diterapkan terhadap singkapan yang menerus atau sejumlah singkapansingkapan yang dapat disusun menjadi suatu penampang stratigrafi.
Gambar 4.1 Singkapan batuan pada satuan stratigrafi (kiri) dan singkapan
singkapan yang menerus dari satuan stratigrafi (kanan).
4.1.2 Tahapan dalam metoda pengukuran stratigrafi
1. Menyiapkan peralatan untuk pengukuran stratigrafi, antara lain: pita
ukur ( 25 meter), kompas, tripot (optional), kaca pembesar (loupe),
buku catatan lapangan, tongkat kayu sebagai alat bantu.
2. Menentukan jalur lintasan yang akan dilalui dalam pengukuran
stratigrafi,
jalur
25
Gam
bar 4.2 Sketsa pengukuran penampang stratigraf
26
stratigrafi yang meliputi semua jenis batuan yang dijumpai pada lintasan
tersebut, yaitu: jenis batuan, keadaan perlapisan, ketebalan setiap
lapisan batuan, struktur sedimen (bila ada), dan unsur-unsur geologi
lainnya yang dianggap perlu. Jika ada sisipan, tentukan jaraknya dari atas
satuan.
7. Data hasil pengukuran stratigrafi kemudian disajikan diatas kertas setelah
melalui proses
perhitungan
dan
koreksi-koreksi
yang
kemudian
Perencanaan
lintasan
pengukuran
ditetapkan
berdasarkan
urut-urutan
singkapan yang secara keseluruhan telah diperiksa untuk hal hal sebagai berikut:
a) Kedudukan lapisan (Jurus dan Kemiringan), apakah curam, landai, vertikal
atau horizontal. Arah lintasan yang akan diukur sedapat mungkin tegak
lurus terhadap jurus.
b) Harus diperiksa apakah jurus dan kemiringan lapisan secara kontinu tetap
atau berubah rubah. Kemungkinan
adanya
struktur
sepanjang
27
penampang,
seperti sinklin,
antiklin,
Menghitung Ketebalan
Tebal lapisan adalah jarak terpendek antara bidang alas (bottom)
dan bidang atas (top). Dengan demikian perhitungan tebal lapisan yang
tepat harus dilakukan dalam bidang yang tegak lurus jurus lapisan. Bila
pengukuran di lapangan tidak dilakukan dalam bidang yang tega k lurus
tersebut maka jarak terukur yang diperoleh harus dikoreksi terlebih dahulu
dengan rumus:
d = dt x cosinus ( = sudut antara arah kemiringan dan arah
pengukuran).
Gambar 4.5 Posisi pengukuran pada lereng yang searah dengan kemiringan
lapisan
Bila kemiringan lapisan ( ) lebih besar daripada sudut lereng (s)
dan arah lintasan tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah:
T = d sin ( - s ).
(Gambar 4.5 b)
(Gambar 4.5 c)
(Gambar 4.6 d ).
Gambar 4.6 Posisi pengukuran pada lereng yang berlawanan dengan kemiringan
lapisan
Penyajian hasil pengukuran stratigrafi seperti yang terlihat pada
Gambar 4.7 dibawah ini. Adapun penggambaran urutan perlapisan
batuan/satuan batuan/satuan stratigrafi disesuaikan dengan umur batuan
mulai dari yang tertua (paling bawah) hingga yang termuda (paling atas).
Seringkali hasil pengukuran stratigrafi disajikan dengan disertai foto-foto
singkapan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.8. Adapun maksud
dari penyertaan foto-foto singkapan adalah untuk lebih memperjelas
30
bagian bagian dari perlapisan batuan ataupun kontak antar perlapisan yang
mempunyai makna dalam proses sedimentasinya.
33
34
35