IKM Klinik Sanitasi
IKM Klinik Sanitasi
November 2015
KLINIK SANITASI
DISUSUN OLEH:
NAMA
STAMBUK
: N 111 13 007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu
faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik.
Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber
daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi
sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik,
lingkungan biologik dan lingkungan sosio kultural.
John Gordon menggambarkan adanya interaksi antara 3 faktor yaitu faktor
lingkungan (environment), pejamu (host) dan penyebab penyakit (agent).
Timbulnya penyakit bila terjadi ketidakseimbangan di antara ketiga faktor
tersebut, misalnya penyakit terjadi karena faktor lingkungan yang jelek, atau
berkembangnya kuman penyakit atau daya tahan tubuh yang rendah untuk
melawan infeksi kuman penyakit.
Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang
terdapat di wilayah kerja Puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan. Disamping itu dirasakan
bahwa upaya pengobatan penyakit dan upaya peningkatan/perbaikan kualitas
lingkungan dikerjakan secara terpisah dan tidak terintegrasi dengan upaya terkait
secara
terpadu,
terarah
dan
Identifikasi Masalah
Pada laporan manajemen ini, permasalahan terkait program klinik sanitasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2.1.
Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) ialah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja. Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan
nasional merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary
health services). Dalam sistem pemerintahan daerah, puskesmas merupakan
organisasi struktural dan berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) yang bertanggung jawab langsung terhadap kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Fungsi pelayanan kesehatan tersebut dapat dikelompokkan dalam upaya
kesehatan perorangan strata pertama yang bersifat private goods seperti
penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat public goods seperti promosi kesehatan dan
penyehatan lingkungan.
Puskesmas kawatuna
Puskesmas kawatuna mempunyai wilayah kerja seluas 24,01 km2 berada di
kecamatan Palu Selatan meliputi dua kelurahan yaitu kelurahan kawatuna dan
kelurahan tanamodindi. Keadaan geografis sebagian besar merupakan tanah
pegunungan dan sebagian kecil merupakan daerah dataran rendah. Puskesmas
kawatuna mempunyai batas wilayah kerja sebagai berikut:
-
kualitas
sumber
daya
manusia
kesehatan
secara
KLINIK SANITASI
a. Klinik Sanitasi
Merupakan suatu upaya/kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada
penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman yang
dilaksanakan oleh petugas Puskesmas bersama masyarakat yang dapat
dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam maupun di luar Puskesmas.
Klinik sanitasi bukan sebagai kegiatan pokok yang berdiri sendiri, tetapi
sebagai bagian integral dari kegiatan Puskesmas yang dilaksanakan secara
lintas program dan lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas. Dalam
melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi masyarakat difasilitasi oleh petugas
Puskesmas. Klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi
Puskesmas
dalam
melaksanakan
pelayanan
pencegahan
dan
kemampuan
dan
perilaku
SASARAN
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Klinik Sanitasi mencakup berbagai upaya meliputi
antara lain:
1. Penyediaan/penyehatan air bersih dan sanitasi dalam rangka pencegahan/
penanggulangan penyakit diare/cacingan/penyakit kulit/penyakit
kusta/penyakit frambusia.
2. Penyehatan perumahan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA/TB Paru.
3. Penyehatan lingkungan permukiman dalam rangka pencegahan penyakit
demam berdarah dengue (DHF)/malaria/filariasis.
4. Penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan/akibat kerja.
5. Penyehatan makanan/minuman dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyakit saluran pencernaan/keracunan makanan.
6. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
keracunan pestisida
7. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
lingkungan
10
pasien
tersebut.
Kunjungan
tersebut
perlu
pula
12
Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk
ditindaklanjuti.
b. Penemuan penderita melalui pencarian penderita secara aktif.
Penemuan dan pengobatan secara intensif terhadap penderita, selain untuk
menyembuhkan juga merupakan upaya pokok untuk menghilangkan sumber
penularan yang berarti pemutusan mata rantai penularan. Di tiap
kabupaten/kota diperlukan petugas lapangan, yang memiliki keterampilan
penemuan, pengobatan, dan pelaporan penderita penyakit yang berbasis
lingkungan.
Petugas Klinik Sanitasi harus mengetahui penyakit menular apa yang
menjadi
prioritas
di
daerahnya,
untuk
kemudian
mencari
upaya
penemuan
penderita
ini
dilaporkan
pada
pertemuan
SUMBER DAYA
1. Tenaga Pelaksana
Untuk melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi diperlukan tenaga sebagai
berikut :
a. Tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas, dari Diploma 1 atau Diploma
3 kesehatan lingkungan atau Strata 1 kesehatan masyarakat.
13
b.
Puskesmas.
c. Tenaga pelaksana yang ditunjuk oleh lurah untuk melaksanakan kegiatan
Klinik Sanitasi (pekarya, sosial, ekonomi dll). Tenaga-tenaga tersebut di
atas, bila perlu mendapat orientasi/pelatihan tentang Klinik Sanitasi.
2. Prasarana dan Sarana
a. Ruangan
Ruangan diperlukan untuk :
- Ruang Klinik Sanitasi sebagai tempat dalam gedung Puskesmas yang
dipergunakan penyuluhan dan konsultasi oleh petugas Klinik Sanitasi
terhadap pasien dan klien. Dimana pada puskesmas kawatuna telah
disediakan ruangan konseling yang mencakup beberapa klinik konsultasi.
- Bengkel Klinik Sanitasi sebagai tempat yang dipergunakan untuk
membuat, merawat, memperbaiki sarana air bersih dan sanitasi,
menyimpan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan
lingkungan, serta melatih keterampilan bagi masyarakat. Pada puskesmas
kawatuna, bengkel sanitasi ini belum terbentuk karena belum menjadi
prioritas.
b. Peralatan
Peralatan Klinik Sanitasi berupa alat-alat perbaikan/pembangunan sarana
air bersih dan sanitasi, cetakan sarana air bersih dan jamban keluarga,
peralatan pengukuran kualitas lingkungan (air, tanah dan udara), alat-alat
pengambilan sampel lingkungan dan sound system.
c. Transportasi
14
yang
dapat
dipergunakan
untuk
transportasi,
namun
f. Sumber Dana
Sumber dana untuk penyelenggaraan Klinik Sanitasi dapat diperoleh dari
dana operasional Puskesmas APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/kota, BLN, kemitraan dan swadaya masyarakat.
diatas.
Tenaga
pelaksana
berjumlah
empat
orang.
Dalam
pelaksanaannya, klinik sanitasi ini telah berjalan baik dan direspon dengan baik
oleh pasien maupun klien namun masih ada beberapa hambatan yang ditemui
seperti
1. Hambatan
Beberapa hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan Klinik Sanitasi :
a. Masih terbatasnya tenaga Puskesmas untuk melaksanakan klinik sanitasi,
termasuk terbatasnya tenaga dengan latar belakang pendidikan kesehatan
lingkungan di Puskesmas sebagai tenaga Klinik Sanitasi. Kegiatan Klinik
Sanitasi belum menjadi prioritas bagi Puskesmas.
b. Terbatasnya jangkauan petugas klinik sanitasi untuk membina desa yang
berada dalam wilayah. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal antara lain
jumlah desa, wilayah cakupan yang terlalu luas, kondisi geografis dan
terbatasnya sarana transportasi. Keadaan geografis yang sebagian besar
merupakan tanah pegunungan dan sebagian kecil merupakan daerah
dataran rendah mempersulit jangkauan petugas, apalagi di puskesmas
kawatuna terdapat satu dusun yang agak terpencil yaitu dusun uwentumbu.
c. Terbatasnya dana yang berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota dan masyarakat untuk kegiatan klinik sanitasi. Karena
kadang klien ataupun pasien sebenarnya sudah mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan, namun karena hambatan ekonomi hal itu tidak bisa
mereka lakukan sedangkan dana pada puskesmas untuk program klinik
sanitasi pun sangat terbatas.
2. Peluang
Beberapa peluang yang mungkin ditemui antara lain :
16
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan klinik sanitasi di lapangan sangat bergantung pada kemauan,
pengetahuan dan keterampilan petugas klinik sanitasi dalam menggali,
merumuskan dan memberikan saran, tindak lanjut, perbaikan lingkungan dan
perilaku secara tepat dan akut. Selain itu dukungan kepala puskesmas, petugas
kesehatan lain, lintas sektor dan masyarakat terutama dalam penyelesaian masalah
kesehatan lingkungan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan pelaksanaan klinik
sanitasi. Masyarakat juga berperan dalam keberhasilan klinik sanitasi. Kesadaran
dan keinginan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan mereka dapat
membantu tercapainya tujuan dari program kegiatan ini untuk itu dalam
pelaksanaannyaharus dilakukan secara terintegrasi dan didukung pengetahuan dan
ketrampilan dibidang lainnya seperti teknik komunikasi, konseling dan lain-lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
18