Anda di halaman 1dari 6
JURNAL SINERGI (Volume 13 Nomor 3 Juli 2009) EVALUASI RANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BLOK I UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA Badaruddin, Arifin Rahman Linawa Teknik Tenaga Listrik, Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta ABSTRAK Satu hal penting yang perlu diperhatikan didalam merancang suatu instalasi listrik adalah kecakapan seorang instalatir atau perencana dalam melaksanakan tugas perencanaan instalasi listrik tanpa menyimpang dari ketentuan atau standarisasi perencanaan yang ada, misainya cara seorang instalatir merencanakan berapa besar kebutuhan daya_pada instalasi penerangan, instalasi air conditioning, instalasi it, dan instalasi lainnya jika yang akan jcanakan adalah gedung dengan jumiah tantai banyak seperti pada gedung blok | Universitas Tarumanagara. Disamping aspek teknis diatas seorang instalatir atau perencana juga harus bisa memadukan antara kondisi struktur bangunan dan kebutuhan arsitek tanpa mengabaikan sisi keselamatan yang semuanya menjadi satu kesatuan dengan tujuan pengguna gedung dapat molaksanakan aktiftas dengan nyaman pada saat gedung beroperasi. Kata kunet: instalasi listrik ABSTRACT The most important thing to be considered in constructing an electricity installation is the capability of an installer or engineer to do the electricity installation construction without deviating from the regulation or standard construction occurred, for example an installer which have a planning to calculate how much the power needed for lighting installation, AC instaltation, lift installation and another installation ifthe building that they are planning to build is ‘identical with 2 building in Blok | - Universitas Tarumanagara which have quite number of floors. Beside of the above technical aspect, an installer or engineer should be able also to combine between the conditions of building structure and the Architecture requirement without disregard the safety side which has to become in one package in order for the tenant able to do all activities comfortably during the building operation. Keywords: electrical installation 4. PENDAHULUAN Salah satu hal yang terpenting pada suatu gedung adalah penyediaan sarana yang 1.4 Latar Belakang Dalam meningkatkan kenyamanan pada saat melaksanakan aktifitas adalah adanya suatu penerangan yang baik dan fasiitas-fasiitas lainnya yang aman sehingga dapat meningkatkan kinerja dari para karyawan yang berada di gedung tersebut. balk dan aman dengan tidak mengabaikan segi arlistik dari gedung yang akan dibangun. Untuk itu dipertukan—suatu perencanaan instaiasi yang baik dan andal guna dapat metayani pemakaian kebutuhan sehar-hari, Pada perencanaan instalast gedung ini pertu diperoleh suatu instalasi yang baik —terutama _—_penerangan 43 EVALUASI RANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BLOK UNIVERSITAS TARUMANAGARA dikarenakan fungsi penerangan sebagai salah satu pendukung aktiftas kerja. Ketentuan dan persyaratan yang berfaku adalah untuk melindungi kerusakan yang timbul sebagai akibat dari gangguan, dalam hal ini pembagian sirkit akhir pada setiap kelompok hingga untuk koordinasi fata letak nilai pengaman dapat tercipta dengan baik dan untuk besarnya niiai pada lampu penerangan periudilakukan Perhitungan guna mendapatkan suatu besamya penerangan yang sebenamya hingga didapat suatu penerangan yang efisien, nyaman sorta andal dalam Pengamanan, 4.2 Tujuan Penulisan Tyjuan penulisan peneiitian ini adalah untuk mengevaluasi rancangan instalasi_listrik pada gedung Universitas Tarumanagara ‘mengenai instalasi penerangan dan daya sehingga diperolch suatu instalasi yang baik dan andal. 2. DASAR PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Dalam merencanakan instalasi listrik maka Perlu diperhatikan perhitungan-perhitungan yang bersifat teknis. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas listrik yang balk disamping untuk menekan biaya serendah —mungkin dengan —_tingkat keamanan yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Umum —Instalasi—Listrik. Beberapa Perhitungan teknis yang diperiukan yaitu : 24° Perhitungan kuat arus dan penampang kawat penghantar Kuat arus listrik merupakan objeck yang menjadi pokok permasalahan dalam Perancangan kabel instalasi listrik. Untuk Menghitung kuat arus yang melewati kabel, erlu dibedakan antara instalasi fasa satu dan fasa tiga. Untuk kuat arus listrik instalasi fasa satu : sores (3.1) Untuk kuat arus listrik instalasi fasa tiga : JAKARTA (Badaruddin, eta.) P 3 x Ex Cosp sened82) Diana: 1: Arus beban listrik dalam Ampere. P_ : Beban yang dibutuhkan dalam Watt. E : Tegangan antar fasa dalam Volt. Cos f : Faktor daya Untuk _-menentukan besamya kawat Penghantar yang akan digunakan mula- ‘mula harus dihitung secara teorits dahulu, kemudian hasil dari perhitungan tersebut diatas diselaraskan dengan ukuran baku {eknis dari hantaran atau kabel yang ada dipasaran yang mempunyai kemampuan mendekali hasil dari perhitungan tetapi tidak boleh lebih kecil dari hasil perhitungan. 2.2 Perhitungan susut tegangan Susut tegangan atau rugi tegangan terjadi karena adanya pergeseran arus_listrik dengan saluran yang dialii arus_listrik tersebut. Karena saluran utama terdiri dari hantaran dan hantaran tersebut mempunyai hambatan serta induktansi maka secara matematis susut tegangan atau _rugi fegangan dapat dijabarkan sebagai berikut : AV =V3L.L(R', cos +X'rsing)..(3. 3) Dimana : ?V_— = Susut tegangan (Volt). 1 = Arus beban penuh pada saluran (Ampere). L Panjang saluran (m) R= resistansi saluran (Om), X'__ = Reaktansi saluran (im). Cos Faktor daya Sesuai peraturan yang tercantum dalam PUIL 2000, total rugi tegangan antara terminal dan sembarang titk instalasi tidak boleh lebih 5% dari tegangan pengenal ada terminal konsumen, Dalam rangkaian atau saluran listrk susut fegangan atau rugi tegangan tidak dapat dinindarkan, tetapi hanya dapat dibatasi, usaha_pembatasan ini dimaksud untuk mendapatkan mutu istrik yang baik. ‘JURNAL SINERGI (Volume 13 Nomor 3 Juli 2008) 2.3 Menentukan nilai kebutuhan lampu pada ruangan Sistem penerangan tampu dalam ruangan tergantung dari keperluan penerangan tersebut juga ukuran ruangan yang digunakan dan tergantung juga pada faktor- faktor lainnya dimana_perhitungan untuk kebutuhan sebuah ruangan dapat dinitung dengan menggunakan rumus nd n= bak i (84) and Dimana : n= Jumlah titik lampu E,, = Kuat penerangan yang dibutuhkan dalam suatu ruangan. 4 = tiluminasi cahaya (lumen). p= Panjang ruangan (m). 1 = Lobar ruangan (m). 1n, = Faktor penggunaan ruangan (utility) d= Faktro depresiasi, Level kuat penerangan (E,-) memiliki kelas-kelas atau Kategori yang berbeda tergantung pada jenis aktftas yang dilakukan Untuk menentukan harga_ 17 harus dicari terlebih dahulu harga K yaitu room indek yang tergantung pada tinggi rendahnya suatu lampu tethadap_lantai kerja dimana untuk penyiraman langsung, semi langsung dan merata dapat digunakan rumus = (35) H = Tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m) P= Panjang ruangan (m) {= Lebar ruangan (m) 2.4 Menentukan kebutuhan daya lampu Untuk menghitung daya listrik dari lampu maka digunakan rumus : Wiotal = N Lampu x wi (3.6) Dimana W total : Total daya lampu NLampu: Jumiah lampu W1 : Daya setiap lampu Tabel 1 ‘Tingkat pencahayaan pada berbagai fungsi ruangan Tingkat pencahayaan No | Fungsi ruangan (lux) 4_| Lobby utama 450 - 260 2 | Lobby Lift 150 - 300 3 | Koridor 150 - 300, 4 | Parkir 50 - 100, 5_| RuangM &E 4150 - 200 6 | Kantor / Kelas 300 - 400 3. RANCANGAN KEBUTUHAN DAYA, LISTRIK GEDUNG BLOK | UNIVERSITAS TARUMANAGARA, 3.1 Sumber Daya Lis a, Sumber daya listrik utama_akan diambil dari jala-jala tegangan 20 kV PLN dengan sistem 3 phase 50 Hz. b. Tegangan sistem distribusi_tenaga listrik ke titk beban adalah 380 / 220 Volt, 3 phase + Netral 50 Hz. c. Sumber daya listrik cadangan akan diambit dari Diesel Generator Set. 3.2. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listik ‘gedung blok | universitas Tarumanagara ini terlebin dahulu dilakukan penaksiran atas beban total selurun gedung. Beban total dapat diketahul yang pasti_setelah perancangan lengkap selesai, namun ini memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu periu dilakukan perhitungan pra-rencena seperti yang disajikan pada table 4.5. Selanjutnya dilakukan perhitungan daya yakni dengan melaksanakan suatu kasus perhitungan berdasarkan data-data pada pemakaian beban yang meliputi pemakaian kebutuhan Air conditioning, lift, instalasi air bersin, instalasi pemadam kebakaran dan instalasi penerangan. EVALUASI RANGANGAN INSTALASI LISTRIK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BLOK | UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA (Badaruddin, et al) 3.3 Analisa penentuan besar arus beban maksimum panel dan penampang penghantar Dalam menentukan besar arus beban dan penampang penghantar yang akan dipakai pada panel-panel beban tiap lantai digunakan metode perhitungan pada persamaan 3.1 dan 3.2, Berikut beberapa contoh hasil perhitungan arus beban maksimum pada panel dibeberapa lantai serta penentuan besar penampang kabel 3.3.4 Panel penerangan tantal dasar Panel penerangan lantal dasar songan beban total 30,88 Kw. Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus ‘beban maksimum pada pane! Penerangan lantai dasar dapat diketahui sebagai berikut 38800 3 x 380 x 08 = 58,654 5 x 58,65 A KHA = 87.97 A Jaci penghantar yang digunakan harus memuttyai nilal KHA = 87,97 A. Kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 425mm, 3.3.2 Panel penerangan lantai satu Panel penerangan lantai satu dengan beban total 25,47 Kw. Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus beban maksimum pada panel Penerangan Jantai satu dapat diketahui sebagai berikut : 254700 “Bs 380 x 08 8.37 A 1,5 % 48,37 A KHA= 72,64 adi penghantar yang digunakan harus ‘mempunyai nilai KHA = 72,6 A. Kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x 16 mmé, 3.3.3. Panel AC lantal dasar Panel AC lantsi dasar dengan beban ‘ola 13,3 Kw. Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus beban maksimum pada panel AC lantai dasar dapat diketahui sebagai berikut : 13300 B x 380 x 08 Jedi penghantar yang digunakan harus ‘mempunyai nilal KHA = 37,9 A. Kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x6 mm, 3.3.4 Panel AC lantal satu Panel AC lantai satu dengan beban (otal 9,83 Kw. Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus beban maksimum pada panel AC lantai satu dapat dikotahui sebagai berikut : 9830 3 * 380 x 08 =187A KHA=1,5x 18,70 KHA = 28 A Jadi penghantar yang digunakan minimum harus mempunyai nial KHA = 28 A, Kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x 4mm#, 3.3.5 Panel PP - Lift Low Zone Panel PP - Lift Low Zone dengan beban total 58 Kw. Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus beban ‘Mmaksimum pada panel PP - Lift Low Zone dapat diketahui sebagai berikut : 7 -__58000 3 x 380 x 08 = 110,15 A KHA= 15% 110,15 A KHA = 165A Jadi penghantar yang digunakan harus mempunyai nilai KHA = 165 A, Berdasarkan table 4.4 kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x 70 mm’, 3.3.6 Panel PP - Lift High Zono Panel PP - Lift High Zone dengan beban total 64 Kw. Berdasarkan Persamaan 3.2 maka arus beban maksimum pada panel PP - Lift High Zone dapat dikatahui sebagai berikut: JURNAL SINERGI (Volume 13 Nomor 3 Juli 2008) 64000 PB ¥ 380 x 08 21.55 A 1.5% 121,55 A KHA = 182A Jadi penghantar_yang_digunakan harus mempunyai nilai KHA = 182 A. Berdasarkan table 4.4 kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4 x 7Omm2. 3.3.6 Panel SDP pompa Panel SDP Pompa dengan beban total 66,7 Kw, Berdasarkan persamaan 3.2 maka arus beban maksimum pada panel SDP Pompa dapat diketahui sebagai berikut : 66700 4B x 380 x 08 =126,7A KHA= 1.5% 121,55 8 KHA = 190A Jadi penghantar yang digunakan harus mempunyai nilai KHA = 190A.” Kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x70 mm*. Untuk perhitungan tues penampang dan jenis penghantar yang digunakan pada fantai lainnya dapat menggunakan cara yang sama dengan perhitungan pada panel Penerangan lantai dasar dan panel penerangan lantai satu. Hasil perhitungan disajikan pada table 2 Tabel 2 Data kebutunan daya dan ukuran penghantar pada panel lift dan pompa me] vam | pat | Dt] se Pept Tai eon —_| | WT Taner [FF | — | Sa x [item | ee [ aoe eran z i ras |e TET efor [ae] errr 3.4 Analisa perhitungan susut tegangan atau rugi tegangan Susut tegangan atau rugi tegangan dari setiap penghantar dapat dihitung berdasarkan persamaan (3.3) Misalnya untuk perhitungan susut tegangan atau rugi tegangan pada pane! PP Lift High Zone sebagai berikut : Dari Panel utama tegangan rendah (PUTR) ke Panel PP Lift High Zone dengan data-data sebagai berikut + Beban Tbebanmax= 121,55 + Panjang kabel L= 130m = 0,13 km (jarak antara PUTR ke PP - Lift High Zone) ‘+ Jenis dan ukuran kabel Kabel NYY 4x70 mm? (arak dari PUTR ke PP — Lift High Zone) « Resistansi = 0,262 (table 4.5) + Reaktansi = 0,335 (table 4.5) maka susut tegangan atau rugi tegangan pada panel utama tegangan rendah (PUTR) ke PP — Lift High Zone adalah : AV = V3x130x107 x121.5520.265 = 7,25 Volt %AV = 2 100% 1.91% Sesuai peraturan yang tercantum dalam Peraturan Umum — Instalasi __Listrik (PUIL 2000) total susut tegangan atau rugi tegangan antara_ terminal dan _ titik sembarang instalasi tidak boleh melebit 5% dari tegangan pengenal pada terminal konsumen. 3.5 Analisa penentuan kebutuhan penerangan 1, Ruang perkantoran memiliki ukuran sebagai berikut: Panjang (p): 19.20 meter Lebar (I) 14.70 meter Tinggi (h) 2,7 meter 2. Keadaan ruangan ditentukan sebagai berikut Warna langitangit (ceiling reflectance) r= 0,7 Wama dinding (wall reflectance) rw = 0,1 Refleksi lantai (floor reflectance) rm = 0,1 2. Tingkat penerangan serta jenis lampu yang digunakan 400 lux dan lampu a7 EVALUASI RANCANGAN INSTALAS! LISTRIK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BLOK UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA (Badaruddin, eta) yang digunakan TL - 36 w dengan fluks ‘cahaya 3000 3. Faktor depresiasi dipakai_jenis Pengotoran ingan dengan masa Pemelliharaan direncanakan 2 tahun ‘sehingga factor deprosiasi 0,8 Maka dari data diataskebutuhan Penerangan yang diperlukan pada seitap Tuangan erly. ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan sebag berikut : a. Untuk menentukan kebutuhan Penerangan yang diperlukan pada ruangan periu ditentukan indeks ruang berdasarkan persamaan 3.5 19.20x14.70 2.7 (19.20+14.70) a. kemudian dalam menetukan efisiensi 1 penerangan : untuk k = 3 ine = 067 untuk k= 4 :nr=0,71 Efisiensi penerangan untuk k = 4 ditentukan dengan interpolasi are Seon = 0.67) + 0.67 = 0.67 b. Untuk menentukan_ kebutuhan penerangan yang diperlukan dapat diketahui 400x282.24 6400x0.67x0.8 Maka untuk ruangan perkantoran dapat dipakai lampu sebanyak 32 buah TL2x36 watt. Dan untuk pemakaian daya untuk lampu TL 36 watt dapat diketahui berdasarkan Persamaan 3.6 adalah : W = 32 bh x 2 x TL 36 watt = 2304 watt. 48 KESIMPULAN Dari hasil_pembahasan pada Perencanaan instalasi_listik _proyek Pembangunan gedung biok | Universitas Tarumanagara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk panel penerangan tantai satu dengan beban total 25.47 Kw, berdasarkan perhitungan_mompunyai rilai kuat hantar arus sebesar 72,6 A maka kabel penghantar yang digunakan adalah NYY 4x 16 mm? 2. Panel AC lantai dasar dengan beban total 13,3 Kw berdasarkan hasil Perhitungan mempunyai nilai_kuat hantar arus sebesar 37,9 A maka kabel Penghantar yang digunakan adalah NYY 4x6 mm? 3. Jumlah lampu yang digunakan pada Tuangan berukuran 19,2 m x 14.7 m adalah sebanyak 32 buah dengan jenis fampu TL 2 x 36 walt, daya yang digunakan adalah sebesar 2304 watt. 4, Rugi - rugi tegangan yang difjinkan untuk suatu penghantar sesuai dengan Peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) dimana dijelaskan bahwa rugi terminal dan sembarang titik instalasi tidak boleh melebihi 5% dari tegangan engenal pada terminal konsumen. DAFTAR PUSTAKA Lamma, Mustari, Modul Teknik Instalasi Listrik, Universitas Mercu Buana Jakarta. Poerbo, Hartono. Utlitas Bangunan Buku Pintar Untuk Mahasiswa Arsitektur — Sipil, Penerbit Djambatan, Sunamo. Mekanikal Elektrikal (Lanjutan), Penerbit ANDI Yogyakarta. Yayasan PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 2000 ).

Anda mungkin juga menyukai