X =( (1 )n :n N )
) (
barisan secara induktif atau rekursif. Dengan cara ini, barisan bilangan bulat
positif X di atas dapat kita definisikan dengan
x 1=2, x n +1=x n+ 2 ( n 1 ) ;
atau dengan definisi
x 1=2, x n +1=x 1+ x n ( n 1 ) .
Catatan: barisan yang diberikan dengan proses induktif sering muncul di ilmu
komputer, khususnya barisan dan didefinisikan dengan syatu proses induktif
x n+1=f ( x n) , n N
x 1=
dalam
bentuk
diberikan,
dapat
dipertanggungjawabkan untuk dipelajari dengan menggunakan komputer. Barisan
yang didefinisikan dengan proses : y 1= diberikan, y n=. gn ( y 1 , y 2 , , y n)
untuk n N juga dapat dikerjakan (secara sama). Tetapi, perhitungan dari
suku-suku barisan demikian menjadi susah untuk n yang besar, karena kita harus
menyimpan masing-masing nilai y 1 , y 2 , , y n dalam urutan untuk menghitung
y n+1 .
3.1.2. Contoh-contoh.
a; Bila b R , barisan B=( b , b , b , ) , yang sukunya tetap b, disebut
barisan konstan b. Jadi barisan konstan 1 adalah (1,1, 1, ...) semua yang
sukunya 1, dan barisan konstan 0 adalah barisan (0, 0, 0,...).
n2 :n N
b; Barisan kuadrat bilangan asli adalah barisan
, yang
2
2
3
S=
(
1
,
2
,
3
,
)
=
2
tentu saja sama dengan barisan (1, 4, 9,... , n , ) .
n
a R , maka barisan
c; Bila
adalah barisan
A=(a
:n N )
1
a=
,
(a11 , a2 , , an ,) . Khususnya bila
maka kita peroleh barisan
2
:n
N
2n Fibonanci F=( f :n N ) diberikan secara induktif sebagai berikut:
d; Barisan
n
f 1 =1, f 2=1, f 2 +1=f n1+f n ( n 2 )
Maka sepuluh suku pertama barisan Fibonacci dapat dilihat sebagai
F=(1, 1,2, 3, 3,5, 8, 13,21, 32,55, )
Sekarang kita akan kenalkan cara-cara penting dalam mengkonstruksi
barisan baru dari barisan-barisan yang dibrikan.