PENDAHULUAN
BAB II
ANATOMI CEREBELLOPONTINE ANGLE (CPA)
petrous dan klivus, sedangkan batas posterior adalah permukaan ventral dari
pons dan serebellum. Batas medialnya berupa sisterna pons dan medula, dan
bagian apeksnya adalah daerah recessus lateralis ventrikel empat. Pintu lateral
dari ventrikel 4, foramen Luschka, merupakan jalan masuk ke CPA. Nervus
kranialis V-XI melintasi batas atas dan bawah CPA. Struktur di tengah-tengah
yang melintasi CPA dari dan ke kanalis auditorius interna adalah nervus fasialis
(n. VII) dan nervus vestibulokoklearis (n. VIII).2,3
Nervus kranialis VII dan VIII ditutupi oleh myelin sentral yang
disediakan oleh sel neuroglial ketika menyebrangi CPA dan membawa bagian
lengan dura fossa posterior ke kanalis auditorius interna (internal auditory
canal = IAC). Transisi dari myelin perifer dilakukan oleh sel Schwann yang
muncul di pintu medial dari IAC. Nervus vestibulokoklearis terbagi dalam tiga
cabang, yaitu n. koklearis, n. vestibularis superior dan inferior pada sisi lateral
CPA atau medial IAC. IAC sendiri dibagi dalam empat kuadran oleh ujung
vertikal yang disebut Bills bar, dan ujung transversa. Nervus VII berada di
kuadran anterosuperior yang juga anterior dari n. vestibularis superior dan
superior dari n. koklearis. Sedangkan n. vestibularis inferior berada di kuadran
posteroinferior dan juga inferior dari n. vestibularis superior sera posterior dari
n. koklearis (lihat gambar 1). Arteri serebellaris anteroinferior merupakan
vaskularisasi utama CPA juga sebagai sumber dari arteri labirintine. Arteri
labirintine melalui IAC adalah end artery bagi organ-organ pendengaran dan
keseimbangan. Arteri serebellaris anteroinferior memiliki hubungan variabel
dengan nervus kranialis VII dan VIII serta IAC.3,5
Bills bar
Transvers
e crest
superior
anterior
posterio
r
inferior
inferi
or
BAB III
CEREBELLOPONTINE ANGLE TUMOR
DEFINISI
Tumor sudut serebelopontin adalah tumor yang mengenai daerah sudut
serebelopontin. Sudut serebellopontin/cerebellopontine angle (CPA), yaitu
suatu daerah berbentuk segitiga pada fossa posterior yang dibatasi oleh tulang
temporal, serebellum dan pons. Pada bagian atas dan bawah dari CPA melintas
beberapa nervus kranialis yaitu n.V, n.VII dan n.VIII yang kemudian menuju
Internal auditory Canal (IAC).1
khas terjadi pada dekade 4 atau 5 dalam kehidupan. Tidak ditemukan predilaksi
signifikan dari ras dan jenis kelamin. Insiden keseluruhan dari neuroma akustik
berdasarkan studi populasi di Denmark, Canada dan US mencapai 10 dan13
6
juta orang. Dari pemeriksaan serial autopsi tahun 1936 diperkirakan prevalensi
tertinggi sekitar 2,5% dari seluruh populasi.6
ETIOLOGI
Penyebab dari tumor CPA belum sepenuhnya diketahui. Diduga erat
tumor tersebut mempunyai kaitan dengan Neurofibromatosis tipe 2 (NF2) dan
hal ini berkaitan dengan proses molekuler. Dari berbagai penelitian, adanya
NF2 pada penderita tumor CPA menunjukkan berbagai variasi. Dari suatu
penelitian, dari 33 kasus 61% diantaranya mempunyai NF2. Sementara pada
literatur lain, tumor yang sporadik terjadi mencapai 95% dan 5% sisanya
berkaitan dengan NF2. Neurofibromatosis dapat terjadi dalam dua bentuk.
Bentuk pertama biasanya melalui saraf seluruhb tubuh, terutama pada kulit dan
tipe ke-2 menyebabkan tumor akustik pada kedua sisi. NF2 juga berkaitan
dengan terjadinya meningioma dan sekitar 20% dari penderita meningioma
mempunyai bentuk dai neurofibromatosis.1,6
Etiologi tumor neuroma akustik merupakan defek pada kromosom 22
dan jarang sekali akan berubah menjadi maligna, akan tetapi jika tumor
berkembang menjadi cukup besar sehingga dapat menekan batang otak yag
akan membawa kematian. Neuroma akustik juga sering ditemui pada pasien
neurofibromatosis 2, suatu defek gen pada kromosom 22, yang juga
menimbulkan pembentukan tumor intraserebral lainnya.1,6
PATOGENESIS TUMOR
Neuroma Akustik merupakan istilah tradisional, dimana sebenarnya
tumor ini berasal dari divisi vestibularis dari saraf kranial kedelapan. Tumor ini
muncul dari kanalis auditori internus yang berhubungan dengan anatomi saraf
ke delapan dan produksi mielin. Pada waktu keluar dari batang otak, bagian
proksimal saraf ke delapan secara histologis lebih mirip dengan jaringan saraf
sentral. Mielin diproduksi oleh sel oligodendroglial di bagian distal,
7
komposisinya lebih mirip dengan saraf perifer, dimana mielin diproduksi oleh
sel Schwann. Zona transisi di antara mielin sentral dan perifer atau glial
Schwannian junction dikenal dengan Obersteiner-Redlich zone. Secara
tradisional dikatakan bahwa Vestibular Schwannoma berasal dari daerah ini
kemungkinan karena tingginya densitas sel Schwann pada lokasi ini. Literatur
terbaru menyatakan bahwa Vestibular Schwannoma muncul di bagian lateral
dari zona tersebut dan bukan berasal dari sel Schwann pada zona transisi
tersebut.1,2
Penelitian
terbaru
telah
meningkatkan
pengetahuan
molekular
perbanyakan,
lokasi,
dan
pergantian
cell-surface
receptor.
Gambar 5. Neuroma Akustik (A) tumor intrakanalikular, (B) Tumor CPA, (C) Tumor menekan
N.trigeminus, (D) tumor menekan N glossofaringeus, vagus, asesorius, dan serebelum
Gangguan pendengaran
Gangguan
pendengaran
merupakan
gejala
klasik
Vestibular
Schwannoma, muncul pada 85% kasus, dan merupakan simptom awal pasien
mencari pengobatan. Gangguan pendengaran biasanya unilateral dan pada
stadium awal pada frekuensi tinggi. Lebih dari 26% pasien Vestibular
Schwannoma mengalami tuli mendadak, tetapisekitar 3-5% pasien Vestibular
Schwannoma pendengarannya normal.2,6
Tinitus
10
hampir selalu
menurun atau tidak didapati dan tanda ini biasanya mendahului gangguan
sensori fasialis.2
11
Vestibular
Schwannoma,
sehingga
disfungsi
saraf
ini
agak
12
KLASIFIKASI
Tumor yang dapat tumbuh pada CPA antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Neuroma akustik (Vestibular Schwannoma)
Neuroma Akustik yang sekarang disebut Vestibular Schwannoma
adalah tumor jinak dari nervus vestibulokoklearis yang muncul di bagian
medial kanalis auditori internus atau lateral cerebellopontine angle (CPA).2
Meningioma
Biasanya berasal dari basis permukaan posterior tulang temporal atau
dari petrous ridge tetapi biasanya bukan ditengah kanalis auditori internus.
Pada pemeriksaan radiologi dapat terjadi hiperostosis atau erosi tulang
temporal tetapi ekspansi ke meatus auditori internus tidak sering terjadi. 2
13
Gambar 7. Meningioma
3.
Kolesteatoma Primer
Kolesteatoma primer muncul pada dari sisa epitel kongenital pada
tulang temporal atau fossa kranial posterior. Pada pemeriksaan radiologi
sering terdapat destruksi tulang temporal. Pada CT khas tidak ada
enhancement dengan kontras karena lesinya avaskular. 2
Gambar 8. Cholesteatoma
4.
Kista arachnoid
Kista arachnoid pada fossa posterior dapat muncul pada CPA,
berdinding tipis dan berkembang di antara lapisan arachnoid. 2
14
BAB IV
DIAGNOSIS TUMOR CPA
15
GEJALA KLINIS
Tidak mudah untuk menegakan diagnosis tumor CPA saat awal
perjalanan penyakit. Pada fase awal, tumor CPA akan menunjukkan gejala
klinis yang tidak berbeda jauh dengan gejala tumor intrakranial yang lain.
Adanya keluhan gangguan pendengaran, tinnitus dan gangguan keseimbangan
patut dicurigai sebagai tumor CPA.1
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik THT yang sering terdapat kelainan yaitu
pemeriksaan
telinga
dimana
biasanya
didapatkan
penurunan
fungsi
dan
1cm. Karena
keterbatasannya dan biaya yang tidak begitu berbeda antara ABR dan MRI,
maka pemeriksaan ABR sebagai bagian dari diagnosis Vestibular Schwannoma
berkurang secara signifikan.2,9
Tes ABR diperlukan untuk memberikan informasi prognostik untuk
pelestarian pendengaran setelah tindakan bedah mikro.2,6
Pencitraan (Gambaran radiologi)
a.
lebih
meningkatkan
keakuratan
diagnostik
dengan
kanalis
auditori
internus
dengan
non-homogeneous
enhancement.7
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah gold standard dalam diagnosis
Vestibular
tengah
kanalis
auditori
internus.Penambahan
gadolinium
18
mengerosi porus akustikus dan menyebar ke CPA dengan kompresi batang otak moderate
(panah putih) . (A) gambar T1-weighted. Tumor isointense dengan otak dan hyperintense
dengan CSF. (B) gambar T2-weighted. Tumor sedikit hyperintense dengan otak dan
hypointense ke sekitar CSF.8
Gambar 10.MRI dengan kontras Gadolinium pada tumor CPA. (A) potongan sagittal,
(B) potongan axial
19
PENATALAKSANAAN
Tujuan dari terapi pada tumor adalah untuk mengontrol perkembangan
tumor dan meminimalkan kerusakan yang terjadi terhadap saraf kranialis,
batang otak, pembuluh darah dan koklea. Beberapa pilihan yang dapat
dilakukan yaitu observasi, stereotatic radiosurgery dan bedah mikro. Namun,
terkadang juga pemilihan terapi observasi, radioterapi atau pembedahan
ditentukan oleh umur pasien saat diagnose ditegakkan, kondisi pasien, tingkat
kerusakan gangguan pendengaran, ukuran tumor dan keinginan pasien sendiri.
Semakin besar ukuran tumor semakin kompleks manajemen terapi yang harus
dilakukan dan membutuhkan kerjasama dari beberapa disiplin ilmu.1,10
Untuk tumor yang paling sering pada CPA, penatalaksanaan neuroma
akustik tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran tumor, gejala, umur
pasien dan harapan hidup.Tujuan utamanya adalah kontrol tumor, yaitu untuk
mencegah
pertumbuhan
tumor.Pengobatan
sekunder
bertujuan
untuk
fasialis.1,10
Vestibular Schwannoma adalah tumor yang tumbuh lambat sehingga
manajemen konservatif dengan MRI secara periodik dapat diterima. Pada
penelitian meta analisis, didapatkan rata-rata pertumbuhan tumor 1,9 mm per
tahun tetapi perkembangan tumor secara individual sulit diprediksi. Beberapa
mungkin menyusut secara spontan, sedangkan yang lain mungkin tumbuh 10
kali lipat.
Indikator untuk saat ini adalah pertumbuhan tumor sebelumnya, pertumbuhan
ekstra kanalikular dan usia yang lebih muda. Dari dua penelitian didapatkan
perbedaan yang signifikan antara tingkat pertumbuhan pada tumor yang kecil
dan intra kanalikular, dibandingkan dengan tumor yang lebih besar di CPA.
Tumor yang lebih besar lebih mungkin untuk tumbuh dan juga tumbuh lebih
cepat. Kesukaran untuk memprediksi pertumbuhan Vestibular Schwannoma
20
pasien dengan
manajemen observasi.8,11
Ada tiga pilihan penatalaksanaan pasien Vestibular Schwannoma:10
1. Observasi dengan pencitraan serial (Konservatif)
2. Bedah mikro (paliatif)
3. Stereotactic radiosurgery (radioterapi)
Observasi
Pertumbuhan Vestibular Schwannoma sangat bervariasi, beberapa
pasien diobservasi sampai lebih dari 10 tahun tanpa perubahan gejala. Weit at
almempromosikan wait and scan untuk tumor kecil pada orang tua. Rerata
pertumbuhan bervariasi 1 atau 2 mm per tahun.10,11
Karena tingkat pertumbuhan tumor tidak dapat ditentukan pada
pemeriksaan pencitraan pertama, maka diulang pada 6 bulan dan setahun jika
tidak terlihat adanya pertumbuhan yang berarti. 10,11
Pasien Vestibular Schwannoma akhirnya akan jatuh pada dua pilihan
tergantung pada tingkat pertumbuhan tumor. Pasien dengan tingkat
pertumbuhan >0,2 cm/tahun atau dengan gejala klinis progresif memerlukan
terapi tambahan dengan Stereotactic radiosurgery atau bedah mikro. Pasien
dengan pertumbuhan tumor yang lambat selama 3 tahun sering tidak
memerlukan penanganan dan dapat diikuti lebih lama dengan pencitraan
serial.10
Bedah Mikro
Ada 3 penanganan bedah mikro yaitu:
a. Translabirintin (TL)
Pendekatan utama untuk mengangkat Vestibular Schwannoma
adalah pendekatan translabirintin. Batas-batas dari pendekatan ini
adalah saraf fasialis mastoid, akuaduktus koklearisdi bagian anterior,
21
tumor. Melalui
pendekatan ini didapatkan visualisasi yang baik dari batang otak dan
lower cranial nerve. 8
Kerugian pendekatan adalah sakit kepala persisten pasca
operasi, kesulitan untuk mengatasi kebocoran CSF, perlu retraksi
serebelar dan tidak memungkinkan
fasialis.2,8
c. Middle fossa (MF)
Pendekatan middle fossa unik dibandingkan dengan kraniotomi
fossa posterior karena seluruh kanalis auditori internus dapat diakses
22
tanpa
mengganggu
telinga
dalam.
Dengan
cara
ini
tumor
yang
lebih
tua,
sedangkan
individu
yang
lebih
muda
Rerata angka
rekurensi setelah pengangkatan total hanya 3%, tetapi meningkat menjadi 30%
23
setelah reseksi subtotal. Dari semua kasus pengangkatan parsial, tumor harus
dimonitor secara hati-hati terhadap adanya rekurensi dengan pencitraan serial.8
KOMPLIKASI
Pertumbuhan tumor yang lambat menyebabkan tanda dan gejala yang
progresif bila terjadi displacement, distorsi dan kompresi terhadap struktur
kanalis auditori internus kemudian CPA.Tumor juga dapat menyebabkan
ekspansi yang cepat oleh degenerasi kistik atau pendarahan ke dalam
tumor.Ekspansi yang cepat menyebabkan gangguan neurologik. Pertumbuhan
intrakanalikular mengenai saraf vestibulokoklearis di dalam kanalis auditori
internus dan menyebabkan tuli unilateral, tinitus, vertigo atau disequilibrium.10
Tumor yang mencapai ukuran 3 cm dapat merusak batas-batas CPA
dan menyebabkan gejala dan tanda yang baru. Kompresi saraf
ke lima
menyebabkan rasa kebal atau nyeri di kornea dan midface. Distorsi lebih lanjut
terhadap saraf ke delapan dan ke tujuh menyebabkan gangguan pendengaran
dan disequilibrium yang lebih buruk, juga kelemahan fasialis atau spasme.
Penyempitan ventrikel ke empat menyebabkan distorsi batang otak.
Pertumbuhan lebih lanjut menyebabkan spektrum klinis sindroma CPA.Pasien
mengalami gejala serebelar oleh karena kompresi flokulus dan pedunkulus
serebelum. Bila ventrikel ke empat tertutup, maka terjadi hydrocephalus
obstruktif. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan perubahan
okular, sakit kepala, perubahan status mental, nausea dan muntah.Bila
Vestibular Schwannoma terus tumbuh tanpa adanya intervensi dapat
menyebabkan kematian oleh karena gangguan pernafasan.11
Komplikasi intraoperasi
Komplikasi intraoperasi pada ketiga pendekatan bedah meliputi
kerusakan vaskular, emboli udara, parenchymal brain injury dan kerusakan
saraf kranial.11
24
pasca
operasi
meliputi
pendarahan,
stroke,
25
26
ALUR DIAGNOSIS
Anamnesis
- gangguan pendengaran,
- tinnitus
- gangguan keseimbangan
Pemeriksaan fisik
Diagnosis banding :
Neuoroma akustik
Meningioma
Kolesteatoma primer
Kista arachnoid
Schwannoma saraf fasialis
Komplikasi
Intra operasi
Penatalaksanaan
Pasca operasi
Pognosis
Observasi
Translabirintin
Bedah mikro
Retrosigmoid
Stereotactic
radiosurgery
dan radioterapi
Middle fossa
Outcome
27
DAFTAR PUSTAKA
1.
Unsyiah.
2015.
Diakses
dari
<http:www.urnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/3252/367>
pada
3.
4.
5.
6.
Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar Penyakit
THT. Edisi 6. Cetakan Ketiga. Jakarta : EGC. 2010.
7.
Snow
JR
James,
Wackym
Asley.
Ballengers
9.
28
10.
11.
29