PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sering dijuluki pohon surga karena seluruh bagian tanaman
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Habitat paling dominan adalah kawasan pantai
hingga ketinggian 600 meter dari permukaan laut. Oleh karenanya kelapa banyak
tumbuh sepanjang daerah pesisir dan daerah tropik.
Di Indonesia, kelapa adalah salah satu produk pertanian nasional dan telah
menjadi komoditi yang menyatu dan akrab dengan masyarakat Indonesia. Indonesia
sendiri merupakan Negara peringkat pertama penghasil kelapa dengan kontribusi
27% dari seluruh kelapa dunia dan 33% dari total produksi anggota Asia And Pacific
Coconut (APCC). Untuk itu Indonesia memiliki potensi cukup besar dalam
peningkatan produk sampingan dari kelapa.
Salah satu produk dari kelapa adalah santan kelapa yang merupakan hasil
perasan dari lapisan putih lembaga atau endosperm. Santan merupakan bahan baku
untuk berbagai jenis makanan dan pangan serta banyak ada juga dijadikan santan
sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng. Untuk memperoleh santan
kelapa rumah tangga , restoran dan industri rumahan masih banyak yang mengunakan
sistem pemerasan secara tradisional yaitu dengan pemerasan langsung kelapa yang
telah di parut dengan tangan, mengunakan alat yang di sebut dengan kacik, alat ini
dibuat dengan dari kayu yang cara kerjanya dengan meletakan kelapa parut di antara
dua penjepit dan penjepit itu ditekan maka santan akan keluar dan dan yang
mengunakan alat sistem dongkrak dengan meletakan kelapa parut pada tempat yang
telah di tentukan kemudian dipress oleh salah satu penjepit yang bergerak dengan
sistem dongkrak. Cara-cara tersebut tidak efisien, dan membutuhkan tenaga kerja
yang banyak.
Untuk meningkatnya kapasitas pemerasan dan guna memenuhi kebutuhan
akan santan kelapa yang besar, maka di kembangkannya mesin pemeras santan kelapa
dengan modifikasi pada bagian screw pemerasan guna memperoleh hasil yang lebih
baik. Diharapkan melalui mesin pemeras kelapa ini dapat meningkatkan kapasitas dan
efisiensi dalam mendapatkan santan kelapa.
1.3.Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan masalah sebagai berikut.
1.Merencana mesin pemeras santan
2.Mengetahui komponen dan bagian pada mesin pemeras santan.
3.Mengetahui cara kerja mesin pemeras santan.
4.Mengetahui keuntungan mesin pemeras santan.
1.4.Batasan Masalah
Mesin Pemerasan Santan yang mengunakan stainless steel dan ulir (screw).
Sehingga diharapkan dapat menghemat waktu, SDM serta menambah produktivitas
dalam pemerasan santan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Poros dan Pasak
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari
setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dengan
putaran melalui elemen mesin ini yang berpenampang bulat dan
sangat penting dalam setiap transmisi.
Sebagai penerus daya, poros
diklasifikasikan
menurut
Gambar 1. Poros
Sumber: Jurnal, Perhitungan poros.
1. Untuk memulai perhitungan pada poros, terlebih dahulu ditentukan
daya rencana melalui persamaan sebagai berikut. (Literature. 5
halaman 7)
Pd = fc. P ............................(2.1)
Dimana:
Pd= Daya Rencana(kW)
fc= Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, f c
P = Daya yang ditransmisikan (kW)
Tabel
2.1.
Faktor-faktor
koreksi
daya
yang
akan
ditransmisikan, f c
Daya yang akan ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya
maksimal
yang
fc
1,2 2,0
0,8 1,2
1.0 1,5
diperlukan
Daya normal
Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Pradya Paramita,1994,
halaman. 7
2.
......................(2.2)
Dimana:
T = momen puntir (kg.mm)
n = putaran motor listrik (rpm)
3.
.........................(2.3)
Dimana: a (kg/mm2)
4.
Dimana:
= kekuatan tarik (kg/mm2)
= faktor keamanan bahan poros
-
Tabel 2.2. Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang di finis
dingin untuk poros
Kekuatan Tarik
Standar
Lambang
Perlakuan Panas
(kg/mm2)
Baja karbon
S 30 C
Penormalan
48
kontruksi mesin
S 35 C
Penormalan
52
(JIS G 4501)
S 40 C
Penormalan
55
S 45 C
Penormalan
58
S 50 C
Penormalan
62
S 55 C
Penormalan
Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Pradya Paramita,1994, halaman.
66
3
5.
..........................(2.5)
Dimana:
kt = faktor keamanan terhadap beban tumbukan
cb = faktor keamanan terhadap beban lentur
10
11
4,5
*11,2
12
*22,4
24
25
28
30
*31,5
32
*12,5
5
35
*35,5
14
40
42
45
48
50
55
56
100
(105)
110
*112
120
125
130
140
150
*224
240
250
260
280
300
*315
320
240
*355
360
380
400
420
440
450
460
480
500
530
560
*5,6
6
*6,3
(15)
16
(17)
18
19
20
22
38
7
*7,1
8
60
63
160
170
180
190
200
220
600
630
65
70
71
75
80
85
90
95
kt
1,0
1,0 1,5
Cb
1,0
2.
Dimana:
(kg/mm2)
(kg/mm2)
antara lain:
Beban dikenakan perlahan-lahan dipilih antara 1 1,5
Beban dikenakan dengan tumbukan ringan dipilih antara 1,5 3
Beban dikenakan secara tiba-tiba dan dengan tumbukan berat
dipilih antara 2 5.
4.
.............................(2.9)
Dimana:
Pk Pka (kg/mm2)
t1 = kedalaman alur pasak pada poros (mm)
t2 = kedalaman alur pasak pada naf (mm)
Harga tekanan permukaan yang diizinkan Pka (kg/mm2)
adalah sebagai berikut:
elemen
mesin
yang
ulir
berfungsi
sebagai
penerus
putaran
pada
poros
Seri ke-2
Seri ke-3
Seri ke-1
0,15
0,2
0,3
0,25
0,35
0,45
0,55
10
0,7
0,75
0,65
0,8
6,5
14
16
18
1
1,25
1,5
5,5
11
12
0,9
2,5
3,75
0,6
Seri ke-3
4,5
0,4
0,5
Seri ke-2
3,5
20
22
25
28
1,75
32
2,25
36
40
45
2,75
50
3,25
Pada batang ulir terdapat jumlah ulir tertentu dimana masingmasing diantara ulir terdapat sudut kisar . (Literature. 1 halaman
439)
................................(2.11)
Dimana:
= sudut kisar ulir ()
4.
Pada ulir terdapat tinggi kapala hk (mm) dan tinggi kaki hf (mm),
melalui persamaan dibawah ini dapat dicari tinggi kaki ulir adalah
(Literature. 5 halaman 277)
hf = 1,157.m .......................(2.13)
Dimana:
m = modul (mm)
5.
6.
Pada batang ulir terdapat diameter luar ulir D (mm) dan diameter
dalam ulir d (m). Diameter dalam ulir dicari harganya bedasarkan
persamaan berikut (Literature. 5 halaman 277)
d = dj 2.hf
........................(2.15)
Dimana:
dj = diameter jarak bagi (mm)
hf = tinggi kaki ulir (mm)
7.
tg
...............................(2.16)
Dimana:
= sudut kisar (o)
= efisien < 1
8.
xN
..................................(2.17)
Dimana:
N = gaya normal (kg)
9.
Untuk gaya dorong yang terjadi per ulir pada batang ulir Ft (kg)
adalah (Literature. 2 halaman 374)
Ft =
..................................(2.18)
Dimana:
dj = diameter jarak bagi (mm)
10. Sehingga gaya dorong untuk keseluruhan ulir Ftu adalah
Ftu = Ft . Zu .............................(2.19)
11. Torsi yang terjadi pada batang ulir Tu (kg.mm) adalah (Literature. 2
halaman 374)
Tu =
.................................(2.20)
Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan
karena
permukaan
poros
ditumpu
oleh
permukaan
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru) dan rol.
a.
poros.
b. Bantalan Aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan Gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban arahnya sejajar sumbu dan
tegak lurus sumbu poros.
Jenis
terbuka
6000
6001
6002
6003
6004
6005
6006
6007
6008
6009
6010
Dua
sekat
6001ZZ
02ZZ
6003ZZ
04ZZ
05ZZ
6006ZZ
07ZZ
08ZZ
6009ZZ
10ZZ
Dua
sekat
tanpa
sekat
6001VV
02VV
6003VV
04VV
05VV
6006VV
07VV
08VV
6009VV
10VV
10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50
26
8
28
8
32
9
35
10
42
12
47
12
55
13
62
14
Kapasitas
nominal
dinamis
spesifik C
(kg)
Kapasitas
nominal
statis
spesifik Co
(kg)
r
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
360
400
440
470
735
790
1030
1250
1310
1640
1710
196
229
263
296
465
530
740
915
1010
1320
1430
6200
6201
6202
6203
6204
6205
6206
6207
6208
6209
6210
6200ZZ
01ZZ
02ZZ
6203ZZ
04ZZ
05ZZ
6206ZZ
07ZZ
08ZZ
6209ZZ
10ZZ
6200VV
01VV
02VV
6203VV
04VV
05VV
6206VV
07VV
08VV
6209VV
10VV
10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50
68
15
75
16
80
16
30
1
400
535
9
1
600
32
1
750
10
1
1000
35
1,5
1100
11
1,5
1530
40
1,5
2010
12
2380
2
47
2570
2
14
2750
2
52
2
15
62
16
72
17
80
18
85
19
90
20
Suga, Pradya Paramita, 1994,
halaman. 143
Menurut Sularso, Kiyokatsu Suga. hal. 133 ialah untuk
diameter lubang bantalan dibawah 20 mm, nomor 00 menyatakan
10 mm, 01;12 mm, 02;15 mm, dan 03;17 mm.
Sedangkan untuk lubang diameter 0,1 adalah beban sangat
ringan, 2 adalah beban ringan, 3 adalah beban sedang, dan 4
adalah beban berat.
236
305
360
460
635
730
1050
1430
1650
1880
2100
1.
5 halaman 135):
Beban ekivalen dinamis
Pr = xv Fr + yFa
.....................................(2.23)
Dimana:
Pr = beban ekivalen dinamis pada bantalan radial (kg)
x = faktor x (tabel)
v = faktor v (1 untuk cincin dalam, 1,2 untuk cincin
luar)
Fr = beban radial (kg)
y = faktor y (tabel)
Fa
= beban aksial (kg)
Jenis bantalan
Beban
putar
pada
cincin
dalam
Beban
putar
pada
cincin
luar
V
Bantalan
bola alur
dalam
Bantalan
bola
sudut
Fa/C = 0,014
= 0,028
= 0,056
= 0,084
= 0,11
= 0,17
= 0,28
= 0,42
= 0,56
= 20o
= 25o
= 30o
= 35o
= 40o
Baris
tunggal
Fa / VFr> e
X
1,2
0,56
1,2
0,43
0,41
0,39
0,37
0,35
Y
2,30
1,99
1,71
1,55
1,45
1,31
1,15
1,04
1,00
1,00
0,87
0,76
0,66
0,57
Baris ganda
Fa / VFr e Fa / VFr> e
X
0,56
1,09
0,92
0,78
0,66
0,55
0,70
0,67
0,63
0,60
0,57
Y
2,30
1,90
1,71
1,55
1,45
1,31
1,15
1,04
1,00
0,19
0,22
0,26
0,28
0,30
0,34
0,38
0,42
0,44
1,63
1,41
1,24
1,07
0,93
0,57
0,68
0,80
0,95
1,14
Baris
tunggal
B
g
Xo
Yo
Xo
0,6
0,5
0,6
0,5
0,42
0,38
0,33
0,29
0,26
halaman. 135
Dapat diketahui faktor kecepatan putaran bantalan (fn) adalah
(Literature. 5 halaman 136):
................................(2.25)
Dimana: n = putaran motor listrik (kw)
3.
4.
(d1 + d2) +
(d2 d1)2
.........................(2.29)
BAB III
METODELOGI
3.1. Cara Kerja Mesin Pemeras Santan Kelapa
Kelapa yang telah diparut dimasukkan melalui saluran masuk
(input). Pada saluran masuk ini kelapa parut langsung dibawa ke
dinding penekan oleh ulir melalui putaran pada batang ulir.
Sedangkan kelapa parut yang masih dalam keadaan menggumpal
akan dicacah oleh kisi-kisi ulir sehingga akan memudahkan saat
dimaksudkan
untuk
mencacah
gumpalan
kelapa
parut
penekan melalui putaran batang ulir. Pada tahap ini juga akan
terjadi pemerasan awal, sebelum sampai kedinding penekan. Hal ini
diakibatkan oleh banyaknya tumpukan ampas sisa perasan yang
belum keluar, dan juga dikarenakan lebuh banyak pemasukan dari
pada pengeluaran.