A.
Pengkajian
1. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya di dapatkan adanya keluhan suara agak serak, kemampuan
menelan menurn dan terasa sakit waktu menelan atau nyeri dan rasa terbakar
dalam tenggorokan. Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa berdengung
kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran, terjadi pendarahan
dihidung yang terjadi berulang kali, berjumlah sedikit ataupun banyak dan
bercampur dengan ingus, sehingga berwarna kemerahan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat di
RS. Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses perjalanan
penyakit samapi timbulnya keluhan, faktor apa saja memperberat dan
meringankan keluhan dan bagaimana cara klien menggambarkan apa yang
dirasakan, daerah terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk PQRST.
Penderita kanker nasofaring ini menunjukkan tanda dan gejala telinga kiri
terasa buntu hingga peradangan dan nyeri, timbul benjolan di daerah samping
leher di bawah daun telinga, gangguan pendengaran, perdarahan hidung, dan
bisa juga menimbulkan komplikasi apabila terjadi dalam tahap yang lebih
lanjut
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penyakit keturunan dan kebiasaan atau gaya hidup.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kanker
nasofaring maka akan meningkatkan resiko seseorang untuk terjangkit kanker
nasofaring pula.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pengelihatan
Pada penderita karsinoma nasofaring terdapat posisi bola mata klien simetris,
kelompak mata klien normal, pergerakan bola mata klien normal namun
konjungtiva klien anemis, kornea normal, sclera anikterik, pupil mata klien
isokor, otot mata klien tidak ada kelainan, namun fungsi penglihatan kabur, tandatanda radang tidak ada, reaksi terhadap cahaya baik (+/+). Hal ini terjadi karena
pada karsinoma nasofaring, hanya bagian tertentu yang mengalami beberapa
gejala yang tidak normal seperti konjungtiva klien yang anemis disebabkan klien
memiliki kekurangan nutrisi dan fungsi penglihatan kabur.
b. Sistem Pendengaran
Pada penderita karsinoma nasofaring, daun telinga kiri dan kanan pasien
normal dan simetris, terdapat cairan pada rongga telinga, ada nyeri tekan pada
telinga. Hal ini terjadi akibat adanya nyeri saat menelan makanan oleh pasien
dengan tumor nasofaring sehingga terdengar suara berdengung pada telinga.
c. Sistem Pernafasan
Jalan nafas bersih tidak ada sumbatan, klien tampak sesak, tidak
menggunakan otot bantu nafas dengan frekuensi pernafasan 26 x/ menit, irama
nafas klien teratur, jenis pernafasan spontan, nafas dalam, klien mengalami batuk
produktif dengan sputum kental berwarna kuning, tidak terdapat darah, palpasi
dada klien simetris, perkusi dada bunyi sonor, suara nafas klien ronkhi, namun
tidak mengalami nyeri dada dan menggunakan alat bantu nafas. Pada sistem ini
akan sangat terganggu karena akan mempengaruhi pernafasan, jika dalam jalan
nafas terdapat sputum maka pasien akan kesulitan dalam bernafas yang bisa
mengakibatkan pasien mengalami sesak nafas. Gangguan lain muncul seperti
ronkhi karena suara nafas ini menandakan adanya gangguan pada saat ekspirasi.
d. Sistem Kardiovaskular
Pada sirkulasi perifer kecepatan nadi perifer klien 82 x/menit dengan irama
teratur, tidak mengalami distensi vena jugularis, temperature kulit hangat suhu
tubuh klien 360C, warna kulit tidak pucat, pengisian kapiler 2 detik, dan tidak ada
9
10
i. Sistem Integumen
Turgor kulit klien elastic, temperature kulit klien hangat, warna kulit pucat,
keadaan kulit baik, tidak ada luka, kelainan kulit tidak ada, kondisi kulit daerah
pemasangan infuse baik, tekstur kulit baik, kebersihan rambut bersih. Warna
pucat yang terlihat pada pasien menunjukkan adanya sumbatan yang ada di dalam
tenggorokan sehingga pasien terlihat pucat.
j. Sistem Musculoskeletal
Saat ini klien tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada sakit pada
tulang, sendi dan kulit serta tidak ada fraktur. Tidak ada kelainan pada bentuk
tulang sendi dan tidak ada kelainan struktur tulang belakang, dan keadaan otot
baik. Pada tumor ini tidak menyerang otot rangka sehingga tidak ada kelainan
yang mengganggu sistem musculoskeletal.
3. Pola Aktifitas Sehari-hari
a. Pola Persepsi Kesehatan Manajemen Kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang
dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien. Biasanya klien yang datang ke
rumah sakit sudah mengalami gejala pada stadium lanjut, klien biasanya kurang
mengetahui penyebab terjadinya serta penanganannya dengan cepat.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Kaji kebiasaan diit buruk (rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan, perubahan berat badan,
perubahan kelembaban/turgor kulit. Biasanya klien akan mengalami penurunan
berat badan akibat inflamasi penyakit dan proses pengobatan kanker.
c. Pola Eliminasi
Kaji bagaimana pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi
urin, perubahan bising usus, distensi abdomen. Biasanya klien tidak mengalami
gangguan eliminasi.
11
13
D. Implementasi
1. Definisi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan
tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktorfaktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan,
antara lain:
1). Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2). Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap
penyakit dan intervensi.
3). Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4) . Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
upaya peningkatan kesehatan.
5). Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan
kepada klien
2. Tipe Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
a. Cognitive implementations
15
keperawatan.
Dalam
pelaksanaannya
terdapat
tiga
jenis
serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi
perhatian perawat.
3). Dependent implementations,
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain,
seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam
hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian
fisioterapi.
intervensi.
Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
b. Prinsip Implementasi
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
(Kozier et al, 1995) adalah sebagai berikut:
keperawatan.
Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
hasil
penelitian
keperawatan,
17
standar
c. Metode Implementasi
berpakaian,
mandi,menyikat
gigi,dan
berhias.Kondisi
yang
AKS,Sementara
terus
beralih
melewati
periode
Konseling
Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani
stres
dan
yang
memudahkan
hubungan
interpersonal
diantara
Penyuluhan
Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang
perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang
ststus kesehatannya.
E. Evaluasi
18
1. Definisi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain.
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam
satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Penilaian keperawatan merupakan kegiatan melaksanakan rencana tindakan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil.
Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai, dengan rincian :
Berhasil
dalam tujuan.
Belum tercapai
: perilaku klien sesuai dengan tujuan dan KH sesuai dengan waktu yang
2. Jenis Evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir).
Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi Berjalan (Sumatif)
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC : Jakarta.
Prasetyo B. 2001. Ilmu Penyakit THT. EGC : Jakarta.
http://clarisaruthreginakaban.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-ca-nasofaring.html
diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 16.30 WITA.
http://dewinrhasanah.blogspot.co.id/2013/10/implementasi-dan-evaluasi-keperawatan.html
diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 16.45 WITA.
https://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/11/04/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan-ca-nasofaring/ diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 16.50 WITA.
http://bangeud.blogspot.co.id/2011/11/asuhan-keperawatan-ca-nasofaring.html diakses pada
tanggal 22 November 2016 pukul 17.00 WITA.
21