berkurang. Jika anak menyusui, coba untuk
meningkatkan frekuensi dan durasi menyusuinya. Pasien diare tidak dianjurkan puasa,
kecuali jika muntah-muntah hebat. Jika curiga diare disebabkan karena intoleransi
laktosa hindarkan susu sapi dan susu formula. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan
fase penyembuhan.
Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama dengan yang
diperlukan oleh anak-anak yang sehat.
Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk menyusui sesering dan
selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui lebih dari biasanya dan ini harus didukung.
Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau susu formula)
harus diturunkan.
Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia harus diberi sereal,
sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di atas 6 bulan dan makanan tersebut belum
diberikan, maka harus dimulai selama episode diare atau segera setelah diare berhenti.
Daging, ikan atau telur harus diberikan, jika tersedia. Makanan kaya akan kalium, seperti
pisang, air kelapa hijau dan jus buah segar akan bermanfaat.
Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali sehari). Makan porsi
kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak tetapi lebih jarang. Setelah diare
berhenti, dapat terus memberi makanan dengan energi yang sama dan membrikan satu lagi
makan tambahan daripada biasanya setiap hari selama setidaknya dua minggu. Jika anak
kekurangan gizi, makanan tambahan harus diberikan sampai anak telah kembali berat badan
normal.
2.8.3
Antibiotik selektif
Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
12
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak dapat
dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri
pathogen.
Tabel 4. Antibiotik selektif sesuai dengan pathogen penyebab diare
Penyebab
Kolera
Antibiotik Pilihan
Tetracyclin 12,5 mg/ KgBB
Antibiotik Alternative
Eritromicyn 12,5 mg/KgBB
Shigella Dysentri
Ciprofloxacin 15 mg/KgBB
Ceftriaxone 50-100
mg/KgBB
1x sehari selama IM/IV 2-5
hari
Metronidazole 10 mg/KgBB
Amoebiasis
Giardiasis
BAB III
KESIMPULAN
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di
negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia.
peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap
abnormal oleh ibunya. Secara garis besar, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronis
atau persisten. Sebagian besar bersifat selflimiting sehingga hanya perlu diperhatikan
14
15