hidrothermal. Alterasi ini akan menghasilkan berbagai jenis mineral baru yang kemungkinan bernilai
ekonomis.
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :
1. Karakter batuan dinding
2. Karakter fluida ( Eh, pH )
3. Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung ( Guilbert dan Park, 1986, dalam
Sutarto, 2004 )
4. Konsentrasi
5. Lama aktivitas hidrotermal ( Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004 )
Ada berbagai jenis alterasi hidrothermal yaitu menurut Guilbert (1986) berdasarkan pembagian oleh
Meyer dan Hamley (1967) antara lain : potasik, propilitik, serisitik, argilik, argilik lanjut, greisen, dan
skarn.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tipe-tipe alterasi
1.
Potasik
Alterasi tipe ini dicirikan oleh kandungan K-silikat. Ditemukan adanya kandungan potash seperti yang
terdapat pada K feldspar dan ditemukan adanya penggantian kandungan hornblenda atau klorit oleh biotit
dan plagioklas K feldspar. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K
Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi
antara mineral mafik terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan
biotit, feldspar maupun piroksen. Pada alterasi ini dijumpai anhidrit, titanit, apatit, flourit, kalsit atau
sideromagnesio, kalsit, kalkopirit, molibdenit, pirit, magnetit, hematit dan albit dalam jumlah kecil. Zona
potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem hidrotermal dengan
kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter.
2.
Propilitik
Alterasi tipe ini menghasilkan mineral-mineral seperti epidot, klorit dan karbonat yang menggantikan
komposisi mineral plagioklas serta hornblenda-biotit pada batuan. Terbentuk pada temperatur 200-300C
pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai
permeabilitas rendah. Terjadi juga proses metasomatisme pada alkali tanah atau proses leaching yang
tidak berpengaruh. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan
himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :
Klorit-kalsit-kaolinit
Klorit-kalsit-talk
Klorit-epidot-kalsit
Klorit-epidot
sebagai mineral aksesoris. Alterasi ini dijumpai pada batuan asal berupa andesit mafik pada sistem porfiri.
Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk
circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Alterasi ini terbentuk pada
temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan
pada batas dengan urat.
5. Argilik Lanjut
Alterasi ini ditunjukkan adanya perbandingan rasio K+/H- dan Na+/H- yang rendah. Terjadi peluluhan
semua kandungan alkali. Pada suhu 300oC terbentuk mineral-mineral pyrofilit, pyrofilit-andalusit
sedangkan pada suhu yang lebih rendah terbentuk kaolin dan dickit dalam jumlah besar.Dijumpai juga
kuarsa, alunit, topaz, zunyite, turmalin, dan hidro-kloro-fluor-boro-aluminosilikat lainnya.