Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

MKPBM II
Metode Ekspositori
Dosen Pembimbing :
Luluk Faridah, M. Pd,

Penyusun :
1. Dimas Angga Pratama
2. Mona Apriyani
3. Sudarmanto

(14310021)
(14310054)
(14310087)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


2016
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya. sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Metode Ekspositori. Makalah ini disusun untuk
diajukan sebagai salah satu tuga mata kuliah MKPBM II. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Luluk Faridah, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah
MKPBM II yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan Tak ada gading yang tak retak.
Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian.
Demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya kami
berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Lamongan, 11 April 2016

Kelompok

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................... ii


Daftar Isi ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 1
C. Tujuan Penulis................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................ 3
A. pengertian metode ekspositori...................................... 3
B. karakteristik metode ekspositori.................................... 5
C. prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ekspositori
.......................................................................................5
D. tahapan dalam metode ekspositori................................ 6
E. kelebihan dan kelemahan metode ekspositori............... 8
F. faktor pendukung dalam pelaksanaan metode ekspositori
.......................................................................................9
BAB III PENUTUP ...................................................... 17
A. Kesimpulan .................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran konsep cenderung dan kebanyakan masih
menggunakan metode ceramah yang cenderung membosankan,
sehingga

konsep-konsep

akademik

kurang

bisa

atau

sulit

dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar


masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau
dengan kata lain belum melakukan yang namanya pengajaran
bermakna, hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai
akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan
pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis(Direktorat PLP,
2002) menurut pendapat oleh Peter Sheal(1989) sesuai dengan
Kerucut Pengalaman Belajar Dia menyatakan (hasil penelitian)
hanya mengandalkan penglihatan dan pendengaran, dimana
dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serap
kurang lebih 50%, selain itu sedikitnya guru yang menggunakan
alat

bantu

pembelajaran

serta

kurangnya

guru

dalam

mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga


wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang
diharapkan. Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut
adalah siswa lebih bertindak pasif hanya dengan melihat dan
mendengarkan penjelasan guru di depan kelas.
Melihat hal tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan
pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan ke arah
pencapaian

pendidikan

pada

umumnya,

dan

tujuan

pembelajaran pada khususnya. Pembelajaran hendaknya lebih


bervariasi

metode,

mengoptimalkan

model

potensi

maupun

siswa.

strateginya

Upaya-upaya

guru

guna
dalam

mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran,


merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai

tujuan

yang

direncanakan.

Karena

itu

pemilihan

Metode

Ekspositori menjadi salah satu pilihan dalam menyampaikan


materi guna mencapai tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas,kita bisa memunculkan
beberapa pertanyaan yang penting untuk dibahas diantaranya:
1. Apakah pengertian metode ekspositori?
2. Apakah yang menjadi karakteristik metode ekspositori?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode
ekspositori?
4. Apa sajakah tahapan dalam metode ekspositori?
5. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan metode ekspositori?
6. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam
pelaksanaan metode ekspositori?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian metode ekspositori.
2. Mengetahui karakteristik metode ekspositori
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pelaksanaan metode
ekspositori.
4. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode
ekspositori.
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode ekspositori.
6.

Mengetahui faktor pendukung dalam pelaksanaan metode


ekspositori.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ekspositori
Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran
dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004:4).
Dalam sistem ini guru menyajikan bahan dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap
sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencernanya saja
secara teratur dan tertib (Rusyan, 1989:178).
Pendekatan metode ekspositori bertolak dari pandangan
bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol
dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar menurut pandangan
ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan
oleh guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai
bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan
secara lisan yang dikenal dengan istilah metode ceramah
(Sugandi, 2004:73).
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap
dan mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru serta
mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui
respon yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru.
Komunikasi yang diberikan oleh guru dalam interaksinya dengan
siswa adalah komuniksai satu arah atau komunikasi sebagai aksi.
Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar siswa kurang optimal
sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya

dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa


menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lainlain

disamping

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengajukan pertanyaan.
David P.Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori
yang baik adalah cara mengajar yang paling efektif daan efisien
dalam menanamkan belajar bermakna.
Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika
berpendapat bahwa metode ekspositori (ceramah) itu hanya
menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak makna
(tanpa

banyak

(modern)

meng

mengerti).

Karena

pengajaran

utamakan

antara

lain

matematika

kepada

pengertian

daripada kepada caranvil menyelesaikan soal, maka pada tahun


enampuiuhan metode itu diganti sebagian oleh metode baru
misalnya dengan laboraturium, penemuan,dan permainan.
Tetapi

D.P.

Ausubel

percaya

bahwa

cara

ekspositori

(ceramah) itu tidak sejelek seperti yang dituduhkan orang.


Malahan

sebaliknya

ia

percaya

bahwa

cara

ceramah

itu

merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien yang


dapat menyebabkan siswa belajar secara bermakna. Sebaiknya.
metode baru seperti laboratorium, penemuan, permainan dan
semacamnya itu : dapat menyebabkan pengajaran tidak efektif,
tidak efisien, dan bila tidak hati-hati dapat ngawur. Karena itu ia
berperdapat cara-cara ini supaya jarang dipakai. Meskipun
demikian ia menyetujui pengajaran yang menggunakan metode:
pemecahan masalah, inkuiri, dan metode belajar yang dapat
menumbuhkan berfikir kreatif dan kritis; mengajarkan materi
yang

berguna

bagi

menghadapi

kehidupan,

kebudayaan dan ketrampilan dasar pada umumnya.

Peningkatan

Roy Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode


ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (Direct
Instruction), karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Oleh karena itu metode ekspositori lebih menekankan pada
proses bertutur, maka sering juga dinamakan metode chalk and
talk.
Wina Sanjaya (2008:179) menyatakan bahwa: metode
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Dikatakan

demikian

dominan.

Melalui

pembelajaran

sebab

metode

secara

guru
ini

memegang

guru

terstruktur

peran

sangat

menyampaikan

materi

dengan

harapan

materi

pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan


baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik
siswa (academic achievement student).
Berbeda

dengan

Wina

Sanjaya(2008:179),

Sugandi

(2004:73) menyatakan Pendekatan metode ekspositori bertolak


dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan

dikontrol

dan

ditentukan

oleh

guru.

Hakikat

mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu


pengetahuan

kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek

yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Biasanya guru


menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam
bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal
dengan istilah metode ceramah (Sugandi, 2004:73).
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap
dan mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru serta
mengungkapkan

kembali apa yang telah dimilikinya melalui

respon yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru.

Komunikasi yang diberikan oleh guru dalam interaksinya dengan


siswa adalah komuniksai satu arah atau komunikasi sebagai aksi.
Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar siswa kurang optimal
sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya
dalam

memberikan

informasi dan penjelasan kepada siswa

menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lainlain

disamping

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengajukan pertanyaan.
B. Karakteristik Metode Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, antara
lain:
1. Dilakukan dengan cara penyampaian materi secara verbal.
2. Materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pembelajaran

itu

sendiri,

pembelajaran

berakhir

memahaminya

dengan

artinya

siswa
benar

setelah

proses

diharapkan

dapat

dengan

cara

dapat

mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.


C. Prinsip-prinsip Metode Ekspositori
Menurut Wina Sanjaya (2008:181) dalam penggunaan
metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang
harus diperhatikan oleh setiap guru, antara lain:
1. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun

dalam

penyampaian

materi

pelajaran

merupakan cirri utama dalam metode ini, namun tidak berarti


proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru
tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan metode ini.

10

2. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan
dari seseorang (sumber pesan) kepada seorang/kelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun
dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan.
3. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan merupakan
salah satu hubungan belajar. Inti dari hukum ini adalah guru
harus terlebih dahulu memposisikan siswa dalam keadaan siap,
baik secara fisik maupun psikis untu menerima pelajaran. Jangan
memulai

pelajaran,

manakala

siswa

belum

siap

untuk

menerimannya.
4. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong
siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan
tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
D. Tahap Pelaksanaan Metode Ekspositori
Pada

pelaksanaannya

metode

ekspositori

memiliki

prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar digambarkan


oleh Wina Sanjaya(2008) sebagai berikut:
1. Persiapan(preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa
untuk

menerima

pelajaran.

Dalam

metode

ekspositori,

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada

11

langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan


persiapan yaitu:
1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3. Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.
4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang
terbuka.
2. Penyajian(presentation)
Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi
pelajaran sisuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Hal yang
harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh
sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini

diantaranya: penggunaan bahasa,

intonasi suara, menjaga kontak mata dengan siswa, serta


menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana
kelas tetap hidup dan menyenangkan.
3. Korelasi(correlation)
Tahap

korelasi adalah

langkah yang dilakukan untuk

memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna


untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki
siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan
berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4. Menyimpulkan(generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core)
dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah
menyimpulkan, siswa dapat mengambil intisari dari proses
penyajian.

Menyimpulkan

berarti

pula

memberi

keyakinan

12

kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa


tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa
dilakukan dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang
menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan
yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat
maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.
5. Mengaplikasikan(aplication)
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan
langkah

yang

ekspositori.

sangat

Sebab

penting

melaui

dalam

langkah

proses

ini

pembelajaran

guru

akan

dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman


siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas
yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah
diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa.
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori
Kelebihan
Strategi

pembelajaran

ekspositori

merupakan

strategi

pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini


disebabkan

strategi

ini

memiliki

beberapa

keunggulan,

di

antaranya:
1.

Dengan

strategi

pembelajaran

ekspositori

guru

bisa

mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia


dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2.

Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif


apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup

13

luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar


terbatas.
3.

Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa


dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu
materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

4.

Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa


digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar

Kelemahan
Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori juga
memiliki kelemahan, di antaranya:
1.

Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan


terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.

2.

Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan


setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.

3.

Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah,


maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam
hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.

4.

Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori


tergantung

kepada

apa

yang

dimiliki

guru,

sangat
seperti

persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,


antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan
mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.

14

F. Faktor Pendukung Metode Ekspositori


a) Teknik menjelaskan
1. Pengertian Menjelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan
yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang
lainnya, sehingga

tercapailah suatu pemahaman yang

diinginkan.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik
dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan
yang

diinginkan

merupakan

ciri

utama

kegiatan

menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu


aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi
dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru lebih
mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau
dapat

mempengaruhi

siswa

melalui

penjelasan

dan

perkataan yang disampaikannya,sehingga kadangkala siswa


menuruti apa yang diutarakan oleh guru, dengan kata lain
siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar,
misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh
karena itu penjelasan guru haruslah tidak rancu dimana bisa
mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah
dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai
hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru
sehingga bermakna bagi siswa.
2. Tujuan Memberikan Penjelasan
Membimbing

siswa

untuk

dapat

memahami

ilmu

pengetahuan secara objektif dan bernalar


Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam
menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka

15

untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau


pertanyaan
Untuk mendapat respon dan timbal balik siswa mengenai
tingkat

pemahamannya

serta

untuk

mengatasi

kesalahpahaman mereka.
Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah tersebut.
3. Perlunya Ketrampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru
Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar
merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena
pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru
daripada oleh siswa
Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas
bagi murid,tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri.
Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan
guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau
tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran
mereka.

Hal

ini

tercermin

dalam

ucapan

guru:

penerangan Ibu sudah jelas,bukan?. Oleh karena itu


kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisa
tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat
penting dalam proses memberikan penjelasan.
Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri
pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena
itu guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut
Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan
oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu
membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan

16

berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang


diberikan.
4. Macam-macam Teknik Menjelaskan
Bertanya
Guru

biasanya

memulai

pelajaran

dengan

mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini sesuai dengan


bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Kadangkala

pertanyaan

juga

dipandang

sebagai

pertanyaan dengan maksud agar perhatian siswa terpusat


pada bahan pelajaran yang akan disampaikan. Dan
biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan
mereka akan takut jika tidak bisa menjawabnya. Oleh
karena itu mereka akan selalu mengulangi bahan yang
telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu
saat

guru

menanyakannya

dalam

kelas

(sewaktu

berlangsungnya jam pelajaran).


Penjelasan
Tidak

sepenuhnya

pertanyaan

dari

guru

dapat

terjawab oleh siswa. Dengan berbagai teknik bertanya


secara tidak langsung berarti siswa dapat memiliki
sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru
di kelas. Sehingga guru harus menjelaskan dengan
memberikan keterangan secukupnya terhadap sebagian
lain pelajaran yang direncanakan.
Memberikan Contoh
Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat
ditingkatkan melalui pemberian contoh yang jelas dan
nyata yang sedapat mungkin diambil dari kehidupan
sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna atau dipahami
oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan

17

dengan

proses

pengambilan

kesimpulan

dan

dari

pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh


yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang
efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam
merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman
yang mendalam.
5. Komponen-komponen Ketrampilan Menjelaskan
Merencanakan
Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan
dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan
dan yang menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi
pesan atau materi meliputi penganalisaan masalah secara
keseluruhan,penentuan jenis hubungan yang ada diantara
unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang sesuai
dengan hubungan yang telah ditentukan.
Penyajian suatu penjelasan
Penyajian

suatu

penjelasan

dapat

ditingkatkan

hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Kejelasan:

Penjelasan

hendaknya

diberikan

dengan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa


dan

menghindari

ucapan-ucapan

seperti:

ee,

aa,

mm, kira-kira, umumnya, seringkali dan istilah

istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak


Penggunaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan
penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa

dalam kehidupan sehari-hari.


Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan, guru
harus memusatkan perhatian siswa kepada masalahmasalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak
begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan

18

tanda atau isyarat lisan seperti yang terpenting adalah


atau perhatikan dengan baik,anak-anak. Yang ini agak

sukar.
Penggunan

balikan:

guru

kesempatan

kepada

pemahaman,

keraguan

hendaknya

siswa

memberikan

untuk

atau

menunjukkan

ketidakjelasan

ketika

penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan


mengajukan

pertanyaan

seperti:

apakah

anak-anak

mengerti dengan penjelasan Ibu tadi? dan sebagainya.


b) Teknik bertanya
1. Pengertian Bertanya
Menurut

Sumiati

dan

Asra

menyatakan

bahwa

bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon


dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat
berupa

pengetahuan

sampai

dengan

hal-hal

yang

merupakan hasil pertimbangan.


Menurut Bown dalam Hasibuan(1994) menyatakan
bahwa, bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji
atau menciptakan ilmu pada diri siswa
2. Komponen-komponen Teknik Bertanya
Komponen-komponen

teknik

bertanya

menurut

Turney(1975), antara lain:

Teknik

bertanya

dasar(menuntut

siswa

mengingat

kembali informasi yang telah diterimanya), adapun yang


termasuk komponennya yaitu:
Pengajuan pertanyaan jelas dan singkat.
Pemberian acuan.
Pemusatan pertanyaan.
Pemindahan giliran.
Penyebaran giliran.
Pemberian waktu tunggu.

19

Pemberian penguatan.
Pemberian tuntunan.

Teknik

bertanya

lanjut(menuntut

siswa

agar

dapat

mengembangkan ketrampilan berpikirnya)

Pengubahan tuntutan tingkatan berpikir (dari BTD ke

BTT)
Pengaturan urutan pertanyaan berdasarkan tingkatan

kognitif (taksonomi Bloom)


Penggunaan pertanyaan pelacak
berargumentasi,

menguji

(mengklarifikasi,

ketepatan/relevansi,

memberi contoh, memprediksi)


Peningkatan interaksi antarsiswa.
3. Manfaat Bertanya bagi siswa
Bertanya

memainkan

peranan

pertanyaan

yang

tersusun

pelontaran

yang

tepat

dengan

akan

penting
baik

sebab

dan

memberikan

teknik
manfaat

tersendiri bagi siswa, antara lain:

Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar


mengajar.

Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa,


sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang


baik akan membantu siswa agar dapat menentukan
jawaban yang baik.

Membangkitkan

minat

dan

rasa

ingin

tahu

siswa

terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau


dibicarakan.

Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang


sedang dibahas.

4. Pentingnya Ketrampilan Bertanya bagi Guru


Terdapat 3 alasan mengapa seorang guru perlu
menguasai ketrampilan bertanya, antara lain:

20

Pada umumnya guru masih mendominasi kelas dengan


metode ceramahnya.

Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak


membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan
anak untuk bertanya selalu terpendam.

Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru


hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

5. Jenis-jenis Pertanyaan Berdasarkan Pola Interaksi GuruSiswa

Pertanyaan Probing(melacak atau menggali)

Pertanyaan Prompting(menuntun)

Pertanyaan Redirecting(melengkapi)

Pertanyaan Compliance(permintaan)

Pertanyaan Retoric(tidak menghendaki jawaban siswa)

6. Kriteria Pertanyaan yang Baik

Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

Memberikan informasi yang cukup untuk menjawab


pertanyaan.

Terfokus pada suatu masalah atau tugas tertentu.

Memberi waktu berpikir yang cukup.

Ditujukan kepada seluruh siswa agar terjadi pemerataan.

Menuntun

siswa

agar

dapat

menemukan

sendiri

jawabannya.

Disajikan guru dengan perangai wajah (mimik) ramah


dan menyenangkan.

7. Dampak Positif Pengembangan Teknik Bertanya dalam


Pembelajaran

Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa

Mengembangkan kemampuan berpikir siswa

21

Melatih kemampuan berkomunikasi siswa

Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang


sedang dibahas.

c) Manajemen kelas
1. Pengertian Manajemen kelas
Menurut Pidarta seperti yang telah dikutip oleh Saiful
Bakhri, mengatakan bahwa manajemen kelas adalah
proses

seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat

terhadap

problem

menciptakan,
system/organisasi

kelas.

Ini

berarti

memperbaiki

dan

kelas,

sehingga

guru

anak

bertugas

memelihara
didik

dapat

memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya, pada


beberapa tugas individualnya.
Menurut

Sudirman,

bahwa

manajemen

kelas

merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas,


karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu
dalam menunjang keberhasilan interaksi edukatif, maka
agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak
didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya
oleh guru.
2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Kelas
Fungsi :Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi
peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.
Tujuan : Agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib, sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif
dan efisien.
3. Pendekatan Manajemen Kelas

Pendekatan kekuasaan.

Pendekatan ancaman.

22

Pendekatan kebebasan.

Pendekatan resep.

Pendekatan tingkahlaku.

Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial.

Pendekatan ekletik dan pluralistic.

4. Prinsip Manajemen Kelas

Hangat dan antusias


Tantangan

Bervariasi

Keluwesan

Penekanan pada hal hal positif

Penanaman disiplin diri

5. Komponen Ketrampilan Manajemen Kelas

Ketrampilan
dan

yang

berhubungan dengan

pemeliharaan

kondisi

belajar

penciptaan

yang

optimal

(preventif)
Sikap tanggap
Memandang seksama
Gerak mendekati
Memberi pernyataan

Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan

Pemusatan Perhatian Kelompok


Memberi tanda
Pertanggungan jawab
Pengarahan danPetunjuk yang jelas
Penghentian
Penguatan
Kelancaran

Keterampilan

yang

berhubungan

pengembangan kondisi belajar yang optimal

dengan

23

Modifikasi tingkah laku


Pendekatan pemecahan masalah kelompok
Menemukan
dan
memecahkantingkah
menimbulkan masalah

lakuyang

24

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran
dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004:4)
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, antara lain:
1.

Dilakukan dengan cara penyampaian materi secara verbal.

2.

Materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang


sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.

3.

Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi


pembelajaran itu sendiri, artinya setelah proses pembelajaran
berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan.
Pada

pelaksanaannya

metode

ekspositori

memiliki

prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar digambarkan


oleh Wina Sanjaya(2008) sebagai berikut:
1.

Persiapan(preparation)

2.

Penyajian(presentation)

3.

Korelasi(correlation)

4.

Menyimpulkan(generalization)

5.

Mengaplikasikan(aplication)
Strategi

pembelajaran

ekspositori

merupakan

strategi

pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini


disebabkan
antaranya:

strategi

ini

memiliki

beberapa

keunggulan,

di

25

1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa


mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia
dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi

pembelajaran

ekspositori

dianggap

sangat

efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai


siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
untuk belajar terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa
dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat
atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar
Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori juga
memiliki kelemahan, di antaranya:
1. Strategi

pembelajaran

ini

hanya

mungkin

dapat

dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan


mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa
yang

tidak

memiliki

kemampuan

seperti

itu

perlu

digunakan strategi lain.


2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan
setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah,
maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dalam

hal

kemampuan

sosialisasi,

interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

hubungan

26

4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat


tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti
persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan
mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Terdapat

faktor

pendukung

dalam

pelaksanaan

metode

ekspositori, antara lain:


1. Teknik Menjelaskan
2. Teknik Bertanya
3. Manajemen Kelas
DAFTAR PUSTAKA
Farmady.

2013.

Metode

pembelajaran

ekspositori.

(online).

(http://farmady4four .blogspot.co.id/2013/02/metode-pembelajaranekspositori.html

diakses 23 april 2016)

Lestari, sri. 2015. Metode pembelajaran ekspositori. (online)(http://srrylestari


.blogspot.co.id/2015/03/strategi-pembelajaran.html diakses 23 april
2016)
Santoso.

2014.

Metode

pembelajaran

ekspositori.

(online).(http://

mynewsarmstrong.blogspot.com/2014/12/ekspositori.html diakses 23
april 2016)

27

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I.

II.

Nama Sekolah

: ..

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

:8/2

Materi Pokok

: Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Waktu

: 2 x 45 Menit

Standart Kompetensi
:
1. Memahami Sistem Persamaan Linier 2 Variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
:
1.
Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

28

2.

Membuat model metematiaka dari masalah yang berkaitan dengan

3.

SPLDV.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan

III.

dengan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dan penafsirannya.


Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa dapat Memahami Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pemecahan Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel
2. Siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel
B. Karakter siswa yang diharapkan
rasa ingin tahu tinggi, dan gemar memcoba
IV.

Materi Pembelajaran
- Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

V.

Langkah langkah pembelajaran

Fase
I

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Ket.

Pendahuluan ( 10 menit )
Guru mengomunikasikan tujuan Siswa mendengarkan apa
pembelajaran dan hasil belajar yang dijelaskan oleh guru
yang akan dicapai oleh setiap
siswa.
Guru memotivasi siswa dan Siswa
mendengarkan
menginformasikan cara belajar penjelasan guru
yang akan ditempuh
Guru melakukan pengecekan Siswa memperhatikan dan
kemampuan prasyarat
bersiap untuk melakukan
pengecekan prasyarat oleh
guru

II

Kegiatan Inti ( 55 menit )


Guru memotivasi dan memberi Siswa bekerja menyelesaikan Tahap
bimbingan terbatas
masalah
dengan
caranya 1

29

sendiri
pengetahuan
dimilikinya

berdasarkan
awal
yang

Guru memberikan masalah Siswa


mendeskripsikan Tahap
kontekstual
mengenai masalah
kontekstual, 2
persamaan linier dua variabel
melakukan interpretasi aspek
matematika yang ada pada
masalah yang dimaksud
Guru menyuruh siswa berfikir Siswa berfikir kritis
kritis supaya siswa lebih
memahami dan menggerti
tentang
apa
yang
akan
dikerjakan sesudah itu

Tahap
3

Guru memberi kesempatan pada Setiap


siswa
menarik Tahap
setiap siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi 4
kesimpulan suatu konsep atau yang telah disampaikan
prosedur yang terkait dengan
materi yang dibahas
Guru
akan
dapat
mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan
pemahaman
siswa
terhadap materi yang
telah diajarkan

III

Tahap aplikasi adalah Tahap


langkah
unjuk 5
kemampuan
siswa
setelah
mereka
menyimak
penjelasan
guru.
Langkah
ini
merupakan
langkah
yang sangat penting
dalam
proses
pembelajaran
ekspositori.
diantaranya,
dengan
membuat tugas yang
relevan, serta dengan
memberikan tes materi
yang telah diajarkan
untuk dikerjakan oleh
siswa.

Penutup ( 5 menit )
Guru

memberikan

refleksi Siswa yang ditunjuk oleh guru

30

dengan cara menunjuk siswa


secara
acak
untuk
mengomunikasikan
pengalamannya selama diskusi
dalam menyelesaikan masalah
Guru memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa.

secara acak, harus bersedia


untuk
mengomunikasikan
pengalaman yang di dapat dari
diskusi dalam menyelesaikan
masalah

31

D. Penilaian

Indikator
Pencapaian
Kompetensi

Jenis Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh
Instrumen

Mengidentifikasi
persamaan linier
dua variabel

Tes tertulis

Unjuk kerja

Tentukan
himpunan
penyelesaian dari
x + 3y = 7 dan 2x
+ y =4 ?

Mengetahui
Kepala SMP

()
NIP.

Lamongan,
Guru pengajar

(.)
NIP.

32

LAMPIRAN II
BUKU SISWA
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
(Materi Matematika untuk siswa SMP kelas 2 Semester Genap)

33

Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linier 2 variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel.
Membuat model metematiaka dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya.

1. Pengertian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Sistem persamaan linear dua variabel, atau sering
disingkat

sebagai

SPLDV,

seringkali

digunakan

untuk

memecahkan permasalahan di sekitar kita. Sebelum kita


mempelajari SPLDV, sebaiknya kita kenal dulu persamaan
linear dua variabel. Perhatikan permasalahan berikut.
Persamaan

linier

dua

variabel

adalah

suatu

persamaan yang mempunyai tepat 2 variabel dan masing


masing variabelnya berpangkat, pergantian dari variabel
variabelnya hanya memenuhi untuk persamaan tersebut.
Contoh persamaan linier 2 variabel :
a. 2x + 3y = 12
b. 2a = 10 5b
Persamaan 2x + 3y = 12, mempunyai dua variabel, yaitu x
dan y

34

Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) adalah


kumpulan dari dua atau lebih SPLDV yang pengganti
variabel-variabelnya memenuhi semua persamaan dalam
sistem persamaan tersebut secara bersamaan
2. Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)
Penyelesaian

SPLDV

adalah

pengganti-pengganti

variabel

yang

memenuhi persamaan-persamaan tersebut pada saat bersamaan dan


menghasilkan suatu kalimat matematika yang benar.
Untuk menyelesaikan SPLDV dapat dilakukan dengan beberapa
cara,diantaranya adalah:
a. Metode grafik
b. Metode subtitisi
c. Metode eliminasi
d. Metode gabungan eliminasi dan substitusi
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x + 3y = 7 dan 2x + y =4, dengan
metode
a. Metode grafik
b. Metode subtitisi
c. Metode eliminasi
d. Metode gabungan eliminasi dan substitusi
A. Metode grafik
Ambil berapa titik yang dilalui oleh garis x + 3y = 7 dan 2x + y =4
misalnya garis memotong sumbu X dan sumbu Y

35

x + 3y = 7
x
y

(x,y

7
1
3

2
(

0,2 (7,0)
1
3

2x + y =4
x

(x,y

( 0,4 )

(2,0)

)
Dari tabel di atas , kemudian digambar grafiknya pada kertas berpetak

2x + y = 4
5
4

(1,2)

3
2
1

x + 3y
=7

1 2 3 4 5 6 7 8 x

Dari gambar di atas, garis x + 3y = 7 berpotongan dengan garis 2x + y =4


dititik ( 1,2 ) ,berarti titik (1,2) dilalui kedua garis tersebut. Sehingga
himpunan penyelesaian dari SPLDV x + 3y = 7 dan 2x + y =4 adalah
{1,2}
B. Metode Subtitusi

36

Metode subtitusi artinya, memasukkan atau mengganti salah satu variabel


dengan variabel yang lain
x + 3y = 7...............1)
2x + y =4................2)\
Pada x + 3y = 7 x = 7 3y disubtitusikan ke persamaan 2) sehingga
diperoleh :
2.(7-3y)+y=4
14-6y+y=4
-5y=4-14
-5y=-10
y=2
substitusikan y=2 ke salah satu dari persamaan di atas, dan diperoleh :

x + 3y = 7
x + 3.(2) = 7
x+6=7
x = 7-6
x=1

atau

2x + y =4
2x + 2 =4
2x =4-2
2x =2
x=1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {1 , 2}


C. Metode Eliminasi
Metode eliminasi artinya menghilangkann salah dari veriabel, dengan cara
menyamakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan.
1). Menghilangkan variabel y
X + 3y = 7

x1

x + y =7

2x + y = 4

x(-3)

-6x - 3y = -12 +
-5x

= -5
x =1

2). Menghilangkan variabel x


x + 3y = 7

x2

2x+6y = 14

37

2x+y=4

x(-1)

-2x-y = -4

5y =10
y=2
jadi, himpunan penyelesaian adalah { 1,2 }

D. Metode Gabungan (Eliminasi Dan Substitusi)


Pada metode ini,lakukan eliminasi sistem persamaan dua variabelnya
terlebih dahulu

x + 3y = 7

x2

2x+6y=14

2x+y=4

x(-1)

-2x-y=-4 +
5y=10
y=2

untuk y = 2 disubtitusikan ke salah satu dari persamaan 1) atau 2)

38

x + 3y

=7

x + 3.(2) = 7
x+6 =7
x=7-6
x=1

jadi himpunan penyelesaiannya adalah { 1,2 }

39

LAMPIRAN III
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Waktu : 30 menit
Nama : .
Kelas : .

Mata Pelajaran

: Matematika

Materi

: Sistem Persamaan Linier 2 Variabel

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Selesaikanlah!
1. Andi membeli 1 pulpen dan 1 buku dengan harga Rp 2000,di toko yang sama Budi membeli 5 pulpen dan 2 buku
dengan harga Rp 7000,- . berapaka harga 1 buah pilpen ?
2. bu membeli 3 ember dan I panci dengan harga Rp 50.000,-.
Di toko yang sama Ani membeli 1 ember dan 2 panci
dengan harga Rp 65.000,-. Berapakah harga untuk 1 ember
dan 1 panci ?
3. Nilai x dann y yang memenuhi dari persamaan linier 2x +
3y = 12 dan x + 6y = 9 adalah
4. Harga 1 buku dan 1 pulpen Rp 3.000,-. Jika harga 2 buku
dan 3 pulpen Rp 7.000,-. Maka harga 5 pulpen dan 4 buku
adalah
5. Abdul membeli 2 kg jeruk dan 3kg apel seharga Rp
80.000,-. Di toko yang sama Dani membeli 1 kg jeruk dan 2
kg apel dengan harga Rp 50.000,-. Berapakah harga 10 kg
apel?

40

LEMBAR KUNCI JAWABAN LKS


1. Penyelesaian :
Missal x = pulpen dan y= buku
Maka diperoleh persamaan x + y = 2000, dan 5x +2y =
7000. Sehinggga:
X + y = 2000 dikali 2 2x + 2y = 4000
5x + 2y = 7000 dkali 1 5x + 2y = 7000
-3x = -3000
X = 1000, jadi harga 1 pulpen adalah Rp 1000,2. Penyelesaian :
Missal x = ember, dan y = panic
Maka diperoleh persamaan 3x + y = 50000, dan x + 2y =
65000. Sehingga:
3x + y = 50000 dikali 2 6x + 2y = 100000
X + 2y = 65000 dikali 1 x + 2y = 65000
5x = 35000
X = 7000
Dengan mensubstitusikan x = 7000 kepersamaan 3x + y =
50000, mak diperoleh y = 29000.
Sehingga harga untuk 1 ember dan 1 panci adalah x +y =
7000 + 29000 = Rp 36000,3. Penyelesaian :
2x + 3y = 12 dikali 1 2x + 3y = 12
X + 6y = 9 dikali 2 2x + 12y = 18
-9y = -6

41

Y = 2/3.
Dengan mensibstitusikan y = 2/3 ke persamaan x +6y = 9
diperoleh x = 5
4. Penyelesaian :
Misal x = buku dan y= pulpen, sehingga diperoleh persamaan
X + y = 3000 dikali 2 2x + 2y = 6000
2x + 3y = 7000 dikali 1 2x + 3y = 7000
-Y = -1000
Y = 1000
Dengan mensibstitusikan y = 1000 ke persamaan x + y =
3000, di peroleh x = 2000.
Jadi harga untuk 5 pupen dan 4 buku adalah 5(1000) + 4
(2000) = 5000+8000 = Rp 13000,5. Penyelesaian:
Misalkan x = jeruk, dan y= apel, diperoleh persamaan:
2x + 3y = 80000 dikali 1 2x +3y = 80000
X + 2y = 50000 dikali 2 2x + 4y = 100000
-y = -20000
Y = 20000,
Jadi harga 10 kg apel adalah 10 x 20000 = Rp200.000,-

42

Anda mungkin juga menyukai