Anda di halaman 1dari 4

2.

GERD
A. DEFINISI
Penyakit Refluks Gastro Esofageal (PRGE) atau GastroEsophageal Reflux Disease
(GERD), umumnya dirujuk sebagai PRGE/GERD atau refluks asam (acid reflux),
adalah kondisi dimana isi cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali
(refluxes) kedalam esofagus. Cairan dapat meradang dan merusak lapisan
(menyebabkan esophagitis) dari esofagus meskipun tanda-tanda peradangan yang
terlihat terjadi pada minoritas dari pasien-pasien.
B. ETIOLOGI
Penyakit refluks gastroesofagus disebabkan oleh proses yang multifaktor.Pada orang
dewasa faktor-faktor yang menurunkan tekanan sfingter esofagus bawahsehingga
terjadi refluks gastroesofagus antara lain coklat, obat-obatan (misalnyaaspirin),
alkohol, rokok, kehamilan. Faktor anatomi seperti tindakan bedah,obesitas,
pengosongan lambung yang terlambat dapat menyebabkan hipotensisfingter esofagus
bawah sehingga menimbulkan refluks gastroesofagus.
C. PATOFISIOLOGI
Episode refluks bervariasi tergantung kandungan isinya, volume, lamanya,dan
hubungannya dengan makan. Pada proses terjadinya refluks, sfingter esofagusbawah
dalam

keadaan

relaksasi

atau

melemah

oleh

peningkatan

tekanan

intraabdominalsehingga terbentuk rongga diantara esofagus dan lambung. Isi


lambungmengalir atau terdorong kuat ke dalam esofagus. Jika isi lambung
mencapaiesofagus bagian proksimal dan sfingter esofagus atas berkontraksi, maka
isilambung

tersebut

tetap

berada

di

esofagus

dan

peristaltik

akan

mengembalikannyake dalam lambung. Jika sfingter esofagus atas relaksasi sebagai


respon terhadapdistensi esofagus maka isi lambung akan masuk ke faring, laring,
mulut atau nasofaring.
D. GEJALA
Gejala yang timbul kadang-kadang sukar dibedakan dengan kelainan
fungsional lain dari traktus gastrointestinal, antara lain :
- Rasa panas di dada (heart burn), terutama post prandial heart burn.
- Nyeri dada substernal
- Sendawa
- Mual
- Muntah
- Cegukan

- Disfagia
- Odinofagia
- Suara serak, dll.
E. Diagnosis
Diagnosis PRGE ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan khusus,seperti:
1. Pemeriksaan Radiologi
Roentgen esofagus dengan kontras Barium (esofagogram) atau fluoroskopi
danpemeriksaan

serial

traktus

gastrointestinal

bertujuan

untuk

menyingkirkanpenyakit penyakit seperti striktur esofagus, akalasia, dll. Bila tidak


ada kelainan,bukan berarti tidak ada PRGE.
2. Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi dapat menilai kelainan mukosa esofagus danmelakukan
biopsi esofagus untuk mendeteksi adanya esofagus Barret atau suatukeganasan.
3. Tes Provokatif
Tes perfusi asam dari Bernstein merupakan tes sederhana dan akurat untukmenilai
kepekaan mukosa esofagus terhadap asam.
4. Pengukuran pH dan tekanan esofagus
Pengukuran ini menggunakan alat yang dapat mencatat pH intra-esofaguspost
prandial selama 24 jam dan tekanan manometrik esofagus. Bila pH < 4dianggap
ada PRGE.
5. Tes Skintigrafi gastroesofagus.
Bertujuan

untuk

menilai

pengosongan

esofagus

dengan

menggunakan

radioisotopdan bersifat non invasif.

F. Penatalaksanaan
Pengobatan penderita PRGE terdiri dari:
A. Tahap I
Bertujuan untuk mengurangi refluks, menetralisasi bahan refluks,
memperbaiki barrier anti refluks dan mempercepat proses pembersihan
esofagusdengan cara :

1. Posisi kepala atau ranjang ditinggikan (6-8 inci)


2. Diet dengan menghindari makanan tertentu
3.
4.
5.
6.

seperti

makanan

berlemak,berbumbu, asam, coklat, alkohol, dll.


Menurunkan berat badan bagi penderita yang gemuk
Jangan makan terlalu kenyang
Jangan segera tidur setelah makan dan menghindari makan malam terlambat
Jangan merokok dan menghindari obat-obat yang dapat menurunkan

SEBsepertikafein, aspirin, teofilin, dll


B. Tahap II
Menggunakan obat-obatan, seperti :
1. Obat prokinetik yang bersifat mempercepat peristaltik dan meninggikan
tekananSEB, misalnya Metoklopramid : 0,1 mg/kgBB 2x sehari sebelum
makan dansebelum tidur dan Betanekol : 0,1 mg/kgBB 2x sehari sebelum
makan dan sebelumtidur.
2. Obat anti-sekretorik untuk

mengurangi

keasaman

lambung

dan

menurunkanjumlah sekresi asam lambung, umumnya menggunakan antagonis


reseptor H2seperti Ranitidin : 2 mg/kgBB 2x/hari, Famotidin : 20 mg 2x/hari
atau 40 mgsebelum tidur (dewasa), dan jenis penghambat pompa ion hidrogen
sepertiOmeprazole: 20 mg 1-2x/hari untuk dewasa dan 0,7 mg/kgBB/hari
untuk anak.
3. Obat pelindung mukosa seperti Sukralfat: 0,5-1 g/dosis 2x sehari,
diberikansebagai campuran dalam 5-15 ml air.
4. Antasida
Dosis 0,5-1 mg/kgBB 1-2 jam setelah makan atau sebelum tidur,
untukmenurun-kan refluks asam lambung ke esofagus.
C. Tahap III
Pembedahan anti refluks pada kasus-kasus tertentu dengan indikasi antara
lainmal-nutrisi berat, PRGE persisten, dll. Operasi yang tersering dilakukan
yaitufundo-plikasi Nissen, Hill dan Belsey.
G. Komplikasi
Komplikasi PRGE antara lain :
1. Esofagus Barret, yaitu perubahan epitel skuamosa menjadi kolumnermetaplastik.
2. Esofagitis ulseratif
3. Perdarahan
4. Striktur esofagus
5. Aspirasi

DAFTAR PUSTAKA

Braundwald,

Dkk. 2012. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 1.

Volume 4. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, Arthur, Dkk. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Harjadi widjaja, I. 2009. Anatomi Abdomen. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Price A. Sylvia.2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Voluma


1.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai