Anda di halaman 1dari 77

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat

menyelesaikan

penyusunan

buku

Meningkatkan

Akreditasi SMK.
Buku ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan dengan harapan dapat memberikan
pengetahuan dan manfaat tentang ilmu tertentu yang salah
satunya adalah sekilas tentang cara Meningkatkan Akreditasi
SMK.
Selama proses penyusunan buku ini kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Terima kasih kami
ucapkan kepada Bapak Ketut Ima Ismara selaku Dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan di Jurusan
Pendidkan Teknik Elektro, dan kepada keluarga yang selalu
mendukung kami, serta teman-teman mahasiswa kelas E
Pendidikan Teknik Mekatronika 2015 yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu dalam penyelesaian buku
ini.
Penyusun senantiasa menantikan kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan
buku ini di masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

bermanfaat untuk memberikan wawasan serta pengetahuan


tentang akreditasi SMK yang ada di Indonesia.

Sleman, 7 Mei 2016

Penyusun

ii

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II Dasar Teori

A. Akreditasi SMK

B. Analisis SWOT

C. Faktor M10P

19

D. Analisis POAC

23

BAB III Pembahasan

37

A. Hasil Wawancara dan Observasi

37

B. Analisis SWOT

41

1. Strength ( Kekuatan )

41

2. Weakness ( Kelemahan )

42

3. Opportunity ( Peluang )

43

4. Threat ( Tantangan )

44

C. M10P dari Akreditasi SMK

46

1. Man

47

2. Money

48

3. Machine

49

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

iii

4. Materi

50

5. Management

51

6. Media

52

7. Memory

53

8. Minute

54

9. Market

55

10. Methods

56

11. Place

57

D. Kaitan POAC dengan Akreditasi SMK


1. Planning

58

2. Organizing

59

3. Actuating

61

4. Controling

62

BAB IV Penutup

iv

58

64

Kesimpulan

64

Saran

65

Daftar Pustaka

66

Lampiran

68

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan

adalah

sarana

mencerdaskan

kehidupan bangsa, oleh karena itu dibutuhkan sistem


pendidikan

yang

pendidikan

harus

bermutu

dan

sesuai

berkualitas.

dengan

apa

Mutu
yang

direncanakan dan apa yang diharapkan, maka perlu


adanya

standar

peningkatan
merupakan

mutu
salah

yang

dijadikan

pendidikan
satu

acuan.
secara

program

Upaya
nasional

yang

sedang

dilaksanakan oleh pemerintah. Upaya ini diarahkan agar


setiap lembaga pendidikan selalu berupaya untuk
memberikan jaminan mutu layanannya kepada pihakpihak

yang

berkepentingan.

Untuk

itu

mulai

dilakukannya akreditasi bagi setiap lembaga pendidikan


untuk meninjau mutu atau kualitas dari lembaga
pendidikan tersebut, terutama akreditasi pada sekolah
menengah kejuruan.
Akreditasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara
sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi
diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan
kelayakan mutu, serta kualitas dari sekolah menengah
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

kejuruan tersebut. Kegunaan dari Akreditasi sekolah


menengah kejuruan, antara lain : untuk pengetahuan,
yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan
& kinerja SMK dilihat dari berbagai unsur yang terkait,
mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan.
Akuntabilitas, yakni agar sekolah menengah kejuruan
dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang
diberikan

memenuhi

harapan.

Kepentingan

pengembangan, yakni agar sekolah menengah kejuruan


dapat

melakukan

pengembangan

peningkatan

berdasarkan

kualitas

masukan

atau

dari

hasil

akreditasi.
Akreditasi

akan

mempermudah

sekolah

menengah kejuruan dalam mengajukan bantuan dari


pemerintah, dan sekolah menengah kejuruan dapat
menghasilkan siswa yang berkompeten yang akan
mempermudah siswa dalam mencari kerja. Akreditasi
SMK

dalam

prosesnya

masih

terdapat

berbagai

permasalahan, dengan contoh kurangnya pengetahuan


tentang prosedur dalam meningkatkan akreditasi SMK
dari pihak sekolah, yang membuat warga sekolah
kurang memahami maksud dan manfaat dari Akreditasi
SMK, dan terkadang masih ada pihak SMK yang belum

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

mengetahui cara-cara dalam peningkatan akreditasi


SMK tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana cara meningkatkan akreditasi SMK?

2.

Apa saja prosedur dalam meningkatkan akreditasi


SMK?

C. TUJUAN
1.

Untuk mengetahui cara meningkatkan akreditasi


SMK.

2.

Untuk

mengetahui

prosedur-prosedur

dalam

meningkatkan akreditasi SMK?

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

BAB II
DASAR TEORI
A.

AKREDITASI SMK
1. Definisi dan Tujuan Akreditasi SMK
Akreditasi SMK adalah kegiatan penilaian
yang

dilakukan

oleh

Badan

Akreditasi

Nasional (BAN), untuk menentukan kelayakan


program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non-formal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk
akuntabilitas publik

yang dilakukan secara

obyektif, adil, transparan, dan komprehensif


dengan menggunakan instrumen dan kriteria
yang mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan.
Tujuan dari Akreditasi SMK adalah :
a) Memberikan informasi tentang kelayakan
Sekolah/Madrasah
dilaksanakannya

atau

program

berdasarkan

yang

Standar

Nasional Pendidikan.
b) Memberikan

pengakuan

peringkat

kelayakan.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

c) Memberikan

rekomendasi

penjaminan

mutu

pendidikan

tentang
kepada

program dan/atau satuan pendidikan yang


diakreditasi dan pihak terkait. (Sumber :
Bahan Pelatihan Asesor Akreditasi SMK
Tahun 2009).

2. Aturan-aturan dalam Akreditasi SMK


SMK dapat mengikuti kegiatan akreditasi,
apabila memenuhi aturan-aturan sebagai
berikut:
a) Memiliki Surat Keputusan Pendirian/
Operasional Sekolah.
b) Memiliki

peserta

didik

pada

semua

tingkatan kelas.
c) Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
d) Memiliki

pendidik

dan

tenaga

kependidikan.
e) Melaksanakan kurikulum yang berlaku.
f) Telah menamatkan peserta didik. (Sumber
: Bahan Pelatihan Asesor Akreditasi SMK
Tahun 2009).

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

3. Prinsip-Prinsip dalam Kegiatan Akreditasi


SMK
Akreditasi

sekolah

dilaksanakan

berdasarkan prinsip-prinsip:
a) Objektif
Akreditasi

SMK

pada

hakikatnya

merupakan kegiatan penilaian tentang


kelayakan

penyelenggaraan

pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu


SMK. Dalam pelaksanaan penilaian ini
berbagai aspek yang terkait dengan
kelayakan itu diperiksa dengan jelas
dan benar untuk memperoleh informasi
tentang kebera-daannya. Agar hasil
penilaian itu dapat menggambarkan
kondisi

yang

dibandingkan

sebenarnya

untuk

dengan kondisi

yang

diharapkan maka dalam prosesnya


digunakan

indikator-indikator

terkait

dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.


b) Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi SMK
fokus penilaian tidak hanya terbatas

pada aspek-aspek tertentu saja tetapi


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

juga

meliputi

berbagai

komponen

pendidikan yang bersifat menyeluruh.


Dengan demikian hasil yang diperoleh
dapat menggambarkan secara utuh
kondisi kelayakan SMK tersebut.
c) Adil
Dalam

melaksanakan

akreditasi,

semua SMK harus diperlakukan sama


dengan tidak membedakan SMK atas
dasar kultur, keyakinan, sosial budaya,
dan tidak memandang status SMK baik
negeri ataupun swasta. SMK harus
dilayani sesuai dengan kriteria dan
mekanisme kerja secara adil dan/atau
tidak diskriminatif.
d) Transparan
Data dan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan akreditasi SMK
seperti

kriteria,

mekanisme

kerja,

jadwal serta sistem penilaian akreditasi


dan lainnya harus disampaikan secara
terbuka dan dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukannya.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

e) Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi SMK harus dapat
dipertanggungjawabkan

baik

dari

sisi

penilaian maupun keputusannya sesuai


aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
(Sumber

Bahan

Pelatihan

Asesor Akreditasi SMK Tahun 2009).


B.

ANALISIS SWOT

Analisis SWOT
( Sumber : www.teropongbisnis.com )

Menurut David (Fred R. David, 2008) analisis

SWOT adalah metode perencanaan strategis yang


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),


kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland (1997)
Analisis

SWOT

adalah

instrumen

perencanaaan

strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka


kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan
ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong
para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa
saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert
Humphrey yang melakukan penelitian di Stamford
University pada tahun 1960-1970 dengan analisa
perusahaan yang bersumber dalam Fortune500. Analisa
ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard


Business School. Saat pertama kali digunakan terdapat
beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang
dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak
menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin
bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan
yang telah dilakukan.
Hasil

analisis

biasanya

adalah

arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan


dan menambah keuntungan
sambil

mengurangi

dari peluang yang ada,

kekurangan

dan

menghindari

ancaman. Analisis SWOT jika digunakan dengan benar


akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan
sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang
menganalisis sebuah organisasi akan memandang
berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi,
karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang
akan memberikan output berupa arahan dan tidak
memberikan solusi ajaib dalam sebuah permasalahan.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis

10

mempengaruhi

dan

memilah

keempat

berbagai
faktornya,

hal

yang

kemudian

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana


aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu

mengambil

keuntungan

(advantage)

dari

peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara


mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses)

yang

mampu

membuat

ancaman

(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah


ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk
mengenali

tingkat

kesiapan

setiap

fungsi

dari

keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai


sasaran

yang

telah

ditetapkan.

Analisis

SWOT

dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap


fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat
kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap
fungsi.
Proses analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktorfaktornya berlaku ketentuan berikut: a). Untuk tingkat
kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

11

kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai


sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor
internal atau peluang bagi faktor eksternal. b). tingkat
kesiapan

yang

memenuhi

kurang

kriteria

memadai,

kesiapan

artinya,

minimal,

tidak

dinyatakan

sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman


bagi faktor eksternal.
Untuk penentuaan kriteria kesiapan, memerrlukan
kecermatan,

kehati-hatian,

pengetahuan,

dan

pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran


kesiapan yang tepat. Kelemahan atau ancaman yang
dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal
yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai,
disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi yang
tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran
yang telah ditetapkan diduga tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan
tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap
menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkahlangkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya
merupakan

tindakan

mengatasi

kelemahan

atau

ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.


Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui

12

analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah memilih


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni


tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang
tidak

siap

menjadi

fungsi

yang

siap

dan

mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.


Analisis SWOT dalam Dunia Pendidikan
Kondisi dan potensi antar sekolah berbeda-beda,
sehingga analisis SWOT dan alternatif langkah-langkah
pemecahan

persoalannya

pun

dapat

berbeda,

disesuaikan dengan kesiapan sumber daya manusia


dan sumber daya lainnya di sekolah tersebut. Sangat
dimungkinkan

suatu

sekolah

mempunyai

langkah

pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk


mengatasi persoalan yang sama.

Matriks Analisis SWOT


( Sumber : www.kompasiana.com )

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

13

a.

Strengths (kekuatan)
Keunggulan yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut.
Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan
harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau
hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang
dapat

membuat

sekolah

pesaing-pesaingnya

tersebut

serta

unggul

dapat

dari

memuaskan

steakholders maupun pelanggan (peserta didik,


orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara
lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang
positif,

keunggulan

kedudukan

di

masyarakat,

loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak


yang

berkepentingan.

Keunggulan

lembaga

pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu


sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar,
hanya

saja

perlu

pembenahan

dari

kualitas,

antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat


tinggi,

didukung

dengan

sarana

prasarana

pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor

14

keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

masyarakat akan sifat transendental sangat tinggi,


dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses
pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali
kekuatan dasar lembaga tersebut sebagai langkah
awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis
kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting.
Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi
adalah

sebuah

langkah

besar

untuk

menuju

kemajuan bagi lembaga pendidikan.

b.

Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala
sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana
sebagai
pendidikan

penentu
bisa

kebijakan

dalam

meminimalisasi

lembaga
kelemahan-

kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut


menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh
lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat
berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana,
kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya
kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara
hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau
dunia usaha dan industri dan lain-lain
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

15

Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan


yang harus segera dibenahi oleh para pengelola
pendidikan, antara lain yaitu:
1)

Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan

2)

Sarana dan prasarana yang masih sebatas


pada sarana wajib saja

3)

Lembaga pendidikan swasta

yang

pada

umumya kurang bisa menangkap peluang,


sehingga

mereka

hanya

puas

dengan

keadaan yang dihadapi sekarang ini.


4)

Output pada lembaga pendidikan yang belum


sepenuhnya bersaing dengan output lembaga
pendidikan yang lain dan sebagainya.

c.

Opportunities (peluang)
Peluang

adalah

suatu

kondisi

lingkungan

eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi


formulasi

dalam

lembaga

pendidikan.

Situasi

lingkungan tersebut misalnya:


1)

Kecenderungan

penting

yang

terjadi

dikalangan peserta didik.


2)

Identifikasi suatu layanan pendidikan yang


belum mendapat perhatian.

16

3)

Perubahan dalam keadaan persaingan.


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

4)

Hubungan

dengan

pengguna

atau

pelanggan dan sebagainya.


Peluang

pengembangan

dalam

lembaga

pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:


1) Di era yang sedang krisis moral dan krisis
kejujuran seperti ini diperlukan peran serta
pendidikan agama yang lebih dominan.
2) Pada kehidupan masyarakat kota dan modern
yang

cenderung

konsumtif

dan

hedonis,

membutuhkan petunjuk jiwa, seperti kajiankajian agama. Ini menjadi salah satu peluang
bagi pengembangan lembaga pendidikan

ke

depan.
3) Secara

historis

dan

realitas,

mayoritas

penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan


merupakan komunitas muslim terbesar

di

seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat


strategi

bagi

pentingnya

manajemen

pengembangan lembaga pendidikan.


d.

Threats (ancaman)
Ancaman

merupakan kebalikan

dari

sebuah

peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan


yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan.

Sebuah

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

ancaman

yang

tidak

17

ditanggulangi akan menjadi sebuah penghalang atau


penghambat bagi maju dan peranannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman
tersebut adalah minat peserta didik baru yang
menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah,
kurangnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap

lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.

Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:


1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan
lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan
lingkungan eksternal Perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam
lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara
lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan
dalam menjalankan bisnis dihadapkan dengan
para pesaingnya.

18

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

C. FAKTOR M10P

Faktor M10P
( Sumber : devops.com )
Tugas pokok dari manajemen adalah agar dapat
dijalankan dengan efisien, atau untuk mendapatkan
cara bagaimana sebaiknya tindakan kita dalam suatu
usaha agar dengan sumber daya yang ada dapat
diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. G.R Terry
menyebutkan tools of management dan lebih dikenal
dengan sebutan the six Ms in management (6 M
didalam manajemen) yaitu
1. Man (Manusia)
Manusia merupakan unsur mutlak dan yang
terpenting didalam manajemen. Manajemen tidak
akan berjalan tanpanya, karena manusia sebagai
sumber tenaga kerja utama. Manajemen, manusia
dibedakan menjadi dua golongan yaitu yang dipimpin
dan yang memimpin.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

19

2. Money (Uang)
Merupakan sarana terpenting setelah manusia,
dimana dalam kegiatannya, dapat dipastikan mereka
membutuhkan uang.
3. Materi (Bahan)
Bahan-bahan juga penting dalam manajemen.
Bahan-bahan itu dapat berupa bahan mentah, bahan
setengah jadi maupun bahan jadi.
4. Methods (Metode)
Metode adalah cara pelaksanaan kerja. Metode
kerja yang baik adalah yang sederhana, mudah, dan
dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan.
5. Machine (Mesin)
Dewasa
meningkat

ini,

penggunaan

seiring

Penggunaan

dengan

mesin

mesin

kemajuan

biasanya

semakin
teknologi.

dilakukan

untuk

mencapai efesiensi kerja dimana mesin-mesin itu


dapat

mempermudah,

mempercepat

proses

memperlancar,
kerja

sehingga

dan
dapat

membawa banyak keuntungan maksimal.


6. Market (Market)
Pasar merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam setiap dunia usaha yang memiliki motif untuk

20

memperoleh laba, karena jatuh bangunnya suatu


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

usaha tergantung pada bagaimana pemasarannya


terhadap konsumen.

Namun

dalam

pelaksanaan

manajemen,

ada

beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan agar


system manajemen berjalan lancar, antara lain :
1. Memori
Daya ingat dari pelaku manajemen dengan
proses dimana informasi disimpan dan diambil.
2. Management
Manajemen dalam bisnis dan organisasi adalah
fungsi yang mengkordinasikan upaya orang untuk
mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif.
Manajemen

meliputi

perencanaan,

pengorganisasian, staffing, memimpin/mengarahkan,


dan mengendalikan suatu organisasi untuk mencapai
tujuan atau target
3. Media
Media adalah komunikasi outlet kolektif atau alat
yang

digunakan

untuk

menyimpan

dan

menyampaikan informasi atau data. Hal ini baik


terkait dengan media komunikasi, atau media massa

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

21

seperti media cetak, pers, fotografi, iklan, bioskop,


radio, televisi, dan penerbitan.
4. Minute
Waktu adalah kuantitas komponen berbagai
pengukuran yang digunakan untuk urutan peristiwa,
urutan membandingkan durasi kejadian atau interval
untuk mengukur tingkat perubahan jumlah dalam
realitas material atau dalam pengalaman sadar.
Waktu juga sering disebut sebagai dimensi keempat,
bersama dengan tiga dimensi ruang
5. Place
Menurut Sumaatmadja (1981:118), lokasi suatu
benda dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat
memberikan kejelasan pada benda atau gejala
geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi.
Pada studi geografi, lokasi merupakan variable
penting yang dapat mengungkapkan berbagai hal
tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi
sangat erat kaitannya dengan jarak dipermukaan
bumi. Suatu gejala yang mempunyai nilai guna yang
tinggi jika suatu lokasi berada ditempat yang
menguntungkan.

22

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

D.

ANALISIS POAC

Analisis POAC
( Sumber : www.fakhrudinblctelkom.blogspot.com )

POAC merupakan kegiatan manajerial sumber daya


yang ada pada suatu proses organisasi yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling. Fungsi POAC
sendiri

dalam

suatu

organisasi

adalah

untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi


dalam pencapaian tujuannya. Berikut akan penjelasaan
dari setiap bagian

POAC ( Planning, Organizing,

Actuating, dan Controlling) yaitu :


Planning
Planning

meliputi

pengaturan

tujuan

dan

mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan


tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai
fungsi utama manajemen dan meliputi segala
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

23

sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning,


manajer memperhatikan masa depan, mengatakan
Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana
kita akan melakukannya.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian
dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat
berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana.
Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan

fungsi

manajemen

yang

lain.

Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana


pekerjaan

yang

efektif

di

dalam

kepegawaian

organisasi.

Prinsip-prinsip dalam perencanaan meliputi :


a. Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan
pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi,
sebagai kriteria dasar untuk mencapai tujuan
utama perusahaan. Pencapaian tujuan selalu
tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi
organisasi terhadap perencanaan
b. Prinsip Suara dan Konsisten Premising
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan

24

lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar,


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan


pesaing, dan lain-lain. Ini lazim selama periode
pelaksanaan rencana.

Metode dalam pengambilan keputusan :


a. Metode Dasar
Metode pendekatan ini sangat simpel dan
membutuhkan

perhitungan

untuk

mendukung

analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana


masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja,
alternatif yang terbatas dan ada karakter yang
unik di lingkungan pembuatan keputusan.
b. Multi-Atribute Utility Theory (MAUT)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara
0-1 untuk membantu dalam pembuatan keputusan
di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat
digunakan sebagai pembuat keputusan.
c. Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Metode

pengambilan

keputusan

ini

menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara


matematis. Adanya skala penilaian yang telah
diketahui oleh banyak orang.
d. Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

25

MCDA umumnya mempunyai masalah yang


memiliki salah satu dari sejumlah alternatif.
Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik
dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteriadan nilai
atau skornya dibuat oleh si pembuat keputusan.
Penilaian

diberikan

dan

dijumlahkan

sesuai

masing-masing kriteria kemudian diurutkan sesuai


jumlah skor. Urutan hasil yang telah didapatkan
oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
e. Nominal Group Technic (NGT)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai
konsensus

dalam

suatu

kelompok

dalam

membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan


ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi
kemudian

memberikan

voting

dan

ranking

terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang


dipilih adalah ide yang paling banyak skornya,
yang berarti merupakan konsensus bersama.
Metode menentukan prioritas :
a) Metode

USG

(Urgent,

Seriousness,

and

Growth)
Urgent

26

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya


apabila masalah tidak segera ditanggulangi
akan semakin gawat.
Seriousness
Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila
masalah tidak diselesaikan akan berakibat
serius pada masalah lainnya.
Growth
Besar atau luasnya masalah berdasarkan
pertumbuhan atau perkembangan, artinya
apabila

masalah

tersebut

tidak

segera

diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.


b) Metode Multi Criteria Utility Assesment (MCUA)
MCUA

adalah

metode

kuantitatif

untuk

memilih intervensi terbaik di antara banyak


pilihan kandidat yang berbeda.
c) Metode Capability, Accessability, Reasiness,
and Leverage (CARL)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau
cara

yang

digunakan

untuk

menentukan

prioritas masalah jika data yang tersedia adalah


data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti
kemampuan

(capability),

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

kemudahan

27

(accessibility),

kesiapan

(readiness),

serta

pengungkit (leverage). Semakin besar skor


semakin besar masalahnya, sehingga semakin
tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Penggunaan
menetapkan
apabila

metode
prioritas

pengelola

CARL

masalah
program

untuk
dilakukan

menghadapi

hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan


masalah. Penggunaan metode ini menekankan
pada kemampuan pengelola program.
d) Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau
cara

yang

digunakan

untuk

menentukan

prioritas masalah dengan menggunakan empat


kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah
(magnitude), kegawatan masalah (emergency),
kemudahan

penanggulangan

masalah

(causability), dan faktor yang menentukan


dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL
factor).

Tujuan

Metode

Hanlon

adalah

meningkatkan pemahaman dan keterampilan


peserta

dalam

meningkatakan

penentuan

masalah.

28

Implementasi perencanaan :
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Organizing
Organizing

adalah

proses

dalam

memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap


sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana
dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan
setiap aktivitas, membagi pekerjaan ke dalam
setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa
yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah
pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa

subdivisi

lainnya.

Misalnya

kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber


daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepegawaian adalah suatu aktifitas
utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai
fungsi yang terpisah dari organizing.
Proses pengorganisasian dapat dilakukan
secara efisien jika manajer memiliki pedoman
tertentu

sehingga

mereka

dapat

mengambil

keputusan dan dapat bertindak. Prinsip-prinsip


organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang
manajer untuk mengatur secara efektif :
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

29

a. Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip spesialisasi, pekerjaan
harus dibagi di antara bawahan atas dasar
kualifikasi,
Melalui

kemampuan

pembagian

organisasi

yang

dan

kerja

efektif.

keterampilan.
dapat

dicapai

Pembagian

kerja

adalah pemecahan tugas kompleks menjadi


komponen-komponennya

sehingga

setiap

orang bertanggung jawab untuk beberapa


aktivitas terbatas, bukannya tugas secara
keseluruhan.
Tidak semua orang secara fisik dan
psikologi mampu melaksanakan semua yang
bersifat

tugas

anggapan

kompleks,

seseorang

bahkan

dapat

dengan

memperoleh

semua keterampilan yang diperlukan untuk


melaksanakan
pekerjaan

tugas

menciptakan

tadi.
tugas

Pembagian
yang

lebih

sederhana dapat dipelajari dan diselesaikan


dengan relatif cepat.
Hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap
orang menjadi pakar dalam pekerjaan tertentu.
Tindakan ini menciptakan variasi pekerjaan,

30

orang dapat memilih atau ditugaskan pada


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

suatu posisi yang sesuai dengan bakat dan


minat mereka.
b. Prinsip Definisi Fungsional
Menurut prinsip ini, semua fungsi harus
benar dan jelas kepada manajer dan bawahan.
Hal

ini

dapat

dilakukan

dengan

jelas

mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab,


wewenang dan hubungan orang terhadap satu
sama lain. Klarifikasi dalam otoritas,tanggung
jawab, membantu dalam mencapai hubungan
koordinasi,

sehingga

organisasi

dapat

berlangsung efektif dan efisien. Contoh, fungsi


utama dari produksi, pemasaran dan keuangan
serta hubungan tanggung jawab wewenang
dalam departemen ini harus jelas didefinisikan
untuk

setiap

orang

agar

melekat

dalam

Pengendalian

atau

pemikiran karyawan.
c. Prinsip

Rentang

Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah
rentang pengawasan yang menggambarkan
jumlah karyawan yang dapat ditangani dan
dikontrol secara efektif oleh seorang manajer
tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

31

harus dapat menangani jumlah karyawan yang


dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil
dengan memilih baik rentang lebar atau sempit.
Ada dua jenis rentang kendali:
1) Rentang kendali yang luas adalah di mana
seorang manajer dapat mengawasi dan
mengendalikan

secara

efektif

sebuah

kelompok besar pada satu waktu


2) Rentang kendali yang sempit, pekerjaan dan
wewenang dibagi antara bawahan. Manajer
tidak

mengawasi

kelompok

besar.

dan

mengendalikan

Manajer

mengawasi

sejumlah karyawan yang dipilih pada satu


waktu.
Rantai skalar adalah rantai komando
atau otoritas yang mengalir dari atas ke
bawah. Otoritas dan tanggung jawab harus
berjalan dalam garis yang tegas dan tidak
terputus dari eksekutif tertinggi sampai yang
paling

rendah.

Sebuah

rantai

skalar

memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi


yang membantu dalam pencapaian hasil
yang efektif. Otoritas yang mengalir dari atas

32

ke bawah, menjelaskan posisi kewenangan


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

untuk manajer di semua tingkatan dan yang


memfasilitasi organisasi yang efektif.
d. Prinsip Kesatuan Perintah
Prinsip ini menyiratkan satu bawahan
satu hubungan yang superior. Setiap bawahan
bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal
ini membantu dalam menghindari kesenjangan
komunikasi dan kesimpangan tanggung jawab.
Atasan yang lebih tinggi memberikan perintah
kepada para bawahan yang berada dalam
hierarki organisasi, seyogianya hal itu dilakukan
melalui atasan langsung kepada orang yang
bersangkutan.
Actuating
Actuating

adalah

peran

manajer

untuk

mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan


organisasi.

Actuating

adalah

implementasi

rencana, berbeda dariplanning dan organizing.


Actuating membuat urutan rencana menjadi
tindakan dalam dunia organisasi. Tanpa tindakan
nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau
impian yang tidak pernah menjadi kenyataan.
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya
adalah menggerakkan, suatu tindakan untuk
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

33

mengupayakan agar semua anggota kelompok


berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
tujuan organisasi. Actuating bertujuan untuk
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan
sendirinya dengan penuh kesadaran secara
bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Actuating

merupakan

upaya

untuk

merealisasikan suatu rencana. Berbagai arahan


dengan

memotivasi

setiap

karyawan

untuk

melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang


sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab.
Actuating tidak lepas dari peranan kemampuan
leadership.
Prinsip-prinsip actuating meliputi :
1. Pelaksanaan dan Penugasan
Langkah lanjutan dari penetapan program
kerja

pengawasan

adalah

pelaksanaan

pengawasan dalam bentuk pemberian tugas.


Tujuan

utama

penugasan

adalah

untuk

mencapai keseimbangan antara beberapa


faktor: persyaratan dan kualifikasi personal,
keseimbangan untuk pengembangan profesi,

34

dan lain-lain.
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

2. Pengawasan Pengelolaan Dana


Pengelolaan terhadap dana atau anggaran
yang

digunakan

oleh organisasi

penting

dilakukan agar dana tidak disia-siakan.


3. Penyediaan

dan

Pemanfaatan

Sarana

Pengawasan
Pengawasan juga membutuhkan saran dan
alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau
kerja anggota organisasi atau pekerja.
4. Dokumentasi Pengawasan
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti
yang

nyata

kesalahan

bila

dalam

terjadi

pelanggaran,

melakukan aktivitas

di

dalam organisasi.
Controlling
Pengawasan ( Controlling ) adalah proses
pengamatan, penentuan standar, menilai kinerja
pelaksanaan, dan mengambil tindakan korektif,
sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan
maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.
Akan dibutuhkan pengontrolan yang optimal, baik
itu dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

35

dan audit, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai


dengan

yang

diharapkan.

Tujuan utama dari kegiatan pengawasan adalah


menciptakan kegiatan-kegiatan manajemen yang
dinamis dan terwujud secara efektif dan efisien.
Controlling memiliki beberapa fungsi utama :
Mencegah terjadinya penyimpangan,
Memperbaiki kelemahan dan kesalahan, serta

menindak

penyalahgunaan

dan

penyelewengan,
Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan

dalam manajemen,
Memperkuat rasa akan tanggung jawab tiap

individu,
Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan

menyimpang dari perencanaan atau standar


yang telah ditetapkan.

36

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara dan Observasi
Proses

wawancara

dan

observasi

tentang

Akreditasi SMK dilaksanakan di SMK N 2 Wonosari.


Berikut hasil wawancara dan observasi :
Hasil wawancara untuk meningkatkan akreditasi
sekolah yang diadakan di SMK N 2 Wonosari,
didapat bahwa dalam memenuhi akreditasi tersebut
diperlukan tahapan-tahapan yang terencana agar
akreditasi
diharapkan.

bisa

berjalan

Sekolah

sesuai

yang

akan

dengan

yang

meningkatkan

akreditasi harus memenuhi syarat yang ditentukan.


Syarat itu meliputi pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh badan akreditasi sekolah, pertanyaan
tersebut terdiri dari 185 pertanyaan dengan 8 aspek
meliputi :
1) Standar Isi
2) Standar Proses
3) Standar Kompetensi Lulusan
4) Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan
5) Standar Sarana dan Prasarana
6) Standar Pengelolaan
7) Standar Pembiayaan
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

37

8) Standar Penilaian
Pemenuhan syarat Akreditasi pada sekolah yang
bersangkutan harus memiliki bukti fisik, foto, benda
maupun media yang bersangkutan dengan Standar
Isi tersebut.
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor

087/U/2002

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional sekolah harus meningkatkan mutu dan


kualitas dari layanan yang diberikan untuk peserta
didik, dan harus bisa menjaga nama baik sekolah
tersebut. Prestasi-prestasi yang didapatkan oleh
siswa juga bisa membantu menunjang kualitas
sekolah

tersebut.

Sekolah

dapat

memberikan

jaminan kepada publik bahwa layanan pendidikan


yang diberikan sudah memenuhi standar pendidikan
nasional. Karena adanya keterkaitan satu sama lain
antara sekolah dan siswa.
Prosedur dalam meningkatkan akreditasi sekolah
menengah kejuruan (SMK) itu meliputi:
Tabel 1. Prosedur Akreditasi SMK
Langkah BAP-S/M
1

jumlah
madrasah

38

menyusun
dan
yang

perencanaan

alokasi
akan

sekolah/
diakreditasi

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

dengan koordinasi Disdik dan Kanwil


Kemenag Provinsi.
Langkah BAP-S/M
2

sekolah/

mengumumkan
madrasah

untuk

kepada
mendaftar

akreditasi melalui Disdik/Kab/Kota dan


Kanwil/Kankemenag.
Langkah Disdik
3

Prov/Kab/Kota

Kanwil/Kankemenag

dan

meng-usulkan

sekolah/madrasah

yang

akan

diakreditasi.
Langkah BAP-S/M
4

menyampaikan

Perangkat

Akreditasi kepada sekolah/madrasah.

Langkah Sekolah/madrasah mengisi Instrumen


5

Data dan Informasi Pendukung dan


Instrumen Akreditasi.

Langkah Sekolah/madrasah
6

mengirimkan

isian

Instrumen Akreditasi kepada BAP-S/M.

Langkah BAP-S/M bersama asesor melakukan


7

evaluasi

isian

dokumen

instrumen

untuk

dan

audit

merekomendasikan

kelayakan sekolah/madrasah yang akan


divisitasi.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

39

Langkah BAP-S/M
8

menetapkan

kelayakan

sekolah/ madrasah.

Langkah BAP-S/M menugaskan asesor melak9

sanakan visitasi ke sekolah/madrasah.

Langkah BAP-S/M
10

melakukan

verifikasi

hasil

menetapkan

hasil

dan

rekomendasi akreditasi

Langkah BAP-S/M
13

hasil

visitasi.

Langkah BAP-S/M
12

validasi

visitasi.

Langkah BAP-S/M
11

melakukan

menerbitkan

sertifikat

akreditasi.

Langkah BAP-S/M melaporkan data (raw data)


14

dan hasil akreditasi kepada BAN-S/M


dan pihak terkait.

Langkah BAP-S/M
15

mensosialisasikan

hasil

akreditasi kepada masyarakat.


( Sumber : www.ban-sm.or.id )

40

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

B. Analisis SWOT
1. Strength ( Kekuatan )

Kekuatan dalam SWOT


( Sumber : www.ibu-zahraa.blogspot.com )
Adanya

akreditasi

persaingan

dalam

lebih

menambah

peningkatan

mutu

pendidikan pada masing-masing lembaga


pendidikan.
Sistem

pendidikan

perbaikan

pada

menuntut

adanya

masing-masing

lembaga

pendidikan baik dari segi sumber daya


manusia maupun sarana dan prasarana serta
kelengkapan administrasi.
Minat

masyarakat

terhadap

lembaga

pendidikan yang terakreditasi semakin tinggi

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

41

2. Weakness ( Kelemahan )

Kelemahan dalam SWOT


( Sumber : www.insanayu.com )
Biaya

yang

akreditasi
sangat

diperlukan

relatif

besar,

memberatkan

dalam

proses

sehingga

dirasa

bagi

lembaga

pendidikan.
Kurang luasnya lokasi lembaga pendidikan
dan juga sarana dan prasarana yang tidak
memadai, baik dari segi gedung maupun
buku

kepustakaan

sebagai

bahan

ajar

penunjang pembelajaran.

42

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Banyaknya guru yang tidak siap untuk


menerima kurikulum baru atau banyak yang
tidak menguasai dan masih terpengaruh oleh
kurikulum lama.
Banyak

lembaga

pendidikan

yang

menyepelekan akreditasi sekolah dan lebih


menekankan untuk mendapatkan sertifikat
tanpa memperhatikan kualitas selanjutnya.
Sering

adanya

data-data

fiktif

dalam

pengisian instrument akreditasi, (data yang


digunakan).
3. Opportunity ( Peluang )

Peluang dalam SWOT


( Sumber : www.tintawibi.blogspot.com )

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

43

Arus informasi yang semakin tak terbendung


merupakan konsekuensi dari globlalisasi yang
merambat seluruh sektor kehidupan termasuk
juga pendidikan.
Rendahnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap hasil yang diperoleh dari sistem


pendidikan, lulusan tidak berkompeten dan
tidak siap kerja.
Masih berkembangnya paradigma bahwa
hanya lulusan dari sekolah yang terakreditasi
yang berkompeten.
Kurangnya

kesadaran

masyarakat

untuk

memberdayakannya diri dan lingkungannya


sebagai sarana dalam pendidikan.
4. Threat ( Tantangan )

Tantangan dalam SWOT


( Sumber : www.clipartpanda.com )

44

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Semakin

terbukanya

pasar

bebas

yang

menyebabkan arus emigrasi dan imigrasi


semakin

besar

sehingga

mempengaruhi

proses akreditasi sekolah.


Banyaknya

assessor

lembaga

pendidikan

subjektivitas

yang

meluluskan

dengan

masing-masing

dalih

assessor,

sehingga dengan sangat mudahnya Badan


Akreditasi Sekolah mengeluarkan sertifikat
kelulusan akreditasi dengan nilai yang sangat
bagus tanpa memperhatikan kualitas lembaga
pendidikan tersebut.
Kultur birokrasi yang tidak transparan dalam
penyelenggaraan prosedur akreditasi.

Tabel 2. Rangkuman Analisis SWOT


Strength

Adanya akreditasi lebih menambah

( Kekuatan )

persaingan dalam peningkatan mutu


pendidikan

pada

masing-masing

lembaga pendidikan.

Weakness

Biaya yang diperlukan dalam proses

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

45

( Kelemahan ) akreditasi relatif besar, sehingga dirasa


sangat memberatkan bagi lembaga
pendidikan.

Opportunity
( Peluang )

Masih

berkembangnya

paradigma

bahwa hanya lulusan dari sekolah


yang terakreditasi yang berkompeten.

Threat
( Tantangan )

Kultur birokrasi yang tidak transparan


dalam

penyelenggaraan

prosedur

akreditasi.

C. M10P dari Akreditasi SMK


Pelaksanaan akreditasi sekolah menengah kejuruan,
memerlukan
manajemen,

komponen-komponen
seperti

halnya

M10P.

inputan
M10P

dari

akreditasi sekolah menengah kejuruan adalah semua


sarana manajemen yang bersangkutan atau terlibat
dalam proses akreditasi sekolah menengah kejuruan.

46

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

1. Man

Guru (Man) dari M10P


( Sumber : www.sdmuhsokonandi-yog.sch.id )
Man disini berarti orang yang terlibat dalam
proses

akreditasi

kejuruan

sekolah

yaitu

sekolah,wakil

kepala

menengah

guru,siswa/i,komite
sekolah

urusan

kesiswaan.
Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
pada proses akreditasi sekolah berperan
sebagai
akreditasi

koordinator
dengan

antara
seluruh

badan
pengurus

sekolah.
Guru yang bersangkutan dalam akreditasi
disini berperan sebagai tim khusus yang
membahas persiapan akreditasi.
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

47

Komite Sekolah memiliki peranan sebagai


pengelola

dari

anggaran

dana

yang

digunakan dalam proses pengakreditasian


sekolah.
Siswa juga termasuk dari salah satu objek
penilaian dari mutu dan kualitas sekolah
yang

akan

diakreditasi,

sebab

baik-

buruknya siswa itu akan menunjukkan


kualitas pendidikan sekolah tersebut.
2. Money

Anggaran biaya (Money) dalam M10P


( Sumber : www.bi.go.id )
Money yang artinya uang, bahwa dalam
proses

48

akreditasi

sekolah

menengah

kejuruan membutuhkan dana berupa uang

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

yang digunakan untuk keperluan yang


dibutuhkan

selama

proses

akreditasi

sekolah menengah kejuruan.


Anggaran

dana

pengeluaran

sekolah

dikelola oleh komite sekolah.


3. Machine

Mesin di SMK (Machine)


( Sumber : www.event.ditpsmk.net )
Machine adalah semua peralatan atau
fasilitas pendukung pembelajaran, dalam
hal ini semua fasilitas yang terdapat
disekolah akan dinilai kelengkapan serta
kualitas dari fasilitas tersebut.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

49

Peralatan atau fasilitas sekolah yang tidak


lengkap

atau

tidak

layak,

akan

mempengaruhi dari penilaian akreditasi.


4. Materi

Materi pelajaran dalam M10P


( Sumber : www.cmindonesia.com )
Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan
untuk

diujikan,

dipikirkan,

dibicarakan

dalam mencapai suatu kompetensi tertentu


seperti halnya materi pembelajaran dan
materi praktikum, di dalam akreditasi ini

50

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

akan dinilai apakah materi yang diberikan


itu bermutu atau sudah sesuai dengan
acuan yang ada.
5. Management

Manajemen dalam M10P


( Sumber : www.pn-slawi.go.id )
Management

disini

mengandung

arti

bahwa dalam pengakreditasian Sekolah


Menengah
memiliki

Kejuruan
prosedur

prosedur

tersebut

(SMK)
yang

itu

baik,

pasti

harus
dalam

tercantum

manajemen yang diperlukan, maka dari itu


SMK

sebaiknya

manajemen

yang

sudah
sesuai

memiliki
dengan

pengakreditasian.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

51

6. Media

Media pembelajaran dalam M10P


( Sumber : www.publish.illinois.edu )
Media

disini

penyampaian

lebih

mengacu

akreditasi

kepada
sekolah

menengah kejuruan.
Media bisa meliputi media massa serta
media lainnya.
Hal ini bertujuan agar semua warga sekolah
dapat mengetahui adanya akreditasi.

52

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

7. Memory

Memori diri manusia dalam M10P


( Sumber : www.semel.ucla.edu )
Memory

disini

lebih

menekankan

ke

pendataan-pendataan akreditasi sekolah


menengah kejuruan.
Data-data
persiapan

disini

meliputi

akreditasi,

daftar

daftar

tim

anggaran

biaya yang digunakan untuk akreditasi,


serta data-data lainnya yang berhubungan
dengan penilaian akreditasi.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

53

8. Minute

Waktu yang digunakan dalam M10P


( Sumber : www.scanvine.com )
Minute yang berarti waktu, bahwa dalam
proses

pengakreditasian

menengah

kejuruan

memiliki

sekolah
batasan

waktu keberlangsungannya dimulai dari


pemberitahuan,
hingga

pendaftaran,

pengumuman

hasil

penilaian,
evaluasi

akreditasi.

54

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

9. Market

Pemasaran SDM dalam M10P


( Sumber : kreitlowcorner.blogspot.com )
Market atau pemasaran, disini memiliki
maksud

bahwa

tanggungjawab

sekolah
untuk

memiliki
mencarikan

pekerjaan bagi alumni lulusan sekolah.


Akreditasi sekolah menengah kejuruan yang
baik, akan membantu lulusan sekolah
menengah

kejuruan

pekerjaan.
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

dalam

mencari

55

10. Methods

Metode-metode dalam M10P


( Sumber : www.natcom.org )
Methods

yaitu

metode-metode

yang

diterapkan dalam meningkatkan akreditasi


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Metode yang biasanya digunakan dalam
akreditasi adalah metode

56

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

11. Place

Tempat dalam M10P


( Sumber : www.linfield.edu )
Place yang berarti tempat, dalam hal ini
berhubungan dengan ruang lingkup yang
ada disekolah yang akan dievaluasi oleh
badan

akreditasi

sekolah

menengah

kejuruan.
Ruang lingkup meliputi ruang praktikum,
ruang kelas, dan ruang guru/staff, serta
ruangan-ruangan

yang

berada

dalam

lingkup sekolah.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

57

D. Kaitan POAC dengan Akreditasi SMK


1. Planning

Perencanaan-perencanaan
( Sumber : www.dreamstime.com )
Perencanaan dalam akreditasi Sekolah
Menengah Kejuruan lebih mengutamakan
rencana-rencana agar dalam penilaian
misalnya di SMK N 2 Wonosari bisa
mendapatkan hasil yang maksimal dan
akreditasinya akan meningkat menjadi
lebih baik lagi.
Perencanaan-perencanaan

yang

telah

dipersiapkan oleh sekolah tersebut antara


lain:

58

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Pemberdayaan

setiap

guru

yang

bersangkutan dengan jurusan yang


akan

diakreditasi,

mereka

akan

diupayakan untuk menjadi tim khusus


yang mengurusi proses sebelum dan
sesudah penilaian akreditasi Sekolah
Menengah Kejuruan.

Setelah

terbentuk

sekolahpun

tim

menyiapkan

khusus,
arsip-arsip

yang berhubungan dengan penilaian


akreditasi sekolah tersebut.
2. Organizing

Organizing dalam POAC


( Sumber : www.newlabor.org )

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

59

Organizing adalah proses dalam memastikan


kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya
tersedia

untuk

menjalankan

mencapai tujuan yang


organisasi.

Setelah

rencana

dan

berhubungan dengan

rencana

telah

tersusun

diperlukan organizing dalam menjalankan rencana


yang

telah

ada.

Organizing

penugasan setiap aktivitas

juga

meliputi

dengan membagi

pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik,


dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk
mengerjakan beberapa tugas, secara jelas telah
terpaparkan dari tim khusus yang telah dibentuk,
yang telah di ketuai oleh salah satu guru yang
bersangkutan, setelah itu setiap orang yang telah
terpilih di tim khusus akan diberikan jobdesk untuk
dilaksanakan sebaik mungkin agar akreditasi nanti
bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

60

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

3. Actuating

Implementasi dalam kegiatan


( Sumber : assuyahada.wordpress.com )
Actuating adalah implementasi rencana,
berbeda dari planning dan organizing.
Actuating

membuat

urutan

rencana

menjadi tindakan dalam dunia organisasi.


Tanpa

tindakan

nyata,

rencana

akan

menjadi imajinasi atau impian yang tidak


pernah menjadi kenyataan.
Setelah pembagian tugas apabila tidak ada
tindak nyata semua itu akan sia-sia, maka
dari itu dalam memilih anggota dari tim
khusus akreditasi, pihak sekolah harus
memilih dengan sangat saksama agar
tidak ada kesalahan yang dapat membuat
penilaian akreditasi berjalan tidak lancar.
Meningkatkan Akreditasi Sekolah

61

4. Controlling

Pengawasan yang terjadwal


( Sumber : www.123rf.com )
Pengawasan adalah proses pengamatan,
penentuan standar yang akan diwujudkan,
menilai kinerja pelaksanaan, dan jika
diperlukan mengambil tindakan korektif,
sehingga
dengan

pelaksanaan
semaksimal

dapat
mungkin

berjalan
dalam

mencapai tujuan.
Pengawasan disini lebih mengutamakan
pengawasan dalam tim khu
sus tadi, apabila ada pihak anggota tim
khusus yang tidak bisa menjalankan tugas
dengan baik maka diperlukan pengawasan

62

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

yang lebih, agar permasalahan yang terjadi


dapat diminimalisir.
Saat waktunya tiba, langkah pengawasan
menjamin

pengakreditasian

berjalan

sesuai tujuan dan terlampaui semua hal


yang telah direncanakan.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

63

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan

pembahasan

yang

penyusun

lakukan dapat disimpulkan bahwa :


1) Cara meningkatkan akreditasi SMK adalah
dari pihak sekolah yang akan meningkatkan
akreditasi harus memenuhi syarat yang telah
ditentukan oleh Badan Akreditasi Nasional
(BAN).

Syarat

pertanyaan

itu

yang

meliputi
diberikan

pertanyaanoleh

badan

akreditasi sekolah, pertanyaan tersebut terdiri


dari 185 pertanyaan dengan 8 aspek
2) Prosedur-prosedur
akreditasi

dalam

SMK

yaitu

meningkatkan
dimulai

dari

penyusunan rencana jumlah dan alokasi


SMK, pengumuman secara terbuka kepada
SMK, pengusulan daftar SMK, pengiriman
perangkat akreditasi ke SMK, lalu dilanjutkan
dengan

prosedur

yang

lainnya,

hingga

sampai pada penetapan hasil akreditasi SMK


oleh Badan Akreditasi.

64

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

B. SARAN
Kepada pihak sekolah yang mengikuti akreditasi
SMK diharapkan bisa mempelajari prosedur-prosedur
yang telah disediakan oleh Pemerintah, sehingga
dalam pelaksanaan akreditasi SMK bisa berjalan
sesuai

apa

yang

diinginkan,

dan

tidak

ada

kesalahpahaman dalam evaluasi Akreditasi yang


telah terlaksana.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

65

DAFTAR PUSTAKA

Tatang M. Amirin, dkk. (2013). Manajemen Pendidikan.


Yogyakarta: UNY Press.
Depdiknas. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis

Sekolah.

Jakarta:

Departemen

Pendidikan Nasional.
Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah. (2014).
Badan

Akreditasi

Provinsi

Sekolah/Madrasah

Yogyakarta.
Habibi. (2012). Dampak Akreditasi Sekolah. Semarang:
IKIP PGRI Semarang.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Analisis
Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kadir Abdul. (2010). Akreditasi Sekolah dan Langkah
Persiapannya. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
Departemen Pendidikan. (2005). Pedoman Akreditasi
Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan
Humaidi.

(2004).

Manajemen

Sekolah/Madrasah.

Jakarta:

Mutu

Berbasis

Pusat

Kajian

Manajemen Mutu Pendidikan.


Fokus Media Tim Redaksi. (2005). Standar Nasional

66

Pendidikan. Bandung: Fokus Media Press.


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Yazid, Syafar. (2007). Pengembangan Model Akreditasi


Sekolah. www.unila.ac.id.
Usman, Husaini. (2006). Manajemen Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Supriyono, Subakir. (2001). Manajemen Akreditasi
Sekolah. Surabaya: SIC
Slamet Umi Nur Barokah. (2005). Pengaruh Akreditasi
Sekolah dan Presepsi Guru mengenai Supervisi
Kepala Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Semarang:

Fakultas

Ilmu

Sosial

Negeri

Semarang.

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

67

LAMPIRAN
1. Peraturan

Perundang-undangan

Tentang

Akreditasi Sekolah.
Keputusan

Menteri

Pendidikan

Nasional

Nomor 087/U/2002, Tentang Akreditasi Sekolah


Menteri Pendidikan Nasional
Menimbang:
a. Bahwa

dalam

rangka

peningkatan

mutu

pendidikan perlu dilakukan akreditasi sekolah


untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah
dalam

menyelenggarakan

pelayanan

pendidikan.
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a, dipandang
perlu

menetapkan

Pendidikan

Keputusan

Nasional

tentang

Menteri
Akreditasi

Sekolah.
Mengingat:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun
Nasional

1989

tentang

(Lembaran

Sistem

Negara

Pendidikan
Tahun

1989

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor


3390).
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22

68

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


Meningkatkan Akreditasi Sekolah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,


Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839).
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional

(Propenas)

Tahun

2000-2004

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 206).


4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990
tentang Pendidikan Pra Sekolah (Lembaran
Negara Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan
Lembaran Negara 3411).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara
Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Negara

Nomor

3412)

sebagaimana

telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor


55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998
Nomor 90, tambahan Lembaran Negara 3763).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990
tentang

Pendidikan

Menengah

(Lembaran

Negara Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan


Lembaran Negara Nomor 3413) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 56 Tahun 1998 (Lembaran Negara

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

69

Tahun 1998 Nomor 91, tambahan Lembaran


Negara 3764).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991
tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran
Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3460).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang

Kewenangan

Pemerintah

dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom


(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).
9. Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000
tentang

Susunan

Organisasi

dan

Tugas

Departemen sebagaimana telah diubah terakhir


dengan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun
2001.
10. Keputusan
Nomor

Presiden

228/M

Tahun

Republik
2001

Indonesia
mengenai

Pembentukan Kabinet Gotong Royong.


11. Keputusan

Presiden

Republik

Indonesia

Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan,


Tugas,

Fungsi,

Kewenangan,

Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Departemen.

70

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

Memutuskan
Menetapkan : Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Tentang Akreditasi Sekolah.

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 - 2

BAB II Tujuan Pasal 3

BAB

III

Ruang

Lingkup

Akreditasi

Sekolah Pasal 4 - 6

BAB IV Badan Akreditasi Pasal 7 - 8

BAB V Susunan Organisasi Badan


Akreditasi Sekolah Pasal 9 - 10

BAB VI Tugas dan Fungsi Badan


Akreditasi Sekolah Pasal 11 - 15

BAB VI Penentuan Peringkat Akreditasi


Sekolah Pasal 16 - 17

BAB VII Pembiayaan Pasal 18 - 19

BAB VIII Pelaporan dan Tindak Lanjut


Pasal 20 - 21

BAB IX Ketentuan Peralihan Pasal 22

BAB X Ketentuan Penutup Pasal 23


24

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

71

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian


Penyusunan Rancangan Peraturan Perundangundangan Departemen Pendidikan Nasional
Muslikh, S.H. NIP.131479478

72

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

2. Mind Mapping Buku Manajemen Akreditasi SMK

Meningkatkan Akreditasi Sekolah

73

Anda mungkin juga menyukai