TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Kapal
: Ferry Ro-Ro
Bendera
: Indonesia
Pemilik Kapal
Pelabuhan Terdaftar
: Makassar
Klasifikasi
: BKI
: 36.00 Meter
LPP
: 31.05 Meter
LWL
: 33.306 Meter
8.70
Meter
2.65
Meter
1.65
Meter
Vs
: 11.00 Knots
Gross Tonnage
402
Jumlah Geladak
Main Engine
2 x 530 Hp
Crew
17
Orang
Kebangsaan
: Indonesia
Galangan pembangunan
Tahun Pembangunan
: 2005
Tempat pembangunan
: Makassar
Data pengujian kemiringan kapal (inclining test) yang harus dicatat sebagai berikut :
-
Pembacaan sarat kapal pada buritan, haluan dan midship dan posisi draft mark
Daftar barang-barang yang bukan bagian dari berat kapal kosong (berat dan titik
beratnya)
Daftar barang-barang yang merupakan bagian dari berat kapal kosong namun belum
ditempatkan di kapal (berat dan titik beratnya)
Daftar barang-barang kapal yang belum ditempatkan pada tempatnya (berat dan titik
beratnya)
Data tersebut merupakan record yang dicatat dengan cermat oleh pihak owner atau Galangan
dengan pihak Badan Klasifikasi.
2.2. STABILITAS
Stabilitas kapal secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan kapal untuk dapat kembali
ke kedudukan semula setelah mengalami olengan yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar yang
mempengaruhinya. Stabilitas merupakan persyaratan utama desain setiap alat apung, tetapi
untuk kapal ro-ro ini lebih penting dari yang lain karena kapal ro-ro harus selalu bekerja lebih
aman dan menyangkut keselamatan orang atau muatan.
Macam-macam Stabilitas :
1. Stabilitas Memanjang (Trim)
Stabilitas kapal saat terjadi perbedaan trim haluan dan trim buritan. Perbedaan
kemiringan ini kecil sehingga kebanyakan diabaikan.
Stabilitas awal adalah stabilitas pada sudut oleng antara 10-15. Stabilitas ini ditentukan oleh 3
buah titik yaitu : titik berat (centre of gravity), titik apung (centre of bouyancy), dan titik
metasentra. Adapun pengertian dari masing-masing titik tersebut adalah :
1. Titik Berat (G) menunjukan letak titik berat kapal, merupakan titik rangkap dari sebuah
titik pusat dari sebuah gaya berat yang menekan ke bawah. Besarnya nilai KG adalah
nilai tinggi titik metasentra (KM) diatas lunas dikurangi tinggi metasentra (MG), dengan
formula :
KG = KM-MG
KG = tinggi titik berat diatas lunas (m)
2. Titik Apung (B) memnunjukkan titik apung kapal merupakan titik tangkap dari resultan
gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari bagian kapal yang terbenam. Titik apung
diatas tunas (KB) dapat dihitung dengan formula :
KB =Dx(CwCb + Cb)
Keterangan :
KB = tinggi titik apung diatas lunas (m)
D = Sarat air kapal (m)
Cw = Koefisien garis air
Cb = Koefisien Blok
3. Titik metasentra (M), merupakan sebuah titik semu dari batas dimana G tidak boleh
melewati diatasnya agar kapal selalu mempunyai stabilitas yang positif (stabil)
dinyatakan rumus :
KM = KB + KM
Dimana :
KB = tinggi titik apung diatas lunas (m)
BM = radius metasentra (m)
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan stabilitas pada 4 (empat) kondisi sesuai dengan
ketentuan IMO yaitu :
1) Kapal kosong (LWT)
2) Kapal muatan penuh siap berangkat (bahan bakar & air tawar terisi penuh)
3) Kapal muatan penuh di laut (bahan bakar & air tawar 50%)
4) Kapal muatan penuh tiba ditempat (bahan bakar & air tawar 10%)
1)
adalah luas area di bawah kurva stabilitas statis sampai sudut 30.
0.090 m.rad (5.157 m.degree)
2)
adalah luas area di bawah kurva stabilitas statis sampai sudut 40.
0.030 m.rad (1.719 m.degree)
3)
adalah luas area di bawah kurva stabilitas statis dari sudut 30sampai sudut
40.
4)
0.20 m
8
: Sudut putar (roll) arah darimana angin bertiup karena kondisi gelombang.
: Sudut oleng dimana bukaan pada lambung, bangunan atas atau rumah geladak, yang
tidak dapat tertutup kedap air, tenggelam.
: Sudut pada perpotongan kedua antara lengan oleng angin (wind heeling lever lw2 )
kurva lengan stabilitas (GZ).
Lengan oleng angin (wind heeling lever lw2 ) konstan pada semua sudut oleng :
lw1 = 0.051376
[m]
[m]
Dimana :
A : Luas proyeksi lateral bagian kapal dan muatan geladak diatas garis air [ m2 ].
Z : Jarak vertikal dari pusat A ke pusat luas proyeksi lateral di bawah air atau diperkirakan
pada titik T/2 [ m ].
: Displasement [ ton ]
10
k berdasarkan tabel 2 untuk kapal yang mempunyai keel bilga, bar keel atau keduanya. Ak total
luaskeseluruhan keel bilga, atau luas proyeksi lateral bar keel, atau jumlah luas tersebut [m2].
Tabel 1 : factor k
(Ak . 100)/(L .
B)
k
1.5
2.5
3.5
4.0
0.98
0.95
0.88
0.79
0.74
0.72
0.7
0.98
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
X1
0.98
0.96
0.95
0.93
0.91
0.9
0.88
0.86
0.84
0.82
0.8
0.45
0.5
0.55
0.6
0.65
0.70
X2
0.75
0.82
0.89
0.95
0.97
= 0.73 0.6 OG / T
OG
Tabel 4 : factor s
Tr
12
14
16
18
20
0.1
0.089
0.093
0.065
0.053
0.044
0.038
0.035
11