Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

I.

IDENTIFIKASI
Nama

: Ny.SS

Umur

: 21 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Suku

: Sumatera

Alamat

: Jl.Gub.HA Bastari, 8 Ulu, Palembang

No. Rekam Medik

: 965928

Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP Dr.


Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, tanggal 11 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB.
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul 09.00
WIB)
Keluhan utama

: Timbul bintil merah di kedua tangan dan kaki yang semakin


banyak sejak 3 hari yang lalu

Keluhan tambahan

: Gatal pada bintil merah

Riwayat perjalanan penyakit


Kisaran 1 pekan yang lalu timbul bintil merah beberapa buah di punggung kaki kanan
dan tungkai kiri seukuran ujung kepala jarum pentul disertai rasa gatal.
Kisaran 5 hari yang lalu timbul bintil baru di tungkai kiri dan di sela jari III-V kaki
kanan, selain itu timbul bercak merah di lengan bawah, sebanyak 3 hingga 5 buah
berukuran biji jagung, keluhan gatal semakin dirasakan. Pasien berobat ke puskesmas dan
mendapat obat salep betametason yang dioleskan di tempat yang gatal sebanyak 1 kali.
Keluhan gatal dirasakan berkurang tetapi bintil tetap ada. Pasien kemudian berobat ke
poliklinik dermatologi dan venerologi RSMH.

Riwayat Penyakit Dahulu:


-

Kisaran 6 bulan lalu, terdapat keluahan yang sama berupa bintil merah disertai rasa
gatal, keluhan hilang timbul kemudian pasien berobat dan diberikan obat salep
betametason yang dioleskan di daerah yang gatal sebanyak 3 kali, keluhan

berkurang dan bercak berubah menjadi kehitaman.


Timbul bentol setelah makan ikan tongkol
Timbul bentol bila memakai pakaian berbahan wol

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah anak sulung dari 2 bersaudara tamatan SMA dan ikut bekerja dengan
ayah sebagai wirausaha keramik. Dengan gaji Rp 1.200.000,-. Kesan status sosial
ekonomi sedang.
Riwayat Higienitas:
Pasien bekerja di keramik, dan betugas untuk memilih batu alam, pasien
berpendidikan cukup dan menjaga higienitas
III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 11 Agustus 2016, pukul 09.00 WIB)
Status Generalikus
Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Kompos mentis

Nadi

: 98 x/menit

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Laju pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5C

Berat badan

: 57 kg

Tinggi badan

: 167 cm

IMT

: 16.96 kg/m2 (normoweight)

Gizi

: Baik

Keadaan Spesifik
2

Kepala
Wajah

: Simetris, ekspresi wajar, pucat tidak ada, wajah eritem tidak


ada, ptiriasis alba ada

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, orbital


darkening

tidak

ada,

lipatan

dannie

morgan

ada,

konjungtivitis tidak ada


Hidung

Lapang, tidak ada sekret, tidak ada deviasi septum

Telinga

Meatus akustikus eksternus lapang, tidak ada sekret

Mulut

Tidak ada stomatitis, mukosa tidak hiperemis, cheilitis tidak


ada

Tenggorokan

: Arkus faring simetris, faring tidak hiperemis, tonsil T1- T1

Leher

Thoraks

: Inspeksi simetris, bunyi vesikuler.

Jantung

JVP (5-2) cmH2O, lipatan leher anterior ada


Bunyi jantung I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada

gallop
Paru-paru

Suara vesikuler normal, tidak ada rhonki, tidak ada

wheezing
Abdomen

: Datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus normal

Ekstremitas

: Akral hangat, hiperlinear palmaris tidak ada, perifollicular


accentuation tidak ada

KGB

Pada inspeksi dan palpasi tidak terdapat pembesaran dan


nyeri
tekan pada regio submandibular, supraklavikula, koli, aksila,
dan inguinal

Genitalia

: Tidak ada kelainan

Status Dermatologikus
Regio antebrachii, dorsum manus dextra et sinistra, cruris, dorsum pedis dextra et
sinistra
-

Papul eritem-hiperpigmentasi multipel, milier, diskret sebagian konfluen, sebagian

terdapat punctum pada sentral


Makula patch hiperpigmentasi multipel, milier-lentikuler, diskret
3

Gambar 1. Gambaran klinis: a. Regio dorsum manus dextra, b. Regio dorsum manus sinistra, c. Regio cruris

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan penyinaran lampu wood
Dilakukan pemeriksaan lesi makula-patch hipopigmentasi di regio dorsum manus
dan regio dorsum pedis menggunakan lampu Wood.
Hasil: Tidak tampak fluoresensi.

Gambar 2. Hasil pemeriksaan lampu Wood pada regio dorsum manus dan regio dorsum pedis

2. Pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan pemberian KOH 10%


Dilakukan kerokan kulit pada lesi papul eritem-hiperpigmentasi di regio antebrachii
dan regio dorsum manus kemudian dilakukan penambahan larutan KOH 10% dan
diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran okular 10x dan objektif 40x.
Hasil: tidak ditemukannya tungau

Gambar 3. Hasil pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan pemberian KOH 10% diamati dengan pembesaran
100x

V. RESUME
An. SS, perempuan, 21 tahun, dengan keluhan timbul papul eritem regio dorsum manus
dan regio antebrachii disertai pruritus sejak 1 pekan yang lalu. Pada status dermatologikus
pada regio antebrachii, regio dorsum manus, regio cruris, dan regio dorsum pedis dextra
et sinistra terdapat Papul eritem-hiperpigmentasi multiple, milier, diskret sebagian
konfluen, sebagian terdapat punctum pada sentral, juga terdapat lesi, juga terdapat lesi
makula hingga patch hiperpigmentasi multipel, milier-lentikuler, dan disertai diskret.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatits atopik tipe dewasa
2. Skabies
3. Insect bite
VII. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis atopik tipe dewasa + insect bite
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Biopsi dan pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan serum IgE
Pemeriksaan Prick Test
5

IX.

PENATALAKSANAAN
Umum

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit disebabkan oleh alergi.


Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus menghindari kontak dengan alergen
Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan tubuh.
Menjelaskan kepada pasien untuk segera mengganti pakaian jika lembab dan
menggunakan baju yang menyerap keringat.
Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat.
Khusus
Topikal :

Lotion urea 10% 2x/hari dioleskan pada kulit yang kering


Krim desoksimetason 0,25% 2x/hari dioleskan pada bercak merah
Sistemik:
Tablet cetirizine 1x10mg/hari/ oral

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Bonam

Quo ad functionam

: Bonam

Quo ad sanationam

: Bonam

1. Kriteria untuk menegakkan diagnosis Dermatitis Atopik


6

Jawab:
Kriteria Hanifin Rajka1
1.
2.

3.

4.

Major characteristics ( 3)
Pruritus
Typical morphology and
distribution (ie, flexural
lichenification in older
children; facial and extensor
involvement in infants and
young children)
Tencency toward chronic or
chronically relapsing
dermatitis
Personal or family history of
atopy (eg, asthma, alergic
rhinitis, atopic dermatitis

Minor characteristics ( 3)
1. Xerosis (dry skin)
14. Food intolerance/
2. Accentuated lines or
allergy
grooves below the
15. Immediate (type 1)
margin of the lower
skin test reactivity
eyelid (Dennie-Morgan 16. Susceptibility to
fold)
cutaneous infection
3. Darkening beneath the
(eg, with Staph aureus,
eyes (allergic
HSV, other viruses,
shiners/Orbital
warts, molluscum,
darkening)
dermatophytes)
4. Facial pallor/facial
17. Perifollicular
erytherma
accentuation
5. Pityriasis alba
18. Early age of onset
6. Keratosis pilaris
19. Impaired cell7. Ichthyosis vulgaris
mediated immunity
8. Hyperlinearity of
20. Anterior neck folds
palms and soles
21. Course influenced by
9. White dermographism
environment/
(white line appear on
emotional factors
skin within 1 minute of 22. Pruritus with sweating
being stroked with
23. Intolerance to wool
blunt instrument)
and lipid solvents
10. Conjunctivitis
24. Peripheral blood
11. Keratoconus
eosinophilia
12. Anterior subcapsular
25. Hand and/or foot
cataracts
dermatitis
13. Elevated total serum
26. Cheilitis
IgE
27. Nipple eczema

Kritera Diagnosis Svensson1


Kelompok kesatu (p<0.001, bernilai 3) :
1. Perjalanan penyakitnya dipengaruhi musim
2. Xerosis
3. Diperburuk dengan tegangan jiwa
4. Kulit kering secara berlebihan atau terus menerus
5. Gatal pada kulit yang sehat apabila berkeringat
6. Serum IgE 80 IU/ml
7. Menderita rinitis alergika
8. Riwayat rinitis alergika pada keluarga
9. Iritasi dengan tekstil
10. Hand eczema pada waktu anak-anak
7

11. Riwayat dermatitis atopik pada keluarga


Kelompok kedua (p<0.001, bernilai 2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kulit muka yang pucat/kemerahan


Knucle dermatitis (dermatitis dengan likenifikasi pada jari-jari)
Penderita menderita asma
Keratosis pilaris
Alergi terhadap makanan
Dermatitis numularis
Nipple eczema

Kelompok ketiga (p<0.05, bernilai1)


1. Pomfolik
2. Ikhtiosis
3. Dennie-Morgan fold

2. Etiologi penyakit dermatitis atopik


Jawab:
Faktor Genetik
Dermatitis atopik lebih banyak ditemukan pada penderita yang mempunyai riwayat atopi
dalam keluarganya. Kromosom 5q31-33 mengandung kumpulan familygen sitokin IL-3, IL-4,
IL-13, dan GM-CSF, yang diekspresikan oleh sel TH2. Ekspresi gen IL-4 memainkan peranan
penting dalam ekspresi dermatitis atopik. Perbedaan genetik aktivitas transkripsi gen IL-4
mempengaruhi presdiposisi dermatitis atopik.Ada hubungan yang erat antara polimorfisme
spesifik gen kimase sel mas dengan dermatitis atopik, tetapi tidak dengan asma bronkial atau
rhinitis alergik 2
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa kelainan atopik lebih banyak diturunkan dari garis
keturunan ibu daripada garis keturunan ayah. Sejumlah survey berbasis populasi
menunjukkan bahwa resiko anak yang memiliki atopik lebih besar ketika ibunya memiliki
atopik, daripada ayahnya. Darah tali pusat IgE cukup tinggi pada bayi yang ibunya atopik atau
memiliki IgE yang tinggi, sedangkan atopik paternal atau IgE yang meningkat tidak
berhubungan dengan kenaikan darah tali pusat IgE. 2
Faktor Imunologi

Konsep dasar terjadinya dermatitis atopik adalah melalui reaksi imunologik, terdapat
2 teori yaitu reaksi hipersensitifitas tipe 1 yang melibatkan IgE dan sel mast, dan
hipersensitifitas tipe 4 yang dimediasi oleh sitokin sel T. Beberapa parameter imunologi dapat
diketemukan pada dermatitis atopik, seperti kadar IgE dalam serum penderita pada 60-80%
kasus meningkat, adanya IgE spesifik terhadap bermacam aerolergen dan eosinofilia darah
serta diketemukannya molekul IgE pada permukaan sel langerhans epidermal.Terbukti bahwa
ada hubungan secara sistemik antara dermatitis atopik dan alergi saluran napas, karena 80%
anak dengan dermatitis atopik mengalami asma bronkial atau rhinitis alergik. 2
Pada individu yang normal terdapat keseimbangan sel T seperti Th1, Th 2, Th 17,
sedangkan pada penderita dermatitis atopik terjadi ketidakseimbangan sel T. Sitokin Th2
jumlahnya lebih dominan dibandingkan Th1 yang menurun. Hal ini menyebabkan produksi
dari sitokin Th 2 seperti interleukin IL-4, IL-5, dan IL-13 ditemukan lebih banyak
diekspresikan oleh sel-sel sehingga terjadi peningkatan IgE dari sel plasma dan penurunan
kadar interferon-gamma.Dermatitis atopik akut berhubungan dengan produksi sitokin tipe
Th2, IL-4 dan IL-13, yang membantu immunoglobulin tipe isq berubah menjadi sintesa IgE,
dan menambah ekspresi molekul adhesi pada sel-sel endotel. Sebaliknya, IL-5 berperan
dalam perkembangan dan ketahanan eosinofil, dan mendominasi dermatitis atopik kronis2
Sumber:
1.

Larsen, Finn Schultz; HANIFIN, Jon M. Epidemiology of atopic dermatitis.Immunology and Allergy

Clinics of North America, 2002, 22.1: 1-24.


2. Peng. W.; Novak. N. Pathogenesis of atopic dermatitis. Clinical & Experimental Allergy, 2015, 45.3:
566-574.

Anda mungkin juga menyukai