Binder4 PDF
Binder4 PDF
id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN KHUSUS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul : Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Menggunkan Metode JSA Pekerjaan angkat Berat Dengan 1 (Satu)
Keran Angkat (Crane) di PT Gunanusa Utama Fabricators Banten
Pembimbing I
Pembimbing II
Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Teman-teman kost wisma bagus yang memberikan doa dan dukungan serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan
ini.
Semoga semua bantuan dan perhatian dari semua pihak mendapat rahmat dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu kami harapkan saran dan masukan yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kemajuan kita bersama, dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
ii
iii
ABSTAK.......................................................................................................
iv
DAFTAR ISI.................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
ix
xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xii
B. Kerangka Pemikiran.................................................................
35
36
36
B. Lokasi Penelitian......................................................................
36
commitPenelitian
to user ......................................
C. Objek dan Ruang Lingkup
37
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Sumber Data.............................................................................
37
38
F. Pelaksanaan ..............................................................................
38
40
41
41
B. Pembahasan..............................................................................
55
76
A. Simpulan ..................................................................................
76
B. Saran.........................................................................................
76
78
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
17
21
27
35
42
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
ALARP
APD
COG
HAZID
HSE
JSA
K3
POB
PTG
SLC
SMK3
SMK3L
SWL
TBM
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Category Of Lifting
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6
Lampiran 7
Psyco-social Matrix
Lampiran 8
Lampiran 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat di
segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, pertambangan,
transportasi, dan lainnya. Namun dibalik kemajuan tersebut ada harga yang
harus
dibayar
masyarakat
Indonesia,
yaitu
dampak
negatif
yang
K3
yang
berlaku. Bukan
commit to user
1
hal
yang
mudah
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
akan ditimbulkan tidak hanya korban jiwa, tapi juga materi yang tidak sedikit
baik bagi pekerja dan pengusaha, tertundanya proses produksi, hingga
kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak bagi masyarakat luas.
Adanya persaingan pasar global menuntut sebuah industri konstruksi semakin
mengembangkan usahanya dengan
meningkatkan
sistem
manajemen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
dan
Kesehatan
Kerja
Menggunakan
Metode
JSA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pelaksanaan
prosedur
pengangkatan
berat
dengan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari melaksanakan penelitian adalah:
1.
2.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1.
Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan guna mengenal, mengetahui, dan
memahami penerapan penilaian risiko pengangkatan berat menggunakan
keran angkat (crane).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
2.
3.
Bagi Perusahaan
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan masukan yang
berarti bagi perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi,
khususnya mengenai penerapan penilaian risiko pengangkatan berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempat Kerja
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 1 ayat 1, yang dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Termasuk
tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat
kerja tersebut. Oleh karena pada tiap tempat kerja terdapat sumber bahaya
maka pemerintah mengatur keselamatan kerja baik di darat, di tanah, di
permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia. Ketentuan tersebut berlaku dalam
tempat kerja, yang merupakan tempat-tempat :
a. Dibuat, dicoba, dipakai, atau dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
commit to user
menggigit atau beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
1) Sederhana/Ringan
Kegiatan pengangkatan sederhana adalah pengangkatan yang
tidak sulit, yang melibatkan pemakaian alat mengangkat dasar (sling,
shackle, derek standar atau winch, unit pembawa kargo dan lainlain). Beban akan tergantung seterusnya pada pancing derek.
Beban sudah dikenali dan titik pengangkatanya bersertifikat.
Beban akan dibawa diatas lokasi tidak terlarang dan tidak peka yang
sudah biasa dilakukan oleh tim pelaksana pengangkatan.
Pengangkatan sederhana memerlukan rencana pengangkatan
tertulis atau pernyataan metode umum.
2) Rutin
Pengangkatan ini selalu berulang-ulang dan dilaksanakan oleh
tim secara teratur. Sebagai contoh adalah: menangani pipa, plat dan
laian-lain, atau membongkar muatan sebuah truk ke gudang atau
lapangan penyimpanan, membongkar kontainer dari kapal ke
pelabuhan. Pengangkatan rutin memerlukan pernyataan metode
umum dan pengkajian resiko yang mana sudah disusun kriteria yang
jelas dan keterbatasan.
Dokumen pendukung ini harus disimpan dalam arsip. Rencana
Umum harus ditinjau dalam rapat singkat Keselamatan Kerja,
bersama
semua
personal
yang
terlibat
dalam
pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
yang
memerlukan
perpanjangan
waktu
dalam
kategori
ini
memerlukan
sebuah
spesifik
Kerja
ini
kemudian
Singkat
(TBM),
ditinjau
dalam
sebelum
Rapat
melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
come-along, spreader bar, dull lifts dan lain-lain yang dipakai di yard.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Hoist,
Crown block and Draw works equipment, Casing racking arm, Tugger
winches, dan lain-lain.
Jadwal pemeliharaan catatan inspeksi dan pengujian harus
disimpan dan rencana pemeriksaan tertulis atau program pemeliharaan
yang dapat di audit yang sesuai, harus tersedia disetiap yard.
c. Tali Baja Pengikat (Transit Slings)
Tali baja pengikat adalah tali baja yang dipakai menangani kargo
yang umum dan pekerjaan angkutan. Alat angkat seperti itu hanya
boleh dipakai untuk menangani kargo, pemindahan kapal, dan tugas
pengangkutan dan tidak boleh dipakai untuk operasi pengangkatan
umum.
Sehubungan dengan pekerjaan khusus dan kondisi lingkungan
yang mana jenis alat ini akan mengalami goncangan beban, suasana
yang menimbulkan perkaratan, alat-alat tersebut harus dihancurkan dan
diganti setelah kembali dari lepas pantai atau setelah pengiriman kargo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
adalah
keadaan
atau
situasi
yang
potensial
dapat
lingkungan
kerja,
atau
kombinasi
seluruhnya
(Pusat
kimia,
listrik,
mekanika,
termal,
tekanan,
radiasi,
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
c. Bahaya Biologis
Bahaya biologis tersebar di lingkungan kerja yang bersumber dari
unsur biologis seperti flora dan fauna berasal dari aktivitas kerja.
d. Bahaya Kimia
Bahaya kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan
sifat dan kandungannya. Bahay yang dapat ditimbulkan oleh bahanbahan kimia antara lain : keracunan, iritasi, kebakaran, polusi dan
pencemaran lingkungan (Ramli, 2010).
e. Bahaya Listrik
Bahaya listrik berasal dari energi listrik.
5. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat
berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi
atau juga berasak dari luar proses kerja. Identifikasi potensi bahaya di
tempat kerja yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
antara lain disebabkan oleh berbagai faktor :
a. Kegagalan komponen, antara lain berasal dari :
1) Rancangan komponen pabrik termasuk peralatan/mesin dan tugastugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.
2) Kegagalan yang bersifat mekanis.
3) Kegagalan sistem pengendalian.
4) Kegagalan sistem pengaman yang disediakan.
5) Kegagalan opersional peralatan kerja yang digunakan, dan lain-lain,.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Lack of
Control
Basic
Casual
Immadiete
Causes
Inciden
commit to user
Loss
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
penyebab dasar
dari kejadian
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
e. Kerugian (Loss)
Apabila
keseluruhan
urutan
di
atas
terjadi,
maka
akan
Biaya langsung
$1
Perawatan dokter
Biaya kompensasi atau ganti rugi
Biaya tidak langsung (biaya yang tidak
terasumsi)
$ 5 to $ 50
Kerusakan bangunan
Kerusakan perawatan
Kerusakan hasil produksi
Gangguan dan keterlambatan
produksi
Biaya untuk pemenuhan aturan
Biaya peralatan untuk keadaan
darurat
Biaya sewa peralatan
Waktu untuk penyelidikan
Biaya lain (biaya tidak langsung)
$ 1 to $ 3
Gaji selama tidak bekerja
Gambar 2. Teori Gunung Es
Biaya penggantian/pelatihan
Overtime
(Sumber : Frank Elbert dalam
Waktu untuk investigasi
Suardi, 2005)
Penurunan hasil kerja yang
commit to user
celaka
sewaktu
bekerja,
menurunya bisnis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
7. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu proses atau perencanaan identifikasi,
penilaian, dan prioritas risiko diikuti dengan koordinasi dan aplikasi
ekonomis sumber daya yang ada untuk mengurangi, memonitor, dan
mengendalikan probabilitas dan atau dampak dari severitas atau untuk
memaksimalkan realisasi peluang (ISO / IEC Guide 73:2009).
Bahaya adalah situasi fisik yang berpotensi menimbulkan manusia
cidera, kerusakan lingkungan, kerugian terhadap harta benda atau gedung,
atau gabungan dari sumber atau situasi dengan potensi yang merugikan
dalam hal manusia cidera atau gangguan kesehatan,
kerusakan harta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
a. Penentuan Konteks
Langkah
awal
mengembangkan
manajemen
risiko
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
c. Analisa Risiko
Analisa risiko adalah untuk menetukan besarnya suatu risiko yang
dicerminkan
dari
kemungkinan
(likehood)
dan
keparahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Jenis
Risk Matrik
Keterangan
Biaya rendah
Kemungkinan
dan
keparahan
ditunjukan dengan bentuk kata
(misalnya kecil-sedang-besar)
Nilai risiko tidak menunjukan nilai
numerik
Bersifat subjektif sehingga peluang
ketidak pastian tinggi
Sesuai untuk fasilitas yang sederhana
Mudah diaplikasikan
Waktu yang diperlukan relatif cepat
Dapat mencakup isu intangible seperti
citra atau aspek sosial.
Semi
kuantitatif
Risk matrik
Risk
monogram
Risk graph
Analisis
lapis
proteksi
(LOPA)
Kuantitatif
Falt tree
Event tree
Quantitative
risk
assessment
(QRA)
Analisa
lapis
proteksi
(LOPA)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Risiko
Tinggi
Batas aman
Risiko
Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
orang-orang
tersebut
berada
dalam
resiko
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
5) Lingkungan kerja
a) Adakah ancaman yang merugikan dari kondisi suhu di sekitar
tempat pelaksanaan pekerjaan?
b) Adakah kemungkinan dilakukan housekeeping yang baik selama
pekerjaan berlangsung?
c) Adakah kemungkinan munculnya interaksi yang merugikan
dengan pekerjaan lain?
d) Apakah hanya ada kemungkinan kecil bagi orang-orang yang
terlibat untuk membebaskan diri dari bahaya yang timbul?
e) Apakah kondisi yang tidak normal yang terjadi saat pekerjaan
berlangsung?
e. Pengendalian Risiko
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya
penegendalian risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/kerugian.
Bentuk Pendekatan yang paling sering dipakai dan yang dianjurkan
dalam perundangan dalam pengendalian kecelakaan adalah dengan
menggunakan hirarki pengendalian, yaitu menurut OHSAS 18001
memberikan pedoman pengendalian risiko yang lebih spesifik untuk
bahaya K3 dengan pendekatan sebagai berikut :
1) Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah menghilangkan sumbernya, jika
sumber bahaya dihilangkan maka risiko yang akan timbul dapat
dihindarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
2) Substitusi
Subtitusi adalah teknis pengendalian bahaya dengan mengganti
alat, bahan, sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih
aman atau lebih rendah bahayanya.
3) Pengendalian Teknis
Pengendalian teknis adalah pengendalian risiko dilakukan
melalui perbaikan pada desain, penambahan peralatan dan
pemasangan peralatan pengaman.
4) Administrasi
Pengendalian
administratif
dengan
mengurangi
atau
dipenuhi
maka
melakukan
upaya
tingkat
pengendalian
pengendalian risiko
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
juga
dapat
dilakukan
upaya-upaya
gabungan
dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja
Sumber Bahaya
Manajemen Risiko
1. Identifikasi Bahaya
2. Analisa Risiko
3. Evaluasi Risiko
4. Pengendalian Risiko
5. Komunikasi dan Konsultasi
6. Monitor dan Review
Pekerjaan Aman
Benefit
Loss
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif,
yaitu memberikan gambaran secara jelas yang terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga
hanya merupakan penyikapan suatu fakta dan data yang diperoleh digunakan
sebagai bahan penulisan laporan.
Dalam laporan ini, penulis memaparkan hasil peninjauan, pengamatan
dan penilaian terhadap sistem manajemen risiko pengangkatan berat di PT.
Gunanusa Utama Fabricators Banten.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan kerja praktek
atau magang di PT. Gunanusa Utama Fabricators yang beralamatkan di Jalan
Raya Suralaya Desa Margasari Kecamatan Pulo-Ampel Kabupaten SerangBanten, telp: (0254) 5750088-5750306. Lokasi berbatasan langsung dengan laut.
Letak administratif lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
Desa
Margasari
Kecamatan
Pulo Ampel
Kabupaten
Serang
Propinsi
Banten
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
D. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai
berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari melakukan observasi ke tempat kerja/
lapangan, wawancara dengan tenaga kerja serta diskusi dengan pihakpihak yang berkaitan dengan penilitian.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan serta literatur lain
sebagai sumber data dan Perpustakaan D III Hiperkes dan Keselamatan
commit to user
Kerja Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
F. Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum magang adalah mengajukan
proposal permohonan magang di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di PT. Gunanusa Utama Fabricators Banten, di samping itu persiapan yang
dilakukan adalah mempelajari kepustakaan yang berhubungan dengan
manjemen risiko.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 15 Maret 2011 sampai
dengan tanggal 3 April 2011, adapun kegiatan selama melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Melakukan diskusi dan pembahasan antara Safety Inspector Lifting
Gear dengan bekerja sama Yard facility dan operator crane untuk
mengetahui prosedur yang digunakan dalam kegiatan mengangkat atau
memindahakan barang .
b. Mengikuti inspeksi crane untuk mengetahui secara detail bagian-bagian
crane.
c. Melakukan review tentang Job Safety Analysis (JSA) atau HIRA yang
telah ada dengan melihat langsung di beberapa proses pengangkatan.
d. Melakukan observasi dan wawancara kepada para operator crane untuk
mengetahui kondisi dan karakteristik bahaya pada saat melakukan
pekerjaan yang berpotensi besar terhadap timbulnya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
e. Mengumpulkan data-data sekunder dari Departemen SHE berkaitan
dengan program pelaksanaan manajemen risiko pengangkatan berat.
3. Tahap Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari perusahaan dikumpulkan, dianalisa,
dibahas dan disusun sehingga dapat digunakan sebagai bahan penulisan
laporan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
G. Analisis Data
Hasil dari penilaian risiko pengangkatan berat akan dianalisa dan
dievaluasi menggunakan metode analisis risiko semi kuantitatif, yaitu
mendeskripsikan pekerjaan yang mempunyai risiko bahaya terhadap
keselamatan kerja, mengidentifikasi bahaya dengan teknik identifikasi
bahaya, penilaian resiko dan menetukan kontrol, analisis ini berdasarkan hasil
analisis konsekuensi dan analisis probabilitas.
Dari analisis tersebut akan diketahui tingkatan risiko dari masing-masing
pekerjaan. Penilaian risiko menggunakan acuan dari Hazid Risk Assessment
and JSA Prosedure UPD-GF-G1-SH-PR-9016 yang memuat Permenaker 05
tahun 1996 dan OSHAS 18001:2007.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tahapan Implementasi Aktifitas Pengangkatan Berat
Pada proses pengangkatan berat diawali dengan pembuatan prosedur
kerja aman yang meliputi :
a. Kalkulasi
1) Analisa beban material yang akan di angkat.
2) Tentukan titik berat atau central of gravity (COG) beban yang akan
diangkat dengan formula Statik Moment (dengan software
SAP2000).
3) menentukan titik angkat dan merencanakan akan menggunakan
berapa crane sesuai dengan capasitas alat angkat yang ada.
4) Menentukan peralatan angkat (lifting gear) yang sesuai dengan
beban yang muncul pada titik angkat.
b. Langkah demi langkah
Adalah langkah-langkah atau gambaran tentang lay out dan
pergerakan posisi crane mulai dari awal sampai dengan berakhirnya
aktifitas pengangkatan berat tersebut.
c. Cerita (Naration)
Adalah menceritakan tentang latar belakang, aktifitas, beban, serta
urutan proses yang harus dilakukan pada saat implementasi dalam
bentuk tulisan.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
menuliskan
bebagai
aktifitas
yang
berpotensi
pengangkatan
berat
dan
melakukan
pengecekan
Persiapan (Preparation)
Pelaksanaan/eksekusi
Pra-pelaksanaan/pra-eksekusi
Pelaksanaan/Eksekusi
Selesai Pengangkatan
Gambar 5. Proses pengangkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
a. Persiapan
1) Persiapan jalur crane dengan cara melakukan pemadatan tanah,
pemasangan pelat (plate) jika diperlukan, dan menandai jalur atau
lintasan crane (termasuk didalamnya menandai posisi awal dan
posisi akhir crane).
2) Persiapan crane dengan cara mengecek kondisi crane yang akan
digunakan dan melakukan pemotongan boom jika diperlukan
berdasarkan prosedur pengangkatan berat yang dibuat.
3) Persiapan modul atau material dengan cara memasang padeyes atau
turnion, memasang perkuatan sesuai dengan analisa struktural yang
dibuat structural engineer, dan memasang tali di empat titik sudut
untuk mengukur ketinggian dan keseibangan modul jika modul
berbentuk deck.
b. Pelakasanaan/Eksekusi
1) Pra-Eksekusi (Pra-Pelaksanaan)
a) Mendistribusikan arm band untuk mengidentifikasi pekerja yang
merupakan team pengangkatan berat.
b) Melakukan medical check up khususnya untuk operator crane.
c) Memasang barikade line berdasarkan radius potensi bahaya yang
mungkin terjadi.
d) Pre-Job Meeting yang bertujuan untuk mensosilisasikan tentang
JSA, mensosialisasikan tentang tahapan-tahapan pelaksanaan
pengangkatan berat, dan berdoa bersama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
a. Tahap persiapan
1) Persiapan trek atau jalur crane
a) Crane terguling atau tanah amblas
b) Crane mengenai kable listrik atau tiang lampu
c) Personil tertabrak crane, walls, atau escafator.
d) Personil terjepit plat (plate)
2) Persiapan crane
a) Personil terpeleset saat melakukan inspeksi crane.
b) Personil tertabrak crane.
c) Personil terbentur bagian crane.
d) Peralatan angkat putus atau rusak.
e) Operator crane disengat serangga (lebah, semut), karena kondisi
kabin yang tidak bersih.
f) Crane rusak atau mati.
3) Persiapan modul
a) Personil terjepit peralatan angkat (sling, shackle).
b) Personil kejatuhan peralatan angkat (sling, shackle).
c) Beban mengalami perubahan bentuk
d) Keadaan cuaca (angin kencang)
b. Tahapan pengangkatan
1) Pra-pelaksanaan pengangkatan
a) Personil tidak fit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
kondisi
aksesoris
mengangkat,
pengalaman,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Sambungan
Keparahan - (S) (1 S 5)
c. Absen dalam bekerja dalam jangka waktu pendek untuk
memulihkan
d. Gangguan internal kecil sosial-politik, pelaporan ke
pengawasan yang berwenang
e. Kerugian keuangan > US$ 2,500< $ 10,000
f. Pencemaran lingkungan kecil, dampak sedikit atau diabaikan,
perbaikan diabaikan
3. a. cidera mengancam jiwa / efek kesehatan memerlukan
perawatan dirumah sakit, kerusakan tidak dapat diubah masih
tetap hidup, waktu absen lama bagian dari pemulihan.
b. Gangguan internal yang dapat meminta bantuan dari luar
untuk mengelola,melakukan diskusi kelompok, merugikan
keungan lokal atau humas
c. Penutupan pelayanan servis yang tidak perlu dan gangguan
suplai keperluan.
d. Kerugian keuangan > $ 10,000 < $ 50,000
e. Pencemaran dengan beberapapengaruh dilapangan dan
memerlukan pekerjaan pemulihan, mungkin memerlukan
bantuan dari luar untuk wajib mengisi, beberapa media lokal
tertarik.
f. Penipisan sumber alami.
4. a. Cidera utama efek kesehatan yang utama bagi kehidupan
beberapa orang, pemulihan jangka panjang dengan lengkap.
b. kematian
c. Gangguan internal yang serius dapat mempengaruhi bisnis
yang sedang berlangsung dan mensyaratkan pihak ketiga yang
membantu untuk mengelola. Bunga yang tinggi, merugikan
pemegang saham dan reaksi komisi, mungkin juga tuntutan
hukum.
d. Kerugian keuangan > $ 50,000 < $ 250,000
e. Pencemaran yang signifikan dengan dampak sampai luar
kantor dan butuh pekerjaan pemulihan. Diliput media lokal
dan mungkin regional.
f. Berhubungan dengan polusi dan melingkupi area
5. a. Cacat jasmani total atau beberapa kejadian berujung ke
kematian.
b. Penutupan terhadap perusahaan
c. Kerugian keuangan > $ 250,000 < $ 2,000,000
d. Polusi dalam keadaan besar yang mengganggu masyarakat
umum.
commit to user
(Sumber UPD-GF-G1-SH-PR-9016
PT. Gunanusa Utama Fabricators )
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Severity
Probability
1
10
12
15
12
16
20
10
15
20
25
Sedang (Medium)
Tinggi (High)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
2) Jika kondisi tidak aman muncul, apakah pasti bahwa efeknya akan
terjadi (misalnya tinggi = hampir setiap kali; menengah = sekali
dalam 10 sampai 100 kali; rendah = sekali dalam 100 kali atau
lebih)?
3) Apakah karakterisasi dari tugas, orang yang melakukan atau
peralatan yang digunakan memungkinkan terjadi efek? (Misalnya
tinggi = tugas melibatkan personel yang melakukannya untuk
pertama kali; rendah = tugas melibatkan pesonnel yang telah
melakukan tugas sebelumnya)
Dari nilai perkalian antara peluang x keparahan maka didapatkan
tingkat risiko, berikut merupakan hasil analisa resiko bedasarkan
identifikasi bahya :
Tabel 5. Resiko Awal
No
1.
Jenis Pekerjaan
Faktor dan Potensi Bahaya
Persiapan
a. Persiapan trek 1) Keran
angkat
(crane)
atau
jalur
terguling atau tanah amblas
crane
2) Keran
angkat
(crane)
mengenai kable listrik atau
tiang lampu
3) Personil tertabrak crane,
walls, atau escafator
4) Personil terjepit plat (plate)
b. Persiapan
crane
1) Personil
terpeleset
saat
melakukan inspeksi crane.
2) Personil tertabrak crane
3) Personil terbentur bagian
crane
4) Peralatan angkat putus atau
rusak
5) Operator crane disengat
serangga (lebah, semut),
commit
user kabin yang
karenatokondisi
HE
M H
M M
M H
M M
M M
H
M
L M
M M
M H
Bersambung...
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Sambungan
No
Jenis Pekerjaan
HE
M H
M H
M H
Pengangkatan
1) Personil tidak fit.
a. Pra-eksekusi 2) Kurangnya personil proses
pengangkatan
pengangkatan.
3) Personil tidak mempunyai
sertifikat.
4) Personil tidak mengikuti pretoolbox meeting.
M
M
M M
M M
M H
M M
b. Eksekusi
1) Beban jatuh mengenai
pengangkatan
pekerja
2) Beban jatuh mengenai
peralatan kerja atau material
3) Beban yang diangkat
mengenai personil yang
bekerja
4) Sling terpuntir kemudian
putus
5) Crane roboh
6) Boom crane menyangkut di
platform atau scaffolding
7) Crane bergerak tidak
terkendali
8) Personil kurang konsentrasi
M H
M H
M H
M H
H
M
M M
M M
M M
M M
c. Persiapan
modul
2.
3.
Setelah
pengangkatan
1)Personil terjatuh
H
M H
2)Tejepit peralatan angkat
M M M
(sling, shackle)
Ket. : HE = Kategori Bahaya (H=Tinggi M=Sedang L = Rendah)
P = Peluang Bahaya (H= Tinggi M= Sedang L = Rendah)
R = Kategori Risiko (H= Tinggi M= Sedang L = Rendah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
B. Pembahasan
1. Identifikasi Bahaya
Dari proses Hazard Identification (HAZID) pembuatan JSA ini muncul
bahaya-bahya yang mungkin atau bisa terjadi pada saat
operasi
saat melakukan
potensi
timbulnya
bahaya.
Kemungkinan
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
dimana terdapat aliran listrik, maka bisa saja terjadi aliran listrik
ke crane.
Upaya pencegahan yang dilakukan guna meniadakan potensi
bahaya ini antara lain dengan memindahkan tiang listrik yang
berada dalam radius pergerakan crane, petugas pemberi signal
kepada operator crane (signal crane) selalu menjaga komunikasi,
dan pergerakan crane dilakukan dengan hati-hati.
c) Personil tertabrak forklip, walls, atau escafator.
Pada saat persiapan banyak orang yang melakukan aktivitas
guna menunjang pekerjaan pengangkatan. Namun tidak semua
pekerja yang terlibat dalam pekerjaan, sehingga pada saat walls
maupun escafator melakukan pemadatan atau perataan tanah
memungkinkan pekerja yang berada dibagian belakang alat berat
dan tidak melihatnya bisa saja tertabrak.
Usaha yang bisa dilakukan guna menghilangkan potensi
terjadinya bahaya tertabrak yaitu dengan memberikan baricade di
sekitar area pekerjaan, serta menjaga jumlah pekerja yang terlibat
di area tersebut.
d) Personil terjepit plat (plate)
Bahaya terjepit plat ini kemungkinan bisa terjadi pada saat
memberikan landasan pada jalur crane, plat yang lebar biasanya
diangkat menggunakan forklip dan pada saat menata plat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
crane yang sudah tua, ruang kabin tidak sebersih dan serapi
dibandingan dengan crane yang baru.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan cara
membersihkan ruang kabin setiap akan digunakan, memberikan
pintu atau penutup pada ruang kabin, dan tidak membuang
sampang didalam kabin.
f) Crane rusak atau mati.
Crane yang digunakan untuk pekerjaan pengangkatan
menggunakan tenaga diesel, kemungkinan crane mati atau rusak
selalu ada. Kemungkinan yang menyebabkan crane mati saat
digunakan antara lain, solar habis, oli pelumas bocor, oli radiator
bocor, terjadi panas yang berlebih.
Pencegahan yang sudah dilakukan dalam upaya meniadakan
matinya mesin crane antara lain, mengecek keadaan mesin secara
yang dilakukan oleh mekanik, selalu mengontrol keadaan bahan
bakar dan oli. Melakukan perawatan dan servis yang teratur.
Sedangkan
kemungkinan
yang
mendorong
terjadinya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
hanya
bisa
dilakukan
dengan
memantau
sangat mempengaruhi
commit to user
proses
pengangkatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
(2) Menggunakan alat angkat yang sesuai dengan bentuk dan berat
modul.
(3) Menentukan COG agar modul tidak berputar.
(4) Menaikan beban dengan pelan-pelan.
(5) Area pengangkatan diberi barricade agar tidak ada orang yang
berkepentingan lalu lalang di area pengangkatan.
b) Beban jatuh mengenai peralatan kerja atau material
Kemungkinan beban jatuh dan mengenai pekerja antara lain :
(1) Pemasangan alat angkat yang tidak pas.
(2) Berat modul melebihi SWL alat angkat.
(3) Modul miring atau berputar karena pada saat pemasangan alat
angkat tidak pada titik berat beban.
(4) Menaikkan modul dengan cepat sehingga terjadi hentakan.
(5) Terdapat material di bawah area pengangkatan.
(6) Alat angkat yang digunakan tidak bersertifikat dan tidak
teradapat kode warna.
(7) Terjadi perpanjangan alat angkat.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
(1) Menggunakan alat angkat yang terdapat kode warna dan
sertifikatnya.
(2) Menggunakan alat angkat yang sesuai dengan bentuk dan berat
modul.
(3) Menentukan COG agar modul tidak berputar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
material
yang
berada
di
sekitar
area
pengangkatan.
c) Sling terpuntir kemudian putus
Kemungkinan yang menyebabkan sling terputir karena beban
saat diangkat tidak pada posisi pusat titik beban, sehingga
menyebabkan hooke melakukan putaran yang menyebabkan sling
ikut berputar.
Pencegahan yang bisa dilakukan dengan menetukan pusat
titik beban, sehingga pada saat beban diangkat akan seimbang.
d) Crane roboh
Kemungkinan crane mengalami roboh antara lain, keadaan
tanah yang labil, posisi crane miring, dan angin kencang.
Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan menempatkan
posisi crane yang aman dan pada tanah atau plat yang sudah
memenuhi standar, serta tidak melakukan pengangkatan jika
angin melebihi 20 knots.
e) Boom crane menyangkut di scaffolding
Kemungkinan boom crane membentur atau menyangkut pada
scaffolding karena operator crane yang tidak bisa secara jelas
melihat ujung boom pada saat menaikan modul.
Pencegahan yang bisa dilakukan ialah dengan menjaga
komunikasi antara signal man dan operator crane menggunaka n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
radio pada saat ujung boom sudah tidak bisa dilihat secara
langsung oleh operator crane.
f) Crane bergerak tidak terkendali
Kemungkinan penyebab crane bergerak tidak terkendali
antara lain, boom crane boom crane yang terlalu panjang,
besarnya kemiringan boom crane yang berpengaruh pada
kekuatan angkat crane, serta angin yang kencang melebihi 20
knots.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan ialah mengatur
panjang boom sesuai dengan rencana yang telah disetujui,
operator crane memastikan kemiringan boom crane sesuai dengan
load indicator, serta selalu memantau kecepatan angin pada
monitor yang ada di dalam crane.
c. Tahapan selesai pengangkatan
1) Personil terjatuh dari ketinggian
Kemungkinan personil terjatuh pada saat pelepasan alat-alat
angkat pada modul yang sudah diletakkan pada posisi sesuai
dengan rencana antara lain, landasan kerja yang terbatas, tidak
terdapat pegangan, personil yang tidak menggunakan full body
harnes, personil terlalu banyak.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan ialah dengan
memakai full body harnes pada saat melepas alat-alat angkat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
ditemukan terdapat kata tinggi (high), maka pekerjaan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sampai benar-benar diubah menjadi rendah (Low). Demikian
juga jika masih terdapat kata sedang (Medium), maka harus dilakukan
pengkajian ulang oleh Manager Site untuk menentukan diterapkannya risk
control measures tambahan yang dapat diterapkan sehingga didapatkan
hasil akhir menjadi rendah (Low). Selanjutnya form pengukuran resiko
yang telah dilengkapi tersebut disertakan ke dalam ijin kerja dan
digunakan sebagai basis informasi pada tahap sebelum diskusi pelaksanaan
pekerjaan. Alur ijin kerja bisa dilihat pada lampiran 3.
Proses pengendalian resiko terhadap bahaya yang ada harus
mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, subtitusi,
pengendalian teknis, administrasi, dan terkhir penyediaan alat pelindung
diri yang harus digunakan oleh pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan pengangkatan. Berikut merupakan perwujudan pengendalian
risiko :
a. Eliminasi
Tahapan ini tidak bisa diterapkan pada pekerjaan pengangkatan
berat, karena pengangkatan harus dilakukan.
b. Substitusi
Pekerjaan pengangkatan berat tidak bisa digantikan dengan
pekrjaan yang lain, sehingga tahapan ini tidak bisa diterapkan pada
pekerjaan berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
c. Pengendalaian Teknis
Tahapan pengendalaian teknis pada pekerjaan pengangkatan berat
diawali dengan pembuatan prosedur kerja aman pengangkatan berat.
Pada prosedur kerja aman dijelaskan hal-hal yang bisa mengurangi
risiko yang timbul akibat bahaya, antar lain :
1) Membuat gambar (layout) proses pengangkatan.
2) Memilih crane yang kapasitas angkatnya sesuai berat beban.
3) Penempatan crane di tanah yang rata.
4) Memastikan bahwa kekerasan tanah untuk landasan crane memenuhi
standar, jika tidak di beri landasan seperti plat besi.
5) Memindahakan material yang berada di area radius kran (crane).
6) Memindahkan material yang mengganggu akses pada saat kran
(crane) berjalan.
7) Berat beban atau material tidak melebihi safety working load (SWL).
8) Cek dan lakukan pengendalian crane, seperti panjang Boom, jarak
crane, yang sesuai dengan rencana pengangkatan yang telah
disetujui.
9) Kontrol pergerakan crane saat pengangkatan.
10) Memasang Baricade agar hanya orang yang berkepentingan saja
yang berada di area pengangkatan.
11) Memberi tanda untuk sebagai lintasan crane.
12) Kondisi kabin operator crane dalam keadaan bersih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
peralatan
pengangkatan
(lifting
gear)
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Jenis Pekerjaan
Persiapan
a. Persiapan trek 5) Keran
angkat
(crane)
atau
jalur
terguling atau tanah amblas
crane
6) Keran
angkat
(crane)
mengenai kable listrik atau
tiang lampu
7) Personil tertabrak crane,
walls, atau escafator
8) Personil terjepit plat (plate)
b.Persiapan
crane
HE
L
L
L
L
L
L
Bersambung...
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Sambungan
No
2.
Jenis Pekerjaan
c. Persiapan
modul
Pengangkatan
a. Pra-eksekusi
pengangkatan
b.Eksekusi
pengangkatan
3.
HE
L
P
L
R
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
Setelah
pengangkatan
1) Personil terjatuh
L
L L
2) Tejepit peralatan angkat
L
L L
(sling, shackle)
Ket. : HE = Kategori Bahaya (H=Tinggi M=Sedang L = Rendah)
P = Peluang Bahaya (H= Tinggi M= Sedang L = Rendah)
R = Kategori Risiko (H= Tinggi M= Sedang L = Rendah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
7. Komunikasi
Setelah proses pengendalian risiko selesai dengan hasil risiko akhir
berupa Low dan dirasa dapat diterima, dan prosedur kerja operasi
pengangkatan disepakati peserta HAZID dan disetujui oleh pihak client
langkah selanjutnya yaitu menyampaikan dan mensosialisasikan tentang
isi prosedur kerja operasi pengangkatan tersebut ke semua personil yang
berhubungan dengan proses pengangkatan. Proses distribusi prosedur
operasi pengangkatan dimulai dari document control. Document control
bertanggung jawab terhadap sosialisasi prosedur. Untuk memastikan
prosedur kerja yang aman sudah diketahui oleh personil yang akan
melakukan pengangkatan, petugas safety akan melakukan pemeriksaan
dengan cara melakukan pre-toolbox meeting sebelum dilakukan pekerjaan.
Pekerjaan belum bisa dilakukan sebelum ada ijin kerja ijin kerja yang
sudah ditanda tangani oleh pihak yang berkaitan (client).
Dalam ijin kerja harus dilampirkan juga JSA yang sudah dilakukan
pengendalian risiko. sehingga diharapkan semua personil mengerti dan
memahami tentang bahaya pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
nantinya bekerja sesuai dengan prosedur.
8. Pemantauan dan Tinjauan Ulang
Setelah sebuah prosedur kerja aman yang sudah di setujui oleh client
maka prosedur tersebut akan dimpan oleh departemen safety yang nantinya
akan dilakukan pemantauan dan tinjauan berkala. Di dalam suatu prosedur
terdapat sebuah JSA disusun pada membuat suatu prosedur. JSA ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perusahaan sudah memiliki prosedur tentang Lifting and Rigging
Operation
Procedure
berisikan
tentang
pengertian
pengangkatan,
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka
berikut :
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
commit to user