Anda di halaman 1dari 5

Visum et Repertum

Pemeriksaan medik untuk tujuan membantu penegakan hukum antara lain adalah
pembuatan Visum et Repertum terhadap seseorang yang dikirim polisi (penyidik) karena
diduga sebagai korban suatu tindak pidana, baik dalam peristiwa kecelakaan lalu-lintas,
kecelakaan kerja, pennganiayaan, pembunuhan, perkosaan, maupun korban meninggal yang
pada pemeriksaan pertama polisi, terdapat kecurigaan akan kemungkinan adanya tindak
pidana.1
Mengenai kepangkatan pembuat surat permintaan Visum et Repertum telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1983 yang menyatakan penyidik Polri berpangka
serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, sedangkan pada wilayah kepolisan tertentu yang
komandannya adalah seorang bintara (Sersan), maka ia adalah penyidik karena jabatannya
tersebut. Kepangkatan bagi penyidik pembantu adalah bintara serendah-rendahnya sersan
dua. Untuk mengetahui apakah suatu surat permintaan pemeriksaan telah ditandatangani oleh
yang berwenang, maka yang penting adalah bahwa si penandatangan menandatangani surat
tersebut selaku penyidik.1
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup
atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan kelilmuannya
dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.1
Visum et Repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam
pasal 184 KUHAP. Visum et Repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara
pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. Visum et Repertum menguraikan segala sesuatu
tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian Pemberitaan, yang karenanya
dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti.1
Visum et Repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap, yaitu1:
1. Kata Pro justitia, yang diletakkan di bagian atas. Kata ini menjelaskan bahwa Visum
et Repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et Repertum tidak
membutuhkan materai untuk dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang peradilan
yang mempunyai kekuatan hukum.
2. Bagian Pendahuluan. Kata pendahuluan sendiri tidak ditulis di dalam Visum et
Repertum, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat-kalimat di bawah judul.

Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat Visum et Repertum dan institusi
kesehatannya, instansi penyidik pemintanya berikut nomor dan tanggal surat
permintaannya, tempat dan waktu pemeriksaan serta identitas korban yang diperiksa.
Dokter tidak dibebani pemastian identitas korban, maka uraian identitas korban
adalah sesuai dengan uraian identitas yang ditulis dalam surat permintaan Visum et
Repertum. Bila terdapat ketidaksesuaian identitas korban antara surat permintaan
dengan catatan medik atau pasien yang diperiksa, dokter dapat meminta kejelasan dari
penyidik.
3. Bagian pemberitaan. Bagian ini berjudul Hasil Pemeriksaan dan berisi hasil
pemeriksaan medik tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka korban yang
berkaitan dengan perkaranya, tindakan medik yang dilakukan serta keadaannya
selesai pengobatan/ perawatan. Bila korban meninggal dan dilakukan autopsi, maka
diuraikan keadaan seluruh alat dalam yang berkaitan dengan perkara dan matinya
orang tersebut. Yang diuraikan dalam bagian ini merupakan pengganti barang bukti,
berupa perlukaan/ keadaan kesehatan/ sebab kematian yang berkaitan dengan
perkaranya. Temuan hasil pemeriksaan medik yang bersifat rahasia dan tidak
berhubungan dengan perkaranya tidak dituangkan ke dalam bagian pemberitaan dan
dianggap tetap sebagai rahasia kedokteran.
4. Bagian Kesimpulan. Bagian ini berjudul Kesimpulan dan berisi pendapat dokter
berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis perlukaan/ cedera yang ditemukan dan jenis
kekerasan atau zat penyebabnya, serta derejat perlukaan atau sebab kematiannya.
Pada kejahatan susila, diterangkan juga apakah telah terjadi persetubuhan dan kapan
perkiraannya, serta usia korban atau kepantasan korban untuk dikawin.
5. Bagian Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku Demikianlah
visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan
dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana.

Bagian Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Nomor

Jl. Salemba Raya 6 telp 3106197, Fax 3154626 Jakarta 10430


Telp/fax 021-56942061
Jakarta, 15 Desember 2016
: 01/VER/I/2016

Perihal

: Hasil pemeriksaan jenazah Tn. X

Lampiran : halaman

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No.01/VR/I/2016
Yang bertandatangan di bawah ini, dr.______, SpF, dokter pada Rumah Sakit Ukrida, atas
permintaan dari kepolisian Sektor Jakarta Barat dengan suratnya nomor 01/VER/I/2016,
tertanggal 15 Desember 2016, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal lima belas
desember tahun dua ribu enam belas, pukul sembilan pagi Waktu Indonesia bagian Barat,
bertempat di RSCM, telah melakukan pemeriksaan korban dengan nomor resistrasi 160-9094 yang menurut surat tersebut adalah : ------------------------------------------Nama

: Th.X---------------------------------------------------------------------------------------

Umur

: ---------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Laki-laki --------------------------------------------------------------------------------Warga Negara : Indonesia -------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan

: ---------------------------------------------------------------------------------------------

Alamat

: ---------------------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN : ----------------------------------------------------------------------------Pemeriksaan Luar


1. Wajah mayat terdapat pembengkakan dan memar-------------------------------------------2. Pada punggung terdapat memar berbentuk dua garisn sejajar (railway hematome)-----3. Didaerah paha sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar
berukuran diameter kira-kira satu sentimeter-------------------------------------------------Lanjutan VER No.01/VR/I/2016

Halaman 2 dari 3 halaman


4. Diujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai dengan jejas listri---------------------5. Terdapat jejas jerat yang melingkari yang melingkari leher dengan simpul didaerah
kiri belakang yang membentuk sudut keatas--------------------------------------------------Pemeriksaan Dalam
1. Ditemukan resapan darah yang luas dikepala, pendarahan yang tipis dibawah selaput
2.
3.
4.
5.

otak, sembab otak besar--------------------------------------------------------------------------Tidak terdapat resapan kulit leher--------------------------------------------------------------Sedikit resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri----Sedikit busa halus didalam saluran nafas------------------------------------------------------Sedikit bintik-bintik pendarahan dipermukaan kedua paru dan jantung-------------------

KESIMPULAN :-----------------------------------------------------------------------------------------Korban datang dengan status mati somatis, setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tandatanda kekerasan benda tumpul seperti: pada bagian wajah didapatkan memar dan bengkak
menunjukkan hasil pemukulan, pada punggung didapatkan railway hematome menunjukan
adanya pemukulan dari benda yang panjangnya dan keras seperti rotan atau kayu, resapan
darah dikepala karena terdapat kekerasan benda tumpul dikepala. Pada paha dan sekitar
kemaluan ditemukan luka bakar berbentuk bundar dengan diameter kira-kira 1 cm diduga
akibat sudutan benda berbentuk silinder panas diduga adalah sudutan rokok. Pada ujung penis
ditemukan bakar sesuai dengan jejas listrik. Terdapat jejas jerat melingkari leher dengan
simpul di daerah kiri belakang yang membentuk sudut ke atas, penekanan bisa dari benda
asing berupa tali, ikat pinggang, kain dan sebagainya. Resapan darah yang luas di kulit kepala
menandakan cedera kepala oleh benda tumpul. Sembab otak besar menandakan adanya
cedera pada otak / Traumatic brain injury (TBI), penyebab tersering TBI adalah kecelakaan
lalu lintas dan dipukul dengan suatu objek. Sehingga, edema otak/sembab otak dapat
menandakan adanya trauma tumpul pada kepala. Patah os cricoid kiri. Fraktur pada os hyoid
dan kornu superior rawan gondok yang unilateral lebih sering terjadi pada pencekikan,
namun semuanya tergantung pada besar tenaga yang dipergunakan saat pencekikan.

Lanjutan VER No.01/VR/I/2016


Halaman 3 dari 3 halaman

Busa halus di saluran pernapasan adalah kelainan yang umum ditemukan pada pembedahan
jenasah korban mati akibat asfiksia disertai dengan adanya bintik-bintik pendarahan
dipermukaan kedua paru dan jantung. Sebab kematian adalah adanya pendarahan di otak dan
kekerasan tumpul di leher hingga penyebabkan asfiksia pada korban. Demikianlah saya
uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat
sumpah sesuai dengan KUHAP..------------------------------------------------------------------------Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan memuat penegasan bahwa pemeriksaan
dilakukan dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, menggunakan pengetahuan setinggitingginya, serta mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP)
Dokter Pemeriksa,

dr.__________, SpF

Anda mungkin juga menyukai