Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup.
Peningkatan kualitas hidup ini perlu dimulai sejak dini yaitu sejak berada
dalam kandungan. Oleh karena itu kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi
potensi dari penerus keturunan di kemudian hari (Manuaba, 1998).
Menurut Leimena 1993 kematian ibu adalah kematian seorang wanita
yang sedang hamil dan dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya
tanpa memandang lama dan lokasi kehamilannya.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu faktor paling sensitif yang menggambarkan kesehatan
ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan
adanyakematian ibu yang sangat bervariasi antara 5 sampai 100.000 per
kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25 sampai 750
per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi
225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49.8 per
1000 kelahiran hidup.
Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk
memastikan keadaan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui
secara dini apabila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan
tujuan agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi dengan sehat.
Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus
dikuasai oleh setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas
pelayanan

dapat

terjamin.

Apabila

pada

ibu

hamil

dengan

primigravida/multigravida umumnya banyak masalah yang berhubungan


dengan

kehamilannya

kehamilannya.

Oleh

karena
karena

kurangnya
itu

pengetahuan

penting

bagi

ibu

tentang

ibu

hamil

primigravida / multigravida untuk melakukan kemungkinan faktor risiko tinggi


bias ditemukan.

B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kehamilan kembar (Gemelli)?
2.
Apa penyebab terjadinya kehamilan kembar (Gemelli)?
3.
Jelaskan jenisjenis kehamilan kembar (Gemelli)?
4.
Bagaimana penanganan pada kehamilan kembar (Gemelli)?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan sedikit pandangan mengenai kehamilan kembar dan
bagaimana cara menanganinya baik dalam kehamilan maupun proses
persalinan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan:
a. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kehamilan
patologis.
b. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menetukan prioritas masalah
pada klien dengan kehamilan patologis.
c. Menyusun rencana kebidanan.
d. Melaksanakan tindakan kebidanan.
e. Evaluasi asuhan kebidanan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kehamilan kembar (Gemelli) adalah satu kehamilan dengan dua janin.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Kehamilan kembar (Gemelli) dapat memberikan risiko yang lebih
2

tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan
kembar (Gemelli) harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
Frekuensi kehamilan kembar (Gemelli) mengikuto rumus dari Herlin, yaitu
1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan
kuadranplet 1:89 pangkat tiga. (Manuba, 1998: 265)
Kehamilan kembar (Gemelli) adalah satu kehamilan dengan dua janin.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Pada umumnya, kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi
janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil
yang memuaskan bagi ibu dan janin. Frekuensi kehamilan kembar juga
meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk
primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per 1000 untuk
oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi
kembar, walaupun pemindahan sifat heriditer kadang-kadang berlangsung
secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan pada
umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. (Ilmu Kebidanan, 2002).
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi. (Mochtar, 1998: 259).

B. Etiologi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangsa, umur, dan paritas,
sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
Berbagai faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar (Gemelli),
seperti bangsa, hereditas, umur, dan paritas ibu. Faktor umur, makin tua
makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar (Gemelli) dan menurun
lagi setelah umur 40 tahun. Paritas, pada primipara 9,8 per 1000 dan pada
multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000 persalinan. Keturunan,

keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya


diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal.
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi: profertil, clomid, dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua.
3. Keturunan.
4. Faktor yang lain belum diketahui.
C. Fisiologi
Kehamilan kembar (Gemelli)

yang terjadi dari satu telur disebut

kembar monozygot atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler.


Kira- kira sepertiga kehamilan kembar (Gemelli) adalah monozygotic. Jenis
kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata,
kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran atropologikpun sama. 2 amnion,
2 korion, dan 2 plasenta, kadangkadang 2 plasenta tersebut menjadi satu.
Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar digizotik. Dua pertiga
mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat; untung
sekali kehamilan ini jarang terjadi.

D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kehamilan kembar (Gemelli) adalah ketika
sperma bertemu dengan ovum di tuba fallopi, fertilisasi bergabungnya ovum
dan sperma, ovum yang telah dibuahi bergerak turun dari tuba falopi uterus.
Nidasi dan pertumbuhan fetus, selama proses ini kembar dapat
terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal. Kebanyakan
kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma yang terpisah. Kembar
fraternal memiliki plasenta dan kantong amnion terpisah. Berbeda dengan

kembar identikal, dapat terjadi ketika telur yang dibuahi membelah lebih awal
saat kehamilan dan berkembang menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1
plasenta, tapi fetus biasanya memiliki kantung amnion yang terpisah.
E. Tanda yang Mengidentifikasi Kehamilan Kembar (Gemelli)
1.
Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea.
2.
Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan
3.

berulang.
Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema

4.
5.

atau obesitas.
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan 1 / 2 punggung.
Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan

6.
7.

kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit.


Banyak bagian kecil teraba.
Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan selebihnya hanya

8.

dapat ditentukan secara rontgenologik.


USG: dapat lebih diketahui.

F. Jenis Kehamilan Kembar (Gemelli)


1.

Kehamilan kembar monozigotik


Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik

atau disebut juga identik, humolog, atau uniovuler, dapat terjadi karena:
a.
Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b.
Hambatan pada tingkat segmentasi.
c.
Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi belum primitive streak.
2.
Kehamilan kembar dizigotik
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari
2 telur disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal, kedua telur bisa
berasal dari:
a.
1 ovarium dan dari 2 folikel de graff.
b.
1 ovarium dan dari 1 folikel de graff.
c.
1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
G. Manifestasi Klinik
Pada kehamilan distensi uterus berlebihan sehngga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi pada partus prematurus. Kebutuhan ibu akan
zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah. Frekuensi hidroamnion

kira-kira 10 kali pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.


Hidroamnion

dapat

menyebabkan

uterus

renggang

sehingga

dapat

menyebabkan partus premature, inersia uteri atau perdarahan postpartum.


Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi pertama lahir, sehingga
menyebabkan salah satu faktot kematian bagi janin kedua. Keluhan karena
tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak napas, sering kencing,
edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva. Berhubung uterus renggang
secara berlebihan ada dua kecenderungan terjadinya inersia uteri tetapi keadaan
ini dapat diimbangi oleh bayi yang relative kecil sehingga lamanya persalinan
tidak banyak berbeda dari persalinan tunggal.
H. Letak dan Presentasi Janin
Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi yang paling
sering ditemukan ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi
kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang paling jarang keduanya
presentasi bahu.
Ada berbagai kombinasi letak serta presentasi janun pada kehamilan
kembar:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kedua janin dalam letak membujur presentasi kepala (44-47%).


Letak membujur presentasi kepala bokong (37-38%).
Keduanya presentasi bokong (8-10%).
Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%).
Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%).
Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%).
Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi
kunci mengunci (interlucking).

I. Penatalaksanaan
1. Penanganan dalam kehamilan
a. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosis telah ditegakkan
pemeriksaan ulangan harus lebih sering x seminggu pada kehamilan
lebih dari 32 minggu.

b. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik


dihindari karena akan merangsang partus prematurus.
c. Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu kuat diperbolehkan supaya
terasa lebih ringan.
d. Periksa darah lengkap Hb dan golongan darah. (Rustam, 1998)
2. Penanganan persalinan dalam hamil kembar (Manuaba, 1998: 267)
a. Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim,
kelambatan persalinan dan pendarahan postpartum, dan bayi
premature, maka persiapan darah ibu perlu dilakukan dan pertolongan
bayi premature dengan lebih baik.
b. Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit. Bila
kedudukan anak kedua membujur, dapat ditunggu sampai terjadi his,
selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan ditolong spontan pada
letak belakang kepala atau pertolongan letak sungsang.
c. Apabila anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar menjadi
letak membujur seandainya letak lintang disertai gawat janin maka
versi ekstraksi merupakan pilihan pertama. Indikasi lainnya untuk
versi ekstraksi letak lintang adalah bila ketuban pecah disertai
prolaksus funikuli atau solusio plasenta.
d. Dalam pertolongan persalinan hamil kembar dapat dilakukan operasi
persalinan hamil kembar dapat dilakukan persalinan primer bila
berhadapan dengan:
1) Hamil kembar dengan anak satu lintang
2) Prolapsus funikuli
3) Plasenta previa
3. Komplikasi
a. Pada ibu: anemia, abortus, dan pre eklampsi, hidramnion, kontraksi
hipotonik, retensi plasenta, pendarahan pasca persalinan
b. Pada janin: plasenta plevia, solusio plasenta previa, insufisiensi
plasenta, partus prematurus, bayi mal presentasi, prolaps tali pusat,
kelainan congenital.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar (Gemelli) adalah satu kehamilan dengan dua janin.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih tinggi
terhapap bayi dan ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah bangsa, umur,
dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan 2 telur serta profertil, clomid, dan
hormone gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar
lebih dari dua.
Ada dua jenis kehamilan kembar (Gemelli) yaitu kehamilan kembar
monozigotik dan kehamilan dizigotik.
B. Kritik dan Saran
Tim penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Karena meskipun
makalah ini telah penulis susun dengan baik, tentu saja masih ada kekurangan
pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hakimi, M. 2000. Ilmu Kebidanan: Fisiologi Dan Patologi Persalinan, Hal. 233-36.
Jakarta: Yayasan essentia Medica.
Manuaba IBG. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG.
Rustam, Mochtar Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid Edisi 2 Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Sarwono Prawirohardjo., Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L.,
Hauth, J. C., & Wenstrom, K. D. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono Prawirohardjo. Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L.,
Hauth, J. C., & Wenstrom, K. D. (2006). Obstetri William (21 ed., Vol. 1).
Jakarta: EGC.
Saswita, Reni, Marisah, Rohani. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Vol 1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Wiknjosastro, H. (Ed.). (2007). Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai