Anda di halaman 1dari 116

117

BAB I
PENDAHULUAN

Buku

ini

merupakan

laporan

Kuliah

Kerja

Lapangan

(KKL) Singapura yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei 04 Juni


2016 di Singapura. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini merupakan mata
kuliah dari Program Studi Arsitektur angkatan 2013. Bagian ini
menjelaskan tentang latar belakang kuliah kerja lapangan, manfaat kuliah
kerja lapangan, dan sistematika penulisan.
A.

Latar Belakang Kuliah Kerja Lapangan


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu mata kuliah
pada program Strata Satu Jurusan Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Kegiatan ini dilaksanakan seiring dengan perkembangan dunia arsitektur
yang semakin maju sehingga membutuhkan sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki wawasan luas mengenai arsitektur dan keilmuannya.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2016 merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang menitikberatkan pada penelitian dan survey di lapangan.
Dengan kegiatan ini mahasiswa
dapat

menambah

wawasan

arsitektur Strata

ilmu

dan

Satu Arsitektur

pengetahuan

khususnya

perkembangan teknologi, pendekatan serta filosofi bangunan-bangunan


modern yang responsif terhadap kebutuhan zaman.
Kota Singapura merupakan sebuah kota kosmopolitan yang ramai
di Asia Tenggara yang tentu memiliki iklim yang sama dengan Indonesia
yaitu tropis. Kota Singapura dalam jangka waktu 50 tahun, sudah penuh
dengan bangunan pencakar langit dan taman yang tertata rapi sesuai
dengan

visi

pembangunan

Singapura

yang

memfokuskan

pada

pembangunan kota yang ideal untuk ditinggali, bekerja, dan berekreasi


bagi warga kotanya. Desain desain bangunan yang dihasilkan pun
mengikuti perkembangan teknologi dan seni, mengangkat kearifan lokal
Laporan KKL Singapura 2016

117

Singapura yang multi etnis, serta responsif terhadap iklim tropis. Oleh
karena itu, tugas setiap arsitek untuk mempelajari perkembangan desain
modern yang mampu mengangkat kearifan lokal, hemat energi namun
tetap mengikuti kebutuhan zaman.
Kota Singapura mampu menyediakan informasi-informasi seperti
tertera diatas selain jaraknya yang dekat dengan Indonesia dan iklim yang
sama dengan Indonesia. Sehingga diharapkan para peserta KKL ini
mampu mengadaptasi proses desain seperti yang dilakukan para arsitek
yang merancang bangunan-bangunan di Singapura.
B. Manfaat Kuliah Kerja Lapangan
Manfaat

kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Konsentrasi

Arsitektur 2013 diharapkan mempunyai kegunaan baik antara lain :


1. Bagi Mahasiswa
a. Sarana dalam melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan
pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
b. Kegiatan belajar dalam mengenal Arsitektur Modern dan segala
pendekatan desain bangunan yang sesuai kebutuhan zaman
c. Menjadikan mahasiswa lebih mengenal teknik konservasi bangunanbangunan tua dan pentingnya mengangkat kearifan lokal dalam
mendesain
d. Mendapatkan pengetahuan baru tentang bangunan yang saling
terintegrasi dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan.
2. Bagi Konsentrasi Arsitektur
a. Dapat menentukan ilmu yang diberikan telah sesuai dengan harapan
dan dapat digunakan dalam dunia kerja.
b. Menambah referensi dalam proses desain bangunan modern yang
kontekstual

dan pentingnya konservasi terhadap bangunan tua

sebagai bagian dari kekayaan intelektual dan sejarah.

Laporan KKL Singapura 2016

117

C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan yang dilakukan yaitu:
1. Bab I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang membahas uraian-uraian mengenai Latar Belakang
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat KKL, dan Sistematika Penulisan.
2. Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tinjauan pustaka berisi tinjauan terhadap pengertian Green
Buiding, Urban Development Authority (URA), Konservasi Bangunan Tua
dan Transit Oriented Development (TOD).
3. Bab III METODE
Menguraikan metode penulisan yang berisi tentang Singapura sebagai
lokasi KKL dan waktu KKL, cara pengambilan data, alat yang digunakan,
cara pengolahan data dan cara pengambilan kesimpulan.
4. Bab IV PEMBAHASAN
Menghasilkan deskripsi objek yang dikunjungi di daerah Singapura, mulai
dari arsitekturalnya sampai dengan struktur, sosial budaya, dan sejarah,
serta menganalisis objek survey KKL tentang arsitektural, struktural, dan
teknologi bangunan.
5. Bab V REKOMENDASI KONSEP
Menjelaskan konsep desain yang dapat diterapkan di Indonesia sebagai
pemecahan masalah arsitektur yang pada umumnya dihadapi Indonesia,
yaitu energi bangunan dan pemukiman.
6. Bab VI PENUTUP
Menyimpulkan pokok pembahasan arsitektural dan struktural serta
teknologi bangunan di Singapura, serta sejarah dan sosial budaya.

Laporan KKL Singapura 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Green Building
Green building adalah ruang untuk hidup dan kerja yang sehat dan
nyaman sekaligus merupakan bangunan yang hemat energi dari sudut
perancangan, pembangunan, dan penggunaan yang dampak terhadap
lingkungannya sangat minim. (www.indonesian.cri.cn, Januari 2009).
Masyarakat memahami green building yang dijelaskan dalam Bulan
Mutu Nasional dan Hari Standar Dunia (2008), sebagai bangunan yang:
1 Terintegrasi dengan alam
2 Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang
3 Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas
lingkungan baik fisik maupun sosial.
Dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Green_building, Januari
2009, dijelaskan bahwa green building dirancang secara keseluruhan untuk
mengurangi dampak lingkungan pada kesehatan manusia yaitu dengan:
1 Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya
2 Melindungi kesehatan karyawan dan meningkatkan produktivitas kerja
3 Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
Green building didefinisikan oleh Enviromental Protection Agency
(EPA) sebagai struktur bangunan yang environmentally responsible dan
menggunakan sumber daya secara efisien di seluruh siklus hidupnya. Green
building

dirancang

untuk

mengurangi

dampak

menyeluruh

akibat

pembangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, melalui :


1 Penggunaan energy, air, dan sumber daya lainnya secara efisien
2 Perlindungan kesehatan dan peningkatan produktivitas penghuni
bangunan

Meminimalisir adanya limbah, polusi, dan degradasi lingkungan


Sebagai contoh, green building dapat memanfaatkan material

bangunan yang ramah lingkungan atau berkelanjutan dalam kontruksinya


(misalnya material bangunan hasil dari reuse dan recycle, atau terbuat dari
sumber daya terbarukan), menciptakan lingkungan indoor yang sehat dan
tidak tercemar polutan (dengan mengurangi pemakaian produk yang
mengemisikan

polutan),

serta

perancangan

landscape

yang

dapat

meminimalisir pemakaian air.


Dikutip dari www.seputar-indonesia.com, Januari 2009, green
building mempunyai manfaat sebagai berikut:
1 Meningkatkan penjualan sebanyak 40 persen.
2 Produktivitas pekerja dapat dikembangkan sebesar 15 persen dengan
3

peningkatan pengawasan terhadap suhu keseluruhan.


Pengawasan terhadap sumber penyakit dapat membasmi asma dan

sumber alergi bagi penghuni hingga 60 persen.


Menurut Ervianto (2009), manfaat dari kepemilikan green building:
1 Rendahnya biaya operasional, sebagai akibat efisiensi

dalam

2
3

pemanfaatan energi dan air.


Lebih nyaman, dikarenakan suhu dan kelembaban ruang terjaga.
Pembangunan wajib memberikan perhatian dalam hal pemilihan material

yang relatif sedikit mengandung bahan kimia.


Sistem sirkulasi udara yang mampu menciptakan lingkungan dalam

ruang yang sehat.


5 Mudah dan murah dalam penggantian berbagai komponen bangunan
6) Biaya perawatan dan perawatannya yang relatif rendah.
Salah satu Negara yang banyak memiliki bangunan berkonsep green
building adalah Singapura. Konsistensi pemerintah dan regulasi adalah kunci
sukses Singapura beralih ke bangunan yang ramah lingkungan. Upaya
Singapura beralih ke konsep green building telah dimulai sejak 11 tahun yang
lalu. Organisasi yang bertanggung jawab atas konstruksi dan bangunan di
Singapura adalah Building and Contruction Authority (BCA), melalui upaya
ini dengan memperkenalkan konsep BCA Green Mark pada Januari 2005.
Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan
pengembang, perencana, arsitek dan insinyur yang menangani proyek
proyek property dan perumahan.

Sejak tahun 2010, pemerintah Singapura mengharuskan semua


bangunan baru mengikuti program BCA Green Mark ini untuk mendapatkan
standar sertifikasi (certification standard) mulai dari Green Mark Certificed,
Green Mark Gold, Green Mark Gold Plus, hingga Green Mark Platinum.
Setiap pengembang (developer) harus mendaftarkan proyek baru mereka pada
BCA yang kemudian BCA akan menilai dan bertemu dengan tim proyek
untuk memberitahu regulasi dan kriteria yang harus ditaati serta dokumen
dokumen yang harus diajukan oleh setiap pengembang. Regulasi BCA ini
melengkapi regulasi lain yang terkait dengan desain, kesehatan, dan
keselamatan bangunan.
Setidaknya ada 5 standar yang digunakan BCA untuk menilai
bangunan hijau di Singapura :
1 Singapore Standard 530 yang mengatur efisiensi energi termasuk layanan
2

dan peralatan yang digunakan.


Singapore Standard 553 yang mengatur ventilasi mekanis dan sistem

pendingin ruangan.
Singapore Standard Code of Practice 38 yang mengatur pencahayaan

buatan di dalam bangunan.


Singapore Standard 531-1 yang mengatur pencahayaan di tempat kerja

dalam ruangan
Dan standar pengukuran kinerja suhu bangunan (Code on Envelope
Thermal Performance of Building).
Program BCA GM mengelompokkan bangunan dalam 2 kategori

besar yaitu bangunan perumahan (residential) dan non perumahan (non


residential). Penilaian sertifikasi lingkungan ini dihitung berdasarkan
akumulasi perolehan angka yang dikenal dengan nama Green Mark Points
(GM Points), yakni :
1 Bangunan dengan GM Points 50 75 akan memperoleh standart GM
2

Certificed
Bangunan dengan GM Points 75 85 akan memperoleh standart GM

Gold
Bangunan dengan GM Points 85 90 akan memperoleh standart GM

Gold Plus
Bangunan dengan GM Points di atas 90 akan memperoleh standart
GM Platinum

Ada lima faktor yang mempengaruhi penilaian sertifikasi, yaitu :


efisiensi energi, efisiensi air, perlindungan terhadap lingkungan, kualitas
lingkungan di dalam bangunan (seperti kualitas udara, suhu yang nyaman,
tingkat polusi udara, pencahayaan alami, dan penerapan praktik serta
teknologi ramah lingkungan).
Sejak tahun 2009, hampir 100% bangunan di Singapura seperti
perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, sekolah, dsan bangunan lainnya
sudah mendapatkan sekurang kurangnya standar GM Certified, yaitu
standar sertifikasi hijau yang paling rendah. Dalam 1 2 tahun terakhir,
hampir seluruh bangunan baru di Singapura sudah memperoleh sertifikat GM.
Bangunan yang telah memperoleh sertifikasi hijau secara langsung maupun
tidak langsung akan mendapatkan banyak manfaat dari program ini.
Bangunan yang tersertifikasi hijau akan bisa menghemat konsumsi
dan biaya listrik dan air. Bangunan ini juga akan lebih ramah lingkungan yang
membawa manfaat kesehatan bagi pekerja dan masyarakat yang tinggal di
dalamnya. Properti yang memeroleh sertifikasi Green Mark juga memiliki
harga dan nilai jual kembali yang lebih tinggi. Sertifikasi ini harus diperbarui
setiap tahun dan akan dicek kembali oleh BCA sebelum mendapatkan nilai
sertifikasi baru.
Singapura adalah anggota Green Building Council (GBC), lembaga
nirlaba yang mempromosikan konsep bangunan yang berkelanjutan di dunia.
Namun BCA mengeluarkan regulasi dan syarat-syarat Green Mark mereka
sendiri. Dengan konsistensi dan standar penerapan yang tinggi, standar ini
juga sudah mulai digunakan di negara-negara lain seperti Malaysia dan
Indonesia. Tim BCA akan datang ke proyek properti di negara terkait untuk
melakukan pengecekan dan verifikasi. Setiap negara bisa mengembangkan
standar sertifikasi lingkungannya sendiri. Kuncinya adalah ketegasan dan
konsistensi dari pemerintah untuk memberikan panduan sertifikasi bangunan
hijau dan memonitor penerapannya.

Gambar 1. Gedung Perpustakaan Nasional Singapura


Sumber : www.ura.gov.sg
Sebuah Green Building yang berhasil salah satunya adalah
Perpustakaan Nasional di Singapura yang berada di sekitar Brass Basa,
merupakan bangunan berkonsep green architecture yang mendekati
sempurna, dengan konsep terbuka dan banyak tanaman tanaman di
sekelilingnya. Selain itu, bangunan ini juga memiliki sistem drainase dan
pengolahan air limbah, penggunaan material alam, serta saving energy yang
mumpuni. Perpustakaan Nasional di Singapura ini menggunaan teknik kinerja
konsumsi yang rendah. Lebih jauh, bahwa hasil studi mengenai manfaat
bangunan hijau diantaranya adanya meningkatan penjualan sebanyak 40%,
produktivitas pekerja dapat dikembangkan sebesar 15% dan peningkatan
pengawasan terhadap suhu keseluruhan dan juga pengawasan terhadap
sumber penyakit dimana dapat membasmi asma dan sumber alergi penghuni
sampai 60%. Sehingga penelitian ini mendukung Green Building merupakan
ide yang sangat baik untuk dunia.
B. Urban Redevelopment Authority (URA)

Urban Redevelopment Authority (URA) adalah badan nasional


perencanaan penggunaan lahan dan konservasi Singapura. Dibentuk pada
tahun 1974, satuan dari Departemen Pembaruan Perkotaan yang dibentuk
oleh Housing and Development Board (HDB) pada tahun 1960-an. Misinya
adalah "untuk membuat Singapura menjadi sebuah kota besar untuk
ditinggali, bekerja dan bermain" dan terutama bertanggung jawab terhadap
perencanaan dan memfasilitasi pembangunan fisik Singapura untuk mencapai
misinya. Saat ini di The URA Centre terletak di Maxwell Road.
1 Fungsi utama
Peran URA telah berkembang selama bertahun-tahun untuk menjaga
dengan perubahan kebutuhan Singapura. Pada awalnya sebagai agen
penjualan tanah yang terlibat dalam pembaruan perkotaan dari Central Area,
perannya sekarang meliputi perencanaan penggunaan lahan, penjualan tanah,
manajemen tempat, konservasi, desain perkotaan, dan mempromosikan
keunggulan arsitektur. Prioritas URA, bagaimanapun, tetap sama - membuat
penggunaan terbaik dari sumber daya untuk memastikan keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi, kualitas hidup yang baik, dan lingkungan terbangun.
2 Perencanaan Penggunaan Tanah
The URA mengembangkan framework yang menyediakan pendekatan
terpadu untuk pembangunan berkelanjutan - memasukkan pertimbangan
ekonomi, sosial dan lingkungan. Proses perencanaan dimulai dengan Concept
Plan, yang merupakan penggunaan lahan strategis dan rencana transportasi
yang memandu perkembangan Singapura selama 40-50 tahun ke depan dan
ditinjau kembali setiap 10 tahun. Strategi jangka panjang yang luas dan
Concept Plan ini kemudian diterjemahkan ke dalam Master Plan, rencana
undang-undang yang memandu pembangunan selama 10-15 tahun ke depan.
Master Plan merinci rencana pelaksanaan dengan menentukan penggunaan
lahan yang diizinkan dan kepadatannya. Ditinjau setiap lima tahun sekali.
Berdasarkan arah perencanaan yang ditetapkan dalam Concept Plan dan
Master Plan, tanah kemudian dilepaskan untuk pembangunan
3 Pengendalian Pengembangan
Pengendalian Pengembangan (DC) memastikan bahwa semua properti
yang dikembangkan dan digunakan sesuai dengan Master Plan zonasi tata

guna lahan, rasio petak kotor, membangun kontrol tinggi, dan pedoman DC
lainnya. Pedoman ini membantu untuk melindungi fasilitas dan kepentingan
masyarakat luas, sedangkan yang memungkinkan pemilik tanah individu dan
bisnis untuk mengembangkan bangunan mereka. Umpan balik dari para
profesional membangun industri secara berkala dicari saat peninjauan URA
tentang pedoman DC.
4 Penjualan tanah
The URA adalah agen penjualan tanah utama bagi Pemerintah. Tanah
dibuat tersedia untuk dijual untuk komersial, hotel, perkembangan perumahan
dan industri swasta di Singapura melalui program Goverment Sold Land.
Setiap program GLS direncanakan dan diumumkan setiap enam bulan
5 Konservasi
The URA mengidentifikasi bangunan dan kawasan konservasi
berdasarkan nilai arsitektur dan sejarah budayanya. Hal ini juga menetapkan
pedoman dan prinsip-prinsip untuk pemilik, arsitek, insinyur, dan kontraktor
untuk memastikan pemilihan kualitas bangunan.
Untuk mengidentifikasi bangunan yang dikonservasi di Singapura,
URA Architectural Heritage Awards diluncurkan pada tahun 1995.
Penghargaan tahunan menghormati pemilik, pengembang, arsitek, insinyur,
serta kontraktor yang telah memberikan standar tertinggi dalam melestarikan
dan memulihkan bangunan bersejarah untuk terus digunakan. Penghargaan
juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan apresiasi restorasi kualitas
monumen dan bangunan di Singapura.
6 Perencanaan & Desain perkotaan
The URA merumuskan rencana desain perkotaan dan kebijakan untuk
membentuk pusat kota Singapura sebagai tempat khas, dinamis dan
menyenangkan untuk semua. Ketika merencanakan untuk pusat kota, URA
menganggap hubungan antara bangunan dan jalan-jalan, bagaimana orangorang akan memanfaatkan mereka, dan pengalaman mereka bergerak di
dalam kota.
7 Fungsi lainnya
The URA mempromosikan

pengembangan

profesional

dalam

arsitektur, desain perkotaan dan keunggulan perencanaan, dan menciptakan


kesadaran melalui pendidikan publik. Untuk pembeli rumah, pengembang

dan investor, menyediakan informasi real estate yang komprehensif dan tepat
waktu untuk membantu mereka membuat keputusan. URA juga mengelola
banyak parkiran masyarakat di area pusat, area komersial dan industri di luar
perkebunan HDB, dan dalam beberapa kawasan perumahan swasta.
8 Dampak terhadap Perkotaan Landscape Singapura
The URA telah berperan dalam membawa perubahan yang
mengesankan dalam lanskap fisik Singapura sejak kemerdekaan, terutama di
Central Area. Contoh yang paling signifikan adalah pembangunan kembali
daerah distrik keuangan, juga dikenal sebagai daerah "Sepatu Emas". Dimana
bangunan

kumuh,

PKL dan

jalan-jalan

padat

dulunya

merupakan

pemandangan umum, dan sekarang menjadi area bisnis yang berkembang dan
pusat keuangan di mana kompleks modern dan gedung kantor pencakar
langit.
C. Konservasi Heritage
Singapura merupakan negara yang ketat dalam menerapkan aturan
konservasi. Hal ini dikarenakan Singapura pernah melakukan kesalahan yaitu
menghancurkan

sebagian

bangunan-bangunan

bersejarahnya

karena

lingkunngan tersebut dianggap kumuh. Bangunan-bangunan lama tersebut


didemolisi dengan tujuan ekstensifikasi lahan yang akan digunakan untuk
membangun permukiman baru. Hal ini disebabkan pada tahun 1960
Singapura sedang mengalami masalah besar dengan kebutuhan hunian yang
tinggi, kepadatan penduduk meningkat sedangkan lahan yang terbatas.
Barulah pada tahun 1970-an pemerintah baru menyadari bahwa kawasan
bersejarah dengan kekayaan lokalitasnya dapat menjadi modal yang berharga
dalam pariwisata Singapura.
Prinsip dasar yang diterapkan konservasi di Singapura adalah 3R :
maximum retention, sensitive restoration,

dan careful repair. Quality of

restoration yang dimaksud adalah lebih dari sekedar menjaga keaslian fasad
bangunan dan fisik kulit bangunan, tetapi juga mempertahankan keaslian
suasana bangunan tersebut. Untuk dapat memahami hal ini maka kita perlu
melakukan telaah mengenai sejarah kawasan serta nilai budaya yang dimiliki
oleh kawasan.

Konservasi kawasan bersejarah berarti termasuk juga mempreservasi


elemen arsitekturalnya. Elemen arsituktural berperan dalam membentuk
townscape lingkungan atau dalam hal ini keberagaman dan variasi visual
lingkungan.. Elemen bangunan yang menjadi perhatian konservasi di
Singapura adalah :
1. Atap
2. Dinding bangunan
3. Struktur
4. Airwells
5. Rear Court
6. Daun Jendela
7. Railing tangga
8. Fasad
Setiap detail arsitektural tersebut tidak boleh ada yang berubah.
Kalaupun berubah maka hanya strukturnya saja yang boleh berubah. Detail
arsitektural dalam hal ini termasuk tekstur, warna, bentuk hingga papan nama.
Semua hal itu diatur oleh URA dalam conservation guidelines. Sedangkan
benda-benda utilitas seperti air conditioner dan fan tidak boleh diletakkan
pada fasad bangunan cukup hanya dibelakang saja atau pada jalur servis.
Selain elemen arsitekturalnya, fungsi bangunan juga harus sama
seperti aslinya, karena perubahan fungsi dapat mempengaruhi pula fasad
bangunan tersebut. Menurut guidelines yang dikeluarkan oleh URA, fungsi
asli bangunan (misal residensial atau komersial) selalu lebih baik.
D. Transit Oriented Development
Defenisi Transit Oriented Development menurut Calthorpe dalam
Yuniasih (2007) adalah :
A mixed-use community within an average 2,000-foot walking
distance of a transit stop and core commercial area. TODs mix
residential, retail, office, open space, and public uses in a walkable
environment, making it convenient for residents and employees to
travel by transit, bicycle, foot, or car
Defenisi lain dari TOD, (Danburry, 2010) :
Transit-oriented development, or TOD, is a type of community
development that includes a mixture of housing, office, retail
and/or other commercial development and amenities integrated
into a walkable neighborhood and located within a half-mile of
quality public transportation

Konsep TOD
Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan
alternatif menuju pola pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi
working, living,leisure dalam populasi yang beraneka ragam, dalam
kepadatan yang rendah sampai dengan tinggi, dengan konfigurasi fasilitas
pedestrian dan akses transit.
Karakteristik bentuk kota ini bercirikan keragaman dan densitas
tinggi dalam skala lokal/kawasan, dan terhubungkan dengan bagian kota lain
oleh sistem transit. Konsep Transit Oriented Development (TOD) di awali
dengan konsep aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun
berjalan. Pergerakan sebagai salah satu aktivitas yang paling banyak
dilakukan oleh manusia, diwadahi dengan penempatan-penempatan pusatpusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-titik transit, sehingga diharapkan
dapat mendorong penggunaan transportasi publik. Pusat-pusat aktivitas
dihubungkan antara satu dengan yang lain dalam jarak tempuh berjalan yang
nyaman dan aman sebagai upaya untuk mengurangi pergantian antar moda
(Wijaya, 2009).

BAB III
METODE OBSERVASI

Pada bab ini membahas tentang Metode observasi yang dilakukan di


Singapura dan studi pustaka. Cara pengambilan data berupa data sekunder,
wawancara dengan narasumber pengambilan foto dan video di lapangan, cara
pengolahan data, dan cara penarikan kesimpulan.
A. Lokasi
Singapura adalah salah satu negara maju di Asia Tenggara.
Singapura resmi didirikan

pada tanggal 9 Agustus 1965. Luas total

wilayah administrasi Singapura adalah 716 km2..

Peta negara Singapura


Sumber : Google image
Singapura (nama resmi: Republik Singapura) adalah sebuah negara
pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mi)
di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia
oleh Selat Johor di utara,dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat
Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat
di
Dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran
penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan
Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Pemabangunan jangka panjang Singapura membewa membawa
negara Singapura menjadi salah satu negara yang aman untuk dikunjungi
dengan berbagai objek-objek wisata.
Sistem transportasi merupakan hal yang sangat penting demi.
Sebagai negara maju, Singapura adalah salah satu negara dengan
transportasi publik terbaik di dunia. Tersedia moda transportasi yang
memungkinankan baik penduduk maupun turis menjelajah negara pulau
ini secara efisien dan tepat waktu, mulai dari MRT (Mass Rapid Transit),
LRT, Bus Kota, dan taksi.

Peta MRT Singapura


Sumber : google image

Adapun bangunan yang diobservasi sebagai berikut :


Observasi Bangunan
Merlion Park
Marina Bay Sands
Art Science Museum
The Esplanade
Garden By The Bay
Sentosa Island (Vivo City)
National University Singapore
Little India
China Town
Orchard Road
Bugis Junction

Alamat
Singapore river
10 Bayfront Avenue
6 Bayfront Ave
1 Esplanade Dr
18 Marina Gardens Dr
1 Harbourfront Walk
21 Lower Kent Ridge Road
Serangoon Road, Rececourse Road,
Kitchener Road
Pagoda Road, Trengganu Road, Sago
Road, Smith Street
Orchard Road
200 Victoria road

B. Cara Pengambilan Data


Metode pengambilan data dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap
pertama yaitu pertama dengan menentukan data sekunder objek dengan

bantuan kepustakaan yang ada serta observasi dan wawancara dengan


narasumber di lapangan.
C. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan saat observasi di kota Singapura, yaitu :
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Voice recorder

D. Cara Pengolahan Data


Pengolahan data yang digunakan dengan metode kualitatif . Data
kualitatif diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non
parametric maupun statistika parametric. Statistika non parametrik tidak
menguji parameter populasi akan tetapi yang diuji adalah distribusi yang
menggunakan asumsi bahwa data yang akan dianalisis tidak terikat
dengan adanya distribusi normal atau tidak harus berdistribusi normal dan
data yang banyak digunakan untuk statistika non parametrik adalah data
nominal atau data ordinal.
Pengolahan data kualitatif dalam tim survei akan melalui tiga
kegiatan analisis yakni sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan
tentang: bagian data yang perlu diberik kode, bagian data yang harus
dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam
kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, pembuangan data
yang tidak perlu, pengorganisasian data yang ketat, pembuatan
ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih
luas, dan mudah dipahami.
b. Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang
tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering
digunakan adalah bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, tim survei sudah
mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun
menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak
akan menarik kesimpulan secara

tergesa-gesa,

tetapi secara

bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.

E. Cara Penarikan Kesimpulan


Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulankesimpulan juga diverifikasi selama tim surveian berlangsung. Verifikasi
itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (tim survei) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara
teman sejawat untuk mengembangkan "kesepakatan intersubjektif" atau
juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan
dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul
dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.
Ada 3 langkah dalam penetapan kesimpulan, yaitu:
1. Menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian memberi
ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
2. Tim penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan
permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu.
3. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan
mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan
itu secara teoretik maupun praktis.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singapura
Pada masa silam sekitar abad ke 14, pulau Singapura merupakan
sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek ("Kota Laut").
Dipercayai bahwa Singapura merupakan pusat pemerintahan kerajaan Melayu
sebelum ia diduduki oleh Sir Stamford Raffles. Ini berdasarkan tulisan
Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi yang menyatakan ketika Singapura
dibersihkan, bukit yang terdapat di situ telah dikenali sebagai bukit larangan,
dan terdapat banyak pohon buah yang ditanam di situ. Ini menunjukkan
terdapatnya pusat administrasi di situ.
Selain daripada itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi turut
menyatakan ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran
tulisan yang tidak dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu
menunjukkan Singapura telah menjadi sebuah pusat administrasi sejak silam
lama sebelum tibanya pihak Inggris.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819. Dia menjumpai
sebuah perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai
oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor
tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul
Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis.
Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat kerajaan
Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya. Pada
mulanya kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia Timur Inggris bersimpati
dengan masalah ini tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi

kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat


Inggris bahwa mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan Singapura.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota Bharu,
Kelantan. Selepas dua hari laskar-laskar Jepang mendarat, kapal Prince of
Wales dan kapal Repulse tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang.
Tentara Jepang terus maju ke seluruh Tanah Melayu menyebabkan tentara
Inggris terpaksa mundur ke selatan ke Singapura. Menjelang 31 Januari 1942,
selepas 55 hari bermulanya penyerangan tentara Jepang, tentara Jepang sudah
berhasil menguasai keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia untuk
menyerang Singapura. Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to
( Shnan-t, "Cahaya Selatan) dalam bahasa Jepang. Singapura
diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Ketua Front Buruh, David Marshall, menjadi Ketua Menteri
Singapura yang pertama. Dia memerintah sebuah pemerintahan yang tidak
stabil dan mengakibatkan terjadinya peritiwa mogok besar-besaran. Pada
bulan April 1956, dia ke London untuk berbincang mengenai kemerdekaan
Singapura tetapi tidak berhasil karena pengaruh komunis di

Singapura.

Marshall terus menekan Inggris bahwa dia akan meletakkan jabatan


sekirannya Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada Singapura. Tetapi
Inggris langsung tidak menghiraukan gugatan Marshall dan akhirnya dia
terpaksa melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura seterusnya ialah
Lim Yew Hock. Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua
kesatuan sekerja dan anggota-anggota pro-komunis. Tindakan tegas Lim
menyebabkan Inggris setuju untuk memberikan pemerintahan sendiri kepada
Singapura.
B. Konsep Pembangunan Kota Singapura
-

Sejarah Perencanaan Kota di Singapura


Perencanaan kota di Singapura telah dimulai sejak tahun 1820-an, ketika Sir

Stamford Raffles menerapkan rencana pemanfaatan lahan yang kemudia dikenal


sebagai Rencana Kota Raffles. Bagaimanapun, selama sebagian besar abad ke 19
dan pertengahan awal abada ke 20, bentuk fisik Singapura tumbuh sembarangan dan
sebagian besar tidak teratur. Pada pertengahan 1950-an, Singapura benar-benar

memulai perjalanannya menuju negara-kota terencana seperti yang sekarang dunia


lihat. Perencanaan Kota sekarang ini dijalankan ke dalam sebuah kerangka yang
lebih luas terdiri dari dua rencana kunci : konsep perencanaan yakni cetakan biru
dalam level makro dan undang-undang master plan yang menerjemahkan tujuan dari
konsep perencanaan ke dalam petunjuk yang terinci.
-

Di bawah Peraturan British


Pada tahun 1822, Raffles meresmikan sebuah perencanaan kota yang luas

sebagai pedoman dalam pembagian lahan di

kota utama untuk memastikan

pertumbuhan fisik mengikuti pola yang rapi. Ini dikenal dengan Rencana Kota
Raffles. Diantara gambar kucinya adalah susunan grid untuk jaringan jalan dan
pemisahan area komunitas oleh kelompok etnik (Eropa, China, India, Malay, Arab)
yang jelas. Sebuah area yang terpisah yakni kawasan alun-alun komersil ditunjuk
untuk kegiatan yang bersifat komersil dan area lainnya difungsikan untuk
pemerintahan. Raffles Place, yang dulu adalah kawasan komersial, dan pola jalan
dari pusat kota adalah bukti dari warisan colonial ini. Akan tetapi, Rencana Kota
Raffles menuntun pertumbuhan kota selama kurang dari satu dekade. Dari awal
1990-an, area kota telah menjadi sangat padat. Dalam kekurangan akan rencana kota
tebaru dan dengan ketiadaan pengawasan dari pemerintah British, perkampungan
kumuh telah memecah ke dalam area pinggiran dan kawasan yang lebih tua. Jalan
raya juga telah menjadi padat akibat tidak dapat membendung pertumuhan
transportasi bermesin.
Untuk meredakan masalah-masalah ini, The Singapore Improvemen Trust
(SIT) dibentuk tahun 1920 dan diangkat sebagai sebuah kesatuan yang lahir secara
sah tahun 1927 dengan perundangan dan peraturan The Singapore Improvement.
Tetapi seiring berjalannya waktu, dihilangkan pada tahun 1959 karena pencapaian
yang sangat kecil. SIT hanya telah membangun 23,000 unit perumahan, jauh dari
memadai untuk memenuhi perkembangan populasi, dan telah menyelesaikan sebatas
pekerjaan perbaikan seperti pelebaran jalan. SIP tidak memiliki kekuatan untuk
menjalankan seluruh perencanaan fisik maupun kekuatan mengatur perkembangan
hingga tahun 1951.
Di tahun 1995, berdasarkan sebuah amandemen terhadap peraturan SIP , SIT
ditugaskan ddengan melakukan diagnosa penelitian luas pulau Singapura dan
sesudah itu mempersiapkan sebuah master plan untuk menuntun perkembangan
fisiknya. Undang-undang master plan diselesaikan tahun 1955 dan diakui tahun

1958. Master plan terdahulu mengatur intensitas dan jenis pembangunan berdasarkan
penetapan penggunaan lahan dan kepadatan maksimal atau rasio tanah per tiap
tapak. Juga menyediakan lahan untuk penggunaan infrastructural, fasilitas dan area
terbuka.
-

Setelah pemerintaan sendiri (Concept plan pertama)


Tahun 1959, pemerintahan British membuat undang-undang perencanaan

untuk mengganti perundangan the Singapore Improvement. HUkum baru meberikan


efek di bulan Februari 1960 dengan menghancurkan secara serempak SIT dan
membuat Departemen Perencanaan di kantor Perdana Menteri untuk menjalankan
wewenang perencanaan pusat. Pada waktu itu, Singapura berpemerintahan sendiri.
Departemen

Perencanaan

diberikan

kekuasaan

untuk

mengontrol

seluruh

pembangunan negara Singapura bertujuan menerapkan master plan tahun 1958.


Juga memiiki kekuasaan untuk memeriksa dan mengubah master plan lima tahun
sekali.
Tetapi,

pemerintah

segera

menyadari

bawha

memasukkan

strategi

perencanaan ke dalam master plan tidak akan mencukupi untuk memenuhi laju
perubahan ekonomi dan social yang terjadi di Singapura. Oleh karena itu,
pemerintah mencari bantuan dari The United Nation (UN) untuk merumuskan
kerangka jangka panjang untuk pembangunan kota di Singapura. Wakil UN
mengunjungi Singapura tahun 1962 dan 1963 dan rekkomendasi mereka dengan
cepat mengantarkan peluncuran The State and City Planning Project (SCP) tahu
1967. Bagi pemerintah perencanaan penggunaan lahan harus mengutamakan kedua
prioritas untuk Singapura yang baru saja merdeka: perlengkapan perumahan yang
memadai dan kesempatan pekerjaan untuk masyarakat.
Dibantu ole UN, pemerintah menyelesaikan SCP tahun 1971 dan hasilnya
adlah konsep perencanaan pertama Singapura, rencana dengan jangka waktu yang
panjang untuk menuntun pembangunan fisik negara selama 20 tahun ke depan. Tidak
seperti master plan, yang menyediakan rincian penetapan wilayah dan ukuran
kepadatan, Concept plan hanya menunjukkan pengembangan alokasi lahan
pemerintah dan kebijakan transportasi. Perbedaan lainnya adalah Concept plan
bukanlah sebuah dokumen secara hukum, meskipun sebagian besar usulannnya
diterapkan.

Concept plan mepertimbangkan pembangunan perumahan dengan kepadatan


tinggi dan rendah, area industry dn komersial berada dalam formasi cincin mengitari
pusat area bendungan, sebaik-baiknya sebuah jaringan Expressways dan sebuah
sistem mass rapit transit (MRT) agar jaringan pulau saling terhubung. Perlindungan
lahan untuk expressway dan jaringan MRT dalam artian lebih sedikit masalah
perencanaan dan sedikit gangguan bagi masyarakat ketika pembangunan benar-benar
dimulai. Rencna konsep juga bagi bandara Changi. Expressway pertama,
Expressway pulau Pan dan Terminal 1 bandara Cahangi diselesaikan pada tahun
1987.
-

Perbaikan Concept Plan dan Master Plan


Concept plan 1971 setelah itu ditinjau untuk memperhitugkan perubahan

kebutuhan negara. Tugas ini dilaksanakan oleh The Urban Redevelopment, yang
telah ditunjuk sebagai rencana nasional dan percakapan ahli sejak 1989. Concept
plan yang ditinjau kembali diselesaikan tahun 1991. Dengan pertumbuhan ekonomi
yang baik dan sebagian besar orang Singapura telah diberi hunian dengan baik, fokus
bergeser

menjadi perubahan Singapura menjadi sebuah Kota Tropis Terbaik.

Dengan penekanan pada peningkatan kualitas hidup, rencana yang direvisi


mengusulkan lebih banyak jenis perumahan, fasilitas rekreasi lebih dan lebih hijau.
Perbedaan paling mencolok adalah bahwa, alih-alih tata letak cincin diadopsi di
rencana 1971, rencana yang diperbarui membagi Singapura menjadi lima daerah
(pusat, utara, timur laut, barat timur) dan mengusulkan pengembangan empat pusat
regional di luar wilayah pusat mengurangi kemacetan di pusat kota. Hal ini
menyebabkan pengembangan pusat-pusat regional Woodlands, Tampines dan Jurong
East; yang keempat berada di Seletar tetapi tidak dikembangkan. Pusat kota baru
yang sekarang mengambil bentuk di Marina South juga merupakan produk dari
konsep rencana 1991.
Antara tahun 1971 dan 1991, master plan direvisi lima kali - pada tahun
1965, 1970, 1975, 1980 dan 1985. Setelah Concept plan 1991 diselesaikan,
pemerintah memulai tinjauan utama dari master plan 1985. Ini melibatkan
pendekatan yang lebih ke depan dibandingkan dengan tinjauan sebelumnya, yang
terutama memperbarui latihan. Dalam proses ini, 55 pengembangan rencana panduan
yang disusun antara tahun 1993 dan 1998, dan ini bentuk akhir 1998 master plan.
review lain dari Concept plan selesai pada tahun 2001 dan strategi yang luas yang

diterjemahkan ke dalam master plan 2003. Pembangunan pada rencana sebelumnya,


Concept plan 2001 bertujuan untuk membuat Singapura menjadi "Kota Kelas Dunia
yang Berkembang". Meskipun rencana awalnya dijadwalkan akan ditinjau setelah
sepuluh tahun, tinjauan jangka menengah dilakukan pada tahun 2006 dan proposal
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam master plan terbaru yang dirilis pada tahun
2008. Pemerintah mulai bekerja pada Concept plan berikutnya pada tahun 2009 dan
cetak biru yang direvisi akan selesai pada tahun 2011.

C. Presedensi Gedung dan Taman di Singapura


C.1 MERLION PARK
Sejarah patung Merlion
Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist
Promotion Board (STPB) di tahun 1964 dan sang kepala singa dengan badan
ikan di atas puncak ombak ini segera menjadi ikon Singapura bagi dunia.
Dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di
Van Kleef Aquarium, kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh
Pangeran Sang Nila Utama saat ia menemukan kembali Singapura di tahun 11 M,
seperti yang tercantum dalam Sejarah Melayu. Ekor ikan sang Merlion
melambangkan kota kuno Temasek (berarti laut dalam bahasa Jawa), nama
Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya Singapura (berarti Kota
Singa dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang
sederhana, yaitu sebagai perkampungan nelayan.

Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini
dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang
Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran tinggi dua meter dan
berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat dari
campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil
berwarna merah.
Rumahnya yang pertama
Merlion dan anaknya, Cub, awalnya terletak di muka Singapore River,
tepat di seberang Elizabeth Walk, hanya 120 meter dari lokasinya yang sekarang.
Area yang juga disebut sebagai Merlion Park ini segera menjadi tempat atraksi
wisata yang populer, dan menjadi salah satu tempat-tempat terkenal di kota-kota
besar dunia. Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew,
meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972.
Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan
tulisan, Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua
pengunjung ke Singapura.

Gambar 2. Existing Merlion Park


Sumber : http://www.ura.gov.sg/skyline/skyline00/skyline00-04.pdf
Namun, patung mulai rusak setelah sekian lama didirikan dan membutuhkan
perbaikan. Untuk meningkatkan aksesibilitas dari pusat kota untuk Nicoll
Highway dan Marina Centre, Esplanade bridge dibangun. Sayangnya, jembatan
baru ini menghalangi pemandangan ke Merlion dari waterfront. Selain itu,
Merlion mulai sering tidak mengeluarkan air. Jadi ada kebutuhan mendesak untuk
merelokasi dan mengembalikan ikon ini.
Saat ini, Merlion menarik lebih dari satu juta pengunjung setahun, yang
datang ke Merlion Park untuk mengambil foto ikon terkenal dunia ini di
rumahnya yang baru, di samping One Fullerton.
Lokasi Patung Merlion
Rumah Merlion yang baru terletak bersebelahan dengan One Fullerton,
sebuah taman seluas 2.500 meter persegi yang baru saja dibangun. Di One
Fullerton, terdapat aneka restoran, lounge, dan klub dansa di tepi sungai.
Area ini juga memiliki sebuah tanjung dengan teras tempat duduk dan sebuah dek
untuk menonton yang sanggup menahan sampai 300 orang, serta sebuah tempat
pendaratan kapal sehingga pengunjung dapat turun dari taksi kapal. Dek ini
memberi panorama sang Merlion yang terbaik bagi para fotografer, dengan latar

belakang cakrawala kota dan Marina Bay yang indah, termasuk gedung-gedung
landmark seperti The Fullerton Singapore dan Esplanade Theatres on the Bay
Memindahkan The Merlion
Di lokasi baru, Merlion akan digambarkan dengan latar belakang dramatis
The Fullerton Hotel oleh Helen Khoo dan skyline Raffles Place. The Merlion Park
adalah salah satu daerah yang akses gratis yang paling banyak dikunjungi.
Ratusan ribu orang dari seluruh dunia memiliki snapshot liburan berdiri dengan
Merlion. Ketika mereka kembali ke Singapura, mereka ingin melihat Merlion lagi
dan mereka ingin melihat Merlion memancurkan air.

Gambar 3. Desain setting awal relokasi The Merlion


Sumber :
http://www.ura.gov.sg/skyline/2000/04_Jul_Aug/a_new_home_for_the_merlion.p
df
Lokasi-lokasi Alternatif yang Dipertimbangkan
Delapan lokasi dipertimbangkan dan dievaluasi sebelum memutuskan site
yang cocok. Pihak berwenang ingin Merlion untuk tetap di mulut Sungai
Singapura sebagai lokasi yang secara historis sudah terkenal. Spot itu merupakan
tempat dimana Pangeran Nila Utama konon melihat sekilas dari apa yang dia pikir
adalah singa, yang akhirnya menghasilkan nama Pulau Singapura. Pilihan untuk
membangun Merlion pada lokasi sebelumnya tetapi agak ditinggikan elevasinya
juga masuk dalam pertimbangan namun pilihan ini tidak cocok karena Merlion
akan masih tetap 'dikelilingi' oleh Jembatan Esplanade. Ini akan tidak lagi
menandai pintu masuk ke Sungai Singapura.

Ada enam lokasi lainnya yang juga dipertimbangkan untuk relokasi patung
Merlion tetapi didapati tidak cocok dan secara teknis tidak dapat dilaksanakan.
Lokasi-lokasi tersebut adalah Jembatan Nicoll Highway Extension, Esplanade
Park, The Esplanade-Theatres on the Bay, tanjung di Marina Centre, tanjung dekat
Bayfront dan pada Kim Seng Park.

Gambar 4. Lokasi-lokasi alternatif penempatan The Marlion


Sumber : http://www.ura.gov.sg/skyline/skyline00/skyline00-04.pdf
Proyek
URA bekerja sama dengan STB untuk merancang dan mengembangkan
Pier Merlion. Tender proyek menelan biaya sekitar $ 6 juta, dan selesai pada
pertengahan 2002.
Rumah Baru untuk The Merlion
Lokasinya, di sudut Esplanade Bridge dan Collyer Quay, diatas tanah
reklamasi. Di lokasi baru, Merlion sekali lagi dilokasikan di sisi gerbang di mulut
Sungai Singapura. Ini akan membentuk bagian dari waterfront, dan menjadi
landmark baru dan titik fokus untuk Marina Bay. Terpenting, desain baru akan
memberikan akses bagi pengunjung untuk mengambil foto dari depan Merlion.

Merlion Park baru juga memiliki deck yang memungkinkan pengunjung untuk
mengambil foto dengan ikon ini. Deck ini cukup besar untuk menampung sebuah
orkestra yang dapat tampil dalam acara-acara tertentu. Alunan musik riang dapat
menambah suasana perayaan di Marina Bay. Merlion diposisikan demikian untuk
mengambil keuntungan dari skyline Raffles Place serta Marina Channel menuju
laut.

Gambar 5. Bentuk dermaga yang berupa tangga, memungkinkan pengunjung


mengambil elevasi yang tepat untuk berfoto dengan The Merlion Pier
Sumber : Dokumentasi pribadi
Bentuk tangga, mirip dengan dinding sungai Boat Quay, akan diadopsi
untuk desain Pier. Ini akan memungkinkan pengunjung untuk duduk dan
beristirahat sepanjang tangga dan menghadap ke panorama Marina Bay. Berbagai
tingkat dermaga akan dirancang sedemikian rupa sehingga pengunjung akan
merasa dan menikmati kedekatan air sekitarnya. Juga akan ada pohon-pohon yang
ditanam di dermaga untuk memberikan keteduhan dan kenyamanan kepada
pengunjung. Selain itu, dermaga akan diintegrasikan dengan kawasan pejalan kaki
One Fullerton sehingga kegiatan di kawasan pejalan kaki bisa berpusat ke
dermaga.

Gambar 6. Pengunjung dapat berdiri diatas dermaga sambil menikmati panorama


MBS
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 7. The Merlion 2016


Sumber : Dokumentasi pribadi
Rumah baru untuk Merlion The Pier akan dihubungkan ke Merlion Park
yang ada melalui kawasan pejalan kaki di bawah jembatan Esplanade. Juga akan
ada titik pendaratan perahu permanen
di Pier sehingga taksi sungai dapat
mengangkut

atau

menurunkan

pengunjung dengan mudah. Lokasi


dan bentuk desain Pier Merlion
merupakan saran dari pengunjung
asing dan Singapura.

Gambar 7.
a) The
Merlion
Cub
(anak)
b) View
pada Merlion Park
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang
pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion,
sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam.

C.2 MARINA BAY SANDS


Data fisik bangunan
Nama

: Marina Bay Sands

Jenis Bangunan

: Hotel, Kasino, Pusat Belanja, Restoran, Dan Sky Park

Lokasi

: Teluk Marina, Singapore

Mulai Dibangun

: 2007-2010 Selesai

Tinggi Bangunan

: 200 M

Jumlah Lantai

: 57 Lantai

Luas

: 560.000 M2

Teknisi Sturktur

: Arup & Parsons Brinkerhoff (Mep)

Kontraktor

: Ssangyong E&C

Arsitek

: Moshe Safdie & Aedas Singapore

Gambar 8. Marina Bay Sands


Sumber : Dokumentasi pribadi
Marina Bay Sands merupakan salah satu resort terpadu modern oleh
arsitek Moshe safdie termasuk jenis bangunan pengembangan di kawasan water
front city yang dikembangkan oleh Las Vegas Sands, dan merupakan investasi
tunggal paling mahal di dunia dengan biaya sekitar Rp.56 triliun, termasuk biaya
untuk lahannya. Marina Bay Sands terdiri dari tiga menara hotel eksklusif yang
dimahkotai Sands SkyPark yang mengagumkan. Dengan lebih dari 2.500 kamar
dan suite, Marina Bay Sands hotel adalah hotel terbesar di Singapura. Kamarkamarnya menawarkan pemandangan Laut Cina Selatan atau Marina Bay dan
horison Singapura. Dilengkapi 2.561 kamar dan suite dengan 55 lantai dan 18 tipe
kamar yang berbeda, termasuk 230 suite mewah.

Gambar 9. Block Plan Marina Bay Sands


Sumber : Archi fly
1. Konsep Desain
Integrasi fasilitas dalam satu bangunan ini tidak menjadikan Marina Bay
Sands kaku atau terkesan keras. Moshe Safdie dan timnya mengimplementasikan
gaya form follows function atau bentuk yang mengikuti fungsi, yang menjadi
salah satu ciri khas arsitektur modern.

Gambar 10. Sketsa konsep oleh Moshe Safdie


Secara konseptual, masing-masing tower terdiri dari dua lembaran timur dan
barat menghadap kamar. Lembaran tower juga memberikan karakter lebih lanjut
untuk tampilan fasad sesuai dengan kondisi tapak: sisi barat mengkilap
menghadap pusat kota sementara sisi timur ditanam dengan bougainvilleas subur
menghadap kebun raya dan laut.
2. Fasad
Paparan cahaya matahari terjadi pada fasad barat, solusi inovatif yang
dikembangkan untuk mempertahankan efisiensi energi, tanpa membatasi
pemandangan dari kamar hotel ke pusat kota Singapura. Solusi desain untuk
mengatasi adalah dinding tirai unitized double-glazed. Unit double-glazed sisanya
dalam bingkai ditangguhkan dari tepi slab. Tegak lurus dengan fasad, sirip kaca
dipasang untuk memberikan shading. Kulit luar mengikuti bentuk melengkung
alami dari bangunan, dan penggunaan kaca reflektif menciptakan fasad cermin
yang kokoh.

Gambar 11.

Komponen
bangunan
Sumber : Council On Tall Buildings And Urban Habitat

Gambar 12. Dinding tirai double-glazed


Sumber : Council On Tall Buildings And Urban Habitat
-

Fasad timur

Fasad

timur menangani panas

berbeda, solusi untuk mengatasi adalah

dengan memanfaatkan teras yang mendalam ditanam yang mengikuti geometri


miring radial dari profil bangunan. Pekebun membantu untuk menciptakan
pendinginan iklim mikro, dan overhang yang mendalam dari balkon alami teduh
kamar hotel dari matahari langsung. Setiap penanam, penuh dengan
bougainvilleas, dalam waktu akan menutupi sebagian dari fasad timur ini.

Gambar 13. Fasad timur


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 14. Site Plan Marina Bay Sand


Sumber : Archi fly
Gambar 15. Potongan Tower hotel

Sumber : Archi fly


Gambar 16. Potongan kompleks
Sumber : Archi fly
3. Sands Skypark
Sands skypark merupakan yang terletak di lantai 57 setinggi 191 di atas
permukaan laut yang menjadi sebuah mahakarya arsitektur pada puncak dari tiga
menara hotel Marina Bay Sands dan menawarkan

pemandangan terbaik

Singapura. Tempat ini dibentuk layaknya oasis tropis dengan ratusan pepohonan
ala tropis seluas 1,2 hektar. Program proyek menyerukan pengembangan eksterior
taman yang luas dengan kolam renang, jalur jogging, dan ruang publik. Sands
skypark dibuka pada tanggal 23 Juli 2010.

Gambar 17. Denah Sands Skypark


Sumber : Arch daily
Pada tahun 2006, Las Vegas Sands Corporation dan arsitek Moshe Safdie
mendapat tawaran untuk membangun resort gabungan pertama di Singapura.
Natare Corporation disewa untuk mendesain, membangun kolam renang SkyPark.
Termasuk kolam renang infinity dengan pinggiran yang terbuat dari stainless steel
dengan ketinggian 146 meter, 3 Spa yang besar, dan kolam yang terdapat di
kantilever bangunan yang tersambung diantara kedua tower semuanya terdapat di
lantai 55 bangunan.
-

Kolam Skypark
Kolam renang SkyPark merupakan kolam renang infiniti yang terbesar di

dunia yang didesain dan dilaksanakan oleh Natare Corporation. Kolam renang
dibangun diatas ketiga tower hotel, teknisi harus mempertimbangkan kecepatan
angin, dan efek dari gravitasi yang dapat mengakibatkan tower bergoyang dan
bergerak. Teknisi Natare mendesain dan membangun
struktur Jack Legs lebih dari 500 titik dibawah
konstruksi kolam untuk memungkinkan penyesuaian
di masa mendatang.

Gambar 18. Proses Konstruksi Struktur Jack Legs


Sumber : Natare Corp.
Kendala lain yang dihadapi Natare adalah keterbatasan ruang sehingga
nature mengembangakan sebuah rencana dengan sistem prafabrikasi untuk semua
komponen dari fasilitas pembuatan mereka di Indianapolis dan mengirimnya ke
lokasi lebih dari 30 kontainer. Dengan total 40,000 buah bahan pra-fabrikasi
digunakan pada konstruksi kolam renang; bagian-bagian ini dipadatkan lebih dari
2000 buah. Diselesaikan dengan

4 tahap konstruksi, setiap tahap memiliki

tahapan pembangunan yang berbeda.


Kolam renang SkyPark terdiri dari jaringan struktur Shell yang terpisah;
pada bagian tengah konstruksi terdapat di puncak tower bagian tengah, dan bagian
luar Shell sebagai konstruksi jembatan yang menyambungkan tower tengah
dengan tower lainnya. Berat total stainless steel sebagai dasar kolam renang ialah
191,416kg dan membutuhkan 1.4 juta liter air untuk mengisi penuh kolam.
Dibutuhkan 254.000 lantai keramik untuk menutupi permukaan kolam.

Gambar 19. Kolam renang


Sumber : Natare Corp.
Bagian struktur pada jembatan yang menyambungkan setiap tower hotel
dipasang dengan penurunan sebanyak 3 inci atau dibentuk melengkung, agar
dapat mengakomodasi berat kolam pada saat terisi dengan air. Tiga struktur Shell
disatukan dengan penyambungan yang digandakan (doubled joints) pada area
dangkal.

Gambar 20.

Doubled joints
Sumber : Natare Corp.

Interior kolam renang diselesaikan dengan menggunakan lantai keramik


yang ditempel langsung ada permukaan kolam yang terbuat dari stailess steel.
kolam renang terisi dengan 376,500 galon air. Total berat kolam renang jika terisi
air 1843 ton.

Gambar 21. Material kolam renang


Sumber : Natare Corp.

Gambar 22. Kantilever Skypark memiliki panjang 65 meter.


C.3 ARTSCIENCE MUSEUM
Salah satu bangunan yang paling eye-catching yang dibangun di Singapura
adalah Art Science Museum. Dibangun dengan bentuk bunga teratai yang masif,
material komposit stainless steel digunakan pada kulit bangunan yang tahan lama
dan cantik. Terletak di tengah-tengah kawasan bisnis di Singapura, Marina Bay

Sands yang menjadi tujuan wisata, belanja, bahkan bisnis di kawasan Asia,
ArtScience Museum, sebuah bangunan museum yang dibentuk berdasarkan
filosofi bunga teratai, terletak pada bagian ujung bantaran sungai Singapura, yang
terletak pada bagian ujung Marina Bay Sands resort.
ArtScience Museum di Marina Bay Sands, dikonseptualisasikan dan
dirancang sebagai museum pertama didedikasikan untuk interaksi dinamis antara
seni dan sains, terbuka untuk umum sejak 19 Februari 2011.
Berdasarkan filosofi bangunan, bahwa seni dan sains bersama-sama dapat
membangkitkan dan memberi informasi kepada pengunjung dengan cara baru,
dan pemrograman pameran ArtScience Museum akan fokus pada tinjauan
bagaimana masing-masing disiplin seni, eksperimen ilmiah, media, teknologi,
desain dan arsitektur saling berkaitan dan memperkaya satu sama lain.
1.

Arsitektural
Museum ini dirancang oleh arsitek kebangsaan Israel kelahiran Kanada

Moshe Safdie. Beberapa proyek nya lebih terkenal termasuk Montreal Museum of
Fine Arts, Peabody Essex Museum di Salem, dan Yad Vashem Anak Holocaust
Memorial. Safdie sangat percaya mewujudkan karakter dan budaya negara dalam
bangunan yang ia desain. Museum ArtScience memiliki bentuk lotus (bunga
teratai) khas dengan 10 kelopak berbentuk tidak teratur dan diikat oleh lingkaran
dasar di tengah sehingga nampak seperti mengapung di atas kolam teratai 40.000
ft2. Ketinggian kelopak bunganya beragam, paling tinggi 60 m di atas tanah.

Gambar 23. Sketsa bentuk Art Science Museum oleh Safdie

Sumber : https://www.dezeen.com/2014/10/11/moshe-safdie-on-marina-bay-sands-habitat-67skyscrapers-lego/

Gambar 24. Tampak atas tangan menyambut Singapura


Sumber : Dokumentasi pribadi
Dilihat dari atas, bangunan tampak seperti uluran tangan raksasa dan telah
dijuluki "tangan menyambut Singapura". Masing-masing di ujung kelopak
terdapat filter cahaya alami untuk menerangi setiap ruang pameran. Filter cahaya
ini terbuat dari Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), yang hanya digunakan
pada kapal pesiar yang kencang. Ada 21 galeri yang tersebar di tiga lantai dengan
total luas bangunan sekitar 50,000 ft2.
Fitur lain yang luar biasa dari desain museum adalah atap, yang
memungkinkan air hujan mengalir ke dalam kolam pada tingkat terendah
bangunan dalam silinder air terjun yang terus-menerus mengalir. Atapnya didesain
seperti pinggan yang dapat mengumpulkan air hujan yang dihubungkan dengan
cascading atrium pusat yang menghasilkan air terjun yang melingkar setinggi 35
meter ke dalam sebuah kolam kecil yang nampak seperti cermin. Beberapa air ini
juga diarahkan untuk digunakan dalam ruang cuci dalam museum. Jadi air hujan
yang diperoleh di daur ualng kembali. Museum ini dianugerahi Green Mark
Singapore untuk desain ramah lingkungan.

Gambar 25. Art Science Okulus


Sumber : https://www.dezeen.com/2014/10/11/moshe-safdie-on-marina-bay-sands-habitat-67skyscrapers-lego/

Okulus ini terletak pada bagian depan pintu masuk, sehingga pengunjung
akan mengitari kolam okulus ini jika akan masuk ke dalam gedung. Sensasi
teknologi rain harvesting dapat dirasakan lansung oleh pengunjung. Teknologi
rain harvesting ini merupakan salah satu bentuk pasive design bangunan hijau.

Gambar 26. Pintu masuk


Sumber : https://www.dezeen.com/2014/10/11/moshe-safdie-on-marina-bay-sands-habitat-67skyscrapers-lego/

Gambar 27. Block plan


Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

Gambar 28. Site plan


Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

Gambar 29. Denah lantai 01


Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

Gambar 30. Denah lantai 02


Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

2. Struktur
Material

yang digunakan untuk panel bagian luar bangunannya ialah

bahan ALPOLIC/frSCM buatan Mitsubishi Plastics, yang terbuat dari mineral


non-kombustif yang diletakkan diantara lembaran stainless stell setebal 0.3mm.
Total ketebalan panelnya ialah 4mm. Bagian luar panelnya diproses secara bead
blasting, memberikan tampilan yang bersih. Stainless SUS baja 316 yang
diinginkan untuk bahan permukaan, sementara 304 dipilih untuk bagian belakang
panel. Dengan menggunakan lembaran komposit, desain bagian atas serta daya
tahan yang tinggi telah di buktikan pada berat badan yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan semua lembar stainless. Total keseluruhan 17.000 kg dari
stainless steel digunakan dalam cladding eksternal dari Museum.

Gambar 31. Material fasad bangunan dari ALPOLIC/frSCM nampak berkilau


Sumber : https://www.dezeen.com/2014/10/11/moshe-safdie-on-marina-bay-sands-habitat-67skyscrapers-lego/

Gambar 32. Bahan ALPOLIC/frSCM memungkinkan refleksi cahaya dengan


resolusi yang baik
Penampilan luar yang indah dan fungsionalitas yang luar biasa dari
konstruksi Museum untuk menekankan kelebihan dari stainless steel. Komposisi
plastik dan stainless steel dapat membantu mengatasi tarikan ke belakang dalam
hal berat panel dan kesulitan penanganan panel-panel. Sebagai Museum yang
terletak di lokasi kota yang sibuk dan dekat dengan laut, maka pembersihan secara
berkala sangat dibutuhkan untuk menghilangkan komponen korosif seperti udara
yang tersimpan dalam partikel logam akibat gas buangan dan deposit senyawa
garam.

Gambar 33. Desain struktur (space grid) yang terbuat dari tulangan stainless steel
Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

Gambar 34. Potongan arsitektural

Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

Gambar 35. Potongan structural


Sumber : http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/

C.4 ESPLANADE
1. Konsep Masa Bangunan
Esplanade Theatre by The Bay merupakan bangunan yang terletak di tepi
air(waterfront) sepanjang pantai Marina Bay dekat muara Sungai Singapura.
Tujuan dibangunnya Esplanade Theatre by The Bay adalah sebagai pusat seni
pertunjukan bagi masyarakat lokal dan menjadi salah satu asset pariwisata untuk
menarik wisatawan asing.
Lokasi Esplanade dulunya merupakan Satay Club yang merupakan tempat
makanan populer warga Singapura yang saat ini telah dialokasikan di tempat lain.
-

Data Fisik

a) Arsitek: Michael Wilford, James Stirling, DP Architects


b) Lokasi : Singapore
c) Area : 75,186 m2

d) Tahun : 1995-2002

a)

b)

c)
Gambar 36. Esplanade. a) Aerial View , b) tampak samping, c) tampak depan
Sumber : Dokumentasi pribadi dan http://www.area-arch.it/en/artscience-museum/
-

Konsep Desain
Konsep desain arsitekturnya yaitu menciptakan sebuah kompleksitas yang

fleksibel untuk menerima genre/style dari timur dan barat. Menjadikan desain
bangunan ini berfilosofikan berangkat dari masa lalu menuju masa depan
dengan cara menggabungkan modernisasi dan kearifan lokal. Untuk bentuk secara
keseluruhan mengambil bentukan dari buah durian yang merupakan buah khas
Asia sehingga bangunan ini tampak seperti durian, terselimuti oleh duri-duri pada
bagian atap. Gedung dibagi menjadi 2 yaitu gedung konser dan gedung teater.
Penempatan gedung pada lansekap didesain seperti kerang bulu babi yang
terhampar di tepi pantai.
a.

Konsep Desain Menurut Koh Seow Chuan

Secara keseluruhan, tujuan dalam proyek ini adalah menciptakan struktur


yang unik, yang sesuai dengan aspirasi dari masyarakat Singapura dengan tetap
bermanfaat dan fungsional. Dengan demikian, Esplanade dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap dialog tentang desain pada konteks budaya
dan iklim di Asia. Secara historis, budaya Asia telah menghasilkan desain
bangunan yang lebih signifikan dalam responnya terhadap kondisi geografis,
iklim dan konteks budaya, selain itu bangunan di Asia dibangun dengan teknologi
terbaik yang ada. Bila memungkinkan dan tepat, kosakata arsitektur baru akan
berkembang. Sampai ke masa kolonial, proses evolusi ini menjadikan tradisi tetap
hidup dan vital.
Proyek ini terletak di sebuah lahan dengan dua karakteristik utama, yaitu
sebagai bangunan distrik pemerintahan dan sebagai prime waterfront. Daripada
dipandang sebagai "ethnic featurism" tim DP Architects lebih merespon
karakteristik dan konteks perkotaan umum, dengan demikian menegaskan vitalitas
budaya. Desain merupakan kontribusi menarik untuk mendefinisikan New Asian
Architecture.
Dua bangunan shell dengan semangat perubahan dan pengalaman baru,
tampilan bangunan Esplanade terlihat lebih mencolok di sore hari apabila
disandingkan dengan penampilan yang solid dari dasar bangunan. Saat ini
bangunan berdiri dengan gagahnya di tengah skyline, dengan cladding granit
warna hangat, yang menunjukan perannya sebagai dasar yang kuat dari tradisi.

Gambar 37. Suasana Esplanade pada malam hari


Sumber : Dokumentasi pribadi
b. Konsep Desain Menurut Vikas Gore

Vikas Gore, merupakan projek direktor dari proyek Esplanade. Proyek


Esplanade ini dimenangkan oleh DP Architect yang bekerjasama dengan Michael
Wilford & Partners (MWP) pada akhir tahun 1993 dan bekerjasama dalam
mengerjakan

proyeknya

sampai

tahun

1995

sebelum

akhirnya

MWP

meninggalkan proyek.
Dari awal proses perancangannya, DP Architect memang ingin
menggunakan beberapa jenis shading pada bangunan Espalanade ini. Pada saat
desain dari Esplanade ditunjukkan kepada publik pada tahun 1994, desain untuk
shadingnya masih belum dirancang. Hanya terdapat enclosure berupa kaca pada
dua teater utama. Pada saat itu juga, terdapat banyak kritik dari masyarakat yang
menyatakan bahwa pada desain Esplanade ini terlalu banyak menggunakan
material kaca dan desainnya terlalu Barat. Oleh karena itu, setelah MWP
meninggalkan proyek, terdapat beberapa perubahan dalam desainnya, terutama
pada cladding bangunan setelah terdapat kerjasama dalam perancangan cladding
dengan Atelier One serta Mero, kontraktor yang bertanggung jawab untuk
membangun cladding. Sehingga dihasilkan bentuk Esplanade yang sekarang,
yaitu berupa ruangan yang melengkung dengan frame baja serta kaca sebagai
penutup, serta terdapat sunshade aluminium di atas lapisan kaca tersebut.
Kerjasama dalam merancang sistem cladding dengan perusahaan
konstruksi Atelier One dimulai setelah tahun 1995. Desain dari sunshades
perlahan-lahan berubah pola. Inspirasi yang digunakan dalam mendesain
sunshade yaitu sifat geometri dari struktur serta bangunan tradisional Asia. Bila
sunshade eksterior ini dilihat dari atas, maka sunshade tampak tertutup untuk
melindungi interior bangunan dari sinar matahari, tetapi bila dilihat dari sisi
bangunan, sunshade tampak terbuka dalam berbagai derajat, agar pengunjung
yang berada di dalam bangunan Esplanade ini masih tetap dapat menikmati
pemandangan di luar bangunan. Sehingga didapatkan bangunan yang terlindung
dari sinar matahari dengan tidak menghalangi view ke luar bangunan.
Orientasi matahari pada kedua bangunan teater ini berbeda, oleh karena itu
orientasi sumbu sunshade antara kedua massa bangunan juga berbeda. Grid pada
Lyric Theatre miring 45 derajat terhadap sumbu, sedangkan grid pada Concert
Hall tetap pada garis lurus ke porosnya. Perbedaan derajat pada sunshade ini

didapatkan melalui penggunaan intensif dari sistem komputer, desain untuk


penutup atap, sunshade dan struktur dibantu dengan komputer. Baik AtelierOne
dan DP Architects menggunakan perangkat lunak yang sama yaitu MicroStation.
Sehingga eksplorasi desain dapat lebih bebas dengan bantuan komputer dalam
perancangan sistem cladding dan sunshadenya. Tanpa bantuan dari komputer
maka mustahil untukmerancang sistem sunshade tersebut.
Perkembangan desain dari Esplanade sendiri, pada tahun 1994 masih
geometris dan angular, struktur utama dari claddingnya didesain secara vertikal.
Setelah itu desain strukturnya berubah menjadi bentuk kurva yang lebih lembut
seperti sekarang, menyajikan bangunan yang terlihat lebih organik. Untuk fasad
dari Esplanade DP Architect berusaha untuk merancang bangunan yang terkesan
Asia, tanpa menjadi fasad yang berbentuk bangunan tradisional. Selain
sunshadenya, konsep desain keseluruhan secara filosofis sangat dekat dengan
arsitektur tradisional Asia.
Kebanyakan arsitektur tradisional di Asia, banyak yang memiliki dasar
atau lantai yang kuat dengan desain atap yang terang dan terbuat dari bahan yang
ringan. Kedua cangkang dari Esplanade terbuat dari bahan yang ringan, ditopang
dengan kolom selebar 2,5 m. Tercapainya keseimbangan antara unsur solid dan
void adalah inti dari arsitektur tradisional di Asia. Diharapkan cladding Esplanade
dapat terlihat seperti cangkang yang sangat ringan, diwakili oleh Lyric Theatre
dan Concert Hall, dengan dasar yang solid. Untuk mencerminkan kedekatan
bangunan dengan tanah, maka dasar lantai difinishing dengan granit berwarna
alami.
Tantangan yang dialami saat proses desain Esplanade sendiri yaitu
sempitnya site yang digunakan untuk membangun Esplanade ini, padahal banyak
sekali ruang yang harus diakomodasi, seperti misalnya ruang untuk gladi resik dan
ruang bagi artisnya, loading dock dan sebagainya. Selain itu AC untuk ruang yang
luas juga harus dipikirkan, ini terdengar sepele, tapi bila suara bising yang keluar
dari AC dibiarkan begitu saja, maka tentu saja hal ini akan mengganggu dalam
pertunjukkan, sehingga harus digunakan saluran AC yang sangat besar. Oleh
karena itu, tantangan dari desainnya adalah mencari tahu bagaimana solusinyang

tepat untuk dapat mengakomodasi semua kebutuhan agar sesuai dan cukup
dibangun pada site yang sempit.
2. Fasilitas
a. Venue Pertunjukkan
Esplanade berisi ruang-ruang pertunjukkan berkelas dunia, ditambah
dengan berbagai layanan dukungan profesional dan fasilitas-fasilitas mumpuni.
Selain tempat pertunjukan, Esplanade juga memuat tempat pertemuan, serta
layanan-layanan gaya hidup dan seni terkait. Highlights utama dari Esplanade hall konser dan teater, yang terhubung ke persimpangan jalan utama melalui ruang
depan, sementara Esplanade Mall dapat diakses melalui jalur masuk yang terletak
antara 2 hall tersebut.
b. Hall Konser

Gambar 38. Ruang depan (foyer) ke hall ruang konser


Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall
Concert hall berfungsi sebagai aula untuk konser, resital, dan pertunjukan
lainnya. Hanya ada lima hall lainnya di dunia dengan yang menggunakan sistem
akustik state-of-the-art. Pangggung orkestranya mampu memuat hingga 120
musisi. Organ pipa konser ini mencakup 4740 pipa dan 61 stop. Ini dirancang
khusus dan dibangun oleh Johannes Klais Orgelbau. Concert Hall ini dapat
dengan nyaman diduduki oleh sekitar 1.600 orang untuk empat tingkat dengan
suasana yang akrab (intimate). Jenis-jenis kursinya yaitu Stall, Foyer stall, dan
Circles 1, 2, dan 3. Ada lagi 200 kursi di stall paduan suara di belakang panggung
konser, yang dapat diubah menjadi kursi Gallery untuk tambahan 200 orang.

a)

b)

c)

Gambar 39. Concert Hall Foyer Stall & Stalls. a) Lay out kursi b) dan c) interior
Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall

a)

Gambar 40. Concert Hall Circle 1 a) interior, b) lay out kursi


Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall

a)

b)

Gambar 41. Concert Hall Circle 1I a) interior, b) lay out kursi


Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall

a)

b)

c)

Gambar 42 . Concert Hall Circle 3. a) dan b) lay out kursi, c) interior


Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall
c. Teater

Teater Esplanade yang memiliki kapasitas sekitar 2.000 kursi adalah


bentuk adaptasi dari bentuk tapal kuda dari rumah opera tradisional Eropa.
1. Studio Pentas
Studio pentas berbentuk kipas ini mampu menampung 245 orang dan merupakan
tempat yang baik untuk ruang pertunjukkan musik yang intim dan berskala kecil,
serta tempat presentasi dan pertemuan.
2. Studio teater
Studio teater, dengan kapasitas hingga 220, adalah ruang yang sengaja didesain
kecil untuk teater eksperimental dan penampilan tarian.

a)

b)

Gambar 43. Interior ruang teater


Sumber : https://www.esplanade.com/venue-hire/concert-hall

Gambar 44. Pandangan ke luar bangunan dari arah tangga


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 45. Panel akustik pada plafond Esplanade


Sumber : Dokumentasi pribadi
d. Perpustakaan

Perpustakaan

@Esplanade,

yang

terletak

di

lantai

tiga,

adalah

perpustakaan umum pertama di Singapura yang ditujukan untuk seni pertunjukan.


Ada juga pusat-pusat pertunjukan luar ruangan, dan ritel dan ruang makanan di
Esplanade Mall. Ada ruang terbuka outdorr di lantai empat gedung, yang
merupakan titik tertinggi yang terbuka untuk umum.

Gambar 46. Koridor menuju Library di Esplanade


Sumber : https://www.wikipedia.com
3. Struktur Bangunan
Pada sebuah lokasi di antara Marina Centre dan Marina Bay di Singapura,
pembangunan dari Arts Center ini telah dirampungkan. Desain dari bangunan ini
berdasarkan konsep dari sang Arsitek yaitu Michael Wilford and Partners di
London dan dilaksanakan oleh DP Architects (dengan penanggung jawabnya
adalah Vikas Gore dan Pietro Stallon) di Singapura. Karakteristik yang signifikan
dari bangunan ini adalah envelope dari Lyric Theatre dan Concert Hall. Struktur
yang digunakan untuk envelope adalah spacetrusses yang didesain khusus untuk
menyangga bagian ujung grid segitiga agar sesuai dengan bentuk permukaan free
form surfaces. Sistem claddingnya terdiri dari panel kaca insulasi yang berbentuk
segitiga serta susunan dari shading aluminium di atasnya, sehingga dapat
memberikan impresi transparasi dan opasitas yang berbeda. Cladding untuk atap
terlihat lebih buram, karena dibuat dari lapisan foil water barrier dan dilapisi
dengan panel aluminium yang salah satu sambungannya terbuka, hamper sama
dengan shading yang ada di fasad, tetapi lebih datar. Panel ini juga menutupi
saluran pembuangan air hujan, yang posisinya berada di antara setiap fasad dan
struktur atap.

Gambar 47. Sunshade aluminium dengan orientasi sesuai arah sinar matahari
Sumber : Dokumentasi pribadi
Tantangan utama dari realisasi proyek Esplanade ini adalah :

Proses pemasangan panel shading yang berulang kali dilakukan agar dapat
memenuhi tuntutan estetis dan fungsional.

Desain, produksi, transportasi dan pemasangan dari banyak elemen yang

sama, tetapi berbeda komponen bangunannya.


Sulitnya mengkoordinasi begitu banyak konsultan, lembaga dan
subkontraktor.

a. Bentuk Geometri

Hanya bentuk geometri saja tidak dapat digunakan untuk menghasilkan


sebuah desain bangunan, tetapi tanpa geometri maka envelope dari Esplanade ini
tidak akan bisa direalisasikan. Meskipun struktur membrannya adalah contoh
yang cukup ekstrim dari pengaplikasian bentuk geometri, dan penerapan dari
berbagai struktur yang berbeda tergantung pada pengetahuan mengenai bentuk
geometri itu sendiri. Geometri benar-benar memiliki peran utama dari desain
sampai proses fabrikasi dari pembangunan gedung Esplanade ini.

b. Formfinding

Bentuk permukaan dari kedua massa bangunan utama dari Esplanade ini
adalah NURBS, yaitu Non Uniform Beta Splines, deskripsi matematika dari
freeform

surface.

Stimulasi

dari

pengembangan

NURBS

berasal

dari

pembangunan kapal, automobile dan industri pembuatan pesawat terbang. Coons


dan Bezier mengembangkan dasar teori untuk implementasi NURBS ke program
CAD, yang berarti membuat aplikasi yang lebih mudah digunakan. Parameter dan
persamaannya disubstitusikan dari berat dan kontrol poin serta pengaruhnya
pada bentuk permukaan bangunan dapat dikendalikan dengan representasigrafis.
Dengan tersedianya teknologi yang seperti ini, maka envelope dari bangunan
Esplanade ini didesain dengan program CAD MicroStation oleh AtelierOne di
London, yang merupakan konsultan dari DP Architect. Keempat sisi dari area
permukaan dihasilkan dari tautan antar kurva spline, yang masing-masing
bagiannya dapat dimodifikasi tanpa harus mengubah keseluruhan tautannya.
c. Members and Nodes
Setelah memutuskan bentuk permukaannya, elemen dari jaringan dan node
dapat dihasilkan. Metode yang digunakan dikenal dari pengaplikasian jaringan
kabel. Sebuah jaringan yang berbentuk kotak dengan modul 1,5 m diletakkan
sedemikian rupa pada permukaan bangunan agar titik simpulnya dapat menyentuh
permukaan dan elemen struktur yang saling berkaitan dapat tetap lurus. Perbedaan
dari layout concert Hall dan Lyric Theatre adalah bentuk jaringannya yang
ortogonal dan diagonal.
Dengan membagi 2 bentuk belah ketupat, maka dihasilkan bentuk segitiga,
yang diperlukan untuk mendukung panel kaca serta untuk kestabilan struktur.
Namun, sebuah jaring-jaring kotak ditambahkan pada jarak 90 cm di
bawah jarring-jaring segitiga. Bersama dengan elemen diagonal antara kedua
jaring-jaring, diperoleh space truss yang menyempurnakan kekakuan tanpa
mempengaruhi keringanan struktur.
d. Colour Management
Untuk manajemen dari banyaknya jumlah komponen pada bangunan
(8.300 nodes, 34.500 elemen, 10.500 panel kaca berbentuk segitiga, 4900 elemen
shading dan 2230 panel atap), digunakan warna untuk identifikasi letak/posisi

node dan elemen struktur. Yang berarti, kode warna ini memungkinkan apabila
digunakan untuk mengidentifikasi komponen dari setiap grup pada proses desain,
fabrikasi dan pemasangannya.
Jadi bentuk geometri pada atap dari Esplanade ini termasuk pada kategori
free-form surfaces, yang dikenal dengan istilah nurbs-surfaces. Dengan struktur
bajanya berupa double layer space frame yang pada kedua ujung grid segitiganya
mengikuti grid yang ditentukan dengan bentuk belah ketupat yang panjangnya1,5
m serta terdapat 3 garis lain yang panjangnya bervariasi sehingga memungkinkan
grid tersebut membentuk free-form surface. Pada struktur, eksternal gridnya
menggunakan sistem MERO bowl-node dengan bagian berongga yang berbentuk
persegi berukuran 60x60 mm yang ketebalannya bervariasi. Sedangkan grid
internalnya menguatkan elemen yang saling terhubung, lapisan internal dan
eksternalnya telah direalisasi dengan sistem MERO spherical node dan circular
tube yang ketebalannya juga bervariasi dari 60-150 mm.

Gambar 48. Geometri free-form surface atap Esplanade


Sumber : Scribd
Glazur panel segitiga terbuat dari kaca insulasi setebal 29 mm dipasang
langsung kebagian eksternal melalui sistem penyegelan dan pengeringan dengan
tambahan alumunium pada bagian sudut dan antar poinnya. Dengan 10.512 panel
yang mencakup area seluas 10.732 meter persegi dan sendi linear antar panelnya
sepanjang 27 km, terdapat 7139 shading yang bahannya dari alumunium
berbentuk piramida ditempatkan 20 cm di atas lapisan kaca, terdapat sekitar 15-20
lembar alumunium dengan ukuran yang berbeda yang bentuk dasarnya belah

ketupat untuk kemudian ditekuk pada sudut yang berbeda danbukaan yang
kemiringannya bervariasi.

Gambar 49. Prismatik Alimunium Panel


Sumber : Scribd
Dengan

berbagai

langkah

optimalisasi

tersebut,

bertujuan

untuk

meminimalkan jenis elemen serta merasionalisasi konstruksi, skala yang besar,


sifat dari struktur double-layer, glazing grid dan shading, elemen envelope dari
bangunan, yang berarti ribuan komponen yang sama harus diproduksi, dengan
strategi dan perencanaan yang telah berhasil ditangani oleh kemampuan teknikal
MERO.
4. Desain dan Perhitungan
Desain dan perhitungan dari strukturnya berdasarkan langkah-langkah berikut ini :
1.

Konsep bearing
Evaluasi beban
Perhitungan dari defleksi, elemen struktur dan reaksinya
Pengukuran
Konsep Penyokong (support)
Space truss saling mendukung satu sama lain pada ujung/puncak
kedua atau ketiga pada bagian tepi dari pilar-pilar beton. Bagian tepi atas
dari space truss hanya didukung oleh beberapa chord node diujung
darikolom beton. Beban pada bagian tepi atas berbeda dari bagian tepi
bawah, perbedaannya terletak pada :
- Realisasi dari pergerakan horizontal
- Insulasi getaran
1. Beban Statis
Untuk stabilisasi struktur pada fasad, maka sangat diperlukan
untuk mendukung bagian paling bawah dan tepi atas dari space frame. Hal
ini dapat diperoleh dengan memberikan pengekangan pda bagian
tepibawah dari titik beban. Namun, pada bagian tepi atas juga diperlukan
pemilihan layout beban yang masih dapat mentoleransi ekspansi dari

struktur karena pengaruh suhu udara; setiap strukturnya dipasang secara


permanen pada stair tower yang lentur. Semua titik beban yang lain
didukung secara horizontal hanya bila benar-benar diperlukan agar tetap
statis. Fleksibilitas dari stair tower dipertimbangkan pada model analitikal,
seperti halnya fleksibilitas dari pilar-pilar beton pada bagian tepi bawah
dan kolom beton

Gambar 50. Kolom luar (peripheral)


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 51. Kolom internal, d = 60 cm


Sumber : Dokumentasi pribadi
2. Insulasi Vibrasi pada Beban Struktur Bagian Atas
Tujuan dari insulasi vibrasi adalah untuk mencegah agar tidak
terjadi transfer bunyi dari melalui dinding dan cladding ke dalam ruangan
konser

atau

teater.

Solusi

yang

memungkinkan

adalah

untuk

menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan dukungan struktur,


ukuran yang minimal dan keberlanjutan. Mengambil pengalaman dari
pengaplikasian yang sama untuk pertimbangan, maka material karet adalah
solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Nilai rambat getaran yang

rendah dan kekakuan yang meningkat untuk beban dinamis dapat


diperoleh dengan komposisi special dari karet. Untuk layout isolasi
getaran dengan pad karet, ARTEC Consultants Inc. dari New York/USA
mengusulkan parameter design seperti berikut :
-

Eigen frequency < 10 Hz


Regangan maksimum < 15% untuk permanen dan < 45% untuk

pembebanan sementara
Defleksi statis 4 mm.
Parameter ini telah dipertimbangkan dalam konsep desain, yang

telah

dikembangkan

Wrzburg/Jerman

dan

bersama

dengan

berkoordinasi

Wolfel
dengan

Consultants
Wilson,

Ihrig

dari
&

Associatesdari Oaklan, CA/USA, spesialis isolasi getaran, yang bekerja


untuk ARTEC. Masalah terbesar dari beban layout karet ini adalah
interaksi yang kuat antara persyaratan statis dan dinamis. Nilai dari
kekakuan dukungan struktur dipertimbangkan agar dapat diperoleh
tekanan yang tepat menurut modulus Youngs pada pad karet tersebut :
- Dukungan struktur yang lentur untuk beban permanen
- Dukungan struktur yang kaku untuk beban bubungan angin.
Secara struktural, beban horizontal terpisah dari beban vertikal.
Karena pad karet ini hanya bisa mentransfer tekanan, 2 pad karet
diperlukan untuk setiap bebannya. Selanjutnya, pad karet tersebut di tes
tegangannnya untuk menghidari gaping dan untuk memberikan kekakuan
yang hampir konstan pada bearings dibawah 10 Hz. Luas permukaan yang
dibutuhkan dan yang terpilih adalah pad karet dengan tebal 2x26mm untuk
beban vertical yang dievaluasi secara berulang pada basis dengan
ketebalan sekitar 4mm defleksi statis, sehingga dapat menjaga eigen
frecency bearings dibawah 10 Hz. Untuk beban horizontal, untuk bantalan
horisontal, luas permukaan pad karet yang dibutuhkan, diperoleh dari gaya
prestress, sehingga setara dengan maksimum beban angin, permukaan
yang dibutuhkan dari bantal karet berasal dari kekuatan pratekan, yang
setara dengan beban angin maksimum, sehingga sama-sama menjaga
eigen frecency bearings dibawah 10 Hz.

Gambar 52. Suasana malam dan siang


Sumber : Scribd

C.5 THE COLONNADE CONDOMINIUM


Data fisik

Nama Bangunan
Location

: The Colonnade
: 82 Grange Road

Singapore

Arsitek
Tipe
Developer
Tahun Selesai
Unit

: Paul Rudolph
: Kondominium
: Pontiac Land Pte Ltd
: 1986
: 90 unit

Pada awalnya berniat untuk merancang sebuah struktur perumahan sebagai


satu set dari unit prefabrikasi yang dinaikkan ke atas rangka struktur. Tampilan
dan ide yang rumit dari Kondominium Colonnade adalah perkembangan dari
desain sebelumnya namun tidak terbangun dari Graphic Arts Center of
Manhattan. Rudolph menunjuk pada unit-unit yang dapat ditiru ini sebagai the
twentieth-century brick yakni sebuah cara konstruksi yang tampaknya akan
membuat konstruksi dari bangunan-bangunan skala besar lebih mudah dikerjakan.
Ketika waktu pembangunan telah ditentukan, alasan finansial dan teknis
menyingkirkan kemungkinan unit-unit prefabrikasi. Justru Colonnade dibangun
dari beton tuang yang mana masih menyampaikan dengan sukses penampakan
tujuan awal desainnya.
Tujuannya dalam merancang bagian-bagian prefabrikasi adalah untuk
memadukan fleksibilitas ruang dengan bagian yang lain dan sebuah system
struktural terstandarisasi. Yang menjadi bagian terpenting di kondominium
Colonnade adalah perhatian khusus terhadap lingkungan dan iklim Singapura,
cahaya matahari yang melimpah sangat penting dalam penyusunan ruang-ruang di
unit-unit. Iklim di Singapura menyokong tumbuh-tumbuhan hijau dan lanndskap
terindah, sehingga menjadikan pemandangan-pemandangan dari jendela yang
lebar adalah hal terindah di dunia. Lokasi kamar tidur dan ruangan privasi lainnya
dilindungi dari sinar matahari dengan glazed windows.

Gambar 53. Potongan dan elevasi Colonnade


Sumber : www. Archdaily.com
Struktur vertikal denah dibagi empat membentuk persegi pada tiap-tiap
pembatas dengan ruangan yang besar untuk sirkulasi horizontal dan vertikal.
Pergerakan di bawah menara didukung, sepanjang unit-unit diangkat dari tanah
dengan kolom-kolom yang mana dilapisi dalam dua baris yang dekat jaraknya,
karenanya disebut kondominium.

Gambar 54. Tampak tiap unit Colonnade

Sumber : www.archdaily.com

Gambar 55. Detail tiap unit Colonnade


Sumber : www.archdaily.com
Kolom ini mengangkat dasar lantai yan terbagi empat pada tinggi yang
berbeda, denah yang bergeser adalah sebuah keadaan yang dibuat oleh Paul
Rudolph. Tiap-tiap unit tinggi dua lantai, dengan sebuah ruang tamu terbuka dan

ruang makan, sebuah dapur yang luas, dan sebuah balkon. Lantai pertama
menampilkan sebuah ruang terima tamu dan kamar mandi, dan lantai kedua
rumah dengan kamar yang luas.

Gambar 56. Denah kondomnium Colonnade


Sumber : www. ctaparch.com
1. Fasilitas :
Kolam renang, Playground, Gymnasium, lapangan tenis, parker basemant, Securiti
24 jam.
2. Unit yang tersedia :
2-kamar tidur (2,800 - 2,800 sqft), 3-kamar tidur (3,600 - 4,000 sqft), penthouse
(7,000 - 12,700 sqft)

Gambar 57. Interior unit kondominium


Sumber : www.archdaily.com
C.6 VIVO CITY

Data Fisik
Nama Bangunan
Tahun
Pemilik
Lokasi
Tipe Bangunan
Jenis
Sistem
Luas

: Vivo City
: 2006
: Mapletree Investments Pte Ltd
: Singapura, Singapara
: Komersial
: Intensif
: Single Source Provider
: 16146 sq.ft.

Designers/Manufacturers :
Developer
Arsitek

: MapleTree Investments Pte Ltd


: DP Architects Pte Ltd, Singapore and Toyo Ito
& Associates, Japan
Arsitek Landscape
: Sitetectonix Pte Ltd
Pemilik Kontrak Landscape : Nature Landscapes Pte Ltd
Apesialis Green Roof
: Elmich Pte Ltd
Water Feature Design
: Fluidity Design Consultants
Arsitektur Infrastructure
: DP Infrastructure
Gambar. 58. Vivo City di malam hari
Sumber : http://www.fluidity-design.com/projects/vivocity/

Vivo City, sebuah bagian utuh dari 24 hektar kawasan HarbourFront


Singapura adalah sebuah bisnis waterfront ,pusat hiburan dan gaya hidup yang
terintegrasi dinamis, dibangun oleh perusahaan real estate ternama di Singapura
dengan focus Asia. Vivo City dibangun di bekas lokasi pameran World Trade
Centre, yang kini bernama HarbourFront Centre. Terinspirasi dan diambil dari
kata Vivacity (kegembiraan), Vivo City mencoba untuk membangkitkan sebuah
pengalaman yang menggairahkan dan terasa hidup saat berbelanja. Memiliki 340
toko dan ruang servis dan berjumlah lima lantai. Bangunan ini didesain oleh

Arsitek Internasional dari Jepang yakni Toyo Ito. Ito terkenal akan gaya khas,
berfokus pada pemanfaatan alam, iklim dan ruang terbuka. Dan Vevo City adalah
karya besarnya di kawasan Asia di luar Jepang.

Gambar 59. Vivo City tampak dari atas


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
Dibangun di atas lahan seluas 9,5 hektar, desain VevoCity terinspirasi oleh
pembangunan kawasan HarbourFront yang menciptakan kesan ombak di laut.
Pelanggan dapat berbelanja di 1,04 square feet area retail, Makan di restaurant
tepi laut, melihat koleksi seni internasional, atau bermain air dengan kaki
telanjang bersama anak-anak di kolam penyebrangan yang dangkal di rooftop
skypark lantai tiga dan taman bermain terbuka di lantai dua. Rooftop didesain
untuk memberikan topografi dari bentuk taman, kawasann observasi, dan sebuah
kolam yang dangkal dan luas. Amphitheatre di rooftop menawarkan sebuah
panggung seni dan budaya di Singapura dan rooftop water di skypark adalah
sebuah ikon VivoCity berukuran empat kolam renang ukuran Olympic.
VivoCity mempersembahkan sebuah roof garden yang dapat diakses oleh
semua orang, sebuah inovasi pemanfaatan landscape sebagai bagian dari
pengalaman berbelanja. Penempatan sebuah kolam penyebrangan di atap
memainkan tema waterfront dan menyuntikkan sensasi luar biasa dari
kesukabermainan ke dalam sebuah projek komersial. Desain atap juga patut dipuji
karena membuang permukaan datar konvensional untuk memciptakan sebuah
bentuk atap kaku seperti ombak untuk dipadukan dengan laut.

Gambar 60. Interior Vivo City


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
Mall terebesar di Singapura ini, Vivo City menampakkan campuran dari
300 ruang makan, retail, dan outlet hiburan dari titik pusat atrium dengan tempat
berjan-jalan tepi laut sepanjang 300m. Mal ini juga memiliki bioskop terbesar dan
terbanyak dengan 15 layar dan kapasitas 2.293 penonton yang dikelola Golden
Village, merupakan salah satu bioskop terbesar di Asia. Terdapat dua pusat jajan
serba ada di Basemen 2 yang pertama seluas 2.200 m di Basemen 2. Fasilitas
lainnya termasuk Planet Fitness sebagai tempat olahraga, senam, spa, restoran dan
klub dansa. Mal ini memilik fasilitas parkir dengan daya tampung 4.000
kendaraan dan tempat bongkar muat yangluas. Parkir mobil terletak di basemen 1
dan 2 juga terdapat parkir di lantai 2 sampai 7. Stasiun monorel Sentosa Express
terletak di lantai 3 dekat pusat jajan serba ada. Berikur beberapa pelayanan yang
diesediakan di Vivo City;

1. Parkir
Di area parker terdapat minimarket Vivomart. Dapat dengan mudah menurunkan
belanjaan dari trolli setelah berbelanja. Terddapat travellator langsung menuju ke
B2, dimana terdapat Kopiitam dan counter liannya berada. Kemudian juga
terdapat lift yang menuju ke lantai dua. Parkir di lantai atas juga sangat nyaman,

landai dan dekat degan lift terdekat sehingga meberikan mobilitas yang mudah
untuk penyandang cacat fisik, kursi roda dna kereta bayi.

Gambar 61. Denah basement 2


Sumber : https://www.scribd.com/

2. Informasi Kontra
Counter informasi terkemuka di tingkat 1 atau tingkat 2 yang paling nyaman
untuk mengunjungi karena mereka terletak tepat di sebelah sepasang lift. Ada
petunjuk menuju Konter Informasi.

Gambar 62. Denah Lantai 1


Sumber : https://www.scribd.com/
3. Republik Food
Jika ingin merasakan suasana Singapura lama, dapat mengunjungi Republik Food
di lantai 3. Dekorasi sangat nostalgia dan benar-benar unik. Dengan sangkar
burung berubah menjadi lampu dan bangku tempat duduk meniru kedai kopi
Singapura tua, membuat suasana seperti di awal 70-an. Di sini juga terdapat
makanan lokal.
4. Taman Bermain
Taman bermain terbuka adalah tempat yang bagus untuk membiarkan anak-anak
bermain saat para orang tua menikmati secangkir kopi atau teh di beberapa
restoran dengan kafe. Anak-anak juga dapat bermain air di sini.

Gambar 63. Denah Lantai 2


Sumber : https://www.scribd.com/
5. Hewan Rides
Pengunjung dapat memanjakan diri di kiddie rides seperti menyewa kuda atau
domba atau hewan apa pun yang diinginkan di taman bermain. Baik orang dewasa
maupun anak-anak karena tesedia hewan yang besar dan kecil. Harga mulai dari $
3,20 untuk lima menit perjalanan.
6. Cookie dan Monyet Kid Lounge
Ada layanan menjaga anak ditawarkan di Cookie dan Monkeys Kid Lounge. Para
orang tua bisa membawa anak-anak mereka di sini untuk bermain atau melakukan
kegiatan seni dan kerajinan saat mereka berbelanja. Harga mulai dari $ 8 untuk
satu jam pertama dan $ 7 per jam berikutnya. The Kids Lounge terdapat di lantai 2
dan menghadap area taman bermain.

Gambah 64. Denah Lantai 3


Sumber : https://www.scribd.com/
7. Kamar Bayi
Kebanyakan toilet di seluruh mal menawarkan meja pengganti popok meskipun
tidak terdapat penunjuk. Jika ingin area pengganti popok yang lebih mewah dan
eksklusif untuk bayi, mencari kamar bayi, juga terletak dekat taman bermain di
tingkat dua, menghadap air mancur. Ada empat ruang pengganti popok dan kursi
sofa untuk ibu menyusui dengan nyaman.
8. Menjalankan Lokasi
Jika para orang tua ingin melihat-lihat butik-butik fashion di tingkat satu, mereka
dapat membiarkan balitanya berlari-lari kecil di ruang koridor terbuka lebar di
bawah pengawasan seseorang.

9. Fitur Air Rooftop di Skypark


Di Skypark yang besar ini pengunjung dapat bermain-main dan beristirahat
sejenak. Luasnya ukuran dari empat kolam ukuran Olimpiade. Anak-anak dan
orang tua dapat bermain air sambil menyeberanginya karena kolamini dangkal.
Membawa beberapa mainan air untuk memperpanjang kesenangan mereka di sini.
Banyak orang tua melipat celana mereka, melepas sepatu mereka, dan pergi
berjalan-jalan dengan anak-anak mereka. Ini cara yang cukup santai dan bagus
untuk bersantai. Di dekatnya terdapat Amphitheatre untuk mengadakan acara
khusus dan menampilkan pertunjukan.

Gambar 65. Kolam bermain di Rooftoop


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
Di Vevo City terdapat beberapa jalur penghubung. Jalur penghubung di
basemen 2 menyambung ke Stasiun MRT HarbourFront dan Seah Im Hawker
Centre di seberang Jalan Telok Blangah. Dua jembatan berpendingin udara di
lantai 2 terhubung ke HarbourFront Centre. Sebuah jembatan penyeberangan di
luar gedung di lantai 2 dekat bioskop Golden Village menghubungkan ke St James
Power Station. Dan Stasiun monorel Sentosa Express di lantai 3 menghubungkan
ke pulau Sentosa.
Teknologi Roof Garden
Agar roof garden Vevo City dapat memeneuhi system drainase lapisan
tanahnya, Vivo City menggunakan teknologi VersiCell sub-soil drainage cells,
yang ditempatkan pada bagian permukaan tanah dan di dalam wadah tanaman

yang tersebar di bagian atap, yang kemudian dilapisi dengan filter geotextile dan
kemudian ditutupi dengan tanah. Kemudian, drainage cells ini yang membentuk
rongga-rongga pada lapisan bawah tanah. Hal ini berfungsi untuk mengefisiensi
peresapan air agar dapat mencegah tersumbatnya air dan dapat menjamin
kesehatantanaman.

Gamabr 66. Landscape roof garden


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
Pengait baja digunakan untuk dudukan dan sebagai penyeimbang tanaman
yang terletak pada daerah yang curam seperti di bagian ujung atap mall. Pengait
ini disebut VersiWeb yang mempunyai bentuk sarang lebah, yang didisi dengan
media tanaman yang ringan. Sistem ini juga membagi rata bebannya pada tiaptiap pengaitnya, sehingga mengurangi tingkat erosi, dan juga tanaman bias
tumbuh dengan aman tanpa khawatir akan jatuh.
Evalon merupakan teknologi yang digunakan oleh mall Vivo City untuk
membuat lapisan tanahnya menjadi than air, baik air resapan tanah ataupun air
yang berasal dari akar tumbuhan.

Evalon terbuat dari lapisan membrane

EVA/PVC Thermoplsmer yang tahan air, yang sudah diuji oleh German FLL
Standards, atau lembaga uji coba Jerman.

Gambar 67. Sitting area di skypark


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/

Gambar 68. Amphiteater di skypark


Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
Agar air resapan tidak merembes ke bagian bangunan, Fleximent 201
digunakan utntuk mencegah hal ini. Fleximent 201 merupakan lapisan coating
semen yang terdiri getah sintesis dan berbagai campuran semen. Yang menjadikan
Vivo City beda dibandingkan dengan bangunan sejenis lainnya iala desainnya
yang mengedepankan Green Architecture yang bersandingan seiring engan
HarbourFront yang merupakan salah satu kawasan Waterfront kelas dunia. Vivo
City menyediakan lingkungan yang fasilitasnya dapat dinikmati oleh segala umur.

Gambar 69. Landscape roof garder di skypark Vivo City

Sumber : http://www.greenroofs.com/projects/
C.7 NATIONAL UNIVERSITY SINGAPORE
1.

Sejarah
Pada tanggal 3 Juli 1905, atas inisiatif Tan Jiak Kim, sekolah kedokteran

pertama di Singapura berdiri dengan nama Straits and Federated Malay States
Government Medical School. Tahun 1912, sekolah ini menerima donasi sebesar
$120.000 dari King Edward VII Memorial Fund, diikuti dengan perubahan nama
sekolah menjadi King Edward VII Medical School dan akhirnya King Edward VII
College of Medicine tahun 1921. Pada tahun 1929, Raffles College didirikan
untuk menggalakkan ilmu sosial di kalangan mahasiswa. Dua dekade setelahnya,
tepatnya pada 8 Oktober 1949, Raffles College bergabung dengan King Edward
VII College of Medicine menjadi Universitas Malaya.

Gambar 70. National University Singapore


Sumber : http://www.berkuliah.com/2014/07/50-fakta-menarik-tentangnational.html
Tahun 1959, Universitas Malaya dipecah menjadi dua divisi, Universitas
Malaya di Kuala Lumpur dan Universitas Malaya di Singapura. Divisi Singapura
akhirnya menjadi Universitas Singapura pada 1962. Universitas Nasional
Singapura sekarang merupakan hasil penggabungan Universitas Singapura dan
Nanyang University pada 1980.
2.

Fasilitas
Dalam hal fasilitas yang menunjang pendidikan, NUS memiliki 7 buah

perpustakaan, di antaranya yaitu: Central Library, Chinese Library, CJ Koh Law

Library, Hon Sui Sen Memorial Library, Medical Library, Music Library, dan
Science Library. Terhitung hingga Juni 2010, telah ada sekitar 1.5 juta judul di
perpustakaan-perpustakaan NUS, serta sumber daya mikrofom sebanyak 23.290
yang melengkapi kekayaan koleksi perpustakaan ini. Jumlah tersebut dapat
bertambah lagi tiap tahunnya. Judul-judul yang bisa ditemukan di sini meliputi:
bidang arsitektur, bangunan dan real estat, ilmu komputer, bisnis, teknik, musik,
kedokteran, hukum, kemanusiaan dan ilmu sosial.

a)

b)

c)

Gambar 71. Fasilitas-fasilitas: a) Ruang Diskusi, b) Lecture Theatre, c)


Perpustakaan
Sumber : http://sekolahsg.com/tur-kampus-national-university-singapore-nusphotos/
Fasilitas lain yang dimiliki NUS ialah fasilitas IT dan jaringan. Fasilitas IT
NUS yang bernama NUSNET berada di bawah tanggung jawab Departemen IT,
Computer Centre. Pada 2004, jaringan berbasis UD Grid MP dikembangkan
sehingga mampu menghubungkan kurang lebih 1000 komputer di NUS. Dengan
fasilitas ini, civitas akademik NUS dapat melakukan penelitian, pengajaran,
pembelajaran, dan administrasi secara lebih sistematis dan mudah. Fasilitas yang
dimiliki NUS ini sekaligus menjadi fasilitas IT yang terbesar di wilayahnya.
3.

Tempat tinggal mahasiswa


NUS menjadi tempat berkumpul bagi lebih dari 37 ribu mahasiswa yang

berasal dari 100 negara berbeda. Dengan jumlah tersebut, NUS pun menyediakan
fasilitas tempat tinggal sebanyak 4 tempat, di mana 3 tempat untuk mahasiswa
sarjana sedangkan sisanya diperuntukkan bagi mahasiswa pascasarjana. Tempat

tinggal mahasiswa sarjana meliputi Kuok Foundation House, Prince George's Park
Residence, dan Ridge View Residence. Pada masing-masing tempat tinggal
tersebut mahaiswa bisa memilih ruangan yang terbagi ke dalam 11 hingga 15
klaster. Setiap klaster dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur yang
memungkinkan penghuninya untuk memasak sendiri karena peralatan memasak
pun telah tersedia. Sementara itu, tempat tinggal bagi mahasiwa pascasarjan yang
bernama Graduate Residences memiliki karateristik yang berbeda dibandingkan
dengan tempat tinggal lainnya. Graduate Residence menawarkan pilihan ruangan
bertipe apartemen dan ruangan bagi penghuni tunggal (single room).

Gambar 72. Kuok Foundation House


Sumber : http://sekolahsg.com/tur-kampus-national-university-singapore-nusphotos/
NUS juga memiliki area bernama Residential Colleges, di mana segala
aktivitas civitas akademika NUS meliputi belajar, bekerja, dan aktivitas seharihari dilakukan di sini dalam jarak yang berdekatan. Residential colleges tersebut
bernama NUS University Town (UTown). Ia berlokasi di kampus Kent Ridge, dan
merupakan area baru karena didirikan pada Agustus 2011. Terdapat 4 pilihan
Residential Colleges lainnya di dalamnya.

Gambar 73. NUS University Town (UTown)


Sumber : http://www.pathwaze.org/guides/nus-utown/

Gambar 74. Tampak depan NUS UTown


Sumber : http://utown.nus.edu.sg/about-university-town/education-resourcecentre/overview/
Residential Colleges yang pertama bernama Cinnamon College.
Cinnamon College menjadi tempat bagi University Scholars Program. Sebanyak
sekitar 600 mahasiswa tinggal di sini bersama dengan fasilitas lainnya, seperti
kantor fakultas dan administratif serta ruangan perkuliahan. Selanjutnya adalah
Tembusu College. Ia menjadi rumah bagi mahasiswa sarjana, para penerima
beasiswa, dan beberapa mahasiswa pascasarjana. Untuk bisa menempati salah satu
dari tempat tinggal-tempat tinggal tersebut, mahasiswa perlu melewati tahap
seleksi yang terbilang kompetitif. Para mahasiswa tahun pertama yang juga
sedang menjalani masa matrikulasi perlu mengisi aplikasi yang dilengkapi esai,

kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Sayangnya, hanya akan ada 200-230


mahasiswa yang terpilih pada satu tahun tertentu.
4.

Sistem pendidikan di NUS


Terdapat keunikan yang dimiliki oleh NUS terutama jika dibandingkan

dengan universitas lain di wilayah Asia. NUS menerapkan sistem pendidikan yang
berbeda. Ia mengadaptasi sistem pendidikan Inggris, salah satunya sistem
pengajaran melalui kelompok kecil (tutorial), sekaligus sistem yang dimiliki
universitas di Amerika berupa sistem kredit mata kuliah. Mahasiswa NUS pun
dimungkinkan untuk mengambil program double-degree atau mengikuti 2
program sarjana dalam satu waktu, sehingga dapat lulus dengan menyandang dua
titel. Jurusan yang menyediakan program ini adalah Arts & Social Sciences dan
Engineering, Arts & Social Sciences dan Law, Business and Engineering, serta
Business dan Law.
Fakultas yang ada di NUS
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Arts & Social Sciences


Business
Computing
Continuing and Lifelong Education
Dentistry
Design & Environment
Duke-NUS
Engineering
Integrative Sciences & Engineering
Law
Medicine
Music
Public Health
Public Policy
Science
USP

q. Yale-NUS
C.8 ORCHARD ROAD
Orchard road merupakan pusat retail dan hiburan sepanjang 2.2 km yang
menjadi daya Tarik wisata utama untuk Singapura. Perencanaan wilayah Orchard
road ditentukan oleh Urban Redevelopment Authority (URA), sebuah badan

perencanaan urban Singapura yang bekerja dibawah kementerian Perkembangan


Nasional Singapura. Perkembangan Orchard road pada tahun 2009 menghabiskan
dana sebesar $S 40 juta (Rp 280 Miliar saat itu) dengan penambahan lampu jalan,
kotak tanaman, ruang hijau perkotaan, tempat bunga, serta lapisan pejalan kaki.
1

Etimologi
Nama Orchard road diambil dari perkebunan merica, pala, dan kebun

buah-buahan disepanjang jalanan tersebut di abad ke-19. Sumber-sumber lain


menyebutkan asal nama Orchard road dari Mr. Orchard, seorang tukang kebun
dan pemilik perkebunan yang kini terletak di sudut Scotts road dan Orchard road.
Daerah Orchard road juga dikenal orang orang China Singapura sebagai
Tang Le Pa Sat Koi atau Tanglin Market Street. Sedangkan orang orang Tamil
Singapura menyebutnya Vaira Kimadam atau Fakirs Place. Orchard road juga
disebut daerah Muttu Than (daerah perbukitan).
2. Geografi

Gambar 75.

Lokasi

Orchard Road

Sumber :
http://Google.co.id/maps/place/Orchard_road_singapura
Orchard road adalah jalan satu arah yang dimulai dari persimpangan Jalan
Orange Grove dimana terletak Orchard Hotel mengarah ke tenggara melintasi
Scotts road / simpang Paterso Hill, Stasiun MRT Orchard, Bideford road, Stasiun
MRT Somerset, Central Expressway, Stasiun MRT Dhoby Ghaut, dan berakhir di
persimpangan Handy road (sebelum Prinsep street), berlanjut ke Bras Basah road.

Disini juga terdapat banyak jalan bawah tanah termasuk penyeberangan bawah
tanah diantara pusat pusat perbelanjaan.
Orchard road berbatasan dengan Newton di sebelah timur dan utara, Tanglin
disebelah barat, Lembah sungai di sebelah selatan, dan Museum di sebelah
Tenggara.
3. Sejarah

Gambar 76. Orchard Road pada tahun 1900

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Orchard_road
Orchard road mulai dibuat pada tahun 1830an, meskipun demikian jalan
ini tidak diberi nama pada peta Singapura tahun 1836 buatan George Coleman.
Pada tahun itu daerah Orchard road masih merupakan perkebunan merica, pala,
dan buah buahan. Pada tahun 1846 beberapa rumah dibangun hingga Tank road,
namun hanya tiga atau empat rumah yang dibangun di sisi kanan Orchard road.
Satu pemandangan utama pada periode ini adalah taman milik Dr. Jun yang
kemudian salah satu yang dipercaya menjadi cikal bakal penamaan Orchard road.
Doketr tersebut memiliki taman dan perkebunan di sudut jalan yang kini adalah
Scotts road dan Orchard road.
Pada akhir tahun 1840an, pemakaman mulai bermunculan di sepanjang
jalan ini. Tahun 1846 orang orang Tionghoa memiliki pemakaman yang luas
dimana sekarang beridri Hotel Meritus Mandarin dan Ngee Ann City, sementara
orang orang Sumatera dari Bencoolen memiliki pemakaman dimana sekarang
Hotel Grand Central berdiri. Sedangkan orang orang Yahudi juga memiliki
pemakaman dimana sekrang stasiun MRT Dhobby Ghaut berada. Semua
pemakaman tersebut sudah dipindahkan pada tahun 1984.

Pada tahun 1860an Orchard road mempunyai banyak rumah rumah pribadi dan
bungalow di perbukitan yang memiliki pemandangan lembah dimana jalan raya
sekrang berada. Pada awal 1890an, Yang Mulia SOmdetch Phra Paramindr Maha
Chulalongkon, Raja Siam memiliki Hurricane House dengan pemandangan
Orchard road melalui Tan Kim Ching, konsul Thailand di Singapura. Bangunan
tersebut beridiri bersama dua bangunan lainnya yang selanjutnya menjadi
Kedutaan Kerajaan Thailand di Orchard road nomor 370.
Pada tahun 1903 toko toko di Orchard road mulai bermunculan, lengkap dengan
pasar swalayan pertama di Singapura yang sekarang ditempati Centrepoint.
Toserba ini dibuka pada tahun 1958 oleh saudagar setempat, C.K Tang, di atas
tanah yang menghadap ke pemakaman.
4. Pusat perbelanjaan
Orchard road kini dipenuhi oleh pusat belanja pejalan kaki. Banyak pusat
perbelanjaan brand brand ternama tersebar di sepanjang jalanan Orchard road.
Orchard road juga banyak memiliki rumah makan, jaringan kedai kopi, kafe,
tempat hiburan malam dan hotel. Selain itu disana terdapat tempat tinggal resmi
Presiden SIngapura yaitu Istana.

Gambar 77. Salah satu pusat perbelanjaan di Orchard Road

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Orchard_road
5. Transportasi
1) MRT
Terdapat tiga stasiun MRT di sepanjang Jalan Orchard, yaitu Orchard, Somerset dan
Dhoby Ghaut. Ketiga stasiun ini sangat penting untuk transportasi para komuter,
penduduk lokal, pelajar dan wisatawan yang berkunjung ke pusat belanja Jalan Orchard

dan pusat bisnis di sekitarnya. Sejak dibangunnya ION Orchard, pintu masuk Stasiun
MRT Orchard dipindah ke bawah tanah dari mal ini.
2) Bus

Terdapat layanan bus yang dikelola oleh SBS Transit dan SMRT yang melewati
Orchard road. Halte bus sepanjang jalan terdapat di :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
3) Taxi

Delfi Orchard
Stasiun MRT Dhoby Ghaut
Concorde Shopping Centre
Lucky Plaza
McDonald House
Seberang Mandarin Orchard Singapore
Orchard Emerald
Orchard Plaza
Kedutaan Besar Kerajaan Thai Embassy
Tang Plaza
YMCA

Wisatawan juga bisa menggunakan taxi menuju Orchard road. Beberapa


pemberhentian taxi terdapat di Forum The Shopping Mall, semua hotel di
kawasan Orchard road, Lucky Plaza, Wisma Atria, Ngee Ann City, The Paragon,
The Heeren Shops, Centrepoint Shopping Centre, dan Plaza Singapura. Umumnya
semua taxi masuk dan keluar melalui jalan jalan disamping Orchard road agar
tidak memadati jalan utama yang dikenakan ERP.
4) Kendaraan pribadi

Memasuki Orchard road dari arah barat memlalui Napier road. Kendaraan dari
Dunearn road melewati Scotts road dan belok kiri ke Orchard road didepan
persimpangan Hotel Marriot. Kendaraan dari arah berlawanan dari Peterson road
bisa belok kanan ke Orchard road. Selain itu ada beberapa jalan yang mengarah ke
Orchard road. Orchard road adalah jalan satu arah menuju ke Bras Basah road
yang mengarah ke selatan. Di Orchard road juga memberlakukan Electronic Road
Pricing (ERP) untuk semua kendaraan bermotor yang melaluinya.

C.9 LITTLE INDIA

Little India adalah sebuah daerah etnik di Singapura dimana terdapat elemen
budaya Tamil. Umumnya Little India dikenal juga dengan nama Tekka di kalangan
masyarakat Tamil.

Gambar 78. Kawasan little india


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Little_india
1

Geografi
Little India terletak di sebelah timur sungai - di seberang Chinatown

Singapura, di sebelah barat sungai dan di utara Kampong Glam. Little India
merupakan bagian dari wilayah perencanaan kota dari Rochor.
2

Sejarah
Berbeda dari daerah Chulia Kampong, dibawah rencana Raffles di

Singapura, awalnya Little India merupakan sebuah divisi dari colonial Singapura
dimana imigran etnis India akan berada dibawah kebijakan Inggris untuk
pemisahan etnis. Namun seperti Chulia Kampong yang menjadi lebih ramai dan
persaingan tanah meningkat, sehingga banyak etnis India pindah ke daerah yang
sekarang dikenal sebagai Little India.
Daerah Little India telah berkembang disekitar pemukiman bekas narapidana
India. Lokasinya yang berada disepanjang sungai Serangoon awalnya dibuat
untuk memelihara ternak. Akhirnya kegiatan ekonomi lainnya dikembangkan dan
dengan di awal abad ke-20, daerah tersebut mulai terlihat sebagai lingkungan etnis
India.

Feature

Gambar 79. Veeramakaliamman Temple, Little India


Sumber : https://commons.wikimedia.org/wiki/
Serangoon road adalah jalan raya komersial utama di Little India. Jalan ini
memotong Rochor Canal Road dan Bukit Timah Sungei Road. Sepanjang
Serangoon Road terdapat Tekka Centre, Tekka Mall, Little India Arcade,
Serangoon Plaza, dan Mustafa Centre. Beberapa kuil Hindu, Masjid, dan tempat
ibadah lainnya termasuk gereja Goochow Methodist, gereja Kampong Kapor
Methodist yang selesai dibangun pada tahun 1929, kuil Sri Veeramakaliamman,
Masjid Angullia, Kuil Sri Vadapathira Kaliamman, Masjid Jalan, dan Central Sikh
Gurdwara serta beberapa bangunan peribadatan lainnya juga terletak di daerah ini.
4

Transportasi
Daerah ini dilayani oleh stasiun MRT Little India dan Farrer Park di jalur

North East dan stasiun berikutnya yaitu stasiun Rochor dan Jalan Besar di jalur
Downtown. Selain MRT, Little India juga bisa dicapai dengan menggunakan bus.
Layanan bus yang melalui daerah ini yaitu bus 23, 64, 65, 66, 67, 131, 139, 147,
857, dan NR6 yang melewati Little India melalui Serangoon Road.
C.10 CHINA TOWN

Gambar 80. Lokasi China Town


Sumber :http://Google.co.id/maps/place/Orchard_road_singapura
1. Etimologi
Chinatown Singapura dikenal sebagai Niu Che Shui yang secara harfiah
berarti sapi air mobil dalam Bahasa Mandarin, Ngau Che Shui dalam Bahasa
Kanton, dan Kreta Ayer dalam Bahasa Melayu yang berarti air keranjang. Hal ini
disebabkan fakta bahwa pasokan air di wilayah pecinan tersebut diangkut oleh
gerobak yang ditarik oleh hewan pada abad ke-19.
2. Geografi
Chinatown teridir dari 4 sub daerah khas yang dikembangkan pada waktu yang
berbeda.
1)
2)
3)
4)

Telok Ayer yang dikembangkan pada tahun 1820


Kreta Ayer yang dikembangkan pada tahun 1830
Bukit Pasoh yang dikembangkan pada tahun 1900
Tanjong Pagar yang dikembangkan pada tahun 1920

Gambar 81. Empat sub daerah yang dikembangkan


Sumber : http://hotcaramel-s.blogspot.co.id/2015/04/konservasi-arsitekturchinatown.html
3. Konservasi
Pada tahun 1980 URA memutuskan untuk melakukan preservasi
lingkungan Chinatown dan berusaha memfungsikannya kembali sebagai kawasan
perkantoran karena letaknya yang mudah diakses oleh MRT. Pada tahun 1998
Tourist Board Plan for Chinatown, diresmikan lalu koridor-koridor jalan secara
tematik bersarakan interest publik.
Konservasi Chinatown Singapura diprakarsai Oleh URA (Urban Redevelopment
Authority). Singapura merupakan Negara yang ketat dalam menerapkan aturan
konservasi,

dikarenakan

Singapura

pernah

melakukan

kesalahan

yaitu

menghacurkan sebagian bangunan-bangunan bersejarahnya karena lingkungan


tersebut dianggap kumuh. Prinsip dasar yang diterapkan konservasi di Singapura
adalah 3R (maximum Retention, Quality of Restoration, careful Repair).
Distrik Chinatown dikategorikan sebagai historical district yaitu bangunan pada
distrik tersebut masih asli. Hal itu diatur dalam sebuah guidelines dengan tujuan
agar kualitas visualnya tidak berubah dan tergeser oleh arus modernisasi yang
masuk.

Gambar 82. Bentuk bangunan di China Town


Sumber : http://hotcaramel-s.blogspot.co.id/2015/04/konservasi-arsitekturchinatown.html
Konservasi kawasan bersejarah berarti termasuk juga mempreservas i
elemen arsitekturalnya. Elemen bangunan yang menjadi perhatian konservasi di
Singapura antara lain, atap, dinding, struktur, airwells, rear court, daun jendela,
Railing tangga, dan fasad bangunan. Setiap detail arsitektural tersebut tidak boleh
ada yang berubah. Kalaupun berubah maka hanya strukturnya saja yang boleh
berubah. Detail arsitektural dalam hal ini termasuk tekstur, warna, bentuk hingga
papan nama. Semua hal itu diatur oleh URA dalam conservation guidelines.
Sedangkan benda-benda utilitas seperti air conditioner dan fan tidak boleh
diletakkan pada muka bangunan cukup hanya dibelakang saja atau pada jalur
servis. Selain elemen arsitekturalnya, fungsi bangunan juga harus sama seperti
aslinya, karena perubahan fungsi dapat mempengaruhi pula fasad bangunan
tersebut. Menurut guidelines yang dikeluarkan oleh URA, fungsi asli bangunan
(misal residensial atau komersial) selalu lebih baik.

Gambar 83. Arsitektur China Town yang masih lestari


Sumber : dokumentasi pribadi
4. Transportasi
Daerah ini dilayani oleh stasiun MRT Chinatown di jalur North East dan
Downtown. Selain itu terdapat stasiun MRT di tengah tengah jalur pejalan kaki
di wilayah Pagoda street, serta beberapa rute bus umum yang teerhubung dalam
sistem trasportasi di Singapura.

Gambar 84. Pintu masuk Stasiun MRT dari kawasan China Town di Pagoda Street
Sumber : dokumentasi pribadi

C.11 BUGIS JUNCTION

Gambar 85. Bugis Junction


Sumber : http://www.wisatasingapura.web.id/2015/06/14/bugis-junctionsingapore-tempat-shopping-di-akhir-pekan/
Bugis Junction adalah pengembang terpadu yang dibuka pada tanggal 8
September 1995 terdiri dari pusat perbelanjaan, outlet makanan, 15 lantai menara
perkantoran, dan Intercontinental Singapore Hotel. Pada awalnya Bugis Junction
dikelola oleh perusahaan Jepang, Parco diantara pertokoan tua di Malabar street,
Malay street dan Hylam. Setelah selesai pembangunan pada tahun 1995, kawasan
ini dikelola oleh BCH Investments Pte Ltd yang merupakan anak perusahaan dari
Keppel Corporation.
Desain mall ini dibangun dengan arsitektur supermodern, dimana mall
inilah yang merupakan mall pertama di Singapura yang menggunakan penutup
(atap) kubah kaca transparan, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana
layaknya diluar ruangan namun tetap sejuk karena memiliki AC. Pusat
perbelanjaan bagi pejalan kaki yang ada di Bugis street terhubung langsung ke
Bugis MRT (ruang kereta bawah tanah). Sebelum pembangunan Bugis Junction,
jalan ini dipenuhi dengan pertokoan kuno berlantai tiga yang menjual tekstil dan
perhiasan.

1.

Letak Geografis

Gambar 86. Lokasi Bugis Junction


Sumber : http://streetdirectory.com/Bugis_junction_tower
Bugis Junction terletak di persimpangan Victoria street, Middle street dan
North Bridge road yang tepat berada di tengah tengah daerah inti Singapura.
Posisi Bugis Junction tepat berseberangan dengan Bugis street. Selain itu, Bugis
Junction juga berdekatan dengan beberapa sarana pendidikan, seperti Singapore
Management University, LASALLE Collage of the Arts, dan perpustakaan
nasional Singapura yang membuat posisi Bugis Junction ini sangat strategis untuk
difungsikan sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik perhatian
pengunjung.
2.

Arsitek

Gambar 87. Tugu Bugis Junction

Sumber : dokumentasi pribadi


Bugis Junction didesain oleh Design International, sebuah perusahaan
arsitektur internasional di Toronto yang telah bekerja dalam skala global.
3.

Keunggulan
Bugis Junction sukses bertahan dan tetap berkembang ditengah budaya

konsumerisme yang beragam. Beberapa mall baru banyak yang jatuh dan tidak
mampu berkompetisi di Singapura. Beberapa hal yang membuat Bugis Junction
berhasil menjaga diri dalam dunia pasar ritel hiperkompetitif di Singapura, yaitu :
1) Lokasi yang strategis, tepat berada di atas stasiun bawah tanah Bugis MRT
dimana setiap hari dilayani oleh banyak bus. Mall ini juga mudah diakses
melalui jalan raya.
2) Integrasi dan hubungan dengan lingkungan. Selain terhubung melalui
underpass ke stasiun MRT Bugis, Bugis Junction juga terletak cukup denkat
dengan daerah disekitarnya, seperti Bugis street, Bugis Village, Kompleks
Albert / Fu Lu Shou / Sim Lim Square Mall, serta kuil kuil di Waterloo
street. Hal ini membantu untuk membentuk sabuk lalu lintas alam manusia di
daerah tersebut, dengan efek spillover positif.
3) Focus pada pengunjung, sebagai tempat hiburan terutama di akhir pecan baik
bagi kalangan dewasa maupun remaja.
4) Akses dekat ke berbagai pusat perkantoran dan hotel.
5) Desain arsitektur dan tata letak fitur mall pertama di Singapura yang tertutup
kaca dan jalan jalan pusat perbelanjaan yang ber AC. Desain arsitektur
Bugis Junction mempertahankan romansa pertokoan tua tanpa panas dan
kelembaban, serta diterangi oleh cahaya alami pada area atrium memberikan
salah satu ilusi berada di sebuah kafe pinggir jalan dimana seseorang dapat
menikmati suasana di jalan namun tidak terasa panas.
6) Latar belakang Bugis Junction memiliki banyak sejarah dan cerita populer
penuh warna tentang kehidupan malam Singapura sehingga menjadi daya
Tarik tersendiri bagi wisatawan.

4.

Transportasi

Gambar 89. Stasiun MRT Bugis


Sumber : dokumentasi pribadi
Terletak di jantung kota di Singapura, Bugis Junction terhubung langsung
dengan stasiun MRT Bugis di bawah tanah. Selain itu, Bugis Junction juga dilalui
oleh rute utama bus umum.

BAB V
REKOMENDASI KONSEP

A. Konsep Net Zero Energy Building


Studi kasus : Building Construction Authority (BCA)
Building and Construction Authority (BCA) di Singapura melakukan
retrofit (penambahan aksesoris atau yg lainnya yang tidak ada pada saat
pembangunan) pada bangunan berlantai tiga di BCA Academy Campus.
Mereka memilih untuk mencoba menjadikan bangunan tersebut Net zero
energy building meskipun sulit untuk mewujudkan hal tersebut di iklim tropis
yang panas dan lembab. BCA mengelola sistem rating bangunan Singapores
Green Mark dan menginginkan proyek tersebut menjadi patokan performa
bangunan yang paling sustainable. Setelah lima tahun beroperasi, target dari
net zero energy tercapai dan pengguna (occupants) diuntungkan dari
peningkatan kenyamanan visual dan suhu.
Sebelum penambahan, bangunan digunakan sebagai pusat pelatihan
untuk para tukang demi berkembang pesatnya industri konstruksi di
Singapura. Bangunan ini merupakan bagian dari kampus besar yang
direkonstruksi menjadi BCA Academy.

Gambar 90. BCA Academy


Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015 (www.hpbmagazine.org)
1. Pendekatan yang Terintegrasi
Perencanaan dimulai di tahun 2007 sebagai projek gabungan umumswasta dengan pemilik bangunan (BCA), designer local/konsultan lokal dan
pembangunan (kontraktor) yang bermitra dengan peneliti dari NUS dan Solar
Energy Research Institute of Singapore (SERIS) untuk melakukan
penambahan bangunan yang ada menjadi Net Zero Energy Building.
Footprint bangunan: panjang 250 ft(76m) dan lebar 65 ft(20 m), dengan

koridor eksternal pada sisi timur yang lebih panjang yang memberikan akses
ke ruang dalam bangunan untuk semua lantai ( 3 lantai).
Fasad bagian timur berorientasi ke timur laut dan tepat menghadap ke
halaman (courtyard) bagian dalam. Ketiga bangunan yang identik memiliki
orientasi yang saling berlawanan, dan yang lainnya berbatasan di bagian utara
dan pintu masuk bangunan di bagian selatan. Keenam bangunan terhubung
dengan koridor di bagian dalam atau dengan core tangga di bagian tengah,
itulah area BCA Academy. Bagunan terdekat pintu masuk kampus ditetapkan
untuk mendapat penambahan aplikasi Net Zero Energy. Bangunan tersebut
sebagian di biayai oleh BCA, The Ministry of National Development (MND)
dan Economic Develeopment Board (EDB). Proyek menggunakan proses
build-operate. Mengurangi biaya operasional dan emisi merupakan
mekanisme utama (driver) dari desain, ketimbang mengurangi RAB
pembangunan. Para pemegang tanggung jawab dalam desain proyek ini
berdiskusi mengenai desain pasif, efisiensi energi, dan energi yang dapat
diperbarui. Penelitian kasus di berbagai negara dianalisa dan berbagai konsep
pengembangan di review (dilihat kembali), terkadang dibantu dengan
simulasi melalui komputer dan visual. Proses ini membantu unutk
mengidentifikasi penerapan yang terbaik dan sesuai kebutuhan dari proyek
ini. Target utama dari desain pasif termasuk mengurangi transmisi dari suhu,
meningkatan penggunaan cahaya siang dan meningkatkan ventilasi alami,
dibarengi dengan efisiensi penggunaan listrik, pendingin ruangan dan
ventilasi mekanik dengan menggunakan sistem manajemem bangunan.
Integrasi photovoltaic kedalam pembungkus bangunan sangat penting dalam
mencapai tujuan NET Zero Energy.

Gambar 91. Berbagai tanaman di atap diatas tangga, diujungnya nampak platform
yang ditutupi dengan kanopi PV semitransparan

Gambar 92. Visualisasi teknologi green building pada BCA Academy

2. Ventilasi Alami dengan Cerobong Solar


Bangunan kampus yang lain sebelumnya merupakan kantor dengan
fasillitas pendingin ruangan sebagian. Bangunan proyek ini, termasuk
ruangan kelas dan hall sekolah, didinginkan dengan ventilasi alami. Rata-rata
dari udara berganti sedikit tergantung dari musim. Pengguna bangunan di
Singapura menginginkan perpindahan udara, dimana hal tersebut mengurangi
temperature efektif, dan HVAC baru dan sistem ventilasi alami yang
memberikan peningkatan pergerakan udara dalam ruangan.
Sistem cerobong solar dipilih menjadi ventilasi alami dari ruang kelas
dan Hall Sekolah. Empat cerobong di atap, dimana merupakan ujung dari
deretan dari pipa tersembunyi sebagian bersama pembungkus bangunan,
empat cerobong ini merupakan bagian yang terlihat dari sistem. Sistem
dimulai dengan pipa vertikal yang terlihat bersama fasad bangunan bagian
barat, yang kemudian membengkok untuk mengikuti lengkungan atap dan

akhirnya bersambung dengan cerobong utama. Ketika terpapar oleh cahaya


matahari, cerobong/sistem memanas, membentuk udara panas bagian dalam,
kemudian meluas, menjadikan udara lebih ringan sehingga naik (efek
buoyancy) dan selanjutnya menghisap udara hangat dalam ruangan melalui
berbagai inlet penarik udara sedang(ambient) melalui fasad hingga ke interior.
Di dalam Hall sekolah kecepatan angin sampai dengan 394 fpm (2m/s) telah
diukur dan telah merubah penerimaan thermal/suhu (Thermal Acceptability)
dari tidak diterima menjadi dapat diterima.

Gambar 93. Blok bangunan Zero Energy


Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015
(www.hpbmagazine.org)

Gambar 94. Cerobong Solar dan Sistemnya


Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015
(www.hpbmagazine.org)
Peningkatan kenyamanan suhu ini ditentukan melalui prediksi rata-rata
vote/Pedicted Mean Vote (PMV) dan persentase prediksi ketidakpuasan/
Predicted percentage Dissatisfied (PPD) dan survey konfimasi ulang dari
pengguna dari 15 20 siswa sekolah tinggi di waktu tersebut ketika sistem

cerobong solar berganti, temperatur dari terlalu hangat menjadi hangat


yang nyaman.
Sedangkan untuk bagian pendingin ruangan, efisiensi energi sangat
meningkat (kearah baik) dari range umum 43 55 kBtu/ft2 pertahun untuk
bangunan kantor serupa. Sistem pendinginan di desain khusus untuk iklim
tropis. Efisiensi energi tercapai dengan pendingin segar dan sirukulasi ualng
dari udara yang terpisah dan kepemilikan kontrol sistem pendingan dengan
kecepatan berbeda hingga mencapai tuntutan sesuai tempat/terlokasi.
3. Upaya Pencapaian Suhu
Pembungkus asli bangunan, dengan dinding beton yang terekspos dan
atap berbahan logam yang memiliki sedikit ruang teduh, terkena panas
sepanjang hari dan meradiasikan ulang panas tersebut ke bagian dalam
bagunan dikarenakan tidak adanya insulasi. Dikarenakan radiasi kuat solar
(lebih dari 507 kBtu/ft2 (1,600 kWh/m2 per tahun), temperatur puncak
permukaan dapat melebihi 120 F (50 0C). Strategi secara keseluruhan adalah
untuk menambahkan permukaan pendingin kepada pembungkus bangunan.
Sun shades dan tembok hijau vertikal ditambahkan di sisi barat, dan atap
ditambahkan dengan layar dari module photocoltaic (PV). Atap PV tersebut
diletakkan sekitar 1 ft dari atap logam dan memiliki ruang horizontal antara
modul untuk memastikan ventilasi dan menjaga suhu dari modul PV dan atap
logam dibawahnya.
Kulit pendingin

berguna

sebagai

fungsi

tambahan

setelah

shading/pembayangan. Sebagian sun shades di fasad memiliki PV di bagian


atas, menghasilkan tambahan listrik. Sebagian lainnya lagi diberi lapisan
pemantul, disusun ganda seperti lightshelves, unntuk mengarahkan ulang
cahaya lebih jauh masuk kedalam bangunan. Sistem dinding hijau dan atap
mempermudah penelitian dari shading/bayangan dan efek pendingin
evaporatif pada pengurangan transfer panas dan menghasilkan penggunaan
energi pendingin. Penghematan energi didasarkan dari perhitungan perbedaan
perubahan panas merupakan hal terbesar pada Exposed roof-mounted system,
sekitar 6 kWh/ft2 (70 kWh/m2) per tahun dan untuk sistem yang digunakan di

(shading sebagian) fasad bagian selatan ( shading dinding hijau merupakan


yang paling efektif).

Gambar 95. Lightshelves sebagai elemen shading multifungsi pada


fasad barat bangunan
Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015
(www.hpbmagazine.org)
4. Daylight
Setelah ventilasi alami dan pengurangan panas matahari, cahaya siang
hari merupakan tantangan lain karena cahaya efektif sangat susah untuk
dicapai dikarenakan oleh rencana ketinggian lantai 59ft (18m) dan tingginya
jarak ketinggian matahari dari dasar laut/permukaan dikarenakan lokasi dari
Singapura di khatulistiwa. Desain umumnya akan menyebabkan kelebihan
cahaya disekitar fasad dan area gelap yang luas di dalam ruang bangunan.
Penelitian konsep desain inovatif yang ada adalah dengan mengarahkan
jendela kearah mahatari, atau dengan mengumpulkan cahaya zenital ( cahaya
diatas) dari atap dan fasad dan mengarahkan kembali ke tempat yang
dibutuhkan.
Beberapa sistem cahaya tingkat lanjut telah dipakai dan diuji untuk
memberikan cahaya pada zona terpilih, termasuk tabung dan arah cahaya
horizontal dan vertikal, lightshelves eksternal dan rancangan double glazing
dengan ruang integrated adjustable blinds yang dapat disesuaikan, film
electrochromic, dan PV semi transparan. Bacaan rata-rata pencahayaan pada

ruang sebelum glazing adalah 800 lux untuk glazing bebas, dan 100 lux untuk
PV semi transparan, 300 sampai 800 lux untuk integrated adjustable blinds
dan 100-700 lux untuk electrochromic, memberikan cahaya yang cukup
dimana tingkat lux di angka 300 lux keatas. Autonomi cahaya (persentasi dari
waktu mencapai 300 lux) tidak mampu didapatkan dengan PV semitransparan
dikarenakan transmisi dari intrinsic low visible light kurang dari 10%, namun
shadingnya, kontrol glare, karakteristik warna termasuk baik.

Gambar 96. Sistem pipa cahaya yang memanfaatkan cahaya zenital


Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015
(www.hpbmagazine.org)
Desain arah cahaya horizontal yang telah disesuaikan merupakan
kandungan dari pengumpul cahaya luar yang diintegrasikan kedalam bagian
muka east dan 39ft (12 m) tabung cahaya horizontal di pelafon dan
memberikan cahaya glare-free di beberapa bukaan ke ruang dibawahnya.
Performa tersebut divariasikan dengan film reflective internal. Film dengan
lebih dari 98% pantulan memberikan faktor cahaya diatas 5 % di suplai
cahaya kedalaman dengan kator cahaya yang terkadang melebihi 50%
diwaktu siang dengan posisi matahari dekat diatas kepala
Secara kesimpulan, konsep dari mengumpulkan cahaya zenital (diatas
atap) di atap dan bagian fasad bangunan dan mengarahkannya ke zona dalam
bangunan merupakan hal yang efektif atau sebagai tambahan ke pencahayaan
elektrik dan memberikan keseimbangan warna yang baik. Namun, solusi ini
membutuhkan

ruang

dan

perencanaan

lebih

dibandingkan

dengan

pencahayaan elektrik dan sedikit menaikkan suhu rata-rata sekitar 1F (0,5 C).

Gambar 97. Hasil pencahayaan interior dengan menggunakan sistem


pipa cahaya zenital
Sumber : High Performing Buildings, Spring 2015
(www.hpbmagazine.org)
B. Konsep Pemukiman Eco-town
Studi kasus : Punggol Eco-town
Housing Developmet Board, sebagai penyedia perumahan bagi lebih
dari 80% populasi Singapura, memiliki peran penting dalam mendukung
komitmen bangsa untuk meningkatkan bangunan dan lingkungan yang
berkelanjutan. melalui ide-ide baru dan inovasi. Punggol, terletak di wilayah
timur laut dari Singapura yang diidentifikasi sebagai kota dengan potensi
untuk konsep pengembangan.
Mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan merupakan jantung
dari perencanaan dan desain Punggol eco-town. Salah satu konsep hijau yang
unik untuk Punggol adalah pengenalan waterway melintasi kota. Hal ini
dilatarbelakangi oleh rencana untuk membendung dua sungai, Sungai
Serangoon dan Sungai Punggol, untuk membentuk danau buatan. Waterway
dan ruang komunal baru sepanjang promenade (tempat berjalan) sekarang
menyediakan lingkungan hidup waterfront yang menarik.

Gambar 98. Waterway di Punggol


Sumber : Urban System Studies

Pada

Gambar 99. Promenade di Punggol


Sumber : www.ura.gov.sg/MS/DMP2013
tahun 2007, HDB mengkampanyekan kebijakan

ramah

lingkungan pertama di Punggol untuk menampilkan bahwa inovasi dan


pembangunan berkelanjutan yang praktis dan hemat biaya. Dinamakan
Treelodge@Punggol, memperkenalkan fitur lingkungan yang mengadaptasi
kondisi iklim tropis Singapura. Penerapan konsep desain pasif seperti
mengorientasikan bangunan untuk memaksimalkan ventilasi silang dan
meminimalkan radiasi matahari. Teknologi bangunan hijau juga untuk
memfasilitasi hemat energi, air dan pengelolaan limbah. Ruang terbuka hijau
yang luas membantu untuk mendinginkan suhu lingkungan, selain itu juga
mempercantik dan meningkatkan lingkungan hidup. Treelodge@Punggol
adalah proyek perumahan umum Green Mark Platinum Award pertama di

Singapura. Proyek ini meliputi tujuh blok rumah susun dengan 712 unit
tempat tinggal, sebuah podium parkiran mobil, dan sisanya adalah ruang
terbuka hijau yang tersebar dalam pengembangan 2,9 hektar. Biaya konstruksi
untuk proyek ini adalah 5 sampai 8% lebih tinggi dibandingkan dengan
perumahan rakyat konvensional, ini cukup masuk akal dari perspektif seluruh
siklus hidup bangunan, sebagai eko-fitur yang diimplementasikan membantu
menurunkan biaya pemeliharaan dalam jangka panjang.

Gambar 100. Master plan Punggol


Sumber : http://www.archdaily.com/42096/punggol-waterfront-master-planhousing-design-program
Pada tahun 2010, HDB mengumumkan rencana untuk mengembangkan
Punggol sebagai Singapura Eco-Town pertama. Sebagai proyek percontohan,
dapat menciptakan "laboratorium hidup" untuk menguji ide-ide baru dan
teknologi hijau sebagai solusi dalam

pembangunan berkelanjutan dan

perkotaan terpadu. Solusi perkotaan berfokus pada lima bidang utama energi,
mobilitas perkotaan, air, sumber daya dan limbah, dan pemeliharaan telah
diidentifikasi untuk membantu merealisasikan visi eco-town untuk Punggol.
Punggol eco-town sebagai generasi baru konsep eco-living dan teknologi
yang dapat berpotensi direplikasi di perumahan lainnya di Singapura.

Gambar 101. View ke waterway


Sumber : http://www.archdaily.com/42096/punggol-waterfront-master-planhousing-design-program

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu program yang
diadakan oleh Universitas Hasanuddin dan diperuntukkan untuk semua
mahasiswa dari jurusan Arsitektur. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei 04 Juni 2016 di
Singapura dilakukan dengan metode study tour terhadap 11 bangunan dan
jalan yang dipilih berdasarkan tujuan dari KKL Singapura yang telah

dipaparkan sebelumnya. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL),


diharapkan mahasiswa mengambil manfaat sehingga menambah wawasan
ilmu dan pengetahuan khususnya perkembangan teknologi, pendekatan
serta filosofi bangunan-bangunan modern yang responsif terhadap
kebutuhan zaman.
Berdasarkan hasil penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Singapura 2016 maka kesimpulannya sebagai berikut:
1. Pada

pertengahan

1950-an,

Singapura

benar-benar

memulai

perjalanannya menuju negara-kota terencana seperti yang sekarang


dunia lihat. Perencanaan kota sekarang ini dijalankan ke dalam sebuah
kerangka yang lebih luas terdiri dari dua rencana kunci : konsep
perencanaan yakni cetakan biru dalam level makro dan undangundang master plan yang menerjemahkan tujuan dari konsep
perencanaan ke dalam petunjuk yang terinci. Pada akhir tahun 1991,
dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan sebagian besar orang
Singapura telah diberi hunian dengan baik, fokus bergeser menjadi
perubahan Singapura menjadi sebuah Kota Tropis Terbaik. Dengan
penekanan pada peningkatan kualitas hidup, rencana yang direvisi
mengusulkan lebih banyak jenis perumahan, fasilitas rekreasi lebih
dan lebih hijau. Kemudian, Concept plan 2001 bertujuan untuk
membuat Singapura menjadi "Kota Kelas Dunia yang Berkembang".
2. Di masa kini, Singapura, merupakan sebuah kota kosmopolitan yang
ramai, penuh dengan bangunan pencakar langit dan taman yang tertata
rapi sesuai dengan visi pembangunan Singapura yang memfokuskan
pada pembangunan kota yang ideal untuk tinggal, bekerja, dan
berekreasi bagi warga kotanya. Walaupun ada pembatasan ketinggian
bangunan dalam hubungannya dengan lalu lintas udara, dimana
bangunan di kota Singapura tidak dapat melebihi 280 meter, kota ini
cukup konsisten dalam membangun bangunan pencakar langitnya
sehingga menghasilkan pola ruang yang membuat cakrawalanya
terlihat rapi. Kebanyakan bangunan berwarna terang dan tersebar luas

di titik-titik penting di sekitar kota. Selain itu terdapat bangunanbangunan penting yang menjadi landmark kota seperti Merlion Park,
Marina Bay Sands dan The Esplanade yang semuanya ini berlokasi di
sekitar Singapore River.
3. Elemen pembentuk cakrawala Singapura
a Unsur air (sungai, Danau, atau Laut)
Unsur air di kawasan bangunan pencakar langit di kota ini adalah
Singapore River yang sangat luas. Landmark kota ini berada disekitar
Merlion, Marina Bay Sands dan The Esplanade.
b Promenade
Karena Singapura merupakan salah satu kota yang memaksimalkan
penggunaan jalan utnuk kepentingan pejalan kaki, fungsi promenade
sangat tergunakan dengan maksimal dan Marina Promenade menjadi
salah satu lokasi terbaik untuk melihat cakrawala kota.
c Warna Fasad Bangunan
Bangunan-bangunan milik negara dan swasta di Singapura memiliki
warna fasad yang terang dengan tujuan membuat penampilan pulau
secara estetika lebih menawan dibandingkan dengan negara-negara
lain seperti Bangkok, Hongkong, Shanghai dan Tokyo.
d Pencahayaan Bangunan
Pemandangan kawasan bangunan pencakar langit di sepanjang
Singapore River juga dimaksimalkan di malam hari dengan
pencahayaan yang menarik.
4. Cakrawala kota Singapura

menarik

wisatawan

dikarenakan

bangunannya yang inovatif dan fungsi-fungsi bangunannya sangat


memperhitungkan fungsi rekreasi, terutama wisatawan Asia Tenggara
yang sulit menemukan suasana kota modern sehingga mereka
berwisata ke Singapura.
5. Marina Bay Sands merupakan salah satu resort terpadu modern oleh
arsitek Moshe safdie termasuk jenis bangunan pengembangan di
kawasan water front city. Marina Bay Sands terdiri dari tiga menara
hotel eksklusif yang dimahkotai Sands SkyPark yang mengagumkan.
Dengan lebih dari 2.500 kamar dan suite, Marina Bay Sands hotel

adalah hotel terbesar di Singapura. Integrasi fasilitas dalam satu


bangunan ini tidak menjadikan Marina Bay Sands kaku atau terkesan
keras. Moshe Safdie dan timnya mengimplementasikan gaya form
follows function atau bentuk yang mengikuti fungsi, yang menjadi
salah satu ciri khas arsitektur modern. Sands Skypark merupakan
taman yang terletak di lantai 57 setinggi 191 m di atas permukaan laut
dan terdapat kolam renang infiniti terbesar didunia yang dibangun
dengan struktur Jack Legs.
6. Art Science Museum dibangun dengan bentuk bunga teratai yang
masif, material komposit stainless steel digunakan pada kulit
bangunan yang tahan lama dan cantik. Museum ini dirancang oleh
arsitek Moshe Safdie. Museum ArtScience memiliki bentuk lotus
(bunga teratai) khas dengan 10 kelopak berbentuk tidak teratur dan
diikat oleh lingkaran dasar di tengah sehingga nampak seperti
mengapung di atas kolam teratai 40.000 ft2. Ketinggian kelopak
bunganya beragam, paling tinggi 60 m di atas tanah. Atapnya didesain
seperti pinggan yang dapat mengumpulkan air hujan yang
dihubungkan dengan cascading atrium pusat yang menghasilkan air
terjun.
7. The Esplanade adalah sebagai pusat seni pertunjukan bagi masyarakat
lokal dan menjadi salah satu asset pariwisata untuk menarik
wisatawan asing. Konsep desain arsitekturnya yaitu menciptakan
sebuah kompleksitas yang fleksibel untuk menerima genre/style dari
timur dan barat. Menjadikan desain bangunan ini berfilosofikan
berangkat dari masa lalu menuju masa depan dengan cara
menggabungkan modernisasi dan kearifan lokal. Untuk bentuk secara
keseluruhan mengambil bentukan dari buah durian yang merupakan
buah khas Asia sehingga bangunan ini tampak seperti durian,
terselimuti oleh duri-duri pada bagian atap. Gedung dibagi menjadi 2
yaitu gedung konser dan gedung teater. Penempatan gedung pada
lansekap didesain seperti kerang bulu babi yang terhampar di tepi
pantai.

The Esplanade berupa ruangan yang melengkung dengan frame baja


serta kaca sebagai penutup, serta terdapat sunshade aluminium yang
ringan di atas lapisan kaca tersebut. Sunshade ini disesuaikan terhadap
orientasi matahari, grid pada Lyric Theatre miring 45 derajat terhadap
sumbu, sedangkan grid pada Concert Hall tetap pada garis lurus ke
porosnya.
8. The Colonnade Condominium adalah perkembangan dari

desain

Ruddolph sebelumnya namun tidak terbangun yaitu Graphic Arts


Center of Manhattan. Colonnade dibangun dari beton tuang yang
mana masih menyampaikan dengan sukses penampakan tujuan awal
desainnya. Yang menjadi bagian terpenting di kondominium
Colonnade adalah perhatian khusus terhadap lingkungan dan iklim
Singapura, cahaya matahari yang melimpah sangat dipertimbangkan
dalam penyusunan ruang-ruang di unit-unit. Struktur vertikal denah
dibagi empat membentuk persegi pada tiap-tiap pembatas dengan
ruangan yang besar untuk sirkulasi horizontal dan vertikal. Pergerakan
di bawah menara didukung, sepanjang unit-unit diangkat dari tanah
dengan kolom-kolom yang mana dilapisi dalam dua baris yang dekat
jaraknya, karenanya disebut Colonnade.
9. Vivo City, sebuah bagian utuh dari 24 hektar kawasan HarbourFront
Singapura adalah sebuah bisnis waterfront, pusat hiburan dan gaya
hidup yang terintegrasi dinamis. Memiliki 340 toko dan ruang servis
dan

berjumlah lima lantai. Bangunan ini didesain oleh Arsitek

Internasional dari Jepang yakni Toyo Ito. Ito terkenal akan gaya khas,
berfokus pada pemanfaatan alam, iklim dan ruang terbuka. desain
VevoCity terinspirasi oleh pembangunan kawasan HarbourFront yang
menciptakan kesan ombak di laut. VivoCity mempersembahkan
sebuah roof garden yang dapat diakses oleh semua orang, sebuah
inovasi pemanfaatan landscape sebagai bagian dari pengalaman
berbelanja. Vivo City menggunakan teknologi VersiCell sub-soil
drainage cells, yang ditempatkan pada bagian permukaan tanah dan di

dalam wadah tanaman yang tersebar di bagian atap, yang kemudian


dilapisi dengan filter geotextile dan kemudian ditutupi dengan tanah.
10. Orchard Road merupakan pusat retail dan hiburan sepanjang 2.2 km
yang menjadi daya tarik wisata utama untuk Singapura. Orchard Road
dulu mrupakan kawasan perkebunan merica, pala, dan buah-buahan
kemudian pada akhir tahun 1840an, pemakaman mulai bermunculan
di sepanjang jalan ini. Hotel Meritus Mandarin dan Ngee Ann City
berdiri diatas tanah pemakaman orang-orang Tionghoa, Hotel Grand
Central berdiri diatas tanah pemakaman orang-orang Sumatera dari
Bencoolen, dan stasiun MRT Dhobby Ghaut berdiri di atas tanah
pemakaman orangorang Yahudi. Pada tahun 1903 toko-toko di
Orchard Road mulai bermunculan, lengkap dengan pasar swalayan
pertama di Singapura yang sekarang ditempati Centrepoint.
Orchard Road kini dipenuhi oleh pusat belanja pejalan kaki brandbrand ternama. Dijalan ini juga terdapat tempat tinggal resmi Presiden
Singapura yaitu Istana.
11. Little India adalah sebuah daerah etnik di Singapura dimana terdapat
elemen budaya Tamil. Daerah Little India telah berkembang disekitar
pemukiman bekas narapidana India. Lokasinya yang berada
disepanjang sungai Serangoon awalnya dibuat untuk memelihara
ternak. Serangoon road adalah jalan raya komersial utama di Little
India. Sepanjang Serangoon Road terdapat Tekka Centre, Tekka Mall,
Little India Arcade, Serangoon Plaza, dan Mustafa Centre.
12. Pada tahun 1980 URA memutuskan untuk melakukan preservasi
lingkungan Chinatown dan berusaha memfungsikannya kembali
sebagai kawasan perkantoran karena letaknya yang mudah diakses
oleh MRT. Prinsip dasar yang diterapkan konservasi di Singapura
adalah 3R (maximum Retention, Quality of Restoration, careful
Repair). Distrik Chinatown dikategorikan sebagai historical district
yaitu bangunan pada distrik tersebut masih asli agar kualitas visualnya
tidak berubah dan tergeser oleh arus modernisasi yang masuk.

13. Bugis Junction adalah pengembang terpadu terdiri dari pusat


perbelanjaan, outlet makanan, 15 lantai menara perkantoran, dan
Intercontinental Singapore Hotel. Beberapa hal yang membuat Bugis
Junction berhasil menjaga diri dalam dunia pasar ritel hiperkompetitif
di Singapura, yaitu :
a. Lokasi yang strategis, tepat berada di atas stasiun bawah tanah
Bugis MRT dimana setiap hari dilayani oleh banyak bus. Mall ini
juga mudah diakses melalui jalan raya.
b. Integrasi dan hubungan dengan lingkungan. Selain terhubung
melalui underpass ke stasiun MRT Bugis, Bugis Junction juga
terletak cukup dekat dengan daerah disekitarnya, seperti Bugis
street, Bugis Village, Kompleks Albert / Fu Lu Shou / Sim Lim
Square Mall, serta kuil kuil di Waterloo street. Hal ini
membantu untuk membentuk sabuk lalu lintas alam manusia di
daerah tersebut, dengan efek spillover positif.
c. Fokus pada pengunjung, sebagai tempat hiburan terutama di akhir
pekan baik bagi kalangan dewasa maupun remaja.
d. Akses dekat ke berbagai pusat perkantoran dan hotel.
e. Desain arsitektur dan tata letak fitur mall pertama di Singapura
yang tertutup kaca dan jalanjalan pusat perbelanjaan yang ber
AC. Desain arsitektur Bugis Junction mempertahankan romansa
pertokoan tua tanpa panas dan kelembaban, serta diterangi oleh
cahaya alami pada area atrium memberikan salah satu ilusi berada
di sebuah kafe pinggir jalan dimana seseorang dapat menikmati
suasana di jalan namun tidak terasa panas.
6) Latar belakang Bugis Junction memiliki banyak sejarah dan cerita
populer penuh warna tentang kehidupan malam Singapura sehingga
menjadi daya Tarik tersendiri bagi wisatawan.
14. Konsep Net zero energy building bukanlah konsep yang mustahil
dilakukan karena gedung BCA Academy Campus sudah berhasil
melakukannya dengan menggunakan pendekatan active dan passive
design. Pendekatan active design nya dalam bentuk integrasi
photovoltaic ke dalam pembungkus bangunan sedangkan passive

design nya dengan mengurangi transmisi dari suhu memakai


lightshelves dan sunshades, meningkatan penggunaan cahaya siang
memakai pipa cahaya zenital dan meningkatkan ventilasi alami
memakai

sistem

cerobong

solar,

dibarengi

dengan

efisiensi

penggunaan listrik, pendingin ruangan dan ventilasi mekanik dengan


menggunakan sistem manajemem bangunan.
15. Konsep waterfront eco-town telah berhasil diterapkan pada kota
Punggol yang merupakan daerah pemukiman. Konsep ini mencakup
juga restorasi dan revitalisasi sungai menjadi waterway yang sangat
membantu mobilitas kota. Konsep ini cocok diterapkan di kota
Makassar dimana kota banyak dialiri oleh sungai.
B. Saran
Dari pelaksanaan KL yang telah dijalani, penulis memiliki beberapa
saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk objek survey KKL di
Singapura, diantaranya :
1

Sebelum melakukan KKL, peserta KKL lebih baik melakukan kajian


pustaka terlebih dahulu mengenai gedung-gedung yang akan
dikunjungi sehingga data-data yang belum diperoleh dapat diusahakan

ketika kegiatan KKL berlangsung.


Pentingnya menjalin kerjasama

dengan

himpunan

mahasiswa

arsitektur di universitas yang ada di Singapura dan URA selama


proses KKL agar data-data yang diperoleh lebih maksimal dan valid.

Anda mungkin juga menyukai