LATAR BELAKANG
Delirium merupakan sindrom neuropsikiatrik yang rumit dengan ciri
gangguan kesadaran yang onsetnya akut dan disertai adanya perubahan kognisi,
atensi, dan persepsi yang berfluktuasi. Delirium merupakan penyebab tersering
disfungsi kognitif akut pada geriatri yang dirawat di rumah sakit. Prevalensi
delirium yang sudah
delirium baru saat di pendaftaran rawat inap 3-29% dan kejadian akut selama
perawatan bervariasi antara 11-42%. Delirium dapat dicegah pada sepertiga
geriatri. Oleh karena itu deteksi dini sangatlah penting
The UK National Institute for Health and Care Excellence (NICE)
menyarankan skrining delirium berdasarkan 4 faktor resiko: usia di atas 65 tahun,
demensia, adanya fraktur pinggang, dan tingkat keparahan penyakit. Rekomendasi
ini dikembangkan dari penelitian di berbagai jenis populasi dari unit bedah, ICU
dan perawatan umum. Penting untuk mengenali faktor resiko delirium agar dapat
dibedakan antara pasien dalam prosedur medis dimana pasien terpapar faktor
iatrogenik seperti anastesi dan prosedur operasi. Lebih lanjut, panduan NICE
melibatkan
pasien
delirium
prevalen
sebagai
subjek
utamanya,
tidak
termasuk panjangnya waktu rawat inap, hilangnya kognitif dan fungsi fisik,
peningkatan intuisi dan tingginya resiko kematian, identifikasi faktor resiko
delirium terutama pada kasus insidensial (yang dapat dicegah), pada geriatri yang
sistematik review
Kriteria ekslusi
Penilaian Kualitas
2 peneliti (SA dan ELS) secara terpisah menilai kekuatan metode
penelitian
yang
diikutsertakan
untuk
menginterpretasi
validitas
dengan
yang
terpilih
dievaluasi
dengan
ceklis
standar
untuk
Metode Statistik
Jika terdapat 2 atau lebih penelitian yang meneliti faktor resiko dengan
menggunakan cara yang konsisten dan data yang disajikan berupa numerik atau
kategorikal atau rata rata/SD (data kontinu) dan terdapat informasi yang adekuat
mengenai jumlah kasus dan subjek kontrol kami akan melakukan meta analisis.
Jumlah dan tipe medikasi dibagi dan dilaporkan. Tidak mungkin menggabungkan
data pada sebuah kelas medikasi seperti neuroleptik atau opioid. Kami kemudian
menyajikan
hasil
sebagai
penelitian
individual
dan
satu
kelas
saja,
Faktor demografik
Umur merupakan faktor resiko yang paling sering dipelajari (9 penelitian).
4 penelitian melaporkan usia tua berhubungan erat dengan peningkatan resiko
delirium pada analisis; perbedaan rata-rata 2.74 (95% CI 0.11, 5.38, P=0.04).
Jenis kelamin laki-laki tidak berhubungan erat dengan resiko delirium.
Status Mental
Terdapat perbedaan dalam mendefinisikan demensia. Sebagian besar
penelitian (6 dari 7) menggunakan MMSE, dan 1 penelitian menggunakan
IQCODE dan MMSE. Demensia berhubungan erat dengan delirium pada 6
penelitian. Hubungan ini memiliki nilai signifikan pada analisis multivariat dan
secara statistik signifikan pada analisis gabungan (OR 6.62, 95% CI 4.30, 10.19, P
< 0.001). Depresi secara statistik signifikan meningkatkan resiko delirium pada 2
penelitian univariat dan 1 penelitian multivariat.
Gangguan Penyakit Fisik
Tingkat keparahan penyakit dinilai dengan APACHE II pada sebagian
besar penelitian (4 dari 5). Sebagian besar penelitian melaporkan tingkat
keparahan dan komorbid sebagai faktor resiko yang signifikan pada analisis
univariat dan multivariat. Analisis gabungan dinyatakan signifikan pada rata-rata
nilai APACHE II (MD 3.91, 95% CI 2.22, 5.59), P < 0.001). 2 penelitian
melaporkan infeksi atau khususnya infeksi saluran kencing sebagai faktor resiko
yang signifikan pada analisis univariat.
Aktivitas Sehari hari, Penglihatan dan Pendengaran
Hilangnya kemampuan ADL, imobilitas, dan pemasangan kateter urin
dianggap sebagai faktor resiko yang signifikan terhadap munculnya delirium.
Sebuah penelitian melaporkan hilangnya kemampuan ADL sebagai sebuah faktor
resiko yang signifikan. Kateterisasi urin dianggap signifikan pada 2 penelitian dan
analisis gabungan (OR 3.16, 95% CI 3.16, 1.26, 7.92, P = 0.01). Bukti gangguan
penglihatan dan pendengaran tidak meyakinkan pada analisis univariat, namun
secara detil, idealnya sekali setiap 24 jam dan hal ini dapat mempengaruhi jumlah
staf penelitian dan biaya yang dikeluarkan.
Peran terhadap praktek klinis
Meskipun terdapat tantangan dalam penelitian, meta analisis kami
menemukan beberapa faktor resiko yang secara konstan berhubungan dengan
delirium insidental. Beberapa dapat diubah, contohnya faktor terkait penyakit
medis, abnormalitas hasil laboratorium, dan polifarmasi. Beberapa hal lain tidak
dapat dimodifikasi, seperti umur, jenis kelamin, dan demensia, namun secara
klinis berguna untuk memperkirakan pasien dengan resiko terbesar. Penemuan ini
juga memberikan kekuatan untuk membuat model prediksi delirium.
Faktor resiko seperti umur, demensia, dan keparahan penyakit dapat
diidentifikasi dengan panduan NICE, namun, sebagai tambahan penelitian kami
memperkirakan bahwa pada orang yang lebih tua yang sedang dirawat inap,
menerima polifarmasi, mengalami gangguan penglihatan, kadar albuminnya
rendah, dan menggunakan kateter urin, rentan mengalami delirium. Faktor-faktor
yang dapat dimodifikasi ini jika dikelola dengan baik dapat mempermudah
intervesi delirium pada geriatri.
Poin Poin
Delirium mudah ditemukan pada geriatri yang dirawat di rumah sakit karena
kondisi medis akut dengan insiden sejak saat pendaftaran mencapai 5-38%
Resiko signifikan pada meta analisis ini adalah umur, demensia, tingkat
keparahan penyakit, gangguan penglihatan, kateter urin, polifarmasi dan kadar