Oleh
MARIANUS ANTIMUS
NIM. 00.013/TA
Oleh
MARIANUS ANTIMUS
NIM. 00.013/TA
Mengetahui
Dosen Wali,
BAB I
PENDAHULUAN
terganggunya
kestabilan
lereng
dan
pada
akhirnya
dapat
dari
lereng
individual
biasanya
menjadi
masalah
yang
BAB II
ANALISIS MASALAH
Struktur batuan
Strukutur batuan yang sangat mempengaruhi kestabilan lereng adalah
bidang-bidang sesar, perlapisan dan rekahan.
dimana :
C = kohesi (ton/m2)
= tegangan normal (ton/m2)
= sudut geser dalam (angle of internal friction)
3) Kandungan air dalam batuan
Semakin besar kandungan air dalam batuan, maka tekanan air pori
menjadi semakin besar juga. Dengan demikian berarti bahwa kuat geser
batuannya menjadi semakin kecil, sehingga kestabilannya berkurang.
4) Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser batuan
Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined and
unconfined compressive strength), kuat tarik (tensile strength) dan kuat
geser (shear strength). Batuan yang mempunyai kuat tekan, kuat tarik
dan kuat geser besar akan lebih stabil (tidak mudah longsor).
5) Sudut geser dalam (angle of internal friction)
Semakin besar sudut geser dalam, maka kuat geser batuan juga akan
semakin besar. Dengan demikian batuan (lereng) akan lebih stabil.
d. Gaya dari luar
Gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi (mengurangi) kestabilan
suatu lereng adalah :
1) Getaran yang diakibatkan oleh gempa, peledakan dan pemakaian alatalat mekanis yang berat di dekat lereng.
2) Pemotongan dasar (toe) lereng.
3) Penebangan pohon-pohon pelindung lereng.
2.1.2. Klasifikasi longsoran batuan
Berdasarkan proses longsornya, longsoran batuan dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
a. Longsoran Bidang
diketahui adalah arah dan besar kemiringan spasi, isian dalam rekahan.
2) Tinggi permukaan air tanah.
3) Litologi dan penyebaran batuan.
4) Tingkat pelapukan.
5) Morfologi.
2.2.2. Cara pengumpulan data
Data yang diperlukan diperoleh dari peyelidikan dilapangan dan percobaan di
laboratorium.
a. Penyelidikan di lapangan meliputi :
1) Pengukuran jurus dan kemirngan bidang lemah.
2) Pemboran inti dan pembuatan sumuran untuk memperoleh data geologi,
penyebaran batuan dan untuk mendapatkan contoh tanah.
3) Pengamatan dengan piezometer untuk mengetahui tinggi permukaan air
tanah.
Khusus untuk cara pengumpulan data pada poin 2 dan 3 dapat menggunakan
data yang telah ada pada perusahaan (kalau diperusahaan sudah tersedia).
b. Percobaan dilaboratorium
1) Penguian triaksial.
2) Pengujian geser langsung.
3) Pengujian kuat tekan uniaksial.
4) Percobaan untuk menentukan berat isi, kadar air dan berat jenis dari
contoh tanah yang didapat dilapangan.
Percobaan di laboratorium dapat juga tidak dilaksanakan bila data untuk ini
sudah tersedia dilapangan.
2.3. Metode Analisa Kestabilan Lereng Yang Digunakan
Kestabilan suatu lereng dapat dianalisa dengan Metode Hoek dan Bray, analisa
vektor dan metode grafis. Tetapi yang mungkin akan digunakan adalah metode Hoek
dan Bray.
Metode Hoek dan Bray dapat digunakan untuk menganalisa keempat macam
longsoran pada lereng batuan.
1. Longsoran bidang
Dalam menganalisa, maka suatu lereng ditinjau dalam dua dimensi dengan
anggapan sebagai berikut :
a. semua syarat untuk terjadinya longsoran bidang terpenuhi.
b. terdapat regangan tarik tegak yang terisi air sampai kedalaman tertentu (Zw),
regangan tarik ini dapat terjadi pada muka lereng maupun di atas lereng.
c. Tekanan air pori pada regangan tarik sepanjang bidang luncur tersebar secara
linier.
d. Semua gaya yang bekerja pada lereng melalui titik pusat massa batuan yang
akan longsor, sehingga tidak terjadi rotasi.
Faktor keamanan lereng dapat dihitung dengan persamaan :
Gaya gayaPenahan
F = Gaya gayaPenggerak
F=
Dimana :
F = faktor kestabilan lereng
C = kohesi pada bidang luncur
A = panjang bidang luncur (A)
p = sudut kemiringan bidang luncur (o)
= sudut geser dalam batuan (o)
W = berat massa batuan yang akan longsor (ton)
U = gaya angkat yang ditimbulkan oleh tekanan air disepanjang bidang luncur
(ton)
= () w. Zw. (H Z) cosec p
V = gaya mendatar yang ditimbulkan oleh tekanan air pada regangan tarik (ton)
= () w. Zw2
w = bobot isi air (ton/m3)
Zw = tinggi kolom iar yang mengisi regangan tarik (m)
Z = kedalaman regangan tarik (m)
H = tinggi lereng (m)
Jika terjadi getaran yang diakibatkan oleh adanya gempa, peledakan maupun
aktifitas manusia laninnya, maka persamaan diatas menjadi :
F=
Dimana :
= percepatan getaran pada arah mendatar
2. Longsoran baji
Dalam analisa menggunakan metode Hoek dan Bray, longsoran baji dapat
dianggap hanya akan terjadi pada garis perpotongan kedua bidang lemah. Faktor
keamanan lereng dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
:
3
X=
Sin 24
Sin 45.Cos 2na
Y=
Sin 13
Sin 35.Cos 1nb
A=
Cosa Cosb.Cosna.nb
Sin 5.Sin 2na.nb
B=
Cosb Cosa.Cosna.nb
Sin 5.Sin 2na.nb
Dimana A dan B adalah suatu faktor tanpa satuan yang besarnya tergantung pada
jurus (strike) dan kemiringan (dip) kedua bidang lemahnya. Bidang lemah yang
mempunyai kemiringan lebih kecil selalu dinamakan bidang lemah I sedangkan
bidang lemah yang satunya lagi dinamakan bidang lemah II.
3. Longsoran guling
Dengan metode Hoek dan Bray terjadinya longsoran guling dapat dianalisa
dengan menggunakan model yang sederhana. Dengan menggunakan model ini
digunakan untuk menganalisa kasus-kasus yang sederhana. Sedangkan untuk
menganalisa
lereng
yang
sebenarnya
dilakukan
analogi
dengan
4. Pemantauan lereng
5. Usaha untuk menstabilkan lereng
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
instansi terkait
5. Pengolahan data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau rangkaian perhitungan pada
penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
6. Analisis hasil pengolahan data
Dilakukan dengan tujuan untuk untuk memperoleh kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian
pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua
masalah yang dibahas.
3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Jenis Kegiatan
1
1
Studi Literatur
2
Observasi
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Laporan
Minggu
6 7
10 11 12
III.
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM
A.
B.
C.
Iklim.
D.
Penambangan Batubara.
Struktur Geologi.
2.
3.
4.
5.
6.
Geometri lereng.
B.
IV.
V.
Longsoran busur.
2.
Longsoran bidang.
3.
Longsoran baji.
4.
Longsoran guling.
B.
PEMBAHASAN
A. Kekuatan batuan.
B. Struktur Geologi.
C. Geometri Lereng.
D. Air tanah.
E. Pengaruh getaran.
F. Usaha untuk menstabilkan lereng.
VI.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
C. Daftar Pustaka
1. Hoek, E. and Bray, J.W., Rock Slope Engineering 3 rd Ed., The Institution Of
Mining and Metallurgy London, !981.
2. Made Astawa Rai, Dr. Ir .Analisa Kemantapan Lereng : Proyeksi Stereografis
dan Metode Grafis, Kursus Geoteknik dan Perencanaan Tambang
Terbuka, 1993.
3. Made Astawa Rai, Dr. Ir. dan Anung Dri Prasetya, Ir Kemantapan Lereng
Batuan, Kursus Pengawas Tambang, 1993.
4. Gian Paolo Giani, Rock Slope Stability Analysis, A.A Balkema, Rotterdam,
Brookfield, 1992.