PENDAHULUAN
1,2
adalah
tumor jinak dari nervus vestibulokoklearis yang muncul di bagian medial kanalis
auditori internus atau lateral cerebellopontine angle (CPA).1,2 Pasien dengan tumor ini
biasanya mengalami gejala gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo dan gangguan
keseimbangan.1
Gejala klinis tumor ini sangat bervariasi dan untuk menegakkan diagnosis serta
pengobatannya biasanya memakan waktu yang lama.3
Kemajuan teknik radiologi membuat tumor yang lebih kecil dan asimptomatik
dapat didiagnosa dengan MRI sehingga insiden Neuroma Akustik meningkat.4,5
1.1 DEFINISI
Vestibular Schwannoma atau neuroma akustik, adalah tumor jinak dari sel Schwann
pembentuk mielin dari saraf vestibulokoklearis yang umumnya
muncul dari
cerebellopontineangle.1,2
1.2 EPIDEMIOLOGI
Neuroma Akustik merupakan 6% dari seluruh tumor intrakranial dan lebih dari
90% dari semua lesi di cerebellopontine angle.
Insidens pasti dari Neuroma Akustik sulit ditentukan secara akurat. 4Insidens
Neuroma Akustikyang dilaporkan
khas terjadi
pada dekade 5 atau 6 kehidupandan tidak dijumpai predileksi ras atau jenis kelamin
yang bermakna.1,5
Dari pemeriksaan serial autopsi tahun 1936 diperkirakan prevalensinya sekitar
2,5%
secara insidental. Prevalensi tumor yang tersembunyi adalah kira-kira 2 dari 10.000
orang dewasa.
Bila dilihat dari populasi yang terkena, ada dua macam Vestibular Schwannoma
yaitu: (a) sporadik; dan (b) Vestibular Schwannoma yang berhubungan dengan
neurofibromatosis tipe 2 (NF2). Tumor sporadik merupakan 95% dari semua Vestibular
Schwannoma, biasanya unilateral dan khas muncul pada dekade lima sampai enam
kehidupan. Neurofibromatosis adalah penyakit yang jarang dengan prevalensi 1 di
antara 30.000-50.000, pasien dengan NF2 merupakan 5% Vestibular Schwannoma 2,
kadang-kadang berkembang menjadi tumor bilateral2,6 dan muncul pada umur muda.3
BAB II ISI
ANATOMI
Gambar 1. Potongan aksial tengkorak melalui level kanalis auditori internus dan
cerebellopontine angle. 5= saraf trigeminus, 7=saraf fasialis, 8=saraf vestibulokoklear, PA=apeks
petrosa, IAC= kanalis auditori internus, CO=koklea, GG=Ganglion Genikulatum saraf fasialis,
ME=telinga tengah, EAC=kanalis auditori eksternus, M= sel udara mastoid, SCC=kanalis
semisirkularis, CPA=cerebellopontine angle, SS=sinus sigmoid, 4V=ventrikel keempat,
Cl=klivus, P=pons, Cb=serebelum3
dari
Vestibular
penggandaan gen merlin. Fungsi gen merlin adalah untuk mencegah terbentuknya
Vestibular Schwannoma. Mutasi somatik pada penggandaan gen merlin terdapat pada
Vestibular Schwannoma yang sporadis.
Sebaliknya, Vestibular Schwannoma familial muncul pada NF2 hanya
membutuhkan satu kejadian mutasi somatik. Orang dengan NF2 memiliki satu gen
merlin yang bermutasi dan satu gen merlin normal. Satu mutasi pada alel normal
menyebabkan Vestibular Schwannoma bilateral pada umur 20 tahun. NF2 adalah bentuk
utama dari neurofibromatosis, yang mengenai pasien yang memiliki tumor sistem saraf
pusat, termasuk schwannoma, meningioma dan glioma.7
KLASIFIKASI TUMOR
pendengaran dipertahankan. Dan lebih dari 95% kasus melibatkan saraf facialis.
mikroskop
operasi.
Pendekatan
bedah
(suboksipital
atau
telinga
bagian
dalam
dapat
diangkat
untuk
mengekspos
tumor
(translabyrinthine). Otak kecil (bagian bawah dasar tulang ditarik untuk memperluas
eksposur ke tingkat yang lebih internal tumor. Tumor ini kemudian diangkat seluruhnya
Tetapi lebih sering hanya sebagian yang dapat diangkat. Cacat tulang ditutup dengan
lemak yang diambil dari perut atau paha bone wax dapat membantu untuk menutupi
lubang di tulang.
Pendekatan
translabyrinthine
mengorbankan
pendengaran
dan
keseimbangan
pendekatan suboksipital untuk tumor yang lebih besar dari 1 cm. Akibatnya, telinga
biasanya menjadi tuli permanen. Sistem keseimbangan menjadi stabil kembali dalam 14 bulan. Perbaikan saraf wajah dan fungsi wajah normal atau mendekati normal dicapai
(jangka panjang) pada sekitar 95% kasus. Kelemahan sementara wajah biasanya ringan
dan sembuh selama beberpa minggu sampai beberapa bulan.
di belakang telinga yang melapisi tulang mastoid. Mastoid, struktur telinga bagian
dalam dan bagian tengkorak diangkat untuk mengekspos tumor (translabyrinthine).
Atau, tulang bagian superior suboksipital. Tumor ini kemudian benar-benar diangkat
kecuali bila terjadi kerusakan yang sangat berat dari system saraf pusat, maka tidak
harus diangkat secara keseluruhan. Jika ada perubahan dalam tekanan darah, denyut
nadi atau laju respirasi operasi harus dihentikan walaupun tumor belum dapat diangkat
secara menyeluruh. (Dalam hal ini operasi kedua untuk menyelesaikan pengangkatan
tumor biasanya diperlukan). Cacat tulang ditutup dengan lemak yang diambil dari perut
atau paha. Plat dan nail titanium dapat digunakan untuk memperbaiki lubang di tulang.
Pengangkatan tumor yang lebih besar mengorbankan pendengaran dan keseimbangan
saraf dan struktur telinga bagian dalam. Akibatnya, telinga menjadi tuli permanen. Dan
system keseimbangan akan perbaikan dalam 1-4 bulan. Perbaikan saraf wajah dan
fungsi wajah normal atau mendekati normal dicapai (jangka panjang) di 85 - 90%
kasus. Kelemahan sementara wajah biasanya ringan dan sembuh selama beberapa
minggu sampai beberapa bulan.
10
(A)
(B)
(C)
(D)
11
Gambar3. Vestibular Schwannoma (A) Stadium Intrakanalikular, (B) Stadium Cisternal. Tumor memiliki
komponen CPA tanpa kompresi batang otak yang signifikan atau displacement saraf trigeminus. (C)
Stadium kompresi batang otak, tampak kompresi aspek lateral pons, indentasi pedunkulus serebelum dan
displacement saraf trigeminus. (D) Stadium hydrocephalus.3
12
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran merupakan gejala klasik Vestibular Schwannoma,
muncul pada 85% kasus, dan merupakan simptom awal pasien mencari pengobatan.
Gangguan pendengaran biasanya unilateral dan pada stadium awal pada frekuensi
tinggi.Lebih
dari
26%
pasien
Vestibular
Schwannoma
mengalami
tuli
(> 3cm) pada stadium kompresi batang otak. Tumor yang besar
dapat muncul dengan dismetria dan truncal ataxia dari kompresi serebelum yang
signifikan.3
13
Vestibular Schwannoma, sehingga disfungsi saraf ini agak jarang.3,4 Disfungsi saraf
fasialis terbagi atas hipofungsi (lemah atau paralisis) atau hiperfungsi (kejang atau
spasme).3Kelemahan fasialis jarang terjadi pada Vestibular Schwannoma dan klinisi
harus waspada terhadap kemungkinan tumor lain di CPA.4
Kompresi Batang Otak dan Serebellum
Ataksia dari tungkai atas dan bawah ipsilateral bermanifestasi sebagai kekakuan
oleh karena dismetria, dissinergia dan disdiadokokinesia, dan dengan gangguan gaya
berjalan, pasien cenderung miring dan sempoyongan ke arah lesi.4,8 Tremor dapat terjadi
dan harus dibedakan dengan
volunter.8
Manifestasi optalmologik
Yang paling sering terjadi adalah nistagmus horizontal dari hipofungsi vestibular
dan penurunan refleks kornea dari disfungsi trigeminal. Nistagmus pada bidang vertikal
dapat terlihat oleh kompresi batang otak. Hydrocephalus
walaupun hal ini dapat menyebabkan papiledema dan visual loss sekunder. Peningkatan
tekanan intrakranial kronis juga dapat menyebabkan atrofi optik yang ditandai
kehilangan pandangan perifer dan kadang-kadang kebutaan.3,4
Lower Cranial Nerves
Disfungsi Lower Cranial Nerves (IX sampai XII) secara klinis ditandai dengan serak,
aspirasi, disfagia, dan kelemahan pundak dan lidah.3,
14
PEMERIKSAAN
2.6 Audiometri
Audiometri nada murni konvensional dan audiometri tutur merupakan
pemeriksaan yang efektif untuk menentukan pasien mana yang harus menjalani
pemeriksaan lanjutan seperti ABR atau pencitraan. Audiometri khas asimetris, frekuensi
tinggi, down sloping hearing loss dengan word recognition score (WRS) di bawah dari
yang diharapkan.3,7
Audiometri dapat membantu menentukan kegunaan dan prognosis konservasi
pendengaran dengan pendekatan bedah mikro.3
menunjukkan SNHL
didapatkan interaural latency difference (ILD) gelombang V 0,3 msec pada telinga
yang terlibat.
15
Sebelum kemajuan teknik MRI, tes ABR digunakan sebagai kunci diagnosis
dan efisiensinya telah dipelajari secara luas.Pemeriksaan dengan ABR kurang sensitif
mendeteksi tumor yang kecil, Schmidt et al melaporkan sensitivitas tes ABR hanya
58% untuk mendeteksi lesi 1cm. Karena keterbatasannya dan biaya yang tidak begitu
berbeda antara ABR dan MRI, maka pemeriksaan ABR sebagai bagian dari diagnosis
Vestibular Schwannoma berkurang secara signifikan.3,7,9
Tes ABR diperlukan untuk memberikan informasi prognostik untuk pelestarian
pendengaran setelah tindakan bedah mikro.3
Pemeriksaan Vestibular
Pemeriksaan ENG pada pasien Vestibular Schwannoma adalah untuk
menentukan prognosis dalam memprediksi vertigo posca operasi dan kemungkinan
konservasi pendengaran. Tes ENG (elektronystagmography) abnormal pada 70%
sampai 90% pasien Vestibular Schwannoma dan respon ipsilateral menurun dengan
nistagmus horizontal.3,4
2.7 Pencitraan
Computed Tomography (CT)
CT scanning dapat menunjukkan erosi tulang pada kanalis auditori internus. 2,4
Pasien yang tidak dapat diperiksa dengan MRI (claustrophobia, pacemaker jantung)
dapat di scan dengan CT.2,7
16
4,7,10
Karakteristik MRI adalah massa globular yang hipointens di tengah kanalis auditori
internus.Penambahan gadolinium diethylenetriamine pentaacetic acid meningkatkan
akurasi diagnostik scanning MRI. Gadolinium lebih baik penyerapannya oleh Vestibular
Schwannoma, sehingga dapat memvisualisasikan tumor yang sangat kecil.4, 7
Dengan MRI jarang terjadi false negatif, kecuali bila dipakai irisan tebal(> 10
mm). False positif juga jarang, dan paling sering berhubungan dengan neuritis viral
saraf ke tujuh atau ke delapan.4
(A)
17
(B)
(C)
Gambar 4. Vestibular Schwannoma. Lesi yang besar menembus kanalis auditori internus, mengerosi
porus akustikus dan menyebar ke CPA dengan kompresi batang otak moderate (panah putih) . (A) gambar
T1-weighted. Tumor isointense dengan otak dan hyperintense dengan CSF. (B) gambar T2-weighted.
Tumor sedikit hyperintense dengan otak dan hypointense ke sekitar CSF. (C) Gadoliniun enhanced 3
PENATALAKSANAAN
18
untuk
19
Pasien Vestibular Schwannoma akhirnya akan jatuh pada dua pilihan tergantung
pada tingkat pertumbuhan tumor. Pasien dengan tingkat pertumbuhan >0,2 cm/tahun
atau dengan gejala klinis progresif memerlukan terapi tambahan dengan Stereotactic
radiosurgery atau bedah mikro. Pasien dengan pertumbuhan tumor yang lambat selama
3 tahun sering tidak memerlukan penanganan dan dapat diikuti lebih lama dengan
pencitraan serial.3
2.9 Penanganan Bedah Mikro
Ada 3 pendekatan bedah mikro:
1. Translabirintin (TL)
2. Retrosigmoid (RS)
3. Middle fossa (MF)3,4,7
Pendekatan bedah yang sesuai untuk pasien tergantung status pendengaran, ukuran
tumor,luas kanalis auditori internus yang terlibat, dan pengalaman ahli bedah.7
Pendekatan Translabirintin
Pendekatan
utama
untuk
mengangkat
Vestibular
Schwannoma
adalah
pendekatan translabirintin. Batas-batas dari pendekatan ini adalah saraf fasialis mastoid,
akuaduktus koklearisdi bagian anterior, middle fossa dura di bagian superior, posterior
fossa dura di bagian posterior dan foramen jugularis di bagian inferior. Tindakan
complete canal mastoidectomy dibuat dengan mengidentifikasi inkus, tegmen, sinus
sigmoid dan saraf fasialis. Tindakan complete labyrinthectomy kemudian dilakukan
dengan medial skeletonization dari dura middle fossa dan posterior dan dekompresi
sinus sigmoid ke foramen jugularis. Setelah bony skeletonization dari kanalis auditori
internus, dura dari kanalis auditori internus dibuka dan saraf fasialis diidentifikasi
medial daritransverse crest (Bill`s bar). Bila saraf fasialis sudah diidentifikasi pada
fundus atau aspek lateral dari kanalis auditori internus, pengangkatan tumor mulai dari
arah lateral ke medial sepanjang kanalis auditori internus.7
20
21
Pendekatan Retrosigmoid-Suboksipital
Pendekatan ini berguna pada pasien dengan pendengaran yang baik pra operasi.
Dua pertiga bagian kanalis auditori internus dapat diakses tanpa mengganggu telinga
dalam sehingga pendengaran dapat diselamatkan. 7Keuntungan utama dar ipendekatan
ini hampir mirip dengan pendekatan translabirintin dengan kemampuan menjaga fungsi
pendengaran4,7dan dapat mengangkat semua ukuran
tumor.Melaluipendekatan ini
didapatkan visualisasi yang baik dari batang otak dan lower cranial nerve. 4
Kerugian pendekatan adalah sakit kepala persisten pasca operasi, kesulitan untuk
mengatasi kebocoran CSF, perlu retraksi serebelar dan tidak memungkinkan akses
langsung terhadap saraf fasialis.4,7
22
pengangkatan total hanya 3%, tetapi meningkat menjadi 30% setelah reseksi subtotal.
Dari semua kasus pengangkatan parsial, tumor harus dimonitor secara hati-hati terhadap
adanya rekurensi dengan pencitraan serial.4
2.10 KOMPLIKASI
Pertumbuhan tumor yang lambat menyebabkan tanda dan gejala yang progresif
bila terjadi displacement, distorsi dan kompresi terhadap struktur kanalis auditori
internus kemudian CPA. Tumor juga dapat menyebabkan ekspansi yang cepat oleh
degenerasi kistik atau pendarahan ke dalam tumor.7,12 Ekspansi yang cepat
menyebabkan gangguan neurologik.
Pertumbuhan intrakanalikular mengenai
kanalis auditori internus dan menyebabkan tuli unilateral, tinitus, vertigo atau
disequilibrium.
Tumor yang
menyebabkan gejala dan tanda yang baru. Kompresi saraf ke lima menyebabkan rasa
kebal atau nyeri di kornea dan midface. Distorsi lebih lanjut terhadap saraf ke delapan
23
dan ke tujuh menyebabkan gangguan pendengaran dan disequilibrium yang lebih buruk,
juga kelemahan fasialis atau spasme. Penyempitan ventrikel ke empat menyebabkan
distorsi batang otak. Pertumbuhan lebih lanjut menyebabkan spektrum klinis sindroma
CPA. Pasien mengalami gejala serebelar oleh karena kompresi flokulus dan pedunkulus
serebelum. Bila ventrikel ke empat tertutup, maka terjadi hydrocephalus obstruktif.
Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan perubahan okular, sakit kepala,
perubahan status mental, nausea dan muntah. Bila Vestibular Schwannoma terus tumbuh
tanpa adanya intervensi dapat menyebabkan kematian oleh karena gangguan pernafasan.
7
Komplikasi intraoperasi
Komplikasi intraoperasi pada ketiga pendekatan bedah meliputi kerusakan
vaskular, emboli udara, parenchymal brain injury dan kerusakan saraf kranial.7
Komplikasi pasca operasi
Komplikasi pasca operasi meliputi pendarahan, stroke, tromboembolisme vena,
syndrome of innapropriate antidiuretic hormone (SIADH), kebocoran CSF dan
meningitis.7
24
harus di repairlebih dulu.Fungsi saraf fasialis pasca operasi dapat diprediksi dengan
menstimulasi saraf intraoperasi. 7
BAB III
KESIMPULAN
Vestibular Schwannoma, atau neuroma akustik adalah tumor jinak dari sel Schwann
pembentuk mielin dari saraf vestibulokoklearis yang umumnya muncul dari
cerebellopontine angle.
25
Neuroma Akustik merupakan 6% dari seluruh tumor intrakranial dan lebih dari 90%
dari semua lesi di cerebellopontine angle.
Gejala khas Vestibular Schwannoma yang klasik adalah tuli sensorineural asimetris
progresif, tinitus dan gangguan keseimbangan (disequilibrium).
Pemeriksaan yang dapat dipergunakan untuk diagnosis Vestibular Schwannoma adalah:
audiometri, Auditory Brainstem Responses (ABR), Pemeriksaan Vestibular, Computed
Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Ada tiga pilihan penatalaksanaan pasien Vestibular Schwannoma:
1. Observasi dengan pencitraan serial
2. Bedah mikro, terdiri dari:
a. Translabirintin (TL)
b. Retrosigmoid (RS)
c. Middle fossa (MF)
3. Stereotactic radiosurgery atau radioterapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Arthurs
2.
26
5.
6.
7.
9. Matthew
11.
13.
27