Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pendidikan
Responden dengan tingkat pendidikan lulusan SD lebih banyak dari
yang lain. Pendidikan terakhir responden didapatkan bahwa sebanyak dua
orang yang tidak sekolah, lulusan SD sebanyak tiga belas orang, lulusan
SMP sebelas orang, lulusan SMA lima orang dan lulusan perguruan tinggi
sebanyak 2 orang.
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang menjadi pertimbangan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, oleh karena dapat
memberikan

suatu

informasi

mengenai

tingkat

kemampuan

dan

kompetensi seseorang. Pendidikan berfungsi dalam mengembangkan


kemampuan dan meningkatkan kualitas individu, di dalam proses belajar
akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih
matang dalam diri individu.
Pendidikan tentang menggunakan jamban yang baik dan sehat
merupakan suatu proses mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian
tentang jamban yang sehat sehingga tercipta pola kebudayaan dalam
menggunakan jamban secara baik dan benar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun. Berpedoman pada tujuan pendidikan diperkirakan bahwa
semakin meningkatnya pendidikan yang dicapai sebagian besar penduduk,
semakin membantu kemudahan pembinaan akan pentingnya menggunakan
jamban.

Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang


maka semakin mampu dia mengetahui, memahami ataupun menganalisis
apa yang disampaikan demikian sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan yang dia miliki maka semakin rendah atau tidak tahu pula dia
mencerna apa yang menjadi isi pesan dari informasi khususnya dalam hal
penggunaan maupun pemanfaatan jamban. Hal ini cukup mempengaruhi
hasil karena semakin tinggi pendidikan peserta akan semakin tinggi pula
angka keberhasilan masyarakat ODF.
Responden dengan pekerjaan sebagai petani lebih banyak dari yang
lain. Pekerjaan petani sebanyak sebelas orang, buruh tani sebanyak
sepuluh orang, wiraswasta sebanyak tiga orang dan lain-lainya sebanyak
sembilan orang.
B. Penghasilan
Responden dengan penghasilan kurang dari Rp 500.000 lebih banyak
dari yang lain. Penghasilan rata-rata responden yang kurang dari Rp.
500.000 sebanyak 14 orang, sebanyak 13 orang yang berpenghasilan Rp.
500.000 Rp. 1.200.000, sebanyak 2 orang yang berpenghasilan Rp.
1.200.000 Rp. 2.000.000 dan yang lebih dari Rp. 2.000.000 sebanyak
empat orang. Responden dengan pekerjaan sebagai petani lebih banyak
dari yang lain. Pekerjaan petani sebanyak sebelas orang, buruh tani
sebanyak sepuluh orang, wiraswasta sebanyak tiga orang dan lain-lainya
sebanyak sembilan orang.

35

Menurut hasil penelitian Anggoro (2015) menunjukkan bahwa ada


hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan pemanfaatan jamban
(p-value=0,004),
mempengaruhi

yang
tingkat

berarti

penghasilan

pengadaan

suatu

jamban

keluarga

dapat

sehat

serta

yang

pemanfaatannya yang baik, semakin baik penghasilan keluarga maka


semakin baik pula kondisi jamban yang dibuat serta pemanfaatannya juga
maksimal. Sehingga dengan peningkatan pendapatan warga diharapkan
pengadaan jamban sehat dapat terlaksana di Desa Pandean.
C. Pengetahuan Masyarakat Tentang Jamban Sehat
Berdasarkan survei yang dilakukan sebanyak 20 orang (64%) kurang
tahu tentang jamban yang sehat, serta 8 orang (26 %) tidak mengetahui
tentang jamban yang sehat dan sebanyak 3 orang (10%) yang tahu
mengenai jamban sehat. Dengan demikian sebagian besar dari responden
masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai jamban sehat.
Hasil penelitian sejalan dengan Meliono, (2007) menyatakan bahwa
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
adalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.
Menurut penelitian Rogers (1974) yang mengemukakan bahwa
apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan

36

bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari


oleh pengetahuan, dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
Sehingga pengetahuan tidak hanya dapat berdiri sendiri untuk menciptakan
perilaku yang baik. Dengan diadakannya penyuluhan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan serta kesadaran warga untuk memiliki jamban
yang sehat serta menggunakannya.
D. Perilaku Jamban Sehat
Hasil survey menunjukan perilaku menggunakan jamban leher angsa
sebanyak 70% atau sebanyak 23 orang, sebanyak 6% atau dua orang yang
BAB di sungai, sebanyak 6% atau 2 orang sharing jamban dan 18 % atau 6
orang yang memakai jamban cemplung tanpa tutup. Dan hasil survey yang
telah dilakukan menunjukan bahwa alasan tidak memiliki jamban adalah
karena alasan ekonomi yang menghalangi mereka membuat jamban
sebanyak 100%. Hasil survei tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Chandra, 2007, yang mengemukakan bahwa ketiadaan uang untuk
ditabung sehubungan dengan menurunnya pendapatan (karena krisis
ekonomi), meningkatnya biaya kontruksi (semenjak 1998 sampai saat ini)
serta tak adanya lahan untuk membangun sarana sanitasi lingkungan
rumah tangga dan jauhnya sumber air bersih berpengaruh pada
penggunaan maupun pemanfaatan jamban.
Survei ini mengindikasikan bahwa kondisi jamban di Desa Pandean
perlu dilakukan suatu stimulan tentang jamban yang memenuhi syarat
kesehatan sehingga masyarakat yang ada di Desa tersebut dapat

37

mengetahui dengan jelas tentang jamban yang memenuhi syarat kesehatan


serta dapat menggunakan ataupun memanfaatkannya sehingga masyarakat
tersebut terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh tinja.
Dengan adanya stimulant maka bersama-sama dengan masyarakat
melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan
sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan
dalam membangun suatu jamban untuk menjadikan masyarakat menjadi
sehat.
Jenis jamban yang dianjurkan bagi masyarakat dan keluarga harus
sederhana, dapat diterima, ekonomis pembangunan, pemeliharaan serta
penggantiannya. Faktor biaya ini bersifat relatif, sebab sistem paling mahal
pembuatannya dapat menjadi paling murah untuk perhitungan jangka
panjang, mengingat masa penggunaannya yang lebih panjang karena
kekuatannya serta paling mudah dan ekonomis dari segi pemeliharaannya.
Dalam perencanaan dan pemilihan tipe jamban, biaya tidak boleh
dijadikan faktor dominan. Perlu dicarikan solusi berdasarkan pertimbangan
yang seksama atas semua unsur yang terkait, metode arisan atau
meminjam dari koperasi dapat menjadi solusi asalkan kegiatannya diawasi
dan dipatuhi oleh peserta.
Tak cukup hanya dari warga yang bergerak, namun pihak yang terkait
seperti kebijakan dan bantuan dari pengurus wilayah dari segala lini
(pendidikan dan ekonomi) juga turut membantu dalam pelaksanaannya
sehingga segala permasalahan diselesaikan dari segala lini. Dalam hal ini

38

Pengurus Desa Pandean telah berencana membangun jamban sehat di Desa


untuk anggaran tahun depan. Sehingga diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang saniter serta dapat diterima oleh keluarga sehingga
stimulan ini dapat berhasil dan berdaya guna baik dalam hal pembiayaan
maupun pemanfaatannya.

39

Anda mungkin juga menyukai