Bridging System
July 9, 2009 in Rumah Sakit. Leave a Comment
Tags: Bridging System, Hospital Information System, Rumah Sakit, SIMRS, SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit
efntim2ja9Welcome!!!
sakit
mulai
dari
pengertian Hospital
Information System ,
kemungkinan
atau
antisipasi Permasalahan Rumah Sakit, memberikan Solusi SIMRS yang bermasalah dan bagaiman
bentuk suatu SIRS Ideal, melalui suatu penerapan teknologi untuk mengitegrasikan semua subsistem
atau infra struktur yang ada dirumah sakit kedalam suatu aplikasi yang dikenal dengan Bridging
System. Methode ini dirancang berdasarkan IC Innovation dari tim yang berpengalaman.
Jakarta
Untuk
meningkatkan
mutu
layanan
yang
lebih
baik
kepada
peserta
maupun
terhadap provider layanan kesehatan (rumah sakit/RS), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan
telah
mengembangkan bridging
system yang
ditandai
dengan
penandatanganan
Kesepakatan Pengembangan dan Implementasi Bridging System antara Sistem Informasi Manajemen
(SIM) BPJS Kesehatan dan SIM RSUD Margono Soekarjo Purwokerto pada 28 April lalu.
Direktur
Teknologi
Informasi
BPJS
Kesehatan,
Dadang
Setiabudi
menjelaskan bridging
system merupakan penggunaan fasilitas teknologi informasi web service yang memungkinkan dua
sistem yang berbeda pada saat yang sama mampu melakukan dua proses tanpa adanya intervensi
satu sistem pada sistem lainnya secara langsung, sehingga tingkat keamanan dan kerahasiaan
masing-masing sistem tetap terjaga
Tujuan bridging
system ini
untuk
meningkatkan
efektivitas entry
data
processing,
efisiensi
penggunaan sumber daya, serta lebih cepat dalam proses pengelolaan, baik klaim, piutang, verifikasi,
dan sebagainya, jelas Dadang Setiabudi di Media Center BPJS Kesehatan, Kamis (8/5) lalu.
Dengan sistem ini, lanjut Dadang, proses antrean peserta BPJS Kesehatan jadi lebih cepat karena
registrasi peserta hanya pada sistem RS. Dengan begitu, peserta jadi lebih cepat mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Bagi rumah sakit, sistem ini dapat meningkatkan layanan administrasi peserta, menghemat SDM dan
sarana-prasarana, perekaman data pelayanan kesehatan dan proses pengajuan klaim menjadi lebih
cepat, serta penyelesaian insentif pelayanan berdasarkan beban kerja juga lebih cepat diselesaikan.
Untuk BPJS Kesehatan, sistem ini bisa meningkatkan akurasi data peserta, proses verifikasi dan klaim
jadi lebih cepat, kecepatan pengolahan data dan informasi layanan bisa meningkat, serta adanya
transparansi pembiayaan karena perekaman data pada setiap sistem sama, jelasnya.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, dr Haryadi Ibnu Junaedi SpB.
Menurutnya, bridging system membuat pelayanan di rumah sakitnya menjadi lebih cepat dan efisien.
Dengan sistem yang lama, rumah sakit harus melakukan entri data tiga kali untuk tiga sistem yang
berbeda dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak. Apalagi setiap sistem juga memiliki
kebutuhan input data dan output yang berbeda.
Proses input registrasi yang mulanya kurang lebih 3 menit, setelah dilakukan bridging system hanya
butuh waktu kurang dari 1 menit, kata Ibnu.
Lamanya registrasi terkait erat dengan proses pelayanan karena tingginya kunjungan pasien BPJS
Kesehatan yang mencapai rata-rata 900 pasien per hari. Bridging system di rumah sakit kami telah
mampu mengintegrasikan tiga sistem sekaligus, yaitu sistem BPJS Kesehatan, SIM rumah sakit, dan
INA-CBGs, sehingga proses pelayanan mulai dari registrasi sampai klaim pembiayaan menjadi lebih
cepat dan akurat, tambahnya.
Saat ini sudah ada lima RS yang mengembangkan bridging system. Selain RSUD Margono Soekarjo
Purwokerto, pengembangan bridging system juga sudah diimplementasikan secara penuh oleh RSUD
Koja Jakarta Utara, RSUP Persahabatan Jakarta Timur, RSUP Kandou Manado, dan RSUP Wahidin
Sudiro Husodo Makassar.
Dadang menjelaskan, saat ini juga ada 12 rumah sakit yang masih dalam proses uji coba, yaitu RS
Cipto Mangunkusumo, RSUD Tarakan, RS Jantung Harapan Kita, RSUD Budhi Asih, RSPI Sulianti
Saroso, RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUD Tugurejo Semarang, RSUD
Moewardi Surakarta, RS Ortopedi Suharso Sukoharjo, RSUD Sutomo Surabaya, dan RSU Haji
Surabaya.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga tengah melakukan proses pengembangan bridging system pada 36
rumah sakit lainnya.Lima rumah sakit ini baru pilot project-nya. Setelah ini harapannya tentu
semua provider BPJS Kesehatan bisa melaksanakan bridging system. Persyaratan dan pelaksanaannya
sangat mudah, asalkan SIM rumah sakit mau bekerja sama dengan SIM BPJS Kesehatan, dan juga
adanya komitmen dari manajemen rumah sakit, jelas Dadang.
lihat juga
SIRS
September 25, 2009 in Rumah Sakit. Leave a Comment
Tags: Rumah Sakit, SIMRS, SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) , Idealnya dapat digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan dan sampai dengan mengambil suatu keputusan apabila semua subsistem termasuk
SIMRS/ infrastruktur atau kebijakan dilaksanakan atau dijalankan dengan komitmen yang tinggi .
Komitmen ini dimulai dari top manajemen sampai pelaksana, dengan menggunakan mekanisme
prosedur mutu yang dipantau oleh MR (Manager Representative) yang independen .
MR dan Prosedur mutu juga salah-satu sub-sistem dalam SIRS yang harus berjalan sebagaimana
mestinya
sebagai
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
manajemen
perumasakitan.
MR ini dalam melaksanakan fungsinya , apabila ada ketidak sesusuaian prosedur atau subsistem
segera dibuatkan suatu tindakan koreksi dan pencegahan.dan melakukan evaluasi minimal 2 kali
setahun agar dapat ditentukan arah pengembangannya serta setiap perubahan yang terjadi dapat
dikontrol dan disesuaikan.
Lihat Juga tulisan terkait :
SIMRS
Bridging System
SIMRS
September 25, 2009 in Rumah Sakit. Leave a Comment
Tags: Rumah Sakit, SIMRS, SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit
SIMRS (Sistem
Informasi
Manajemen
Rumah
Sakit)
SIMRS sangat penting dan merupakan tulang punggung dalam rangka penyelenggaraan suatu SIRS
( sistem informasi rumah sakit)
mekanisme kerja dalam rumah sakit dapat lebih efektif dan efisien dan fleksibel dalam segala
perubahan.
Suatu bentuk SIMRS yang baik yaitu dapat mengantisipasi adanya perubahan, baik perubahan dari
dalam rumah sakit itu sendiri maupun perubahan dari luar sekalipun perubahan tersebut berskala
global.
SIMRS , biasanya dituangkan dalam suatu aplikasi komputer (komputerisasi) dimana platform yang
digunakan sesuai kebutuhan dan saling terintegrasi dengan unit fungsional dalam rumah sakit yang
juga diolah secara komputerisasi.
(bersambung)
Lihat juga tulisan terkait :
SIRS
Bridging System
Rumah Sakit , permasalahan yang ada sebenarnya timbul karena beberap sistem (SIMRS/ SIRS) ,
subsistem/ infra struktur atau kebijakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kalaupun subsistem
itu berjalan mungkin saja berjalan sendiri-sendir.lagi pula mekanisme pencatatan/pengumpulan
informasi data yang dibutuhkan kurang akurat, sehingga manajemen rumah sakit kesulitan melakukan
analisa
untuk
menetapkan
suatu
program
priorita.
Beberapa permasalahan global yang dihadapi hampir semua rumah sakit, dan permasalahan ini
hampir sama sekalipun berbeda daerah/provinsi ataupun negara, berbeda dalam hal tipe maupun
kelas atau tingkat. Permasalahan ini timbul akibat suatu perubahan . Jadi bila rumah sakit tidak
mempersiapkan diri sejak awal, maka besar kemungkinan rumah sakit tersebut kalah dalam
persaingan perubahan.
selengkapnya lihat : Permasalahan Rumah Sakit
SIRS
SIMRS
Bridging System
Penerapan Hospital Information System, atau Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) termasuk
SIMRS , diawali pada tahun 1952 dan dilakukan perubahan/revisi pertama kali pada bulan Januari
1973. SIRS ini dberlakukan pada semua Rumah Sakit baik milik pemerintah (Depkes RI), Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri dan Departemen lainnya termasuk Badan Usaha Milik
Negara serta Rumah Sakit milik Swasta, seperti Yayasan Sosial, Organisasi Keagamaan, Badan Usaha
swasta dan lain sebagainya.
Selengkapnya lihat : Hospital Information System
Lihat juga tulisan terkait
SIRS
SIMRS
Bridging System