Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

IKTERUS

Disusun Oleh :
Bima Taruna Sakti, S.Ked

PEMBIMBING :
dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2016

LAPORAN KASUS
SMF PENYAKIT DALAM
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
STATUS PASIEN
I.

IDENTIFIKASI PASIEN

No Resume Medik
Jenis kelamin
Nama lengkap
Agama
Umur
Status perkawinan
Pekerjaan
Alamat
Masuk IGD RSPBA

: 07.96.31
: Laki-laki
: Tn. H
: Islam
: 52 tahun
: Duda
: Wiraswasta
: Dusun Durian RT 001/001, Padang Cermin,
Pesawaran
: 10 Desember 2016, pukul : 16.41 WIB

Masuk Rawat Inap

: 10 Desember 2016, pukul : 17.15 WIB

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara auto anamnesis dan alloanamnesis.
A.

Keluhan Utama
Nyeri perut kanan atas yang sudah tak tertahankan lagi sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

B.

Keluhan Tambahan
Mata menjadi kuning, demam terutama malam hari, perut terus
membesar, badan lemas, BB turun drastis dalam 2 bulan, BAB berwarna
kuning pucat, BAK berwarna pekat seperti teh.
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Dua bulan sebelum masuk RS OS merasa berat badannya terus
menurun drastis, tetapi perutnya membesar. Perutnya yang membesar
disertai rasa sakit dibagian kanan atas, rasa sakitnya tidak menjalar dan
sensasinya seperti ditusuk benda tajam. OS tidak mengalami mual ataupun

muntah, BAB dan BAK tidak ada keluhan. OS belum berobat untuk
menghilangkan nyerinya tersebut.
Satu bulan sebelum masuk RS OS masih mengeluhkan nyeri perut,
dan mulai berobat ke puskesmas, namun masih sering kambuh. OS juga
mulai mengeluhkan BABnya berwarna kuning pucat dan BAK berwarna
pekat seperti air teh. Perut OS tetap besar tetapi tidak bertambah ukurannya,
berat badannya masih belum bertambah walau makan banyak. OS juga
sudah mengeluhakan demam yang dimulai sore hari hingga malam hari saja.
OS tidak mengeluhkan muntah, batuk hingga 2 minggu , keringat malam,
ataupun BAB mencret berkepanjangan.
Satu minggu sebelum masuk RS keluhan sakit perut, BAB pucat dan
BAK pekat masih dialami, tetapi ada tambahan yaitu mata yang menjadi
kuning. OS masih berobat ke puskesmas untuk meredakan nyeri perutnya.
Satu hari sebelum masuk RS OS merasakan nyeri perut yang sangat hebat
dan tak tertahankan, OS memutuskan untuk pergi ke IGD RS agar
mendapatkan perawatan lebih lanjut. OS tidak mengeluhkan muntah
ataupun sulit BAB.
D.

Riwayat Penyakit Dahulu dan Keluarga


Pada tahun 2008 OS pernah mengalami sakit pembengkakan kelenjar
dileher, namun sudah tidak muncul lagi hingga saat ini setelah dirawat di
RS.
Ibu OS juga pernah mengalami sakit kuning hingga akhirnya
meninggal dunia pada tahun 1987. Pada tahun 2000 istri OS juga diketahui
mengalami sakit kuning saat sedang hamil usia kandungan 5 minggu.
Setelah melahirkan 5 hari kemudian anaknya meninggal, dan 10 hari setelah
melahirkan istri OS meninggal dunia. Pada tahun 2010 adik OS meninggal
karena sakit kuning juga.

E.

Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok (+)

Riwayat konsumsi alkohol (+)

Riwayat penggunaan jarum suntik secara bersama (-)

Riwayat bergonta-ganti pasangan (+)

III.

ANAMNESIS SISTEM

Kulit
-

Bisul
Rambut
Kuku
Kuning/ikterus
tampak pelebaran pembuluh darah

Keringat malam
Ptekie
Lain-lain

Kepala
-

Trauma
Sinkop

Sakit kepala
Nyeri sinus

Konjungtiva anemis
Gangguan penglihatan
Ketajaman penglihatan

Tinitus
Gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran

Gejala penyumbatan
Gangguan penciuman

Mata

Mata merah
Sekret
Ikterus

Telinga
-

Nyeri
Sekret

Hidung
-

Trauma
Nyeri

Sekret
Epistaksis

Pilek

Lidah pahit
Gangguan pengecapan
Stomatitis

Perubahan suara

Nyeri leher

Sesak nafas
Batuk darah
Batuk

Perut membesar
Wasir
Mencret
Tinja berdarah
Tinja berwarna kuning pucat
Tinja berwarna hitam
Benjolan

Mulut
-

Bibir (sariawan)
Gusi bengkak
Selaput

Tenggorokan
-

Nyeri tenggorokan

Leher
-

Benjolan kanan dan kiri


(Tidak teraba pembesaran)

Dada (Jantung/Paru)
-

Nyeri dada
Berdebar
Ortopnoe

Abdomen (Lambung/Usus)

Rasa kembung
Mual
Muntah
Muntah darah
Sukar menelan
Nyeri perut
Nyeri ulu hati

Saluran kemih/ Alamat kelamin

Disuria
Stranguri
Poliuri
Polakisuria
Hematuria
Kencing batu
Ngompol

Kencing pekat seperti teh


Kolik
Oliguria
Anuria
Retensi urin
Kencing menetes
Penyakit prostat

Sukar menggigit
Ataksia
Hipo/ hiper-esthesia
Pingsan
Kedutan (tiek)
Pusing (vertigo)
Gangguan bicara (disartri)

Deformitas
Sianosis
Edema kaki

Saraf dan Otot


-

Anestesi
Parastesi (kedua tangan)
Otot lemah
Kejang
Afasia
Amnesia
Lain-lain

Ektremitas
-

IV.

Bengkak di kaki
Nyeri sendi
Ptekie

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum:
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran

: Kompos Mentis

Tekanan Darah : 120/ 90 mmHg


Suhu

: 38,0 C

Nadi

: 78 x/ menit,regular, isi cukup

Pernafasan

: 22 x/ menit, regular

Keadaan Gizi

: Cukup

Sikap

: Berbaring

Berat badan

: 70 kg

Tinggi badan

: 170 cm

IMT

: 24,22 (ideal)

Kooperasi

: Kooperatif

B. Pemeriksaan
Kepala

:Deformitas (-), rambut putih tersebar merata

Mata

: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+

Telinga

: Normotia, nyeri tekan tragus -/-

Hidung

: Septum deviasi (-), napas cuping hidung -/-, mukosa


hiperemis -/-, sekret -/-

Mulut

: Sianosis (-), mukosa lembab, atrofi papil (-),


faring hiperemis (-), tonsil T1/T1, pursed lips breathing
pada saat bernafas

Leher

: JVP : 5 -2cm H2O


KGB

Tidak mengalami pembesaran

Spider Nevi : (-)


Jantung
Inspeksi

: Pulsasi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Pulsasi ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung kanan

Batas jantung kiri


Pinggang jantung

: ICS 5 linea parasternalis dextra

: ICS 5 linea midklavikula sinistra


: ICS 4 linea parasternalis sinistra

Auskultasi : BJ I - II regular, murmur (-), menjalar (-), gallop S3/S4 (-)


Paru-paru
Inspeksi

: Simetris saat statis dan dinamis

Palpasi

: Ekspansi dada simetris, vokal fremitus simetris

Perkusi

: Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler kanan/kiri , wheezing-/Abdomen


Inspeksi

: Cembung, Spider nevi (-)

Palpasi

: Nyeri tekan (+) regio hipocondria dextra hingga


epigastrium, hati teraba membesar 3 jari dari arcus costae,
permukaan rata, konsistensi sedikit keras, tepi tajam. Limpa
tidak teraba membesar.

Perkusi

: Timpani, undulasi (-), Shifting dullnes (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas
Kekuatan otot

5 5
Akral hangat
Edema -/CRT < 2
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
10/12/2016 dan 11/12/2016
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN

HASIL

Hemoglobin

11,6

Leukosit
Hitung jenis leukosit
Basofil

9.600
0

NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %

Eosinofil

1-3%

Batang

2-6 %

Segmen

70

50-70 %

Limposit

16

20-40 %

Monosit

13

2-8 %

Eritrosit

3,8

Hematokrit

33%

Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
SGOT
SGPT
HBsAg
B. EKG

205.000
87
30
34
7,1
5,9
1,2
209
164
Positif

Lk: 4.6- 6.2 ul


Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Wn: 38-47 %
150.000-400.000 ul
80-96
27-31 pg
32-36 g/dl
<1,1 mg/dL
<0,25 mg/dL
0,1 - 0,8 mg/dL
Lk <37 uL Wn <31 uL
Lk <42 uL Wn <32 uL
Negatif

10

Tanggal 10/12/2016
Interpretasi : Sinus rhythm, normal EKG

C. USG

Interpretasi : Hepar membesar dengan permukaan berdungkul-dungkul, nampak


sumbatan pada duktus biliaris, kesan kolesistitis.

11

VI. RESUME
OS datang ke RS dengan keluhan nyeri perut yang tidak tertahankan
sejak satu hari sebelum masuk RS. Keluhan diikuti demam 1 minggu lalu yang
lalu, BAB berwarna kuning pucat, BAK seperti air teh, mata kuning, perut
membesar, dan berat badan turun drastic dalam dua bulan. Tidak ada batuk
ataupun pilek, keringat malam , mencret berkepanjangan. OS memiliki riwayat
sakit kuning dikeluarga, OS juga memiliki kebiasaan bergonta-ganti pasangan
dengan sesame jenis.
Pemeriksaan tanggal 11/12/2016
KU/Kes : tampak sakit ringan/CM ; TD: 120/90 mmHg ; Nadi: 80 x/ menit,
regular, isi cukup, equal ; Napas: 22 x/ menit, regular, kedalaman cukup ; Suhu:
36,0C (axilla, pagi hari). Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik +/+. Vokal
fremitus simetris, batas-batas jantung normal; BJ I & II regular, Nyeri tekan (+)
regio hipocondriaca dextra hingga epigastrium dengan pembesaran hati 3 jari
dari arcus costae.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 11/12/2016
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
SGOT
SGPT
HBsAg

7,1
5,9
1,2
209
164
Positif

<1,1 mg/dL
<0,25 mg/dL
0,1 - 0,8 mg/dL
Lk <37 uL Wn <31 uL
Lk <42 uL Wn <32 uL
Negatif

EKG tanggal 10/12/2016


Sinus rhythm, Normal EKG
USG tanggal 13/12/2016
Interpretasi : Hepar membesar dengan permukaan berdungkul-dungkul,
nampak sumbatan pada duktus biliaris, kesan kolesistiti

12

VII.

DIAGNOSIS KERJA
Hepatitis B virus akut dengan Kolestasis ekstrahepatik

VIII. DIAGNOSA DIFERENTIAL

Hepatitis B virus akut dengan Kolestasis intrahepatik

Abses hepar

Hepatoma

Tumor akut Pankreas

Kolesistitis

Kolelitiasis

HIV/AIDS

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN

Biopsi hati

Anti HBeAg

IgM anti HBc

Anti HIV

X. PENATALAKSANAAN
-

IVFD asering 20 tpm makro

Neurobion drip (ekstra)

Inj. Ceftriaxone 2x1 vial

Inj. Omeprazol 2x1 vial

Inj. Ondansetron 2x1 amp

Mucogard syr 3x2 C

Ibuprofen 400mg 3x1 tab

Curcuma 1x1 tab

Cefixime 100mg 2x1 C

13

Liver prime 1x1 ta


XI. PROGNOSIS
Ad Vitam

: Dubia ad bonam

Ad Functionam

: Dubia ad bonam

Ad Sanationam

: Dubia ad bonam

XII. ANALISA KASUS


PERJALANAN PENYAKIT
Teori:
Bilirubin, suatu pigmen kuning dengan struktur tetrapirol yang tidak larut
dalam air berasal dari sel-sel darah yang telah hancur (75%), katabolisme protein
hem lain (22%) dan inaktivasi eritropoiesis sumsum tulang (3%). Bilirubin yang
tidak terkonjugasi akan ditransport ke dalam sirkulasi sebagai sebuah kompleks
dengan albumin, walaupun sejumlah kecil dialirkan ke dalam sirkulasi secara
terpisah. Bilirubin larut dalam lemak akan diubah menjadi larut air oleh hati
melalui beberapa langkah yang terdiri atas fase pengambilan spesifik, konjugasi
dan ekskresi. Obstruksi ekstra hepatis akan memyebabkan peningkatan bilirubin,
dapat juga ditemukan iritasi dan inflamasi sekunder hepatosit sebagai akibat
obstruksi bilier.
Penyebab paling sering pada kolestasis ekstrahepatik adalah batu duktus
koleduktus dan kanker pankreas. Kolestasis mencerminkan kegagalan sekresi
empedu. Mekanismenya sangat kompleks, bahkan juga pada obstruksi mekanis
empedu. Retensi bilirubin menghasilkan campuran hiperbilirubinemia dengan
kelebihan bilirubin konjugasi masuk ke dalam urin. Tinja sering berwarna pucat
karena lebih sedikit yang bisa mencapai saluran cerna usus.
Manifestasi klinis kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik gejala awal
terjadinya perubahan warna urin yang menjadi lebih kuning, gelap, tinja pucat,
gatal yang menyeluruh adalah tanda klinis adanya kolestasis. Kolestasis kronik
bisa menimbulkan pigmentasi kulit kehitaman, eksoriasi karena pruritus, sakit
tulang, dan endapan lemak kulit.

14

Faktor risiko penularan hepatitis B diantaranya transfusi darah,


penggunaan jarum suntik secara bersamaan, transmisi seksual, penggunaan pisau
cukur bersamaan, transmisi maternal-neonatal dan maternal infant. Infeksi
Hepatitis B bisa dideteksi dengan pemeriksaan serum HBsAg, HBeAg, IgM anti
HBc untuk menilai apakah infeksi bersifat akut atau kronik.
Kasus:
Pada pasien ini ditemukan kadar bilirubin yang meningkat, baik bilirubin
total, direk, dan indirek. Keadaan ini dicurigai adanya sumbatan pada saluran
duktus koledokus yang menyebabkan bilirubin terhambat dan menimbulkan gejala
mata ikterik, tinja berwarna kuning pucat, urin berwarna kuning pekat seperti teh.
Gejala tersebut merupakan manifestasi dari kolestasis intrahepatik dan
ekstrahepatik.
Hasil

laboratorium

menunjukkan

serum

HBsAg

positif

dapat

mengarahkan diagnosis hiperbilirubin disebabkan oleh Hepatitis B. Faktor risiko


penularan Hepatitis B pada pasien ini bisa disebabkan oleh kebiasaan pasien
konsumsi minuman beralkohol dan aktivitas seksual yang berganti-ganti pasangan
sesame jenis.
PENATALAKSANAAN
Teori:
Tatalaksana Hepatitis B dibagi 2 kelompok, yaitu:
I. Kelompok Imunomodulasi
- Interferon
- Timosin alfa 1
- Vaksinasi Terapi
II. Kelompok Terapi Antivirus
- Lamivudin
- Adefovir Dipivoksil
Tujuan pengobatan Hepatitis B dalah mencegah atau menghentikan

15

progesi jejas pada hati dengan cara menekan replikasi virus. Respon terapi hanya
dapat dinilai dengan pemeriksaan DNA VHB.
Kasus:
Pada pasien ini diberikan liver prime untuk meningkatkan imunitas
tubuhnya agar bisa menekan replikasi dari virus Hepatitis. Terapi lain yang
diberikan adalah untuk menghiangkan gejala simptomatis pada pasien seperti obat
untuk lambung dan penurun panas. Akan tetapi pada pasien ini belum
mendapatkan terapi Antivirus untuk menekan replikasi dari virus Hepatitis,
dikarenakan untuk memberikan obat Antivirus pada pasien hepatitis harus
memiliki HBsAg dalam darah selama enam bulan.

Anda mungkin juga menyukai