Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ILUSTRASI KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: NY. Evi

MR

: 138951

Umur

: 24 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: s1

Alamat

: D3

Masuk tanggal

: 01-Desember-2016

Pukul

: 13.50 WIB

II. ANAMNESIS: Autoanamensis


Keluhan Utama: Keluar air-air dari jalan lahir sejak pukul 03.00 WIB
Keluhan Tambahan:
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien G1P0A0H0 via VK IGD RSUD Bangkinang datang dengan keluhan keluar
air-air dari jalan lahir sejak pukul 03.00WIB. Keluar lendir bercampur darah (-),
nyeri menjalar dari pinggang ke ari-ari (-), VT pembukaan 1cm, selaput ketuban
(+), HIS 1x dalam 20 menit selama 10-20 detik, Denyut jantung bayi 138 kali
permenit, HPHT = 12/2/2016.
Riwayat Dahulu:

Diabetes militus disangkal


Hipertensi disangkal
Asma disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

Diabetes militus disangkal


16

Hipertensi disangkal
Asma disangkal

Riwayat Pengobatan:
Riwayat Haid: Menarche

: 12 tahun

Siklus Haid : 28 hari, teratur


Lama Haid

: 4-5 hari

Nyeri Haid

: (-)

Four albus

: (-)

HPHT

: 12/2/2016

TTP

: 19/11/2016

KB

Riwayat Antenatalcare:
Pemeriksaan kehamilan di praktek bidan, pertama kali periksa di diagnosis dengan
usia kehamilan 8 minggu. Selama pemeriksaan pasien mengalami keluhan mual,
muntah pada awal kehamilan namun tidak menggangu aktivitas.
Riwayat Perkawinan:
Merupakan perkawinan yang ke-1, masih kawin dengan lama perkawinan 1 tahun.
Riwayat Persalinan :
No

Tempat Penolong
bersalin

1
2
3

Ini

Tahun

Aterm

Jenis
persalinan

Jenis
kelami
n

Riwayat Operasi

: (-)

Riwayat Alergi

: Tidak ada alergi obat dan makanan.

BB
(gr)

Keadaan

Riwayat Psikososial : Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol


maupun obat-obatan terlarang. Pasien sering mengkonsumsi sayuran, daging dan
buah.
17

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis
TD
: 110/80 mmHg
Suhu
: 36,7 C
RR
: 22 x/menit. Regular.
Nadi
: 100 x/menit. Regular.
TB
: 156 cm
BB
: 65 Kg

Status Generalisata
Kepala & Leher

Kepala
Mata

: Bentuk normal
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) pupil isokor,
Reflek cahaya +/+
Telinga: Sekret (-/-), darah (-/-)
Hidung
: NCH (-), deviasi septum (-)
Mulut
: Mukosa bibir basah, sianosis (-)
Leher
: Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks (pulmo)

Inspeksi

: Retraksi dinding dada (-)

Palpasi

: Gerak dinding dada simetris kanan kiri

Perkusi

: Sonor dikedua lapang paru

Auskultasi

: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Thoraks (cor)

Inspeksi

: Ictus cordis tidak terihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC 5 mid clavicula sinistra

Perkusi

: Dalam batas normal

Auskultasi

: BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas
Status obstetri
Inspeksi:

18

Muka
Mammae
Abdomen
-

Palpasi
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4

Genetalia eksterna

: Cloasma gravidarum (+)


: Bentuk bulat, simetris kanan dan kiri, pembengkakan (-),
massa (-/-), agak tegang, nipple discharge (-)
: Perut tampak cembung, striae gravidarum(+), linea
Nigra (+)
:
: Tfu 2 jari dibawah procesus xypoideus
: Tahanan besar (Punggung Kanan)
: Presentasi Kepala
: Sudah masuk PAP
: V/U tenang, pembengkakan (-), perdarahan (-)

Genetalia interna
-

VT

: Portio

= Lunak

Pembukaan = 1cm
Penurunan

= Hodge 1

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium
Keterangan
Hb
Leukosit

1 Des 2016
10,5 gr/dl
13.700 sel/mm3

Ht
Trombosit
Gol Darah

31,2 %
302 rb/mm3
AB Rh (+)

2 Des 2016
gr/dl
sel/mm3

Nilai rujukan
13-18 gr/dl
5000-11000
sel/mm3
37-47 %
150-450 rb/mm3

V. Diagnosis Kerja:
G1P0A0H0 gravid 41-42 minggu + Ketuban Pecah Dini + Janin tunggal hidup
intrauterine
VI. PENATALAKSANAAN

IVFN RL 28 tpm

Inj Cefatoxime IV

Pantau Persalinan

Post partus

Asam mefenamat 3x1 tab 500 mg

19

Amoxixilin 3x1 tab 500 mg

Neurodex 2x1

VII. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Bangkinang setelah kurang lebih 4 jam yang lalu
melahirkan secara spontan di klinik bidan namun ari-ari belum lahir dan tali pusat
putus serta keluar darah segar banyak dari vagina. Pasien melahirkan anak ke empat
dengan BBL 4000 gram. Ari-ari dikeluarkan dengan cara manual plasenta oleh
dokter jaga malam itu. Selama hamil, pasien tidak ada masalah/penyulit lainnya.
Pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah, lemas, tetapi tidak mual dan tidak
muntah.
Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Composmentis

TD

: 110/90 mmHg

Suhu

: 36,0 0 C

RR

: 24 x/menit. Regular.

Nadi

: 100 x/menit. Regular.

TB

: 155 cm

BB

: 80 Kg

- Pada Pemeriksaan Fisik tampak Ca(+/+), akral dingin pada ke4 ektremitas, Tfu
sejajar umbilicus, setelah manual plasenta Tfu 1 jari dibawah umbilicus, kontraksi
(+), nyeri tekan seluruh abdomen(+), darah (+) mengalir dari OUE
- Pada pemeriksaan obstetric (VT)

:portio terbuka sedikit, teraba tali pusat

keluar dari OUE, stolcel (+)


- Pada pemerikaan penunjang menunjukan Hb menurun yaitu 6,7 gr/dl dan leukosit
meningkat yaitu 23.000 sel/mm3
DIAGNOSIS BANDING
Sindrome Steven Johnson
Nekrolisis Epidermal Toksik
VIII. PENATALAKSANAAN
IVFD NaCL 0,9 % 4 tpm mikro
Inj. Cefotaxim 3x150 mg
20

Kompres NaCl 0,9 % 3xsehari selama setengah jam, tiap 5 menit angkat kasa,

basahkan ulang lalu kompres lagi


Mupirocin zalp 3x1
ASI OD

Follow Up
Tanggal

21

26/9/16

Nyeri jalan
lahir(+),anemis(+)

.KU baik
TD 110/90, Hb 6,7

Post manual
plasenta+anemi
s

Mengobservasi pd dan
TTV

IVFD RL 20 tpm

Memfasilitasi Os dlm
pemenuhan nutrisi

Dc tpsg,produksi
urine(+)

Menganjurkan OS
bedrest
Memberikan obt oral
sesuai dosis
Rencana tranfusi 3 labu
PRC
Injeksi cefotaxim sesuai
jadwal
Mengobservasi pd dan
TTV

27/9/16

Nyeri jalan
lahir(+),anemis(+)

KU baik
TD 100/70, Hb 6,7
IVFD RL 20 tpm

Post manual
plasenta Hari
1+anemis

Memfasilitasi Os dlm
pemenuhan nutrisi
Memberikan obt oral
sesuai dosis
tranfusi 1 labu PRC

cek ulang Hb, bila N


bopul
terapi lanjut

28/9/16

Nyeri jalan
lahir(+),anemis(+)

KU baik
TD 125/90, Hb 8,4
Leukosit 22.000

Post manual
plasenta Hari ke
2 +anemis

Mengobservasi pd dan
TTV
Memfasilitasi Os dlm
pemenuhan nutrisi

IVFD RL 20 tpm
BAB IV
DISKUSI

22

Telah dilaporkan seorang pasien bayi laki-laki umur 20 hari dengan


diagnosis Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bayi datang dengan keluhan kulit mengelupas
(seperti melepuh) serta terdapat keropeng di seluruh tubuh sejak 15 hari SMRS.
Awalnya muncul benjolan kecil diatas permukaan kulit sebesar kepala jarum
pentul berisi cairan kekuningan yang makin lama semakin membesar seperti
gelembung dengan diameter 1cm, gelembung mudah pecah jika bergesekan
dengan kain atau baju, pertama kali muncul di daerah kepala dan menyebar
keseluruh tubuh dalam waktu 1 hari. 2 hari kemudian gelembung pecah menjadi
keropeng di daerah kepala & sekitar perut, sedangkan daerah punggung seperti
melepuh, dan di selangkangan seperti mengelupas. Sebelum timbulnya keluhan
anak tidak ada mengonsumsi obat-obatan.
12 hari smrs pasien demam yang muncul tiba-tiba namun tidak terlalu tinggi.
Anak masih mau menyusu dan pergerakan tetap aktif. Kejang (-), Batuk (-), pilek
(-), bab, dan bak tidak ada keluhan. Setelah itu ibu pasien membawa pasien
berobat kebidan kemudian diberi salap namum keluahan dikulit tidak berkurang.
Selain itu ibu pasien mengobati anaknya dengan cara tradisional bayi dimandikan
dengan air dari buah kundur yang disarin, hal tersebut dilakukan sebanyak 3 kali.
10 hari smrs ibu pasien memandikan anak dengan serbuk permanganas kalikus yg
dilarutkan kedalam bak air mandi sebanyak 2 kali.
Karena keluhan anak tidak berkurang kemudian ibu pasien membawa anak ke
poli kulit kelamin RSUD Tengku Rafian Siak. Riwayat penyakit serupa dalam
keluarga disangkal. Pada status dermatologis ditemukan Krusta kehitaman, erosi,
papul eritem pada regio kapitis, fasialis, axilaris, thorax anterior, thorax posterior,
inguinalis, ante brachii, brachii, , femoralis, cruris dextra dan sinistra.
Pasien di diagnosis SSSS apabila ditemukan gejala klinis, eritema pada daerah
lipatan, seperti leher, axilla, selangkangan dan muka. Dalam waktu 24-48 jam
terbentuk bula-bula besar berdinding kendur, bula-bula ini mudah pecah, dan
meninggalkan kesan yang tampak seperti terbakar. Jika kulit yang tampaknya
normal ditekan dan digeser kulit tersebut akan terkelupas sehingga memberi tanda
nikolskiy positif. Dalam 2-3 hari lapisan atas kulit akan mengeriput dan terjadi

23

pengelupasan lembaran kulit, meninggalkan luka terbuka yang lembab, merah dan
nyeri. Luka terbuka selanjutnya akan mengering dan terjadi deskuamasi, kondisi
ini biasanya dapat sembuh dalam 714 hari. SSSS paling sering dijumpai
pada neonatus dan bayi dibawah 2 tahun dimana angka kejadian
nya mencapai 68%. Pada neonatus SSSS dapat terjadi diduga
karena fungsi eksresi ginjal belum sempurna, dimana toksin
eksfoliatif diekskresi melalui ginjal serta imunitas yang masih rendah.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah
pemeriksaan histopatologi. Pada SSSS terdapat gambaran yang khas, yaitu
terdapat gambaran lepuh intraepidermal, celah terdapat distratum granulosum.
Meskipun ruang lepuh sering mengandung sel-sel akantolitik, epidermis sisanya
tampaknya utuh tanpa disertai nekrosis sel.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah IVFD NaCL 0,9 % 4 tpm mikro
sebagai terapi cairan untuk mencegah komplikasi gangguan elektrolit serta
dehidrasi pada pasien dengan SSSS. Terapi cairan yang diberikan menggunakan
cairan maintenance dengan berat 4 kg yaitu 105 cc/kgbb. Inj Cefotaxime 3x150
mg sebagai terapi antibiotik. Sebagai antibiotik topikal diberikan Mupirocin zalp
3x1 dan untuk kompres terbuka diberikan kompres NaCl 0,9 % 3xsehari selama
setengah jam, tiap 5 menit. Kompres terbuka berfungsi untuk kulit yang
semulanya eksudatif menjadi kering, permukaan kulit menjadi dingin,
vasokonstriksi, serta mengurangi eritema pada kulit.

24

Anda mungkin juga menyukai