Anda di halaman 1dari 3

ANTARA ISTRI DAN IBU , MANA YANG

KAU UTAMAKAN
1 Juni 2012

6 Votes
Mas Didin (bukan nama sebenarnya) baru saja menikah dengan gadis Polowijen Malang
cantiknya bukan kepalang. Namun seribu kali sayang, pelitnya tidak ketulungan.
Sejak menikah, Mas Didin diharuskan menyerahkan semua gajinya pada istrinya.
Istrinyalah yang mengatur semua pengeluaran rumah tangga Istilahnya, istrinyalah yang menjadi
bendahara keluarga.
Awalnya memang tidak ada masalah, tapi sebulan berikutnya masalah itu muncul saat Ibunya
Mas Didin datang minta uang. Mas Didin yang tidak pegang uang akhirnya minta uang pada
istrinya.Tapi apa yang terjadi? Ternyata istrinya tidak mau memberi uang kepada ibu mertuanya.
Alasannya, uang belanja tidak akan cukup kalau diberikan kepada ibu mertuanya. Lha nanti
kalau beli kosmetik pakai uang siapa? Belum buat beli baju tidur? Buat beli spring bed? Buat
beli ini itu?
Akhirnya ibu mertua kecewa karena tidak diberi uang oleh menantunya, dan bernadzar tidak
akan datang ke rumah anaknya selamanya. Masyaallah.
Mas Didin yang tahu kalau ibunya tidak dikasih uang hanya diam seperti kera ketulup. Ia
bingung, apa yang harus dilakukannya? Membela ibunya sebagai bakti kepada orang tuanya
dengan kemungkinan istrinya akan memarahinya. Atau membetulkan sikap istrinya dengan
kemungkinan akan dianggap durhaka oleh ibunya.
(dikutip dari Media Umat:
Minggu I -Jumadil Ula 1428 H dengan sedikit pengeditan)
Sahabat fillah, inilah kisah yang sering dan banyak dialami oleh saudara-saudara kita, atau
bahkan kita sendiri. Sebagian di antara mereka atau kita masih bingung, mana yang harus
diprioritaskan?
Lebih penting mana? Ibu kita atau istri kita?
Suami Harus Mendahulukan Ibunya Daripada Istrinya .Sangat wajar kalau anak laki-laki meski

sudah menikah tapi tetap memperhatikan ibu dan bapaknya, bahkan ini adalah kewajiban anak
kepada orang tuanya, terutama ibu. Meski anak sudah berkeluarga dan punya rumah sendiri, ia
tetap wajib merawat orang tuanya, termasuk menafkahinya seandainya mereka memang sudah
tidak mampu bekerja lagi.
Anak laki-laki harus taat kepada ibunya, bukan istrinya. Justru istrilah yang harus patuh pada
suaminya.
Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw,
Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita? Rasulullah menjawab, Suaminya (apabila
sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?
Rasulullah menjawab, Ibunya (HR. Muslim)
Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan:
Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw, ia berkata, Ya Rasulallah, saya
memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan (meminta) harta saya
itu? Rasulullah menjawab, Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu. (HR. Ibnu Majah dan
At- Thabrani).
Ini berarti apabila orang tua membutuhkan bantuan, maka kita tidak boleh menolak, apalagi
sampai menyakiti perasaannya.
Jangan Korbankan Orang Tua Demi Istri,Meskipun Ia Cantik!
Allah Swt berfirman, dan hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu (QS. Luqman:14).
Begitu penting berbuat baik dan berterima kasih kepada kepada kedua orang tua kita, sampai
Rasulullah bersabda, Ridha Allah terdapat pada keridhaan orang tua. Dan murka Allah terdapat
pada kemurkaan orang tua (HR. Turmudzi).
Demikian tinggi kedudukan orang tua terhadap anaknya, sampai-sampai Allah baru meridhai kita
kalau orang tua ridha kepada kita. Sebaliknya, Allah akan marah kepada kita apabila kita
menyia-nyiakan orang tua. Karena itu, janganlah seorang anak laki-laki mengorbankan orang tua
demi istri, meskipun istri tersebut sangat cantik! Sebab berbakti kepada orang tua termasuk
kewajiban pokok yang perintahnya digandeng dengan perintah beribadah kepada Allah,
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik baiknya (QS. Al-Isra:23).I
stri Jaman Sekarang Kebanyakan Bermusuhan Dengan Ibu Mertuanya Jika kita mau jujur, kita
akan setuju dengan pernyataan tersebut. Bagi istri, ketemu dengan ibu mertua sama dengan
ketemu Mak Lampir.Jenis istri seperti inilah yang jumlahnya seribu. Artinya, sebagian besar istri
berperangai seperti itu.
Seorang suami yang bijak seharusnya bisa menuntun istrinya agar sadar dan mengerti bahwa
seorang laki-laki meskipun sudah menikah, tapi masih punya kewajiban mengurus ibunya. Istri
yang baik tidak akan melarang suaminya berbuat baik kepada orang tuanya.Seyogyanya, seorang
istri membantu suaminya dengan cara memberi dorongan dan peluang kepadanya untuk berbuat
baik kepada orang tuanya. Tidak perlu takut, kalau suami memberi uang kepada ibunya, lantas
rejekinya istri akan berkurang. Yakinlah, dengan rahmat-Nya, Allah akan melipat gandakannya.

Dengan seperti itu,seorang istri akan mendapat pahala kebaikan pula. Sebaliknya, jika istri
menghalang-halangi suami berniat baik, maka ia akan mendapat dosa.
Wallahu alam.(Masroer Tour )

Anda mungkin juga menyukai