Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan mengapa fungi tidak dikelompokkan dalam kelompok tumbuhan!

Fungi dulunya dikelompokkan dalam kingdom plantae karena struktur


tubuhnya yang hampir sama dengan tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi
dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Salah satunya yang paling
mendasar adalah tidak adanya klorofil sehingga fungi tidak dapat membuat
makanannya sendiri, seperti layaknya anggota pada kingdom plantae. Itu artinya,
fungi bukanlah autotrof seperti tumbuhan, melainkan heterotrof. Itu sebabnya
sehingga fungi tidak dikelompokkan ke dalam kelompok tumbuhan/plantae.
2. Jika Anda berjalan di suatu tempat atau berada di suatu tempat, bagaimana Anda tahu
bahwa sudah ada fungi yang tumbuh di tempat tersebut!
Secara sepintas, kita melihat jamur mirip dengan tumbuhan. Jamur (fungi)
banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita, terutama pada musim hujan karena
jamur menyukai habitat yang lembab. Jamur juga dapat kita temukan hampir di semua
tempat yang ada materi organiknya dan tidak begitu memerlukan sinar matahari.
3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi
a. Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi. Nutrien-nutrien baru
dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim ekstraseluler yang
dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Fungi yang tidak dapat menghasilkan
enzim sesuai komposisi subtrat dengan sendirinya tidak dapat memanfaatkan
nutrien-nutrien dalam substrat tersebut.
b. Kelembaban
Pada umumnya jamur tingkat rendah memerlukan kelembaban nisbi 90%,
dan dari jenis hyphomycetes dapat hidup pada kelembaban yang lebih rendah
yaitu 80%. Pada fungi xerotilik dapat hidup pada kelembaban pada 70%, misalnya
Wallenia sedi, Aspergillus, Glaucus, A. flafus. Pertumbuhan jamur dapat
berlangsung dengan kelembaban minimal 70%, walaupun beberapa jamur dapat
tumbuh dengan sangat lambat pada kelembaban 65%.
c. pH (derajat keasaman)
pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi , karena enzim-enzim
tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH
tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH dibawah 7,0. Namun beberapa jenis
khamir tertentu bahkan dapat tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu pH 4,5
5,5.
d. Suhu (temperatur)
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi
dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil. Menurut
Deacon (1984) sebagian besar fungi atau jamur bersifat mesofilik, tumbuh pada
temperatur sedang pada rentang 10 40 C, optimum pada suhu 25 35 C..
Beberapa jenis fungi bersifat psikrotrofik yakni dapat tumbuh baik pada suhu
lemari es dan ada fungi yang masih bisa tumbuh secara lambat pada suhu dibawah

suhu pembekuan, misalnya -5 C sampai -10 C. Selain itu, ada jamur yang
bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi. Jamur makro
memerlukan suhu di atas 20 C.
e. Senyawa kimia
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa tersebut
merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh organisme lain
termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
4. Tentukan 1 mikroba/fungi. Tugas Anda mencari info tentang fungi tersebut
berdasarkan tugas nomor 3 dan tidak boleh ada yang sama.
Phytium sp
Phytium sp hidup saprofit di tanah lembab, Saprofit yaitu merupakan jamur
pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang
dan buah jatuh. Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran
ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit pada tumbuhan.
Jamur ini dapat menginfeksi tanaman seperti pada persemaian tembakau yang
dikenal dengan penyakit patah rebah semai. Jamur ini juga dapat
menyebabkan penyakit busuk pada kecambah tembakau, kina, bayam, jahe,
nenas, dan kemiri. Penyakit blast (akar) pada pembibitan kepala sawit.
Suhu optimal untuk Phytium dapat menyerang tanaman tembakau bervariasi
cukup besar antara 24 35 C.
Pertumbuhan dari beberapa spesies akan menurun atau terhambat pada kondisi
pH rendah, untuk itu pH tanah haruslah dipertahankan sekitar 5,5.
Di kelembaban tanah 25% merupakan kondisi yang baik bagi jamur Phytium
sp untuk tumbuh dan menyerang tanaman. Sedangkan kelembaban di atas
50% merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi jamur tersebut untuk
tumbuh dan menyerang tanaman.
Pythium mempunyai sporangium (konidium) bulat. Sporangium dapat
berkecambah langsung membentuk hifa sehingga disebut konidium. Selain itu
sporangium dapat berkecambah secara tidak langsung yaitu dengan
membentuk zoospora yang mempunyai flagel. Pythium bersifat polifag
terutama menyerang inang yang masih muda (semai) sehingga menyebabkan
penyakit rebah kecambah.

Anda mungkin juga menyukai