Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke menurut American Heart Association (AHA) didefinisikan sebagai
kehilangan fungsi otak serebral secara tiba-tiba karena distribusi darah ke otak
dengan gejala muncul sedikitnya 24 jam (>24 jam) atau berakhir dengan
kematian. Stroke juga didefinisikan sebagai disfungsi neurologi akut dari
pembuluh darah otak dengan tiba-tiba atau sedikitnya paling cepat (dengan
hitungan jam) yang menimbulkan tanda dan gejala. Stroke adalah penyebab
kematian kedua didunia, dan penyebab utama dari kesakitan, yang terjadi pada
usia muda hingga usia tua.1
Angka kejadian stroke terjadi sebanyak 15 juta kasus pertahun di dunia
dan sedikitnya 152.000 kali pertahun di Inggris.2,3 Stroke merupakan penyebab
kematian utama di Indonesia, menyumbang hingga 15,4% angka kematian. 4
Prevalensi penyakit Stroke tertinggi di Sulawesi Utara (10,8per mil),
Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI Jakarta
(9,7 per mil) . Insidensi stroke meningkat di negara-negara berkembang tak
terkecuali di Indonesia yang timbul akibat perubahan pola hidup. 5 Stroke yang
paling sering terjadi adalah stroke iskemik sebanyak 85% dan stroke
hemoragik sebanyak 15%. Stroke iskemik terjadi karena terhambatnya
pasokan darah yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan darah diotak.3
Tekanan darah tinggi atau yang dikenal sebagai hipertensi merupakan
faktor resiko tunggal yang sangat penting untuk terjadinya stroke. Hipertensi
meningkatkan resiko terjadinya stroke sebanyak enam kali. Menurut data
World Heart Federation (2016) menunjukkan sebanyak 50% dari stroke
iskemik disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi bila tekanan darah lebih besar
dari 140/90 mmHg. Semakin tinggi tekanan darah pasien kemungkinan stroke
akan semakin besar, karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh
darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah di otak.

Hipertensi akan menyebabkan kerusakan dari waktu kewaktu dan baru dapat
terdeteksi apabila kerusakan telah terjadi cukup besar pada pembuluh darah.2
Berdasarkan pemaparan diatas, bahwa hipertensi memiliki dampak yang
berarti dan negative terhadap kejadian stroke iskemik, dan dengan mengetahui
pengaruh hipertensi terhadap kejadian stroke iskemik, maka diharapkan dapat
mencegah terjadinya stroke iskemik. Sehingga penelitipun tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan pengaruh hipertensi terhadap
terjadinya stroke iskemik.
Daftar Pustaka
1. Kanyal N. The science of ischemic stroke: Pathophysiology and
pharmacological treatment. Internatinal J Pharma Res Rev. 2015;4(10):6584.
2. Stroke and hypertension | World Heart Federation [Internet]. [cited 2016 Dec
27]. Available from: http://www.world-heart-federation.org/cardiovascularhealth/stroke/stroke-and-hypertension/
3. Stroke Association. Stroke statistics. United Kingdom: State of Nation; 2016.
4. Kusuma Y, Venketasubramanian N, Kiemas LS, Misbach J. Burden of stroke
in Indonesia. Int J Stroke. 2009;4(5):379-80.
5. Feigin VL, Forouzanfar MH, Krishnamurthi R, Mensah GA, Connor M,
Bennett DA, Moran AE, Sacco RL, Anderson L, Truelsen T, ODonnell M,
Venketasubramanian N, Barker-Collo M, Lawes CMM, Wang W, Shinohara
Y, Witt E, Ezzati M, Naghavi M, Murray C, on behalf of the Global Burden of
Diseases, Injuries, and Risk Factors Study 2010 (GBD 2010) and the GBD
Stroke Experts Group. Global and regional burden of stroke during 1990
2010: findings from the Global Burden of Disease Study 2010. The Lancet.
2014:383:24555.

Anda mungkin juga menyukai