Belajar Biologi
Jenis Jenis Penilaian
Yulianti
F05106029
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2008
Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagianbagian kecil (misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi).
Evaluasi (Evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang
burukl dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.
2. Afektif
-
Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll.
3. Psikomotor
Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang
dipahami dalam suatu mata pelajaran.
Ranah psikomotor :
-
Meniru (perception)
Menyususn (Manipulating)
mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan dengan berbagai cara. Dilakukanmelalui
kumpulan kerja siswa (portopolio), hasil karya (products), penugasan (projects), Unjuk kerja
(performances) dan tes tulis (paper & pen).
- Tujuan Penilaian Kelas :
1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)
2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)
3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam pembelajaran)
4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)
Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan, umpan balik bagi guru, informasi kepada
orang tua dan komite sekolah.
- Fungsi Penilaian Kelas :
1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi
2. Sebagai bimbingan
3. Sebagai alat diagnosis
4. Sebagai alat prediksi
5. Sebagai grading
6. Sebagai alat seleksi
- Jenis-jenis penilaian kelas :
1. Melalui Portofolio
-
G. SISTEM PENILAIAN
1. Sistem penilaian berkelanjutan
Tindak lanjut hasil pengujian :
1. Remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal.
2. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal, penguatan dengan memberi tugas
membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal namun tidak mempengaruhi nilai hanya
diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar.
3. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maksimum
Sistem pengujian akhir
Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.
H. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN
Jenis Tagihan :
1. Kuis : Waktu penilaian singkat kurang lebih 15 menit dan hanya menanyakan hal-hal yang
prinsip saja dan bentuknya berupa isian singkat. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran
dimulai untuk mengetahui penguasaan pelajaran yang lalu secara singkat. Bila ada yang
belum menguasai dijelaskan secara singkat.
2. Pertanyaan lisan di kelas : Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema. Pertanyaan lisan ini biasanya dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Ulangan harian : dilakukan secara periodik (tes formatif). Bentuk soal yang digunakan,
bentuk uraian obyektif atau nonobyektif.
4. Tugas individu : dapat diberikan setiap minggu dan bentuk soal yang diberikan uraian
obyektif atau non-obyektif
5. Tugas kelompok : dapat diberikan setiap minggu untuk menilai kemampuan kerja kelompok.
Bila mungkin siswa diminta untuk menggunakan data sungguhan atau melakukan
pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan suatu proyek.
6. Ulangan semester : materi diambil dari kumpulan kompetensi dasar misalnya dalam setengah
semester (Tes midsemester) atau dalam satu semester (Tes Sumatif). Hasil ulangan blok harus
dievaluasi untuk menentukan siswa remidi atau pengayaan.
7. Ulangan harian : Materi diambil dlm 1 sem. (tes sumatif).
Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat atau lisan singkat, pilihan ganda, benar salah,
menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif (uraian bebas), performans dan portofolio.
Teknik yang digunakan : tes dan non tes
Tes : lisan, tertulis, perbuatan.
Non tes :
-
Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam
praktek lapangan)
dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan
urutan kategori kegiatan.
Pada prinsipnya sekolah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum. Guru
melaksanakan pembelajaran siswa berdasarkan surat penugasan kepala sekolah. Semua guru
melaporkan hasil pembelajaran siswa kepada kepala sekolah.
Permendiknas nomor 20 tahun 2007 mengatur jenis penilaian meliputi ulangan harian, ulangan
tengah semester dan ulangan akhir semester. Dalam jangka waktu satu semester guru melakukan
penilaian hasil belajar siswa (ulangan) minimal empat kali, tengah dan akhir semester dan ulangan
harian sebelum tengah dan sebelum akhir semester.
-----UH----------------------------UT------------------------UH------------------UAS--RaportanUlangan
Harian
Ulangan Harian
Dalam satu semester setiap guru minimal melakukan penilaian (ulangan) empat kali berarti di dalam
buku cacatan penilaian siswa, guru mempunyai minimal empat macam angka hasil belajar siswa.
Sementara pada akhir semester guru melaporkan hanya satu angka prestasi hasil belajar siswa yang
akan tampil ke dalam buku raport siswa.
http://ajisaka.sosblog.com/Ajis-b1/ULANGAN-AKHIR-SEMESTER-DI-AMBANG-PINTU-b1p18.htm ajisaka
Ujian Nasional (UN) sesungguhnya hanya salah satu sarana untuk melakukan penilaian serta
untukmengetahui apakah rumusan tujuan pendidikan yang diterjemahkan ke dalam kurikulum dapat
dicapai atau tidak. Ibarat sebuah produk, UN dapat dikategorikan sebagai tools untuk mengukur
mutu produk (standard of quality assurance). Ukuran tersebut harus bisa berlaku umum. Jadi, ujian
merupakan penerapan quality control management dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini UN
tidak hanya berfungsi untuk menentukan standar kelulusan, tetapi juga untuk mengukur mutu
pendidikan secara merata di tingkat nasional. Selain itu, UN juga dapat menjadi instrumen evaluasi
dalam penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh terhadap sekolah, guru, siswa, serta
sarana/prasarana, termasuk rancang bangun kurikulum.
Dengan cars tersebut, sekolah, guru, orang tua murid, dan komite sekolah dapat secara bersama-sama
menyusun strategi tindak lanjut untuk perbaikan dan penyempurnaan program pendidikan dan
pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Tentunya kegagalan para siswa dalam mencapai hasil
belajar tak dapat dipandang sebagai kegagalan siswa semata, tetapi lebih komprehensif dari segi
pengajaran yang diberikan atau mungkin kesalahan strategi dalam melaksanakan program,
terbatasnya fasilitas yang dimiliki, serta mungkin kinerja tenaga pendidik berkualitas rendah.
Dilihat dari fungsinya, UN adalah bagian dari proses penilaian. Sedangkan jenis penilaian bisa
formatif, summative, diagnostik, dan selektif. Penilaian formatif dilakukan oleh guru pada akhir
program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri.
Program penilaian formatif berorientasi pada proses belajar-mengajar. Melalui ini diharapkan guru
dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. Adapun penilaian summative
adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program dan bertujuan untuk melihat hasil yang
dicapai oleh para siswa setiap akhir caturwulan, akhir semester, atau akhir tahun. Jenis penilaian ini
ingin mengukur kompetensi dalam mata pelajaran yang dinilai atau diujikan. Penilaian ini
berorientasi kepada produk, bukan kepada proses. Jadi, apabila tidak kompeten dalam mata pelajaran
yang dujikan atau yang dinilai, siswa dinyatakan tidak lulus.
Jenis lain berkaitan dengan penilaian yaitu penilaian diagnostik. Penilaian ini bertujuan untuk
melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya, dan dilakukan untuk keperluan
bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), dan menemukan kasus-kasus. Oleh
karena itu, soal-soal dirancang untuk menemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi para siswa.
Penilaian jenis ini diharapkan menjadi alat diagnosis untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan proses
pembelajaran di satu sekolah. Dalam konteks ini ujian nasional dapat berfungsi ganda sebagai
penilaian summative sekaligus diagnostik. Fungsi summative dilaksanakan pada akhir program yang
bertujuan untuk melihat hasil akhir belajar siswa. Hasilnya menjadi rekaman laporan kecakapan
(record progress) bagi siswa dalam penguasaan materi tertentu. Sedangkan ujian sebagai fungsi
diagnostik didasarkan pada penyusunan kisi-kisi soal yang didesain untuk menemukan jenis
kesulitan dan mencari kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Pada gilirannya, hasil ujian
tidak hanya menjadi hasil prestasi siswa, tetapi sekaligus simbol keberhasilan guru, kepala sekolah,
dan sekolahnya.
http://www.depag.go.id/index.php Masyhuri AM