BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk
memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas
bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya
mesin pendingin merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu
materi (fluida) sehingga mencapai temperature dan kelembaban yang diinginkan,
dengan jalan menyerap kalor dari materi (fluida) yang akan dikondisikan, atau dengan
kata lain menyerap panas (kalor) dari suatu reservoir dingin dan diberikan ke reservoir
panas.
2.2 Mesin Pendingin
2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi
pertambahan dan penggunaan mesin penyegar udara (air conditioning). Teknologi ini
dimulai oleh Cagnicered De La Tour (1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day
dan asistennya M.Faraday (1824) lalu Josep M.C.Credy (1887) yang pertama membuat
instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara (air washer) yaitu
sistem pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Willis Houlan Carrier
(1906) membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian
dipatenkan pada tahun 1911.
Pada peralihan abad 19 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan
maksimal serpid.Industri refrigerasi di tahun 1990 kental diwarnai peralihan dari
konsumsi es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15
tahun.
Air conditioning dngan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di
New York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di
sebuah gedung teater di Jerman. Tahun1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor
temuannya dimana gas refrigerant dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa
ditarik dan ditekan dalam satu silinder tunggal.Menariknya, penemuan itu baru
dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor
KELOMPOK 10
meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor
dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun
1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang
akurat untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada
industri minyak.
memiliki
viskositas
lebih,
ini
bertujuan
untuk
mengikat
KELOMPOK 10
refrigerantprimer dengan refrigerant sekunder. Refrigerantprimer dapat terlepas dari
refrigerant sekunder karena sifat dari refrigerant primer yang mudah menguap,
selanjutnya refrigerant primer melanjutkan siklusnya ke kondensor melepaskan
kalornya ke lingkungan. Selepas dari kondensor fase cair dari refrigerant melewati
katup ekspansi, disini refrigerant diturunkan tekanan dan temperaturnya hingga
mencapai temperatur dan tekanan evaporasi dengan cara dikabutkan.
Sedangkan pada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas yang lebih
dibanding refrigerant primer setelah dari generator turun bersikulasi ke katup trotel
yang kemudian kembali ke absorber.
Pada absorber refrigerant sekunder masih memiliki temperatur yang tinggi.
Di dalam absorber terdapat proses pelepasan kalor yang berfungsi untuk menyerap
uap refrigerant primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan
yang mana di absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.
KELOMPOK 10
Freezer
Berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya
mencapai 0oC (32oF).Digunakan pada pembuatan es, pengawetan daging, dan lainlain.
Cold Storage
Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan
untuk menyimpan alat-alat kedokteran.
KELOMPOK 10
2.2.4 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap
1
Kompresor
KELOMPOK 10
c
KELOMPOK 10
e
Evaporator
Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigeran dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigeran akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.
KELOMPOK 10
Sumber : Wiranto (2002:157)
b Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Ekspansi Kering
Menggunakan banyak pipa yang dipasang di dalam tabung seperti pada
gambar di bawah ini.
10
KELOMPOK 10
3
Katup Ekspansi
Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan Menjaga beda tekanan refrigerant cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan
11
KELOMPOK 10
c
Kondensor
Jenis Kondensor :
a
12
KELOMPOK 10
Sumber :Wiranto (2002:150)
b Kondensor tabung dan pipa coil
Banyak digunakan pada unit Freon sebagai refrigerant berkapasitas
kecil missal pada penyegar udara jenis paket. Pendingin air dan sebagainya.
Pipa pendingin terbuat dari tembaga dengan atau tanpa sirip. Pipa itu mudah
dibuat dan harganya murah.
13
KELOMPOK 10
14
KELOMPOK 10
15
KELOMPOK 10
setelah adanya proses pelepasan kalor pada kondensor, katup ekspansi menurunkan lagi
temperatur refrigerant cair secara mendadak hal ini mengakibatkan adanya proses
secara konduksi maupun konveksi yang meliputi pipa katup ekspansi sehingga siklus
ideal 3 4 secara isentropis, secara aktualnya akan bergeser dan tidak terjadi secara
isentropis lagi. Skema daur kompresi uap standar dapat dilihat pada gambar 2.24 dan
2.25.
16
KELOMPOK 10
3 4 : Proses ekspansi pada expantion valve secara isoentalphi
4 1 : Proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant
Siklus dimulai dari titik 4 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada pada evaporator.Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bias mencapai tekanan dan
temperature kondensasi, selanjutnya dialikan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara
mendinginkan refrigerant hingga berubah wujud mencajid cair, kalor yang dilepas oleh
refrigerant dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud uap
jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.
Tabel 2.1 Proses Terjadinya Siklus Refrigerasi
Proses
Alat
1-2 (Kompresi
Kompresor
2-3
(Pembuangan
Kalor Isobarik)
Kondensor
3-4 (Ekspansi
Katup
Ekspansi
Evaporator
Efek
W
h2-h1
h2-h3
Cair Jenuh
Campuran
h1-h4
Campuran Uap
Jenuh
Isentropik)
Isoentalpi)
4-1
(Penyerapan
Kalor)
Perubahan Fase
17
KELOMPOK 10
1
Pada kompresor (1 2)
Entrophi konstan
Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar
Pada kondensor (2 3)
Tekanan konstan
Entalphi konstan
Entrophi naik
Pada evaporator (4 1)
Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996:117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.26, terjadi modifikasi
pada siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
Sub-Cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX
18
KELOMPOK 10
kondensor agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat
karena kerja kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan
penambahan coil ganda pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga
didapat efek sub-cooling.
Super Heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure Drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubahubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.
2.2.6 AC Central
AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting
Ac. Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27
19
KELOMPOK 10
Air
Refrigera
nt
20
KELOMPOK 10
Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Pada
chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya
didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan.Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju sistem
penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
21
KELOMPOK 10
Filter
Penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
Centrifugal Fan
Berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruanganruangan.
Koil Pendingin
Berfungsi untuk menurunkan temperatur udara.Beberapa kelemahan dari
sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central
tidak bekerja, maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu
jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
3. Cooling Tower
Fungsi utamanya untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle,
fan/blower, bak penampung dan casing.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central
dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan
evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida
kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari
22
KELOMPOK 10
satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor padachiller biasanya berbentuk
water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan
refrigerant. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air
memasuki shell/tabung dan uap refrigerant super heat mengalir dalam pipa yang
berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerant
superheat berubah fase menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju
alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi
karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu
saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling
water/cooling tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak
nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara
langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan
arah jatuhnya air panas karena pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling
tower. Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan
mengeluarkan kalor laten dengan mengungkapkan sebagian dari air maka sebagian
besar air pendingin dapat didinginkan, misalnya 1% dari air dapat diuapkan, air dapat
diturunkan temperaturnya sebanyak 6C dengan menara pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa
kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga
dipasang katup yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas
air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan
approach dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower
dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang
keluar.Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara tak jenuh.Ada 2 penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu
dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara.Suhu pengembunan yang rendah
pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk
sistem refrigerasi pada skala besar seperti chiller.Salah satu kekurangannya adalah
bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling
23
KELOMPOK 10
tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang relatif panjang.Selain itu juga
biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya.
24
KELOMPOK 10
Kelebihan dan kekurangan sistem AC central
Kelebihan :
- Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan
- Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
- Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh suatu
sistem (unit) saja
- Kelembapan udara dapat diatur
Kekurangan :
- Harga pembuatan awal sangat mahal
- Biaya operasional mahal
- Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat menyebarkan
kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain
- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem ac central tidak dapa
beroperasi
-
Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU
Internal
a
Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu.
q1 = m.h.Clf
25
KELOMPOK 10
Keterangan :
q1 = beban pendinginan akibat kalor yang dilepas oleh produk didalam ruang
pendingin (I/s)
m = banyaknya produk (orang) yang didinginkan
h
Perolehan Kalor, W
Perolehan Kalor
Sensibel, %
Tidur
Duduk, tenang
Berdiri
Berjalan, 3 km/jam
Pekerjaan Kantor
Mengajar
Warung/Toko
Industri
Sumber : Stoecker (1996:68)
b
70
100
150
305
150
175
185
300-600
75
60
50
35
55
50
50
35
Peralatan
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari peralatan peralatan yang berada diruang pendingin tersebut.
qz= P x BF x CLF
Keterangan:
qz
BF
Eksternal
a
Ventilasi
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX
26
KELOMPOK 10
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara luar
ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang dibutuhkan
oleh tiap produk (orang).
Keterangan :
qb
CLF
Infiltrasi
Beban
pendinginan
yang
diakibatkan
adanya
pertukaran
udara
Keterangan :
qA = beban pendinginan akibat pertukaran udara dingin udara luar tanpa kendali
(joule/s)
= laju Infiltrasi (kg/h)
h
Radiasi
Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar
ruangan berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan
tembus cahaya).
q= . . A . T
Keterangan :
q = beban pendinginan akibat radiasi
= ketetapan Stefan-Boltzman = 5,669 x 10-8 W/m2.K4
= emisitas permukaan
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX
27
KELOMPOK 10
A = luas permukaan (m)
T = temperatur (K)
d
2.2.8 Refrigerant
Refrigerant
diubah bentuknya dari cair menjadi gas atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas
kalor yang digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
2.2.8.1 Macam-macam Refrigerant
Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a
Refrigerant Primer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).
Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah
dari suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun, adalah sebagai berikut :
Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin,
bromin).
Tabel 2.3 Beberapa refrigerant holocarbon
Nomor Refrigerant
11
Nama Kimia
Trikloromonofluorometana
Rumus Kimia
CCl3F
28
KELOMPOK 10
12
13
22
40
113
114
Sumber : Stoecker (1992:279)
b
Diklorodifluorometana
Triklorotriplorometana
Monoklorodifluorometana
Metil klorida
Triklorotrifluoroetana
Diklorotetrafluoroetana
CCl2F2
CClF3
CHClF2
CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2
Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh:
amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
Tabel 2.4 Beberapa refrigerant anorganik
Nomor Refrigerant
717
718
729
744
764
Sumber : Stoecker (1992:280)
c
Nama Kimia
Amonia
Air
Udara
Karbondioksida
Sulfur dioksida
Rumus Kimia
NH3
H2O
CO2
SO2
Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia.Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Tabel 2.5 Refrigerant hidrokarbon
Nomor Refrigerant
50
170
290
Sumber : Stoecker (1992:280)
d
Nama Kimia
Metana
Etana
Propana
Rumus Kimia
CH4
C2H6
C3H8
Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat
dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi.Azeotrop menguap dan
mengembun sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan
unsur pembentuknya.Misal :refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8% R-22
dengan 51,2% R-115.
29
KELOMPOK 10
2.2.8.2 Syarat-syarat Refrigerant
1
Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant
Kekurangan:
1
Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan:
1
30
KELOMPOK 10
3
Kekurangan:
1
Panas Laten
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa
mengalami perubahan temperatur.
Panas Sensible
Jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan
menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan
fase/wujud dari zat yang bersangkutan.
Panas Spesifik
Jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk
menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.
Kelembaban Absolut
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu
volume campuran.
Kelembaban Relatif
Perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap
tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
Refrigerant effect
Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor
agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.
Enthalpy
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN SEMESTER GANJIL2016/2017
LABORATORIUM
LABORATORIUM
XXXXX
XXXXX
31
KELOMPOK 10
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume
spesifiknya.
10 Coeficient of Performance (COP)
Perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pandingan)
dengan kerja kompresor.
11 Beban Pendinginan
Kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik).
Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh instalasi
mesin pendingin.
12 Kapasitas Pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang
hendak didinginkan.
13 Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang ada
di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan satuan daya
dalam British (Btu/jam).
32
KELOMPOK 10
Keseimbangan Energi
mchc mdhd = - PH2 + HLC-D
Kalor sensibel
PH2 = mD .CP . T (kJ)
Dengan: Z
VD
hC
hD
PH2
Didapat :
33
KELOMPOK 10
2
Kondisi penampang B C
Kesetimbangan energi:
Kekekalan massa
B
Con
Con
Didapat
(kW)
Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
L B-C
=(
.hB ) (
.hC) + (
.hS )
Dimana :
Wcomp
h1
h2
hcon
mcon
34
KELOMPOK 10
mref
Keseimbangan energi
A
. hA -
. hB =- Pm -
. hs Pp + HL A-B
Kekekalan massa
B
Didapat :
.hA ) (
.hB) + (
.hS ) PM+ PP
(%)
Dimana:
PM
ms
35
KELOMPOK 10
Hs
Pp
Pk
mA
H 1A-B
Dimana :
Q1
Wcomp
36
KELOMPOK 10
37
KELOMPOK 10
2.3.2 Temperatur Bola Basah (wet Blub) dan Temperatur Bola Kering (Dry Blub)
a. Temperatur bola basah
Temperatur yang diukur dengan menggunakan hygrometer dimana pada
bagian bawahnya dilapisi dengan kain basah pada kondisi jenuh adiabatik
b
38
KELOMPOK 10
Dikembangkan bersama Pusat Fisika Internasional di Bogota, Bio Cooler ini
akan berkerja lebih optimal pada suhu udara yang panas. Sistem pendinginnya bekerja
dengan dua cara. Pertama, dengan temperatur lingkungan 40 0, tanaman yang berada di
bagian atas diberi air, terjadi proses evaporasi pada air yang disiram ke tanaman
dikarenakan temperatur lingkungan yang sangat tinggi, hal ini akan menyebabkan
turunnya temperatur pada ruangan Bio Cooler tersebut.. Kemudian, cara kedua, ketika
matahari bersinar terik, panas matahari ditangkap oleh kaca pada alat Bio Cooler yang
menyebabkan gas yang ada di dalam bilik ini akan berubah menjadi cairan. Proses ini
yang kemudian menciptakan efek pendingin tambahan.
Perlu waktu setahun untuk mengembangkan pendingin ini. Diharapkan alat
pendingin ini akan menjadi solusi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti
menaruh minuman, obat obatan, valsin dalam kondisi yang baik. Pendingin ini
diharapkan bisa dikembangkan ke tahap berikutnya sehingga dapat berguna lebih
banyak bagi masyarakat.
39