Anda di halaman 1dari 7

1. PT.

Mandiri Tbk
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas dan akan menganalisa secara fundamental dari
perusahaan PT. Mandiri Tbk yang telah listing di bursa efek indonesia. Dengan menggunakan
laporan keuangan PT. Mandiri Tbk pada kuartal ketiga tahun 2012 dan kuartal ketiga tahun 2013
didapatkan rasio keuangan dari PT. Mandiri Tbk sebagai berikut:
Hasil (%)
No
Rasio
Analisa
Sep (2013) Sep (2012)
Jika dilihat dari rasio CAR-nya pada tahun
2013 CAR yang dimiliki yakni sebesar 15.14
% lebih kecil dari pada tahun 2012 yakni
16.08 % hal ini menunjukkan bahwa modal
yang dimiliki bank dapat menampung risiko
kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh
bank. Semakin tinggi CAR maka semakin
Capital Adequacy
15.14%
16.08% baik kemampuan bank tersebut untuk
1.
Ratio (CAR)
menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
maka bank tersebut mampu membiayai
kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi
yang
cukup
besar
bagi
profitabilitas.
Sehingga
bank
akan
mendapatkan profit yang lebih besar.
Rasio NPL gross yang dimiliki oleh Mandiri
pada tahun 2013 adalah sebesar 1,71% dan
pada tahun 2012 adalah sebesar 1.91%. Hal
ini menjelaskan bahwa NPL tahun 2013 lebih
2.
NPL gross
1.71%
1.91% kecil daripada tahun 2012, dan rasio
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun
2013 jumlah kredit bermasalah hanya
sebesar 1,71 % dari total kredit yang
diberikan.
Rasio NPL net yang dimiliki oleh BRI pada
tahun 2013 adalah sebesar 0.38% dan pada
3.
NPL Net
0.38%
0.38% tahun 2012 adalah sebesar 0.38%. Hal ini
menjelaskan bahwa NPL tahun 2013 tidak
mengalami perubahan daripada tahun 2012.
PT. Mandiri Tbk memiliki ROA sebesar
3.45% pada periode september 2013 dan
pada periode september 2012 adalah
sebesar 3.47%. Jika dilihat terjadi penurunan
ROA hal ini dikarenakan pada september
2013 sedang terjadi krisis global yang
Return On Asset
menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan
3.45%
3.47%
4.
(ROA)
Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi
7,25% sehingga bank harus menyesuaikan
neraca yang ada dengan kondisi krisis yang
sedang
terjadi.
Namun,
meskipun
mengalami penurunan hal ini tidak akan
berpengaruh terhadap kinerja bank karena
penurunan yang terjadi hanya sedikit.
Pada tahun 2013 PT. Mandiri Tbk memiliki
ROE sebesar 25.82 % lebih kecil dari ROE
Return On Equity
pada tahun 2012 yakni 26.61%. Meskipun
25.82%
26.61%
5.
(ROE)
mengalami penurunan, tapi kemampuan
bank untuk menghasilkan laba dari modal
yang dimilikinya masih cukup besar.
6.
Net Interest Margin
Pada tahun 2013 PT. Mandiri Tbk sebesar
(NIM)
5.52%
5.55% 5.52 % dan pada tahun 2012 adalah sebesar

7.

Loan to Deposit
Ratio (LDR)

8.

EPS (Earning Per


Share)

9.

PER (Price Earning


Rasio)

85.65%

82.23%

548.72

476.55

13.9%

17.41%

2. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

5.55
%
.
Hal
ini
menujukkan
bahwa kemampuan
manajemen
bank
menurun terutama dalam hal pengelolan
aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan
laba bersih. Namun meskipun terjadi
penurunan kemampuan manajemen bank
masih bisa diandalkan karena penurunan
yang terjadi tidak terlalu signifikan.
Pada periode september 2013 Mandiri
menghasilkan LDR sebesar 85.65% dan
pada periode september 2012 sebesar
82,23%. Jika dilihat terjadi kenaikan pada
rasio LDR-nya.Semakin tinggi Loan to
Deposit Ratio memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan, hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar.
Sebaliknya, angka Loan to Deposit Ratio
yang rendah menunjukkan tingkat ekspansi
kredit yang rendah dibandingkan dengan
dana yang diterimanya dan menunjukkan
bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam
menjalankan fungsi intermediasi.
PT Mandiri tbk memiliki EPS sebesar
476.55 pada tahun 2012 dan 548.72pada
tahun 2013. Hal ini mengindikasikan
kinerja Bank Mandirisemakin baik sehingga
laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya
EPS akan menarik perhatian investor untuk
menanamkan modal lebih banyak. Informasi
EPS suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan. Makin besar makin bagus untuk
si investor, jadi banyak investor semakin
tertarik
PT Mandiri Tbk mempunyai PER 17.41%
pada tahun 2012 dan 13.9% pada tahun
2013. Jika dilihat terjadi penurunan.
Keadaan ini dapat menarik investor untuk
membeli saham Bank Mandiri lebih banyak,
karena dengan membeli saham dengan
harga
lebih
murah
investor
bisa
mendapatkan return yang sama tingginya
dengan saham dengan harga mahal. PER
yang kecil akan lebih menarik bagi investor
dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER
rendah ini disebabkan oleh laba per saham
yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga
sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih
tinggi.

Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas dan akan menganalisa secara
fundamental dari perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yang telah listing di bursa efek
indonesia. Dengan menggunakan laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk pada kuartal
ketiga tahun 2012 dan kuartal ketiga tahun 2013 didapatkan rasio keuangan dari PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk sebagai berikut:
Hasil (%)
No
Rasio
Analisa
Sep (2013) Sep (2012)
Jika dilihat dari rasio CAR-nya pada tahun
2013 CAR yang dimiliki yakni sebesar
17,13% lebih besar dari pada tahun 2012
yakni 15,95 % hal ini menunjukkan bahwa
modal yang dimiliki bank dapat menampung
risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi
oleh bank. Semakin tinggi CAR maka
Capital Adequacy
1.
17,13%
15,95 % semakin baik kemampuan bank tersebut
Ratio (CAR)
untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu
membiayai
kegiatan
operasional
dan
memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas. Sehingga bank akan
mendapatkan profit yang lebih besar.
Rasio NPL gross yang dimiliki oleh BRI pada
tahun 2013 adalah sebesar 1,77% dan pada
tahun 2012 adalah sebesar 2,33%. Hal ini
menjelaskan bahwa NPL tahun 2013 lebih
2.
NPL gross
1,77%
2,33% kecil daripada tahun 2012, dan rasio
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun
2013 jumlah kredit bermasalah hanya
sebesar 1,77 % dari total kredit yang
diberikan.
Rasio NPL net yang dimiliki oleh BRI pada
tahun 2013 adalah sebesar 0.43% dan pada
tahun 2012 adalah sebesar 0.54%. Hal ini
menjelaskan bahwa NPL tahun 2013 lebih
3.
NPL Net
0,43%
0,54% kecil daripada tahun 2012, dan rasio
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun
2013 jumlah kredit bermasalah hanya
sebesar 0.43 % dari total kredit yang
diberikan.
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki
ROA sebesar 4,65% pada periode
september 2013 dan pada periode
september 2012 adalah sebesar 4,87%. Jika
dilihat terjadi penuruna ROA hal ini
dikarenakan pada september 2013 sedang
terjadi krisis global yang menyebabkan nilai
Return On Asset
4.
4,65%
4,87% tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia
(ROA)
menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga
bank harus menyesuaikan neraca yang ada
dengan kondisi krisis yang sedang terjadi.
Namun, meskipun mengalami penurunan hal
ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja
bank karena penurunan yang terjadi hanya
sedikit.
5.
Return On Equity
33,24%
36,87% Pada tahun 2013 PT. Bank Rakyat Indonesia
(ROE)
Tbk memiliki ROE sebesar 33,24 % lebih
kecil dari ROE pada tahun 2012 yakni
36,24%. Meskipun mengalami penurunan,

6.

Net Interest Margin


(NIM)

8,25%

8,43%

7.

Operating Expenses
To Operating
Income (BOPO)

61,54%

61,76%

8.

Loan to Deposit
Ratio (LDR)

90,88%

85,23%

9.

EPS (Earning Per


Share)

634,95

542,64

12.59%

13.26%

10.

PER (Price Earning


Rasio)

tapi kemampuan bank untuk menghasilkan


laba dari modal yang dimilikinya masih
cukup besar.
Pada tahun 2013 PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk sebesar 8,25% dan pada tahu 2012
adalah sebesar 8,43%. Hal ini menujukkan
bahwa kemampuan
manajemen
bank
menurun terutama dalam hal pengelolan
aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan
laba bersih. Namun meskipun terjadi
penurunan kemampuan manajemen bank
masih bisa diandalkan karena penurunan
yang terjadi tidak terlalu signifikan.
PT Bank Rakyat Indonesia memiliki rasio
BOPO pada tahun 2013 adalah 61,54% dan
pada tahun 2012 sebesar 61,76%. Terjadi
penurunan rasio antara 2013 dengan 2012
namun hal ini menunjukkan bahwa
operasional bank tersebut lebih efisien pada
periode
september
2013.
hal
ini
dikarenakan hubungannya
berbanding
terbalik, dimana semakin tinggi rasio BOPO
menunjukkan bahwa operasional bank
semakin tidak efisien. Sebaliknya, semakin
rendah rasio BOPO menunjukkan bahwa
bank telah beroperasi secara lebih efisien.
Pada periode september 2013 BRI
menghasilkan LDR sebesar 90,88% dan
pada periode september 2012 sebesar
85,23%. Jika dilihat terjadi kenaikan pada
rasio LDR-nya.Semakin tinggi Loan to
Deposit Ratio memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan, hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar.
Sebaliknya, angka Loan to Deposit Ratio
yang rendah menunjukkan tingkat ekspansi
kredit yang rendah dibandingkan dengan
dana yang diterimanya dan menunjukkan
bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam
menjalankan fungsi intermediasi.
PT Bank Rakyat Indonesia memiliki EPS
sebesar
542,64
pada
tahun
2012
dan 634,95 pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan kinerja PT Bank Rakyat
Indonesia semakin baik sehingga laba yang
dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan
menarik
perhatian
investor
untuk
menanamkan modal lebih banyak. Informasi
EPS suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan. Makin besar makin bagus untuk
si investor, jadi banyak investor semakin
tertarik
PT Bank Rakyat Indonesiamempunyai PER
13,26% pada tahun 2012 dan 12,59% pada
tahun 2011. Jika dilihat terjadi penurunan.
Keadaan ini dapat menarik investor untuk

membeli
saham PT Bank
Rakyat
Indonesia lebih banyak, karena dengan
membeli saham dengan harga lebih murah
investor bisa mendapatkan return yang
sama tingginya dengan saham dengan
harga mahal. PER yang kecil akan lebih
menarik bagi investor dibandingkan dengan
PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan
oleh laba per saham yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga sahamnya,
sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.

3. PT. Astra Argo Lestari Tbk


Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas dan akan menganalisa secara fundamental dari
perusahaan PT. Astra Argo Lestari Tbk yang telah listing di bursa efek indonesia. Dengan
menggunakan laporan keuangan PT. Astra Argo Lestari Tbk pada kuartal ketiga tahun 2012 dan
kuartal ketiga tahun 2013 didapatkan rasio keuangan dari PT. Astra Argo Lestari Tbksebagai
berikut:
Hasil (%)
No
Rasio
Analisa
Sep (2013) Sep (2012)
PT. Astra Argo Lestari Tbk memiliki ROA
sebesar 6.6%% pada periode september
2013 dan pada periode september 2012
adalah sebesar 14.07%. Jika dilihat terjadi
Return On Asset
1.
6.6%
14.07% penurunan ROA hal ini dikarenakan pada
(ROA)
september 2013 sedang terjadi krisis global
yang menyebabkan nilai tukar menjadi
lemah kemudian diikuti oleh harga
komoditas yang menurun.
2.
Rasio Lancar
48.39%
68.46%
Pada tahun 2013 PT. Astra Argo Lestari Tbk
memiliki ROE sebesar 10.24 % lebih kecil
dari ROE pada tahun 2012 yakni 18.66%.
Return On Equity
3.
10.24%
18.66% Meskipun mengalami penurunan, tapi
(ROE)
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dari modal yang
dimilikinya masih cukup besar.
PT. Astra Argo Lestari Tbk memiliki EPS
sebesar 1,061.80 pada tahun 2012
dan 578.44 pada tahun 2013. Hal ini
EPS (Earning Per
578.44
1,061.80 mengindikasikan kinerja PT.Astra Argo
4.
Share)
Lestari Tbk menurun sehingga laba yang
dihasilkan menurun pada periode kuartal
tiga.
PT. Astra Argo Lestari Tbk mempunyai PER
PER (Price Earning
18.31% pada tahun 2012 dan 38.89% pada
5.
38.89%
18.31%
Rasio)
tahun 2013. Jika dilihat terjadi kenaikkan.

4. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk


Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas dan akan menganalisa secara
fundamental dari perusahaan PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk yang telah listing di bursa efek
indonesia. Dengan menggunakan laporan keuangan PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk pada

tahun 2012 dan tahun 2011 didapatkan rasio keuangan dari PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR
Tbksebagai berikut:
Hasil (%)
No
Rasio
Analisa
2012
2011
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki
Return On Asset
ROA sebesar 8.6 % pada tahun 2012 dan
1.
8.5%
9.7%
(ROA)
tahun 2011 adalah sebesar 9.7%. Jika
dilihat terjadi penurunan ROA.
2.
Rasio Lancar
2.0%
1.91%
Pada tahun 2012 PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk memiliki ROE sebesar 14,5 %
lebih kecil dari ROE pada tahun 2011 yakni
Return On Equity
3.
14.5%%
17.3% 17.3%. Meskipun mengalami penurunan,
(ROE)
tapi
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dari modal yang
dimilikinya masih cukup besar.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki
EPS sebesar 371 pada tahun 2012
EPS (Earning Per
dan 350 pada
tahun
2012.
Hal
ini
371
350
4.
Share)
mengindikasikan
kinerja
PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk membaik sehingga
laba yang dihasilkan meningkat .
PT. Indofood
Sukses
Makmur Tbk
mempunyai PER 18.19% pada tahun 2012
PER (Price Earning
5.
18.19%
15.71% dan 15.71% pada tahun 2011. Jika dilihat
Rasio)
terjadi kenaikkan.

5. PT. Telkom
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas dan akan menganalisa secara
fundamental dari perusahaan PT Telkom Tbk yang telah listing di bursa efek indonesia. Dengan
menggunakan laporan keuangan PT Telkom Tbk pada tahun 2012 dan tahun 2011 didapatkan rasio
keuangan dari PT Telkom Tbk sebagai berikut:
Hasil (%)
No
Rasio
Analisa
2012
2011
PT. Telkom Tbk memiliki ROA sebesar
11.5% pada tahun 2012 dan pada periode
tahun 2011 adalah sebesar 10.6%. Jika
Return On Asset
1.
11.5%
10.6% dilihat terjadi peningkatan ROA. hal ini
(ROA)
menunjukkan profit yang dihasilkan dari
investasi terhadap ase yang dimiliki
mengalami kenaikkan.
2.
Rasio Lancar
116.0%
95.8%
Pada tahun 2012 PT. Telkom Tbk memiliki
ROE sebesar 24.9 % lebih besar dari ROE
Return On Equity
3.
24.9%
23.1% pada tahun 2011 yakni 23.1%. Hal ini
(ROE)
menunjukkan terjadi kenaikan laba dari
perputaran equity perusahaan tersebut .
669.19
559.67
4.
EPS (Earning Per
PT. Telkom Tbk memiliki EPS sebesar

Share)

5.

PER (Price Earning


Rasio)

3.32%

3.97%

669.19 pada tahun 2012 dan559.67 pada


tahun 2011. Hal ini mengindikasikan kinerja
PT. PT. Telkom Tbk meningkat sehingga
laba yang dihasilkan meningkat pada
periode laporan keunagan tahun 2012
PT. Telkom Tbk mempunyai PER 3.32%
pada tahun 2012 dan 3.97% pada tahun
2011. Jika dilihat terjadi penurunan.

Analisa Jangka Panjang


Jika dilihat dari segi fundamental perusahaan, saham-saham yang dipilih yakni saham PT. Telkom,
Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Astra Argo Lestari dan indofood, diprediksikan dalam jangka
panjang akan mengalami pertumbuhan yang baik. Hal ini di dasarkan pada asumsi bahwa tahun 2014
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan mencapai 6 persen,
lebih agresif dibandingkan tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 5,5-5,8 persen. Pemilihan
Umum akan turut mendorong pertumbuhan tersebut. Kemudian perekonomian global di tahun depan
akan lebih baik. Dengan kondisi tersebut, permintaan akan bahan baku mentah akan meningkat
sehingga menaikkan harga komoditas di pasar internasional. Sehingga mampu mendorong harga
saham yang bergerak di sektor komoditas seperti AALI akan meningkat.
Saham PT. Telkom juga akan bergerak naik, hal ini selain disebabkan kondisi ekonomi yang
membaik pada tahun 2014 juga disebabkan oleh sektor ini pada tahun depan akan tumbuh pada
kisaran 5-6%. Selain itu perkembangan teknologi yang terus berkembang setiap tahunnya juga
menjadi alasan kenapa saham ini dalam periode jangka panjang akan meningkat.

Untuk saham yang bergerak di sektor industri barang konsumsi dalam hal ini adalah PT
Indofood juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan nilai saham yang baik. Selain
dikarenakan fundamental dari perusahaan tersebut yang bagus, juga ditopang dengan
membaiknya kondisi perekonomian tahun depan yang mana akan menyebabkan konsumsi

Selain itu, saham yang dipilih


diatas merupan saham-saham yang termasuk sahamblue-chip, yang
masyrakat akan lebih baik dari pada tahun 2013.

mana saham blue chip ini pergerakan lebih stabil.

Anda mungkin juga menyukai