Anda di halaman 1dari 7

Makalah Halogen BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Ilmu kimia memiliki peranan


penting dalam kehidupan kita. Dimulai dari penyusunan kromosaom, pakaian kita, bahkan diri
kita merupakan materi kimia.Salah satu materi kimia yang sering kali di gunakan dalam
kehidupan manusia adalah unsur-unsur halogen. Misalnya dari bidang industri, pengobatan, dan
lain sebagainya. Golongan halogen atau golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki
tujuh elektron valensi dengan konfigurasi electron terluar ns2 ns5. Unsur-unsur tersebut adalah
fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), Iodin (I), dan astatin (At). Nama halogen berasal dari bahasa
Yunani yaituhalos dangenes yang artinya pembentuk garam. Dinamakan demikian karena unsurunsur ini dapat bereaksi denganunsur logam membentuk garam.Garam yang terbentuk disebut
Halida.Sebenarnya dalam tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion
clorida (Cl) merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air
mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I) merupakan suatu komponen dalam
pembentukan lapisan email gigi. Golongan halogen memiliki konfigurasi elektron terluar
ns2ns5 , konfigurasi elektron demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif dsan
cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu. Akibatnyaunsurunsurhalogen tidak ditemukan dalam keadaan monoatomik di alam, tetapi dapat berikatan
membentuk senyawa dengan sesama unsur halogen, ataupun dengan unsur-unsur lainnya baik
logam maupun nonlogam. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai unsur halogen baik pada
beberapa sifat dari halogen (sifat fisika maupun kimia) dan reakstifitasnya, kelimpahan dialam,
pemurnian,jenis ikatan dalam senyawa maupun senyawaan dari halogen, maka dibuatlah
makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa saja kegunaan maupun kelimpahan senyawa halogen di alam? 2. Bagaimana proses
pemurnian senyawa halogen? 3. Bagaimana reaktifitas dari senyawa halogen? 4. Apa saja sifat
fisik maupun kimia dari unsur-unsur halogen ? 5. Bagaimana pembentukan senyawa dari unsurunsur halogen dengan unsur lain? 6. Apa saja jenis ikatan dalam senyawa halogen? 1.3 Tujuan 2.
Mengetahui kegunaan maupun kelimpahan senyawa halogen. 3. Mengetahui proses pemurnian
senyawa halogen. 4. Mengetahui reaktifitas dari unsur-unsur halogen. 5. Mengetahui sifat fisika
dan kimia dari unsur-unsur halogen. 6. Mengetahui pembentukan senyawa dari unsur-unsur
halogen dengan unsur lain. 7. Mengetahui jenis ikatan dalam senyawa halogen. BAB II
PEMBAHASAN 2.1 Kelimpahan dan kegunaan Senyawa Halogen Di alam 1. Flourin Fluor
ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru padatahun 1886
Maisson berhasil mengisolasinya.Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan
fluorapatitCa(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh
HF dan garam Calsium sulfat. 2. Klorin Klor ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan
dinamai oleh Davy pada tahun1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai
gas Cl2, senyawadan mineral seperti kamalit dan silvit. Klor dapat mengganggu pernafasan,
merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.Terdapat dalam senyawa
NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2.Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam batu/endapan
garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu.Setiap 1 kg air laut mengandung
sekitar 30 gram NaCl. 3. Bromin Bromditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat
cair berwarna coklatkemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya
berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan
kerongkongan.Bromin mudah larut dalam air dan CS2membentuk larutan berwarna merah,
bersifatkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.Terdapat dalam
senyawa logam bromide.Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral.
4. Iodine Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811.Merupakan unsur nonlogam.Padatan

mengkilap berwarna hitam kebiruan.Dapat menguap pada temperature biasamembentuk gas


berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih).Di alam ditemukandalam air laut (air asin) garam
chili, dan lain-lain. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan
selaput lendir.Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil
pada deposit NaNO3 di Chili. Ada beberapa kegunaan dari senhyawa halogen diantaranya: a.
CCl2F2 : Gas freon digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es b. NaF : Natrium fluorida
digunakan sebagai obat penguat pada kayu. c. CaOCl2 : Digunakan sebagai serbuk pengelantang
dan desinfektan d. NaClO : Kaporit sebagai serbuk pengelantang e. KClO3 : Digunakan dalam
industri korek api f. KCl : digunakan untuk pupuk g. NaBr : Digunakan dalam kedokteran
sebagai obat penenang. 2.2 Cara Pemurnian Unsur-Unsur Halogen Adapun beberapa cara
pemurnian atau pembuatan beberapa unsur dari halogen sebagai berikut : a. Flour Fluorin
pertama kali dipisahkan dari senyawanya oleh Moissan pada tahun 1886 dengan cara elektrolisis
leburan fluorida. Pada umumnya, cara elektrolisis masih tetap digunakan. Elektrolisis dilakukan
terhadap campuran KF dan HF dengan perbandingan 2:3 yang melebur pada suhu 70-100o C.
Sel elektrolisis dibuat dari baja atau paduan logam Ni-Cu. Logam paduan tersebut sebenarnya
bereaksi dengan fluorida, tetapi kemudian membentuk lapisan tipis yang tidak reaktif. Katodenya
terbuat dari baja atau Cu dan anodenya dari grafit. Reaksi yang terjadi adalah : KHF(l) KF +
HF HF(l) H+(l) + F-(l) Anode (+) : 2F-(l) F2(g) + 2e Katode (-) : 2H+(l) + 2e H2(g)
Reaksi sel : 2H+(l) + 2F-(l) H2(g) + F2(g) Gas fluorin jarang digunakan secara langsung,
sebab sangat beracun.Elektrolisis langsung cairan HF tidaklah praktis, karena senyawaan ini
adalah suatu nonelektrolit.Larutan HF dalam KF, 2HF yang meleleh pada 80 sampai 100oC
merupakan larutan penghantar yang dapat dielektrolisis untuk menghasilkan hidrogen dan fluor.
HF harus ditambahkan dengan kontinu pada penangas (bath) garam meleleh itu untuk
mengantikan HF yang sedang diuraikan. Elektrolisis ini dijalankan pada kondisi yang benarbenar tidak berair. b. Klor Klor diproduksi secara komersial dengan beberapa cara. Kedua proses
yang utama melibatkan elektrolisis larutan natrium klorida pekat, yang disebut brine (larutan
pekat garam). Perlu dipakai larutan yang pekat, karena dalam larutan klorida encer, O2 dan
bukan Cl2, yang akan dihasilkan pada anode. Metode elektrolisis yang utama adalah proses
diafragma, yang dilakukan dalam alat seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini : Ini
yang menjadikan lebih dari tiga perempat dari klor/natrium hidroksida yang diproduksi secara
elektrolisis.Reaksi pada anode dan katode ditunjukkan dalam gambar tersebut. Reaksi
keseluruhan adalah : 2 NaCl + 2 H2O Cl2 + H2 + 2 NaOH Proses ini adalah kontinu, dengan
larutan pekat garam NaCl yang baru mengalir masuk ke dalam sel dan ketiga produk, Cl2,
NaOH, dan H2 mengalir keluar. Suatu massa, klor dinyatakan sebagai produk dan natrium
hidroksida dan hidrogen merupakan produk sampingan proses ini. Sekarang, natrium hidroksida
begitu berharga sehingga natrium hidroksida dan klor disebut koproduk. - Pembuatan dalam
laboratorium Pembuatan klor dalam laboratorium dapat dilaksanakan dengan berbagai macam
cara, semuanya melibatkan oksida ion klor. Satu metode menggunakan MnO2 dan HCl pekat
sebagai pereaksi : MnO2 + 4 HCl Cl2 + MnCl2 + 2 H2O Zat-zat pengoksid lainnya dapat
dipergunakan, seperti KMnO4 dan Na2Cr2O7: 2 KMnO4 + 16 HCl 5Cl2 + 2 MnCl2 + 2 KCl
+ 8 H2O Na2Cr2O7 + 14 HCl 3 Cl2 + 2CrCl3 + 2 NaCl + 7 H2O Dalam larutan standar
hanya MNO4- yang cukup kuat untuk mengoksidasi Cl- menjadi Cl2. Fakta bahwa ketiga zat
pengoksid ini semuanya dapat digunakan memberi gambaran tentang pengaruh yang dapat
diberikan oleh perubahan konsentrasi dan suhu terhadap nilai emf relatif. c. Brom Sumber
senyawaan brom yang paling melimpah adalah larutan garam pekat (brine) dari sumur-sumur
garam dan dari samudera.Karena larutan garam pekat ini biasanya mengandung pula ion klorida

dalam proporsi besar, produksi brom harus melibatkan suatu zat pengoksida yang
mengoksidasikan ion bromida tetapi tidak ion klorida. Klor sendiri adalah ideal untuk ini: 2Br- +
Cl2 Br2+ 2Cl- Reaksi ini dilangsungkan dalam sebuah menara tinggi.Larutan garam pekat
dipancarkan masuk pada puncaknya, dan uap air dan gas klor dipompa masuk pada
dasar.Sewaktu uap air dan klor bergerak ke atas dalam menara, klor itu bereaksi dengan ion Bryang ada dalam tetesan-tetesan kecil larutan garam pekat yang sedang jatuh.Gas yang keluar dari
puncak menara mengandung Br2, Cl2, dan H2O. Gas gas ini didinginkan dan diembunkan, dan
brom kasar dipisahkan dan disuling untuk menghasilkan brom murni. Klor diperoleh kembali
dan dikirim balik melalui menara.Kira - kira 95% dari ion bromida dalam larutan garam pekat
yang asli diperoleh kembali sebagi brom. Setiap reaksi yang dipakai untuk membuat klor dalam
laboratorium dapat diubah sedikit (modifikasi) untuk membuat brom, misalnya: MnO2 + 4HBr
Br2 + MnBr2 + H2O 2KMnO4 + 16 HBr 5Br2 + 2MnBr2 + 2KBr + 8H2O Selain itu,
brom juga dapat dibuat dengan cara eleltrolisis larutan garam MgBr2 dengan menggunakan
elektroda inert, menurut reaksi : MgBr2(aq) Mg2+(aq) + 2Br-(aq) Katode (-) : 2H2O(l) + 2e H2(g) + 2OH-(aq) Anode (+) : 2Br -(aq) Br2(l) + 2e- MgBr2(aq) + 2 H2O(l) Mg2+(aq)
+ 2 OH-(aq) + Br2(l) + H2(g) d. Iod Iod dapat dibuat dari ganggang laut karena mengandung ion
I- sekitar 1%. Jika dioksidasi dengan klorin atau oksidator lain, akan menghasilkan I2 Cl2 + 2I I2 + 2Cl- Selain itu, iod dapat pula dibuat dari NaIO3 yang direduksi dengan NaHSO3 2IO3+ 5HSO3- I2 + 5SO42- + H2O + 3H+ Campuran produk ini diuapkan sampai kering, dan iod
dipisahakn dari residu dengan sublimasi. 2.3 Sifat Fisika, Sifat Kimia dan Reaktifitas UnsurUnsur Halogen 1. Sifat Fisika Unsur Halogen SIFAT Fluor (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium
(I2) 1. Molekulnya Diatom 2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat 3. Warna gas/uap
Kuning muda Kuning hijau Coklat merah Ungu 4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2 5. Warna
larutan (terhadap pelarut 4) Tak berwarna Tak berwarna Coklat Ungu 6. Konfigurasi elektron [X]
ns2 , np5 7. Massa Atom 8. Jari-jari Atom 9. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron 10.
Keelektronegatifan 11. Potensial Reduksi (Eored> 0) 12. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72
114.0 13. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183 14. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen -1 + 1,
+3 ,+5, +7 + 1,+5, +7 +1 +5, +7 Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai
astatin. Antara molekul-molekul halogen padat dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang
lemah. Dari fluorin sampai iodin ikatan itu bertambah kuat maka dari fluorin sampai iodin
bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya (Anonim, 2012). 2. Sifat Kimia Unsur
Halogen SIFAT Fluor (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium (I2) 1.Kelarutan oksidator (makin
besar sesuai dengan arah panah) 2.Kereaktifan terhadap gas H2 3.Reaksi pengusiran pada
senyawa halogenida X = Cl, Br, I F2 +2KX 2KF X2 X = Br dan I Cl2 + 2KX 2KCl + X2 X = I
Br2 + KX 2KBr + X2 Tidak dapat mengusir F, Cl, Br 4.Reaksi dengan logam (M) 3 M + nX2
2MXn (n = valensi logam tertinggi) 5.Dengan basa kuat MOH (dingin) X2 + 2MOH MX +
MXO + H2O (auto redoks) 6.Denganbasa kuat (panas) 3X2 + 6MOH 5MX + MXO3 + 3H2O
(auto redoks) 7.Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F Catatan : I2 larut dalam
KI membentuk garam poli iodida I2 + KI Kl3 I2 larut terhadap alkohol coklat Jari-jari atom
unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya tarik inti dengan
elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan
menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion negatifnya juga semakin
berkurang. Dengan kata lain dari fluorin sampai iodin kereaktifan halogen melemah.Halogen
merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5)
dan mudah menarik satu elektron menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas
mulia (ns2 np6) (Anonim, 2013). Sifat Golongan HX HF HCl HBr HI Catatan : makin besar/kuat

sesuai dengan arah panah Sifat reduktor Keasaman Kepolaran Kestabilan terhadap panas 3.
Kereaktifan Unsur-Unsur halogen Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini
terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi
kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah
menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi
oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan
ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. a) Kereaktifan fluor dan klor Pada suhu kamar,
fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas
dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi
pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara
membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang
dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila
berada dalam keadaan atmosfer fluor. b) Kereaktifan Brom Brom pada suhu kamar merupakan
cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair
merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu
terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang
membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai
kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor. c) Kereaktifan iodium Iodium dapat
menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih).
Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor. 2.4 Pembentukan Senyawa dengan
Unsur lain 1. Senyawa Antarhalogen Dapat dinyatakan : X2 + nY2 2Xyn Halogen dengan
keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil. Antar Halogen dapat
mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor sampai
Iod,Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement reaction).
Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam beberapa
pernyataan di bawah ini : 1) F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta Imenjadi I2. 2) Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat
mengoksidasi F- menjadi F2. 3) Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat
mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Cl- menjadi Cl2. 4) I2 tidak dapat mengokisdasi Fmenjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2. Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis
cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah padatan Kalium Fluorida untuk
meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70C. Di katoda, ion H+ akan tereduksi
menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan teroksidasi menjadi gas F2. Gas Cl2 dapat di
peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui kedua
elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat
diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang
terjadi pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut : 2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) > 2 NaOH(aq)
+ H2(g) + Cl2(g) Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi
alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan
MnO2 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2
NaCl(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g) MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2
NaBr(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l) MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2
NaI(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s) Halida dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen.Fluorida dan klorida dari unsur logam, terutama
unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik.Sementara, flurida dan

klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida kovalen.Bilangan
oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan
unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan
-1 (fluorida). Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut : X2(g) + H2(g) > 2 HX(g) X = F, Cl, Br, atau I Contoh
senyawa antar halogen : Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium F- + I+ IF 3F- + I3+
IF3 Contoh lain : IF5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7 2. Oksida halogen Semua halogen dapat
membentuk senyawa oksida.Fluorin dapat membentuk oksida OF2 dan O2F2 yang dikenal
sebagai oksigen fluoride.Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui
larutan NaOH 2%.Senyawa O2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai
bahan bakar roket. Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4,
Cl2O6, dan Cl2O7.Oksida klorin tidak stabil dan cenderung meledak.ClO2 merupakan oksidator
sangat kuat dan digunakan untuk pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan
digunakan dengan reaksi : 2NaClO3 + SO2 + H2SO4 2ClO2 + 2NaHSO4 Iodin dapat
membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi : 2HIO3
I2O5 + H2O (Anonim, 2013) Oksigen fluorida telah diselidiki sebagai pengoksidasi roket yang
potensial, diperoleh sebagai gas kuning pucat pada pengaliran gas F2 secara cepat melalui
larutan NaOH 2%.O2F2 adalah padatan kuning-jingga dibuat oleh aksi loncatan listrik pada
campuran F2 - O2; O2F2adalah pengoksidasi yang sangat potensial dan zat pengfluorinasi
(Cotton dan Wilkinson, 1976). 3. Senyawa Halida Begitu banyak cara untuk menggolongkan
halida, karena terdapat berbagai jenis halida. Halida biner bisa membentuk tatanan tidak
terhingga dari molekul-molekul sederhana atau kompleks. Senyawaan halida jenis lain meliputi
halida oksida seperti VOCl3, halida hidroksi halida organo, dan sebagainya (Cotton dan
Wilkinson, 1976). Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan
merupakan senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen.Secara umum dapat
dikelompokkan menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida. a. Hidrogen halida Hidrogen
halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air.Larutannya dalam air
bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide.HF dikelompokkan sebagai asam lemah,
sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF
ke HI.Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang,
sehingga kekuatan ikatan H-X semakin lemah.Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut
mengakibatkan ion H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H2O dalam larutan.
Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya
gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain
karena pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen. b. Garam halida Garam halida dapat terbentuk dari
interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam halide mudah larut dalam air,
kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I). Warna endapan perak
halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal (II) digunakan
untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan. Larutan perak klorida dapat larut
dalam ammonia encer.Perak bromida tidak larut dalam ammonia encer, tetapi larut dalam
ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam ammonia encer pekat.Perak
klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion kompleks
dengan reaksi sebagai berikut. AgCl(s) + NH3(aq) [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq) Untuk
mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Pb2+
(misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya
adalah F- atau Cl--, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br- atau I-,

dan bila tidak ada endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan. Untuk membedakan ion Fatau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+ (misalnya AgNO3).Apabila tidak ada endapan, berarti
halidanya adlah F- dan bila ada endapan putih berarti Cl-. Untuk membedakan ion Br- dan Imaka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan NH3
pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br- dan bila tidak larut berarti yang ada dalam
larutan ion F-. Halide padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4,
K2Cr2O7, dalam H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride. 4. Senyawa
Oksihalogen Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki
bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Selain
membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida.Garam
oksihalogen lebih stabil daripada asamnya.Asam oksihalogen sedikit larut dalam air. Asam oksi
mempunyai struktur umum: H-O-X Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan
H-O dan ikatan O-X.jika ikatan O-X kuat maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O
semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti semakin kuat asamnya. Kekuatan ikatan XO dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom
oksigen yang mengelilingi X. Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogenida, kecuali
fluorin.Larutan ion oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen dengan basa.
Pembentukannya : Biloks Asamoksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida +1 HClO
HBrO HIO +3 HClO2 HBrO2 HIO2 +5 HClO3 HBrO3 HIO3 +7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O+H2O2HXO X2O3+H2O2HXO2 X2O5+H2O2HXO3 X2O7 + H2O 2HXO4
Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.Semakin banyak atom
oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O
disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan
kekuatan asam oksilhalida : HClO > HBrO > HIO asam terkuat dalam asam oksihalida adalah
senyawa HCLO4 (asam perklorat). 2.5 Jenis Ikatan dalam Senyawa Halogen 1. Ikatan Oksida
Dalam ikatan pengoksidaan, halogen bertukar dari X2 kepada X-(aq).Oleh kerana kekuatan
pengoksidaan berkurangsemakin kebawah, satu halogen bisa memberikan halogen yang berada
dibawahnya. Sebagai contoh, apabila Cl2 ditambah dalam larutan kalium bromida, KBr, dan
kalium iodida, KI, berikatan yang berlaku adalah seperti berikut: Cl2(aq) + 2Br-(aq) 2Cl-(aq)
+ Br2(aq) Cl2(aq) + 2I-(aq) 2Cl-(aq) + I2(aq) terdapat satu masalah - larutan halida tidak
berwarna (larutan halogen yang cair juga kadang-kadang tidak berwarna). Untuk memudahkan
pemerhatian dijalankan, biasanya sikloheksana ditambahkan. Halogen larut dengan lebih mudah
dalam pelarut organik berbanding dalam bentuk akueus. dalam sikloheksana, bromin berwarna
jingga terang manakala iodin ungu. Sebagai contoh, apabila air bromin dilarutkan dalam
sikloheksana, warna jingga terang dapat dilihat. Apabila KI ditambahkan, warna jingga terang
bertukar kepada ungu, tanda bahawa tindak balas penyesaran berlaku. 2. Ikatan dengan Hidrogen
Halogen berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida. H2 + X2 2HX (X
mewakili satu-satu halogen) Kereaktifan ikatan berkurang apabila semakin menurun kerana
ukuran atom yang semakin besar. Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi
H dan Br hanya akan berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika
diberikan energi, namun ikatan ini tidak lengkap. Corak kereaktifan ini dapat diterangkan dengan
dua cara. Pertama, melalui ukuran atom halogen. Oleh kerana semua halogen berikatan dengan
hidrogen, maka ukuran hidrogen adalah tetap. Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar
dengan pertambahan petala. Hal ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen
untuk membentuk ikatan kovalen. 2.6 Sifat fisik Lain dari Unsur Halogen Pada suhu kamar
fluorin dan iodin berwujud gas, bromin berwujud cair yang mudah menguap dan iodin berwujud

padat yang mudah menyublim. Gas fluorin berwarna kuning muda, gas klorin berwarna kuning
hijau, cairan bromin berwarna coklat merah dan zat padat iodin berwarna hitam sedangkan uap
iodin berwarna ungu. Flourin, klourin, dan bromin mudah larut dalam air sedangkan iodin sedikit
larit dalam air.Iodin mudah larut dalam KI semujanya larut dalam pelarut orgnik seperti alkohol,
eter, kloroform (CHCl3), tetraklorida (CCl4) dan CS2. Warna bromin dalam kloroform atau
tetraklorida adalah kuning coklat sedangkan iodin berwarna ungu. BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan dari pembahasan ini sebagai
berikut: 1. Dari sifat fisika unsur-unsur halogen dapat diketahui Jari-jari atom unsur halogen
bertambah dari fluorin sampai astatin,antara molekul-molekul halogen padat dan cair terdapat
ikatan Van der Waals yang lemah. Dari fluorin sampai iodin ikatan itu bertambah kuat maka dari
fluorin sampai iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya. 2. Unsur-unsur halogen
adalah unsur-unsur yang reaktif, kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifanny semakin
besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. 3. Unsur-unsur
halogen dapat membentuk senyawa dengan unsur lain seperti dengan senyawa antar halogen
yaitu halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan keeloktronegatiafan kecil,
oksida halogen contohnya oksida klorin dengan dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
2NaClO3 + SO2 + H2SO4 2ClO2 + 2NaHSO4, senyawa halida,dan senyawa oksihalogen. 4.
Jenis ikatan senyawa halogen seperti ikatan oksida, dalam ikatan pengoksidaan, halogen bertukar
dari X2 kepada X-(aq), dan ikatan dengan halogen membentuk hidrogen halida. 5. Halogen dapat
dibuat dengan cara merekasikan senyawaan halogen dengan KmnO4 dan asam sulfat pekat,
selain itu halogen mempunyai kegunaan seperti untuk bahan baku industri plastik dan karet
sintesis, fotografi, cairan pendingin dalam AC dan lemari es, dan obat-obatan. 3.2 Penutup
Adapun saran dari makalah ini adalah sebagai berikut: Dalam penulisan makalah ini penulis
masih banyak kekurangan terutama dalam mendapatkan referensi dan kesulitan dalam mengerti
bahasa buku referensi tersebut, sehingga informasi yang didapat dari buku kurang disampaikan
secara maksimal pada makalah ini. Sebaiknya, pembaca juga mencari referensi lain untuk
menambah wawasan yang lebih banyak disebabkan terbatasnya materi dalam makalah ini.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai