Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA LAPANGAN


DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT Dr. SYAIFUL ANWAR MALANG

Disusun oleh :
MIRDHA BINTANG RAMADHAN
P14090

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
DAFTAR ISI
1

Halaman judul ..

Daftar Isi ...

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..

a. Pengertian Instalasi Gawat Darurat................................................ 3


b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat................................................

c. Mutu Pelayanan Instalasi Gawat Darurat....................................... 5


d. Alur Pelayanan Instalasi Gawat Darurat........................................
B. Tujuan Kegiatan Hospital Tour ....
C. Manfaat Kegiatan Hospital Tour ......

5
5
5

BAB II Laporan Hasil Kegiatan


A. Ringkasan Materi ..
B. Hasil Observasi .

6
7

BAB III Penutup


A. Kesimpulan 8
B. Saran .. 9
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2

a. Pengertian Instalasi Gawat Darurat


Yang dimksud dengan pelayanan gawat darurat ( Emergency care) adalah bagian
dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera
(mediately) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving ). Pelayanan instalasi
gawat darurat (IGD) adalahsalah satu unjuk tombak pelayanan kesehatan sebuah
rumah sakit.Setiap rumah sakit pastimemiliki layanan IGD yang melayani
pelayanan media 24 jam.Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian
dirumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita
sakit dan cedera, yang dapay mengancamkelangsungan hidupnya. Di IGD dapat
ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersamasejumlah perawat dan juga
asisten dokter

b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat


IGD rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis
dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat, bagi
pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Pelayanan pasien gawat darurat
adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan
cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Salah satu indikator mutu
pelayanan adalah waktu tanggap (respons time) (Depkes RI. 2006)
Prosedur pelayanan di suatu rumah sakit, pasien yang akan berobat akan diterima
oleh petugas kesehatan setempat baik yang berobat di rawat inap, rawat jalan
(poliklinik) maupun di IGD untuk yang penyakit darurat/emergency dalam suatu
prosedur pelayanan rumah sakit. Prosedur ini merupakan kunci awal pelayanan
petugas kesehatan rumah sakit dalam melayani pasien secara baik atau tidaknya,
dilihat dari sikap yang ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab (Depkes
RI, 2006)
Latar belakang pentingnya diatur standar IGD karena pasien yang masuk ke IGD
rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat untuk itu perlu
adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan
3

kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan


gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.
Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan sarana, prasarana,
sumberdaya manusia dan manajemen IGD Rumah Sakit sesuai dengan standar.
Disisi lain, desentralisasi dan otonomi telah memberikan peluang daerah untuk
mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya serta
siap mengambil alih tanggung jawab yang selama ini dilakukan oleh pusat. Untuk
itu daerah harus dapat menyusun perencanaan di bidang kesehatan khususnya
pelayanan gawat darurat yang baik dan terarah agar mutu pelayanan kesehatan
tidak menurun, sebaliknya meningkat dengan pesat. Oleh karenanya Depkes perlu
membuat standar yang baku dalam pelayanan gawat darurat yang dapat menjadi
acuan bagi daerah dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat khususnya di
Instalasi Gawat Darurat RS.
Prinsip umum pelayanan IGD di rumah sakit adalah : Depkes RI (2010)
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan : melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan
melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving).
2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
3. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus
gawat darurat.
5. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah
sampai di IGD.
6. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi dan
terintegrasi struktur organisasi fungsional (unsur pimpinan dan unsur
pelaksana)
4

7. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat


daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi.
c. Mutu Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Kemampuan suatu rumah sakit secara keseluruhan dalam hal mutu dan kesiapan
untuk melayani pasien tercermin dari kemampuan IGD. Standarisasi IGD untuk
mencapai mutu pelayanan saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting
dalam akreditasi suatu rumah sakit.
Penilaian mutu pelayanan IGD rumah sakit mengacu kepada Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit menggunakan Indikator Kinerja Kunci atau Key Performance Indicators
(KPI). Dalam SPM rumah sakit untuk unit pelayanan IGD rumah sakit memiliki
beberapa indikator sebagai berikut
d. Alur Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Triage dilakukan hanya dalam waktu 60 detik tanpa intervensi tindakan
apapun. Awal mula Sistem Triage digunakan oleh seorang dokter Militer bernama
Dominique Jean Larrey . Triage sendiri berasal dari bahasa Perancis trier yakni
seleksi berdasar prioritas kegawat daruratan kondisi seeorang yang membutuhkan
bantuan medis.
Setelah di lakukan triage akan dilalukan tindakan medis sesuai
kegawatdaruratan dan kebutuhan pasien
Bila pasien bisa rawat jalan akan di pulangkan dengan di berikan surat
kontrol ke poliklinik yang di butuhkan tetapi bila pasien butuh observasi atau
tindakan lebih lanjut akan di lakukan rawat inap di rumah sakit tersebut atau di
rujuk ke rumah sakit yang lang mampu menangani.
B. Tujuan Kegiatan Hospital Tour
Tujuan dari kegiatan hospital tour ini adalah
1. Untuk menambah pengetahuan tentang IGD di RS dr. Saiful Anwar Malang
2. Untuk mengetahui pelayanan di IGD RS dr. Saiful Anwar Malang
C. Manfaat Kegiatan Hospital Tour
Manfaat dari kegiatan hospital tour ini adalah
5

1. Kita mengetahui pelayanan di IGD RS dr. Saiful Anwar Malang


2. Kita mengetahui cara pembagian ruangan berdasarkan prioritas kegawat dauratan
(triage) di RS dr. Saiful Anwar Malang

BAB II
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Ringkasan Materi
1. Sejarah RSSA
Sebelum Perang Dunia ke II , RSUD Dr. Saiful Anwar ( pada waktu itu bernama
Rumah Sakit Celaket ), merupakan rumah sakit militer KNIL, yang pada
pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah
sakit militer . Pada saat perang kemerdekaan RI , Rumah Sakit Celaket dipakai
sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk umum , digunakan Rumah Sakit
Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu . Tahun 1947 ( saat clash
II ) , karena keadaan bangunan yang lebih baik dan lebih muda, serta untuk
kepentingan strategi militer, Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara
pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket
dijadikan rumah sakit umum
2. Lokasi
Jalan Jaksa Agung Suprapto No.2, Malang, Jawa Timur
3. Status Kepemilikian RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Merupakan RS milik pemerintah Provinsi Jawa Timur, Perda No. 23 tahun 2002
ditetapkan sebagai unsur penunjang pemerintah Provinsi setingkat dengan Badan,
keputusan Gubenur Provinsi Jawa Timur No. 188/439/KPTS/013/2008, 30
Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU), Sistem
remunerasi berlaku sejak bulan oktober tahun 2010.
4. VISI RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Menjadi Rumah Sakit Berstandar Kelas Dunia Pilihan Masyarakat
5. MISI RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
a. Mewujudkan kualitas pelayanan

paripurna

yang

prima

dengan

mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan


pelanggan
b. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan penelitian kesehatan
berkelas dunia

c. Mewujudkan tata kelola Rumh Sakit yang profesional, akuntabel dan


transparan

6. Nilai Dasar RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


R : Respect
Pelayanan kepada masyarakat diberikan dengan ikhlas tanpa membedakan
status social
S : Safety
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta
petugas dan masyarakat
S : Sinergy
System kerja lintas fungsi dan secara tim menjadi pijakan utama dalam
bekerja
A : Accountable
Sebagai institusi public, pelayanan yang diberikan harus transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan

kepada

pelanggan

dan

pihak-pihak

yang

berkepentingan

B. Hasil Observasi
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA memberikan Pelayanan Kegawatdaruratan
dengan standar tinggi bagi semua pasien. Semua tindakan pelayanan dilakukan secara
terpisah dari mulai triase, berlanjut ke tindakan, observasi infeksius ataupun non
infeksius serta pelayanan ini didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan
memiliki kompetensi penanganan pasien gawat darurat dan tersertifikasi dengan
pelatihan BCLS, BTLS, PPGD, Triage, ECG, dan Resusitasi Trauma. IGD juga
dilengkapi dengan alat-alat, antara lain: Bed Site Monitor, EKG, Difibrilator, Infus
Pump, Syringe Pump, WSD, Suction Pump, Emergency Kid, X-Ray, CT Scan, Ventilator,
Infrant Warmer, Incubator,dan Mobil Marlip.
Selain itu juga di IGD terdapat 3 kamar operasi lengkap dengan peralatannya
(mesin anastesi, meja operasi, lampu operasi, Electrocauter, Suction Pump). Di IGD
RSSA dibagi menjadi 3 ruangan sesua dengan kegawatan kondisi pasien yakni ruang
Triage, Ruang Prioritas 1, Ruang Prioritas 2 dan Ruang Prioritas 3
Jumlah Dokter RSU Dr Saiful Anwar tersedia 235 dokter, dari 235 dokter di
rumah sakit ini, 195 adalah spesialis, pegawai kefarmasian 143 orang. Peralatan RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang meliputi :
a.Peralatan Gawat Darurat: Ini termasuk persediaan ambulan kota, ambulan luar
kota, serta ambulan penanganan bencana yang sangat tangguh di semua kondisi
jalan, bank darah, defibrilator dan ventilator
b.Peralatan Pencitraan Medis: Ini termasuk persediaan CT Scan, EEG, EKG, XRay, dan MRI
c.Peralatan Bedah: Ini termasuk persediaan autoclave, meja operasi and mesin
anestesi Peralatan Bidan: Ini termasuk persidaan inkubator bayi dan USG

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari observasi instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA memberikan Pelayanan
Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua pasien. Semua bagian pelayanan ini
didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi penanganan
pasien gawat darurat dan tersertifikasi dengan pelatihan BCLS, BTLS, PPGD, Triage,
ECG, dan Resusitasi Trauma. IGD juga dilengkapi dengan alat-alat, antara lain: Bed Site
Monitor, EKG, Difibrilator, Infus Pump, Syringe Pump, WSD, Suction Pump,
Emergency Kid, X-Ray, CT Scan, Ventilator, Infrant Warmer, Incubator,dan Mobil
Marlip.
B. Saran
1.

Bagi para Mahasiswa


Semoga mahasiswa memahami hasil penelitian dan manfaat dalam Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang yang sudah dilakukan dan mampu memotivasi

2.

mahasiswa agar lebih mendalami materi kegawat daruratan.


Bagi institusi
a. Pihak institusi dapat memanagemen waktu dan lokasi penelitian lebih baik sehingga
memaksimalkan waktu saat kunjungan KKL.
b. Mengharapkan pihak institusi lebih transparan terhadap pembiayaan Kuliah Kerja

3.

Lapangan (KKL).
Bagi rumah sakit

Mengaharapkan adanya kerjasama yang baik dengan pihak rumah sakit agar peneliti dapat
melakukan penelitian dengan lebih maksimal dan lebih baik lagi.

11

Lampiran

12

13

Gambar
Aerocome di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

14

Anda mungkin juga menyukai