Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 10

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk
memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas
bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya
mesin pendingin merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu
materi (fluida) sehingga mencapai temperature dan kelembaban yang diinginkan,
dengan jalan menyerap kalor dari materi (fluida) yang akan dikondisikan, atau dengan
kata lain menyerap panas (kalor) dari suatu reservoir dingin dan diberikan ke reservoir
panas.
2.2 Mesin Pendingin
2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi
pertambahan dan penggunaan mesin penyegar udara (air conditioning). Teknologi ini
dimulai oleh Cagnicered De La Tour (1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day
dan asistennya M.Faraday (1824) lalu Josep M.C.Credy (1887) yang pertama membuat
instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara (air washer) yaitu
sistem pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Willis Houlan Carrier
(1906) membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian
dipatenkan pada tahun 1911.
Pada peralihan abad 19 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan
maksimal serpid.Industri refrigerasi di tahun 1990 kental diwarnai peralihan dari
konsumsi es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15
tahun.
Air conditioning dngan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di
New York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di
sebuah gedung teater di Jerman. Tahun1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor
temuannya dimana gas refrigerant dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa
ditarik dan ditekan dalam satu silinder tunggal.Menariknya, penemuan itu baru
dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor
dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun
1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang
akurat untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada
industri minyak.

2.2.2 Macam Mesin Pendingin


a

Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap


Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat
pendingin dari evaporator kemudian mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah
diembunkan.Siklus pada mesin ini hampir menggunakan kebalikan dari siklus
rankine, perbandingannya adalah siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan
penurunan tekanan secara isoenthalpy.

Gambar 2.1 Sistem pendinginan kompresi uap


Sumber :Stoecker (1996:187)
b

Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorbsi


Mesin pendingin ini menggunakan dua jenis refrigerant yaitu refrigerant
primer sebagai zat pendingin danrefrigerant sekunder sebagai zat pengikat kalor /
yang membawa primer sampai di generator.Untuk siklusnya bisa dilihat pada gambar
2.2.
Siklusnya dimulai dari evaporator yang menyerap panas dari sistem dan
ditangkap oleh refrigerant primer berbentuk uap bertekanan rendah.Selanjutnya
refrigerant primer diserap ke absorber yang di dalamnya sudah ada refrigerant
sekunder yang

memiliki

viskositas

lebih,

ini

bertujuan

untuk

mengikat

refrigerantprimer yang berfase uap agar dapat dialirkan oleh pompa ke


generator.Pada generator menghasilkan energi untuk menghidupkan komponen
pemanas (seperti heater) agar menghasilkan panas yang digunakan untuk melepas
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
refrigerantprimer dengan refrigerant sekunder. Refrigerantprimer dapat terlepas dari
refrigerant sekunder karena sifat dari refrigerant primer yang mudah menguap,
selanjutnya refrigerant primer melanjutkan siklusnya ke kondensor melepaskan
kalornya ke lingkungan. Selepas dari kondensor fase cair dari refrigerant melewati
katup ekspansi, disini refrigerant diturunkan tekanan dan temperaturnya hingga
mencapai temperatur dan tekanan evaporasi dengan cara dikabutkan.
Sedangkan pada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas yang lebih
dibanding refrigerant primer setelah dari generator turun bersikulasi ke katup trotel
yang kemudian kembali ke absorber.
Pada absorber refrigerant sekunder masih memiliki temperatur yang tinggi.
Di dalam absorber terdapat proses pelepasan kalor yang berfungsi untuk menyerap
uap refrigerant primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan
yang mana di absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.

Gambar 2.2 Sistem pendinginan absorbsi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.2.3 Fungsi Mesin Pendingin
Fungsi utama mesin pendingin adalah menyerap kalor dari sistem bertemperatur
rendah ke lingkungan bertemperatur tinggi guna mencapai efek pendinginan. Fungsinya
dibagi menjadi :
1

Air Conditioner (AC)


AC digunakan untuk mempertahankan kelembaban relatif di dalam suatu
ruangan sehingga diperoleh kenyamanan. Mesin ini banyak digunakan di kantor,
kendaraan, dan lain-lain.

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10

Gambar 2.3 Air Conditioner (AC)


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
2

Freezer
Berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya
mencapai 0oC (32oF).Digunakan pada pembuatan es, pengawetan daging, dan lainlain.

Gambar 2.4 Freezer


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
3

Cold Storage
Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan
untuk menyimpan alat-alat kedokteran.

Gambar 2.5 Cold Storage


Sumber : Wiranto (2002:127)

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
2.2.4 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap
1

Kompresor

Fungsi Kompresor : berfungsi menekan refrigeran hingga terjadi kenaikan


tekanan di kondensor dan berfungsi mensirkulasikan refrigeran dalam system.

Jenis Kompresor berdasarkan cara kerja kompresi :


a

Kompresor torak (Reciprocating)


Kompresor torak merupakan salah satu jenis kompresor yang telah
digunakan untuk aplikasi yang sangat luas.Kecepatan alir masuknya dapat
mencapai 100 hingga 10000 cfm (cubic feet per meter).

Gambar 2.6 Mekanisme kompresor torak bolak balik


Sumber : Wiranto ( 2002:127 )
b

Kompresor putar (Rotary)


Kompresor putar dapat menghasilkan tekanan yang sangat tinggi. Pada
kompresor putar getaran yang dihasilkan relatif kecil dibandingkan dengan
kompresor torak. Hal ini disebabkan sudu-sudu pada kompresor putar, yang
merupakan elemen bolak-balik, mempunyai masa yang jauh lebih kecil
daripada torak. Selain itu kompresor putar tidak memerlukan katup, sedangkan
fluktuasi alirannya sangat kecil dibandingkan dengan kompresor torak.
Dalam praktikum kali ini, jenis kompresor yang digunakan adalah
kompresor putar.

Gambar 2.7 : Mekanisme Kompresor Putar


Sumber : Wiranto (2002:127)
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
c

Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)


Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya
berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi
lainnya.

Gambar 2.8 Kompresor Sekrup


Sumber : Harris (2008)
d

Kompresor skrol (Scroll)


Prinsip dasar kompresi kompresor scroll adalah interaksi antara fixed
scroll (scroll yang tidak bergerak) dengan orbiting scroll (scroll yang
bergerak). Kedua scroll ini saling bersinggungan identik satu sama lain tetapi
berbeda sudut 180 derajat.

Gambar 2.9 Kompresor Skrol


Sumber : Twigg (2008)
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
e

Kompresor sentrifugal (centrifugal).


Sebuah kompresor sentrifugal juga biasa disebut dengan kompresor
dinamis.Kompresor jenis ini biasanya digunakan untuk kebutuhan tekanan
tinggi.

Gambar 2.10 Kompresor Sentrifugal


Sumber : Wiliiam (2001)
2

Evaporator

Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigeran dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigeran akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.

Jenis evaporator berdasarkan konstruksinya


a

Evaporator Tabung dan Coil


Dipakai pada mesin pendingin kecil. Terdapat pipa koil tunggal atau
pipa ganda di dalam sebuah silinder.
Pada praktikum kali ini jenis evaporator yang digunakan adalah
evaporator tabung dan coil.

Gambar 2.11 : Evaporator tabung dan koil


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

KELOMPOK 10
Sumber : Wiranto (2002:157)
b Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering
Menggunakan banyak pipa yang dipasang di dalam tabung seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi kering


Sumber : Wiranto (2002:157)
c

Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara


Terdiri dari pipa koil bersirip di bagian luarnya.Ada dua macam koil
dengan pendinginan udara ekspansi langsung.Pada ekspansi langsung
refrigerant diuapkan langsung di pipa evaporator.Sedangkan pada ekspansi tak
langsung udara didinginkan dulu oleh refrigerant.

Gambar 2.13 Evaporator kecil dengan pendinginan udara


Sumber :Wiranto (2002:160)

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

10

KELOMPOK 10
3

Katup Ekspansi

Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan Menjaga beda tekanan refrigerant cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan

Jenis katup ekspansi, yaitu :


a

Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman


Adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas
lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi
beban di evaporator.
Dalam praktikum kali jenis katup ekspansi yang digunakan adalah
katup ekspansi otomatik termostatik jenis pengaman.

Gambar 2.14 Katup ekspansi otomatik termostatik pengaman


Sumber :Wiranto(2002:167)
b

Katup Ekspansi Manual


Adalah katup ekspansi dengan throttle yang diatur secara manual yaitu
menggunakan katup jarum yang berbeda dengan katup stop biasa.

Gambar 2.15 Katup Ekspansi Manual


Sumber : Wiranto (2002:168)
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

11

KELOMPOK 10
c

Katup Ekspansi Tekanan Konstan


Katup ini digerakkan oleh tekanan evaporator untuk mempertahankan
tekanan kontan di evaporator.

Gambar 2.16 Katup Ekspansi


Sumber :Wiranto(2002:169)

Kondensor

Fungsi Kondensor : Melepaskan kalor dari refrigeran, sehingga refrigeran berubah


fasa dari uap menjadi cair. Kalor dilepas di kondensor berasal dari kalor yang
diserap di evaporator dan kalor akibat kerja kompresi.

Jenis Kondensor :
a

Kondensor tabung dan pipa horizontal


Banyak digunakan pada unit pendinginan air dan penyegar udara baik
untuk ammonia maupun Freon.Untuk amonia pipa pendingin biasanya terbuat
dari pipa baja.Sedangkan pada Freon pipa pendingin menggunakan pipa
tembaga. Jika dikehendaki adanya ketahanan korosi sebaiknya digunakan pipa
kuningan atau cupro nikel dan pelat pipa kuningan.

Gambar 2.17 Kondensor tabung dan pipa horizontal


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

12

KELOMPOK 10
Sumber :Wiranto (2002:150)
b Kondensor tabung dan pipa coil
Banyak digunakan pada unit Freon sebagai refrigerant berkapasitas
kecil missal pada penyegar udara jenis paket. Pendingin air dan sebagainya.
Pipa pendingin terbuat dari tembaga dengan atau tanpa sirip. Pipa itu mudah
dibuat dan harganya murah.

Gambar 2.18 Kondensor tabung dan koil


Sumber :Wiranto (2002:151)
c

Kondensor jenis pipa ganda


Merupakan susunan dari dua pipa koaksial yang dipakai pada pipa
refrigerasi berkapasitas rendah dan Freon sebagai refrigerannya. Digunakan
pipa dalam dan pipa luar terbuat dari pipa tembaga dan bersirip

Gambar 2.19 Kondensor Jenis Pipa Ganda


Sumber :Wiranto (2002:152)
d

Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat


Terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat dengan sirip aluminium
atau pipa tembaga dan sirip tembaga.
Pada praktikum kali ini jenis kondensor yang digunakan adalah
kondensor pendingin udara koil bersirip pelat.
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

13

KELOMPOK 10

Gambar 2.20 Kondensor pendingin udara koil bersirip pelat


Sumber :Wiranto (2002:153)
2.2.5 Siklus Mesin Pendingin
Siklus thermodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus mesin carnot
terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai karena siklus carnot terdapat atau terdiri
dari proses-proses reversibel yang menjadikan efisiensinya lebih tinggi dari pada yang
dapat dicapai oleh siklus secara aktual. Siklus refrigerasi carnot dapat dilihat pada
gambar 2.21. Dan refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot dapat dilihat
pada gambar 2.22.

Gambar 2.21 Siklus Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:215)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatis reversibel
2 3 : Proses pelepasan panas pada suhu dan tekanan konstan
3 4 : Proses isentropik ekspansi secara isentropik
4 1 : Proses pemasukan panas pada suhu dan tekanan konstan

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

14

KELOMPOK 10

Gambar 2.22 Refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot


Sumber : Stoecker (1996:255)
Daerah yang ada di bawah garis reversibel pada diagram suhu-enthropi
menyatakan perpindahan kalor. Daerah-daerah yang digambarkan dalam gambar 2.22
dapat menyatakan jumlah refrigerasi bermanfaat (useful refrigeration) dan kerja bersih
(net work). Refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4 1
atau daerah di bawah garis 4 1. Daerah di bawah garis 2 3 menyatakan kalor yang
dikeluarkan dari daur, perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor yang
ditambahkan ke dalam daur adalah kalor bersih (net heat).
Siklus carnot bias diperbaiki atau ditingkatkan prestasi kerjanya yaitu dengan
cara memberikan tambahan kerja agar tercapai kompresi kering, hal ini dilakukan
dengan memberikan super heating yaitu pemanasan lanjut sebelum refrigerant
memasuki kompresor. Hal ini akan mengakibatkan kinerja kompresor menjadi lebih
ringan sehingga lifetime komponen kompresor menjadi lebih panjang. Skema perbaikan
daur refrigerasi carnot dapat dilihat pada gambar 2.23.

Gambar 2.23 Perbaikan Daur Refrigerasi Carnot


Sumber : Stoecker (1996:115)
Selain hal di atas, secara aktual diagram T-S secara aktual pada siklus 3 - 4
tidak ideal terjadi secara isentropis, nyatanya pada sikuls 3 4 pada katup ekspansi

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

15

KELOMPOK 10
setelah adanya proses pelepasan kalor pada kondensor, katup ekspansi menurunkan lagi
temperatur refrigerant cair secara mendadak hal ini mengakibatkan adanya proses
secara konduksi maupun konveksi yang meliputi pipa katup ekspansi sehingga siklus
ideal 3 4 secara isentropis, secara aktualnya akan bergeser dan tidak terjadi secara
isentropis lagi. Skema daur kompresi uap standar dapat dilihat pada gambar 2.24 dan
2.25.

Gambar 2.24 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:115)
Keterangan :
1 2 : Proses Kompresi uap refrigerant
2 3 : Proses merubah uap refrigerant menjadi cair
3 4 : Proses penurunan tekanan
4 1 : Proses pengambilan kalor oleh uap refrigerant

Gambar 2.25 Daur Kompresi Uap Standar


Sumber : Stoecker (1996:116)
Keterangan :
1 2 : Proses kompresi adiabatik reversibel di kompresor
2 3 : Proses pelepasan panas pada tekanan konstan
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

16

KELOMPOK 10
3 4 : Proses ekspansi pada expantion valve secara isoentalphi
4 1 : Proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant
Siklus dimulai dari titik 4 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada pada evaporator.Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bias mencapai tekanan dan
temperature kondensasi, selanjutnya dialikan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara
mendinginkan refrigerant hingga berubah wujud mencajid cair, kalor yang dilepas oleh
refrigerant dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud uap
jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.
Tabel 2.1 Proses Terjadinya Siklus Refrigerasi
Proses

Alat

1-2 (Kompresi

Kompresor

2-3
(Pembuangan
Kalor Isobarik)

Kondensor

3-4 (Ekspansi

Katup
Ekspansi

Evaporator

Efek
W

h2-h1

Uap Jenuh Uap


Panas Lanjut

h2-h3

Uap Panas Lanjut


Cair Jenuh

Cair Jenuh
Campuran

h1-h4

Campuran Uap
Jenuh

Isentropik)

Isoentalpi)
4-1
(Penyerapan
Kalor)

Perubahan Fase

Sumber: Modul Praktikum Mesin Pendingin 2016/2017 Universitas Brawijaya

Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahan-perubahan, yaitu :


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

17

KELOMPOK 10
1

Pada kompresor (1 2)

Entalphi, tekanan, dan termperatur naik

Entrophi konstan

Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar

Pada kondensor (2 3)

Entalphi dan temperatur turun

Tekanan konstan

Perubahan fase dari uap panas lanjut ke fase cair

Terjadi pelepasan kalor

Pada expantion valve (3 4)

Entalphi konstan

Tekanan dan temperatur turun

Entrophi naik

Perubahan fase dari cair ke uap jenuh

Pada evaporator (4 1)

Tekanan dan temperatur konstan

Entalphi dan entrophi naik

Perubahan fase dari uap jenuh menjadi uap kering

Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.26, terjadi modifikasi
pada siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :

Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

18

KELOMPOK 10
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat
karena kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan
penambahan coil ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga
didapat efek sub-cooling.

Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.

Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.

2.2.6 AC Central
AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting
Ac. Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

19

KELOMPOK 10

Air

Refrigera
nt

Gambar 2.27 Skema instalasi AC central


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin 2016/2017 Universitas Brawijaya

Gambar 2.28 Instalasi AC central pada gedung.


Sumber :Dewi (2012).

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

20

KELOMPOK 10
Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Pada
chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya
didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan.Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju sistem
penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.

Gambar 2.29 Chiller


Sumber : Wiranto (2002)
2. AHU (Air Handling Unit)
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara
segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai
keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan
sentrifugal dan koil pendingin.Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan
temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun
bisa terjangkau.

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

21

KELOMPOK 10

Gambar 2.30 Air Handling Unit


Sumber : Hermawan (2011)
AHU memiliki beberapa komponen yang ada di dalamnya antara lain :
a

Filter
Penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.

Centrifugal Fan
Berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruanganruangan.

Koil Pendingin
Berfungsi untuk menurunkan temperatur udara.Beberapa kelemahan dari
sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central
tidak bekerja, maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu
jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU.

3. Cooling Tower
Fungsi utamanya untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle,
fan/blower, bak penampung dan casing.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central
dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan
evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida
kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

22

KELOMPOK 10
satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor padachiller biasanya berbentuk
water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan
refrigerant. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air
memasuki shell/tabung dan uap refrigerant super heat mengalir dalam pipa yang
berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerant
superheat berubah fase menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju
alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi
karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu
saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling
water/cooling tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak
nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara
langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan
arah jatuhnya air panas karena pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling
tower. Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan
mengeluarkan kalor laten dengan mengungkapkan sebagian dari air maka sebagian
besar air pendingin dapat didinginkan, misalnya 1% dari air dapat diuapkan, air dapat
diturunkan temperaturnya sebanyak 6C dengan menara pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa
kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga
dipasang katup yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas
air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan
approach dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower
dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang
keluar.Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara tak jenuh.Ada 2 penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu
dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara.Suhu pengembunan yang rendah
pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk
sistem refrigerasi pada skala besar seperti chiller.Salah satu kekurangannya adalah
bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

23

KELOMPOK 10
tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang relatif panjang.Selain itu juga
biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya.

Gambar 2.31 Cooling Tower


Sumber : Gottfried (1994)
4. Pompa Sirkulasi
Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat
lain dalam sistem pemipaan.

Gambar 2.32 Pompa Sirkulasi


Sumber : Twigg (2008)
5. Ducting/saluran
Media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya,
fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan.

Gambar 2.33 Ducting


Sumber : Twigg (2008)
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

24

KELOMPOK 10
Kelebihan dan kekurangan sistem AC central
Kelebihan :
- Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan
- Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
- Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh suatu
sistem (unit) saja
- Kelembapan udara dapat diatur
Kekurangan :
- Harga pembuatan awal sangat mahal
- Biaya operasional mahal
- Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat menyebarkan
kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain
- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem ac central tidak dapa
beroperasi
-

Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU

2.2.7 Beban Pendinginan


Beban pendinginan adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh sistem
pengkondisian udara.Beban pendinginan terdiri atas panas yang berasal dari ruangan
dan tambahan panas.Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk
kedalam ruangan secara radiasi maupun dinding karena perbedaan temperatur.
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara :
Perhitungan besar kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
Perhitungan beban kalor sesaat untuk mengetahui biaya operasi untuk mengetahui
karakteristik dinamik instalasi yang bersangkutan
Yang mempengaruhi beban pendinginan antara lain :
1

Internal
a

Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu.
q1 = m.h.Clf

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

25

KELOMPOK 10
Keterangan :
q1 = beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh produk didalam ruang
pendingin (I/s)
m = banyaknya produk (orang) yang didinginkan
h

= laju kalor yang dilepaskan oleh produk (wall)


-benda ; h = F (jenis benda)
-orang ; h = F (aktivitas)

Clf =factor beban pendinginan (cooling load factor)


Tabel 2.2 Perolehan Kalor dari setiap aktivitas
Kegiatan

Perolehan Kalor, W

Perolehan Kalor
Sensibel, %

Tidur
Duduk, tenang
Berdiri
Berjalan, 3 km/jam
Pekerjaan Kantor
Mengajar
Warung/Toko
Industri
Sumber : Stoecker (1996:68)
b

70
100
150
305
150
175
185
300-600

75
60
50
35
55
50
50
35

Peralatan
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari peralatan peralatan yang berada diruang pendingin tersebut.
qz= P x BF x CLF
Keterangan:
qz

= beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh peralatan peralatan


didalamruang pendinginan (joule/detik)

= power /daya (peralatan) (wall)

BF

= factor bullast (lampu Tu =1,25 ; lampu pijar : 1,0

CLF =factor beban pendinginan


2

Eksternal
a

Ventilasi
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

26

KELOMPOK 10
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara luar
ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang dibutuhkan
oleh tiap produk (orang).

Keterangan :
qb

= beban pendinginan akibat pertukaran udara dengan udara luar terkendali


(suhu/detik)

= banyaknya produk (orang)


= kebutuhan udara tiap orang perdetik (kg/detik)

= kandungan kalor (beda entalpi udara luar dan dalam)(joule/kg)

CLF

= factor beban pendinginan

Infiltrasi
Beban

pendinginan

yang

diakibatkan

adanya

pertukaran

udara

pendinginan dengan udara luar tanpa kendali.

Keterangan :
qA = beban pendinginan akibat pertukaran udara dingin udara luar tanpa kendali
(joule/s)
= laju Infiltrasi (kg/h)
h

= beda entalpi udara luar dan dalam (joule/kg)

CLF =factor beban pendinginan


c

Radiasi
Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar
ruangan berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan
tembus cahaya).
q= . . A . T

Keterangan :
q = beban pendinginan akibat radiasi
= ketetapan Stefan-Boltzman = 5,669 x 10-8 W/m2.K4
= emisitas permukaan
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

27

KELOMPOK 10
A = luas permukaan (m)
T = temperatur (K)
d

Perpindahan kalor total


Perpindahan kalor total merupakan gabungan perpindahan panas secara
konduksi dan perpindahan secara konveksi yang terjadi antara di lingkungan
dengan di ruangan.
Qs = U.A.T
Keterangan:
Qs = beban pendinginan akibat perpindahan panas total. (Joule)
U = koefisien perpindahan panas total (joule/mK)
A = luas panas (m)
T = beda temperatur (K)

2.2.8 Refrigerant
Refrigerant

adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah

diubah bentuknya dari cair menjadi gas atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas
kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1 Macam-macam Refrigerant
Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a

Refrigerant Primer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).

Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah
dari suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun, adalah sebagai berikut :

Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin,
bromin).
Tabel 2.3 Beberapa refrigerant holocarbon
Nomor Refrigerant
11

Nama Kimia
Trikloromonofluorometana

Rumus Kimia
CCl3F

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

28

KELOMPOK 10
12
13
22
40
113
114
Sumber : Stoecker (1992:279)
b

Diklorodifluorometana
Triklorotriplorometana
Monoklorodifluorometana
Metil klorida
Triklorotrifluoroetana
Diklorotetrafluoroetana

CCl2F2
CClF3
CHClF2
CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2

Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh:
amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
Tabel 2.4 Beberapa refrigerant anorganik

Nomor Refrigerant
717
718
729
744
764
Sumber : Stoecker (1992:280)
c

Nama Kimia
Amonia
Air
Udara
Karbondioksida
Sulfur dioksida

Rumus Kimia
NH3
H2O
CO2
SO2

Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia.Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Tabel 2.5 Refrigerant hidrokarbon

Nomor Refrigerant
50
170
290
Sumber : Stoecker (1992:280)
d

Nama Kimia
Metana
Etana
Propana

Rumus Kimia
CH4
C2H6
C3H8

Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat
dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi.Azeotrop menguap dan
mengembun sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan
unsur pembentuknya.Misal :refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8% R-22
dengan 51,2% R-115.

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

29

KELOMPOK 10
2.2.8.2 Syarat-syarat Refrigerant
1

Tekanan penguapan harus tinggi


Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang
lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada
evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.

2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi


Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya
menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari.Mesin
dapat bekerja lebih aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi
Karena menguntungkan untuk kapasitas refrigerasi yang sama jumlah
refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas)
Memungkinkan penguapan kompresor dengan volume langkah torak yang
lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi.
6. Konduktivitas termal yang tinggi.
7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas
8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material
2.2.9 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon
a. Refrigerant Holocarbon
Kelebihan:
1

Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair

Tidak menyebabkan ledakan

Tidak membawa aliran listrik

Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant

Kekurangan:
1

Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global

Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant

b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan:
1

Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial

Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

30

KELOMPOK 10
3

Kerapatan fase uap yang rendah

Kelarutan yang baik

Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 25%

Kekurangan:
1

Sifatnya mudah terbakar


2.2.10 Istilah Istilah Mesin Pendingin
1

Panas Laten
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa
mengalami perubahan temperatur.

Panas Sensible
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan
fase/wujud dari zat yang bersangkutan.

Panas Spesifik
Jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk
menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.

Wet Bulb Temperatur


Temperatur yang diukur dengan menggunakan hygrometer dimana pada
bagian bawahnya dilapisi dengan kain basah atau pada kondisi jenuh adiabatik

Dry Bulb Temperatur


Temperatur yang diukur dengan menggunakan hygrometer dalam keadaan
udara kering dan tidak dipengaruhi oleh uap air jenuh.

Kelembaban Absolut
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu
volume campuran.

Kelembaban Relatif
Perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap
tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.

Refrigerant effect
Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor
agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.

Enthalpy
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

31

KELOMPOK 10
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume
spesifiknya.
10 Coeficient of Performance (COP)
Perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pandingan)
dengan kerja kompresor.
11 Beban Pendinginan
Kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik).
Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh instalasi
mesin pendingin.
12 Kapasitas Pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang
hendak didinginkan.
13 Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang ada
di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan satuan daya
dalam British (Btu/jam).

2.2.11 Rumus Rumus yang Digunakan


1

Antara penampang C-D pada Air Flow Duct

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

32

KELOMPOK 10

Gambar 2.34 Penampang C-D


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB 2016/2017
a

Keseimbangan Energi
mchc mdhd = - PH2 + HLC-D

b Kekekalan massa aliran fluida :


mc = md m0 ; m0 = massa alir
udara lewat oriface pada ujung duct

Kalor sensibel
PH2 = mD .CP . T (kJ)
Dengan: Z
VD

= tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )


= volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari
diagrampsycometry (m3/kg)

hC

= enthalpy udara di penampang C (kJ/kg)

hD

= enthalpy udara di penampang D(kJ/kg)

PH2

= Daya reheater (kW)

HLC-D = kerugian energi pada daerah C-D (kJ/s)


Cp
d

= panas jenis udara antara C-D

Didapat :

Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :

Kalor hilang Antara C-D ; HL C-D dalam satuan kJ/s


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

33

KELOMPOK 10
2

Kondisi penampang B C

Gambar 2.35 Penampang B C


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB 2016/2017
a

Kesetimbangan energi:

Kekekalan massa
B

Con

Con

Didapat

Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.

(kW)

Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]

L B-C

=(

.hB ) (

.hC) + (

.hS )

Dimana :
Wcomp

= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi


peralatanatau voltmeter danamperemeter (kW)

h1

= enthalpyrefrigerant sesudah keluar evaporator (kJ/kg)

h2

= enthalpyrefrigerant sebelum keluarevaporator (kJ/kg)

hcon

= enthalpy air kondensasi (kJ/kg)

mcon

= laju alir massa air kondensasi (kg/s)

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

34

KELOMPOK 10
mref

= laju alir massa refrigerant (kg/s)

h1B-C = kerugian energi pada daerah B-C (kJ/s)


hB& hC

= enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry


(kJ/kg)

3. Kondisi Pada penampang A-B

Gambar 2.36 Penampang A B


Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB 2016/2017
a

Keseimbangan energi
A

. hA -

. hB =- Pm -

. hs Pp + HL A-B

Kekekalan massa
B

Didapat :

Kerugian Energi (HL A-B)


HL A-B = (

.hA ) (

.hB) + (

.hS ) PM+ PP

Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi Boiler :

(%)
Dimana:
PM

= daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding


dengan posisi regavolt [%] dan spesifikasi penggeraknya
(kW)

ms

= laju alir massa uap yang disuplai bolier(kg/s)

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

35

KELOMPOK 10
Hs

= enthalpy uap (kJ/kg)

Pp

= daya pemanas preheater (kW)

Pk

= daya pemanas bolier (kW)

mA

= laju alir massa udara luar yang dihisap blower (kg/s)

H 1A-B

= kerugian energi pada daerah A-B (kJ/s)

Untuk COPaktual dapat dicari dengan persamaan :

Dimana :
Q1

= Qref untuk COPaktual


= mBhB (mChC + mconhcon)

Wcomp

= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasi


peralatanatau voltmeter danamperemeter (kW)

Sedangkan COPidealdapat dicari dengan persamaan

Dimana harga h1,h2 dan h4 bisa dilihat pada diagram (P-h)


2.3 Dasar Pengkondisian Udara
2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap
air.Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau penyegaran
udara karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap air. Psikometri
digunakan untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara dan mengidentifikasi
proses fisik yang terjadi di lingkungan.

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

36

KELOMPOK 10

Gambar 2.37 Psikometri


Sumber : Cengel (2011)
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

37

KELOMPOK 10
2.3.2 Temperatur Bola Basah (wet Blub) dan Temperatur Bola Kering (Dry Blub)
a. Temperatur bola basah
Temperatur yang diukur dengan menggunakan hygrometer dimana pada
bagian bawahnya dilapisi dengan kain basah pada kondisi jenuh adiabatik
b

Temperatur bola kering


Temperatur yang diukur dengan menggunakan hygrometer dalam keadaan
udara kering dan tidak dipengaruhi oleh uap air jenuh.

2.3.3 Dew Point


Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai terbentuk. Artinya
udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami proses pendinginan pada
tekanan konstan.
2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity
Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas dikenakan
denagn udara kering (dry air).Apabila uap air ada dalam gas tersebut dikenal dengan
udara basah (wet air). Jumlah uap air ruang kurang dari tekanan jenuh temperatur
tertentu mengandung uap air maka penguapan akan berlangsung terus sampai
tekanannya menjadi tekanan jenuh untuk temperatur tersebut. Relative humidity
digunakan untuk menyatakan perbandingan antara tekanan parsial uap air suatu
campuran terhadap tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
2.4 Teknologi Pengkondisian Udara Terbaru
Penemuan Bio Cooler ini berawal dari penemuan prinsip sistem evaporasi oleh
tim perancang industri ternama, yaitu sebuah prinsip dan sistem yang digunakan oleh
masyarakat tradisional jaman dulu dimana makanan disimpan di dalam sebuah keramik
yang dilapisi dengan lumpur basah.
Bio Cooler ini dipergunakan untuk desa-desa kecil yang jauh dari kota, dimana
masyarakatnya tidak memiliki akses terhadap fasilitas dasar seperti air dan listrik, dan
dalam hal ini tidak mungkin mereka memiliki kulkas untuk mendinginkan minuman.
Alat ini sama sekali tidak membutuhkan listrik untuk pengoperasiannya. Alat ini bekerja
dengan sistem evaporasi.

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

38

KELOMPOK 10
Dikembangkan bersama Pusat Fisika Internasional di Bogota, Bio Cooler ini
akan berkerja lebih optimal pada suhu udara yang panas. Sistem pendinginnya bekerja
dengan dua cara. Pertama, dengan temperatur lingkungan 40 0, tanaman yang berada di
bagian atas diberi air, terjadi proses evaporasi pada air yang disiram ke tanaman
dikarenakan temperatur lingkungan yang sangat tinggi, hal ini akan menyebabkan
turunnya temperatur pada ruangan Bio Cooler tersebut.. Kemudian, cara kedua, ketika
matahari bersinar terik, panas matahari ditangkap oleh kaca pada alat Bio Cooler yang
menyebabkan gas yang ada di dalam bilik ini akan berubah menjadi cairan. Proses ini
yang kemudian menciptakan efek pendingin tambahan.
Perlu waktu setahun untuk mengembangkan pendingin ini. Diharapkan alat
pendingin ini akan menjadi solusi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti
menaruh minuman, obat obatan, valsin dalam kondisi yang baik. Pendingin ini
diharapkan bisa dikembangkan ke tahap berikutnya sehingga dapat berguna lebih
banyak bagi masyarakat.

Gambar 2.38 Bio Cooler


Sumber : Burnett (2014)

LABORATORIUM MESIN PENDINGIN


LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX

39

Anda mungkin juga menyukai