MKPBM II
Metode Ekspositori
Dosen Pembimbing :
Luluk Faridah, M. Pd,
Penyusun :
1. Dimas Angga Pratama
2. Mona Apriyani
3. Sudarmanto
(14310021)
(14310054)
(14310087)
Puja dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya. sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Metode Ekspositori. Makalah ini disusun untuk
diajukan sebagai salah satu tuga mata kuliah MKPBM II. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Luluk Faridah, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah
MKPBM II yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan Tak ada gading yang tak retak.
Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian.
Demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya kami
berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Kelompok
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran konsep cenderung dan kebanyakan masih
menggunakan metode ceramah yang cenderung membosankan,
sehingga
konsep-konsep
akademik
kurang
bisa
atau
sulit
bantu
pembelajaran
serta
kurangnya
guru
dalam
pendidikan
pada
umumnya,
dan
tujuan
metode,
mengoptimalkan
model
potensi
maupun
siswa.
strateginya
Upaya-upaya
guru
guna
dalam
tujuan
yang
direncanakan.
Karena
itu
pemilihan
Metode
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ekspositori
Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran
dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004:4).
Dalam sistem ini guru menyajikan bahan dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap
sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencernanya saja
secara teratur dan tertib (Rusyan, 1989:178).
Pendekatan metode ekspositori bertolak dari pandangan
bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol
dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar menurut pandangan
ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan
oleh guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai
bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan
secara lisan yang dikenal dengan istilah metode ceramah
(Sugandi, 2004:73).
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap
dan mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru serta
mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui
respon yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru.
Komunikasi yang diberikan oleh guru dalam interaksinya dengan
siswa adalah komuniksai satu arah atau komunikasi sebagai aksi.
Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar siswa kurang optimal
sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya
disamping
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengajukan pertanyaan.
David P.Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori
yang baik adalah cara mengajar yang paling efektif daan efisien
dalam menanamkan belajar bermakna.
Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika
berpendapat bahwa metode ekspositori (ceramah) itu hanya
menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak makna
(tanpa
banyak
(modern)
meng
mengerti).
Karena
pengajaran
utamakan
antara
lain
matematika
kepada
pengertian
D.P.
Ausubel
percaya
bahwa
cara
ekspositori
sebaliknya
ia
percaya
bahwa
cara
ceramah
itu
berguna
bagi
menghadapi
kehidupan,
Peningkatan
demikian
dominan.
Melalui
pembelajaran
sebab
metode
secara
guru
ini
memegang
guru
terstruktur
peran
sangat
menyampaikan
materi
dengan
harapan
materi
dengan
Wina
Sanjaya(2008:179),
Sugandi
dikontrol
dan
ditentukan
oleh
guru.
Hakikat
memberikan
disamping
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengajukan pertanyaan.
B. Karakteristik Metode Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, antara
lain:
1. Dilakukan dengan cara penyampaian materi secara verbal.
2. Materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pembelajaran
itu
sendiri,
pembelajaran
berakhir
memahaminya
dengan
artinya
siswa
benar
setelah
proses
diharapkan
dapat
dengan
cara
dapat
dalam
penyampaian
materi
pelajaran
10
2. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan
dari seseorang (sumber pesan) kepada seorang/kelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun
dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan.
3. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan merupakan
salah satu hubungan belajar. Inti dari hukum ini adalah guru
harus terlebih dahulu memposisikan siswa dalam keadaan siap,
baik secara fisik maupun psikis untu menerima pelajaran. Jangan
memulai
pelajaran,
manakala
siswa
belum
siap
untuk
menerimannya.
4. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong
siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan
tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
D. Tahap Pelaksanaan Metode Ekspositori
Pada
pelaksanaannya
metode
ekspositori
memiliki
menerima
pelajaran.
Dalam
metode
ekspositori,
11
korelasi adalah
Menyimpulkan
berarti
pula
memberi
keyakinan
12
yang
ekspositori.
sangat
Sebab
penting
melaui
dalam
langkah
proses
ini
pembelajaran
guru
akan
dapat
pembelajaran
ekspositori
merupakan
strategi
strategi
ini
memiliki
beberapa
keunggulan,
di
antaranya:
1.
Dengan
strategi
pembelajaran
ekspositori
guru
bisa
13
4.
Kelemahan
Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori juga
memiliki kelemahan, di antaranya:
1.
2.
3.
4.
kepada
apa
yang
dimiliki
guru,
sangat
seperti
14
diinginkan.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik
dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan
yang
diinginkan
merupakan
ciri
utama
kegiatan
mempengaruhi
siswa
melalui
penjelasan
dan
siswa
untuk
dapat
memahami
ilmu
15
pemahamannya
serta
untuk
mengatasi
kesalahpahaman mereka.
Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah tersebut.
3. Perlunya Ketrampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru
Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar
merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena
pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru
daripada oleh siswa
Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas
bagi murid,tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri.
Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan
guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau
tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran
mereka.
Hal
ini
tercermin
dalam
ucapan
guru:
16
biasanya
memulai
pelajaran
dengan
pertanyaan
juga
dipandang
sebagai
guru
menanyakannya
dalam
kelas
(sewaktu
sepenuhnya
pertanyaan
dari
guru
dapat
17
dengan
proses
pengambilan
kesimpulan
dan
dari
suatu
penjelasan
dapat
ditingkatkan
Kejelasan:
Penjelasan
hendaknya
diberikan
dengan
menghindari
ucapan-ucapan
seperti:
ee,
aa,
18
sukar.
Penggunan
balikan:
guru
kesempatan
kepada
pemahaman,
keraguan
hendaknya
siswa
memberikan
untuk
atau
menunjukkan
ketidakjelasan
ketika
pertanyaan
seperti:
apakah
anak-anak
Sumiati
dan
Asra
menyatakan
bahwa
pengetahuan
sampai
dengan
hal-hal
yang
teknik
bertanya
menurut
Teknik
bertanya
dasar(menuntut
siswa
mengingat
19
Pemberian penguatan.
Pemberian tuntunan.
Teknik
bertanya
lanjut(menuntut
siswa
agar
dapat
BTT)
Pengaturan urutan pertanyaan berdasarkan tingkatan
menguji
(mengklarifikasi,
ketepatan/relevansi,
memainkan
peranan
pertanyaan
yang
tersusun
pelontaran
yang
tepat
dengan
akan
penting
baik
sebab
dan
memberikan
teknik
manfaat
Membangkitkan
minat
dan
rasa
ingin
tahu
siswa
20
Pertanyaan Prompting(menuntun)
Pertanyaan Redirecting(melengkapi)
Pertanyaan Compliance(permintaan)
Menuntun
siswa
agar
dapat
menemukan
sendiri
jawabannya.
21
c) Manajemen kelas
1. Pengertian Manajemen kelas
Menurut Pidarta seperti yang telah dikutip oleh Saiful
Bakhri, mengatakan bahwa manajemen kelas adalah
proses
terhadap
problem
menciptakan,
system/organisasi
kelas.
Ini
berarti
memperbaiki
dan
kelas,
sehingga
guru
anak
bertugas
memelihara
didik
dapat
Sudirman,
bahwa
manajemen
kelas
Pendekatan kekuasaan.
Pendekatan ancaman.
22
Pendekatan kebebasan.
Pendekatan resep.
Pendekatan tingkahlaku.
Bervariasi
Keluwesan
Ketrampilan
dan
yang
berhubungan dengan
pemeliharaan
kondisi
belajar
penciptaan
yang
optimal
(preventif)
Sikap tanggap
Memandang seksama
Gerak mendekati
Memberi pernyataan
Keterampilan
yang
berhubungan
dengan
23
lakuyang
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran
dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004:4)
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, antara lain:
1.
2.
3.
pelaksanaannya
metode
ekspositori
memiliki
Persiapan(preparation)
2.
Penyajian(presentation)
3.
Korelasi(correlation)
4.
Menyimpulkan(generalization)
5.
Mengaplikasikan(aplication)
Strategi
pembelajaran
ekspositori
merupakan
strategi
strategi
ini
memiliki
beberapa
keunggulan,
di
25
pembelajaran
ekspositori
dianggap
sangat
pembelajaran
ini
hanya
mungkin
dapat
tidak
memiliki
kemampuan
seperti
itu
perlu
hal
kemampuan
sosialisasi,
hubungan
26
faktor
pendukung
dalam
pelaksanaan
metode
2013.
Metode
pembelajaran
ekspositori.
(online).
(http://farmady4four .blogspot.co.id/2013/02/metode-pembelajaranekspositori.html
2014.
Metode
pembelajaran
ekspositori.
(online).(http://
mynewsarmstrong.blogspot.com/2014/12/ekspositori.html diakses 23
april 2016)
27
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
II.
Nama Sekolah
: ..
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
:8/2
Materi Pokok
Waktu
: 2 x 45 Menit
Standart Kompetensi
:
1. Memahami Sistem Persamaan Linier 2 Variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
:
1.
Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
28
2.
3.
SPLDV.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
III.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pemecahan Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel
2. Siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel
B. Karakter siswa yang diharapkan
rasa ingin tahu tinggi, dan gemar memcoba
IV.
Materi Pembelajaran
- Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
V.
Fase
I
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Ket.
Pendahuluan ( 10 menit )
Guru mengomunikasikan tujuan Siswa mendengarkan apa
pembelajaran dan hasil belajar yang dijelaskan oleh guru
yang akan dicapai oleh setiap
siswa.
Guru memotivasi siswa dan Siswa
mendengarkan
menginformasikan cara belajar penjelasan guru
yang akan ditempuh
Guru melakukan pengecekan Siswa memperhatikan dan
kemampuan prasyarat
bersiap untuk melakukan
pengecekan prasyarat oleh
guru
II
29
sendiri
pengetahuan
dimilikinya
berdasarkan
awal
yang
Tahap
3
III
Penutup ( 5 menit )
Guru
memberikan
30
31
D. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh
Instrumen
Mengidentifikasi
persamaan linier
dua variabel
Tes tertulis
Unjuk kerja
Tentukan
himpunan
penyelesaian dari
x + 3y = 7 dan 2x
+ y =4 ?
Mengetahui
Kepala SMP
()
NIP.
Lamongan,
Guru pengajar
(.)
NIP.
32
LAMPIRAN II
BUKU SISWA
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
(Materi Matematika untuk siswa SMP kelas 2 Semester Genap)
33
Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linier 2 variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel.
Membuat model metematiaka dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya.
sebagai
SPLDV,
seringkali
digunakan
untuk
linier
dua
variabel
adalah
suatu
34
SPLDV
adalah
pengganti-pengganti
variabel
yang
35
x + 3y = 7
x
y
(x,y
7
1
3
2
(
0,2 (7,0)
1
3
2x + y =4
x
(x,y
( 0,4 )
(2,0)
)
Dari tabel di atas , kemudian digambar grafiknya pada kertas berpetak
2x + y = 4
5
4
(1,2)
3
2
1
x + 3y
=7
1 2 3 4 5 6 7 8 x
36
x + 3y = 7
x + 3.(2) = 7
x+6=7
x = 7-6
x=1
atau
2x + y =4
2x + 2 =4
2x =4-2
2x =2
x=1
x1
x + y =7
2x + y = 4
x(-3)
-6x - 3y = -12 +
-5x
= -5
x =1
x2
2x+6y = 14
37
2x+y=4
x(-1)
-2x-y = -4
5y =10
y=2
jadi, himpunan penyelesaian adalah { 1,2 }
x + 3y = 7
x2
2x+6y=14
2x+y=4
x(-1)
-2x-y=-4 +
5y=10
y=2
38
x + 3y
=7
x + 3.(2) = 7
x+6 =7
x=7-6
x=1
39
LAMPIRAN III
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Waktu : 30 menit
Nama : .
Kelas : .
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi
40
41
Y = 2/3.
Dengan mensibstitusikan y = 2/3 ke persamaan x +6y = 9
diperoleh x = 5
4. Penyelesaian :
Misal x = buku dan y= pulpen, sehingga diperoleh persamaan
X + y = 3000 dikali 2 2x + 2y = 6000
2x + 3y = 7000 dikali 1 2x + 3y = 7000
-Y = -1000
Y = 1000
Dengan mensibstitusikan y = 1000 ke persamaan x + y =
3000, di peroleh x = 2000.
Jadi harga untuk 5 pupen dan 4 buku adalah 5(1000) + 4
(2000) = 5000+8000 = Rp 13000,5. Penyelesaian:
Misalkan x = jeruk, dan y= apel, diperoleh persamaan:
2x + 3y = 80000 dikali 1 2x +3y = 80000
X + 2y = 50000 dikali 2 2x + 4y = 100000
-y = -20000
Y = 20000,
Jadi harga 10 kg apel adalah 10 x 20000 = Rp200.000,-
42