Anda di halaman 1dari 11

LOBUS & FUNGSINYA

Lobus Frontal Fungsi :


- Girus presentralis merupakan korteks motorik kontralateral gerakan wajah, lengan,
kaki, badan
- Area broca, hemisfer dominan, sebagai pusat ekspresi untuk bicara
- Area motorik tambahan, gerakan kepala dan mata kontralateral
- Area prefrontal, sebagai pengatur kepribadian, initiatif
- Lobulus parasentral, pencegahan korteks dari bladder dan bowel

Fungsi Lobus Parietal :


- Girus postsentralis, menerima korteks sensorik kontralateral aferen wajah, lengan,
kaki, badan
- Girus supramarginal dan angular, area Wernicke (pusat bahasa)
- Merupakan area reseptif dimana terjadi integrasi antara aspek pendengaran dan
penglihatan
- Lobus parietal nondominan, penting untuk konsep citra tubuh dan kesadaran
lingkungan sekitar. Kemampuan membangun bangunan merupakan kemampuan
visual atau proprioseptif
- Lobus parietal dominan berperan dalam kalkulasi dan angka
- Jalur visual radiatio optika

Fungsi Lobus Parietal


- Sebagai korteks pendengaran
- Hemisfer dominan penting untuk mendengarkan bahasa
- Hemisfer non dominan untuk mendengarkan music, irama, lagu.
- Girus medial dan inferior untuk pembelajaran dan memori
- Lobus limbik berperan sebagai pusat tingkah laku dan emosi

Fungsi Lobus Oksipital


- Fungsi persepsi visual

EMBRIOLOGI SSP
 Terbentuknya neural plate – neural groove – neural fold – neural tube
 Neurulisasi primer = neural tube terbentuk sempurna (hari ke 22-27 pasca
pembuahan)
 Neurulisasi = dimulai hari ke 18.
o Penutupan I = daerah servikal yang meluas ke atas dan bawah
o Penutupan II = dari batas prosensefalon-mesensefalon
o Penutupan III = ujuan kanial tube
o Penutupan IV = rombesefalon ke arah kranial
o Penutupan V = neurulisasi sekunder = penutupan ke arah kaudal

CRANIOSYNOSTOSIS
Definisi
 Penutupan prematur satu atau lebih sutura tulang tengkorak
Klasifikasi
 Penyebab
o Primer = idiopatik
o Sekunder = adanya kelainan yang mendasari (gg metabolik, hematoligik,
farmakologi)
 Berdasarkan gejala
o Sindromik
o Nonsindromik
 Banyaknya kelainan
o Simple = satu sutura
o Compound = beberapa sutura
 Kelainannya
o Scaposefali = sutura sagital
o Anterior plagiosefali = coronal
o Trigonosefali = metopic
o Posterior plagiosefali = lambdoid
Klinis
 Kelainan bentuk kepala, tidak simetris
 Ukuran lebih kecil dari normal
Diagnosis
 Skull xray = penebalan pada bagian sutura, sela tursica mendatar, impresive digitate
 Ct scan = hidrosefalus, imbibisi periventrikel, atrofi serebri
Tatalaksana
 operatif

SPINAL DISRAFISME/ SPINA BIFIDA


 cacat lahir yang terjadi akibat terganggunya pembentukan tabung saraf selama bayi
dalam kandungan.
 munculnya celah pada ruas tulang belakang.
 Penyakit ini dapat dibagi ke dalam tiga kelompok berdasakan ukuran celah yang
terbentuk, yaitu:
o Spina bifida occulta
o meningokel,
o mielomeningokel.
 Spina bifida disebabkan oleh tabung saraf yang tidak berkembang atau tidak menutup
dengan sempurna pada masa kehamilan.
 faktor yang dinilai dapat meningkatkan risiko seorang ibu melahirkan bayi dengan
spina bifida, diantaranya:
 kekurangan asam folat.
 riwayat keluarga dengan spina bifida.
 riwayat mengonsumsi obat-obatan anti-kejang, seperti asam valproat.
 Menderita diabetes atau obesitas.
 Mengalami hipertermia pada minggu-minggu awal kehamilan.
 Tanda dari spina bifida occulta adalah terlihat sejumput rambut di punggung bayi
baru lahir, atau ada lekukan (lesung) kecil di punggung bawah bayi baru lahir.
 meningokel dan mielomeningokel ditandai dengan adanya kantung yang mencuat di
punggung bayi.
Pengobatan spina bifida bertujuan untuk meminimalisasi risiko komplikasi dan
meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
 Operasi dilakukan dengan mengembalikan cairan sumsum tulang belakang, saraf,
dan jaringan ke tempat seharusnya, kemudian menutup celah di ruas tulang
belakang.
ENCEPALOKEL
 Encephalocele adalah suatu bentuk “neural tube defects”yang disertai dengan
penonjolan isi (meninges, jaringan otak, cairan) dari rongga tengkorak melewati
batas-batas yang seharusnya dari sebuah tengkorak .
 Keadaan ini disebut juga cranium bifidum.
 Encephalocele kongenital dipostulasikan telah disebabkan oleh “neural tube defect”
dengan beragam etiologi, walaupun sampai saat ini belum dapat dipastikan etiologi
penyebabnya
 Beberapa penemuan menjelaskan adanya sisa jaringan neural di sepanjang daerah
penutupan “neural tube” yang mendukung postulat kedua dari patogenesis
encephalocel

VASKULARISASI OTAK
A. Internal Carotid Artery
1. Arteri optalmika
2. Central arteri retina
3. Posterior comunicating artery
4. Anterior choroidal artery
5. Anterior cerebral artery
6. Anterior comunicating artery
7. Middle cerebral artery
B. Vertebral Artery
1. Anterior spinal artery
2. Posterior spinal artery
3. Posterior inferior cerebelar artery
C. Basilar Artery
1. Pontine artery
2. Labitintine artery
3. Anterior inferior cerebral artery
4. Superior cerebelar artery
5. Posterior cerebellar artery
D. Arterial Circle of Willis
E. Meningeal artery
1. Anterior meningeal artery
2. Middle meningeal artery
3. Posterior meningeal artery
F. Superficial cerebral veins
1. Superior cerebral veins
2. Middle cerebral veins
3. Inferior cerebral veins
4. Medial cerebral veins
5. Basal vein
G. Deep cerebral veins
1. Internal cerebral vein
2. Great cerebral vein of Galen
H. Venous Dural Sinuses
1. Superior sagital sinuse
2. Inferior sagital sinus
3. Straight sinus
4. Left and right transfer sinus
5. Confluence of the sinuses
6. Sigmoid sinus
7. Sphenoparietal sinus
8. Superior petrosal sinus
9. Inferior petrosal sinus
10. Cavernsus sinus

TIA
 gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan timbulnya defisit neurologis akut
yang berlangsung kurang kurang dari 24 jam.
 tidak akan meninggalkan gejala sisa sehingga pasien tidak terlihat pernah mengalami
serangan stroke.
 TIA merupakan suatu peringatan akan serangan stroke selanjutnya sehingga tidak
boleh di abaikan begitu saja.

Reversible Ischemic Neurological Deficid (RIND)


 Kondisi RIND hampir sama dengan TIA, hanya saja berlangsung lebih lama,
maksimal 1 minggu (7 hari).
 RIND juga tidak meninggalkan gejala sisa.

KELAINAN VASKULAR INTRAKRANIAL SEBUT DAN JELASKAN

Aneurisma
 kelemahan dinding arteri atau vena cerebri
 dilatasi lokal atau balooning pembuluh darah
 Etiologi : - trauma kepala - atherosklerosis atau hipertensi - emboli : atrial myxoma -
infeksi : mycotic aneurisma - kongenital

Arteriovenous malformation/AVM
 dilatasi abnormal pembuluh darah disebabkan aliran darah arteri langsung
berhubungan dengan draining vein tanpa mealui jaringan kapiler normal
 Seringkali ditemukan karena terjadi komplikasi perdarahan

Stenosis Arteri Karotis


 Penyempitan atau kontriksi dari arteri karotis oleh karena atherosklerosis

Carotid cavernous fistula


 Hubungan abnormal antara arteri karotis dengan sinus kavernosus
 dapat terjadi secara spontan atau didapat (trauma)
 CCF dikelompokkan berdasarkan
o etiologi (trauma vs spontan)
o kecepatan aliran darah ( high flow vs low flow)
o antomi (direct vs dural, internal carotid vs external carotid vs keduanya)
Moya-moya disease
 Penyempitan progresif dari pembuluh darah di lingkaran arteri di dasar otak (circle of
willisi).
 stenosis atau oklusi bilateral pada arteri di sirkulus willisi sehingga sirkulasi kolateral
lebih menonjol.
Hematoma intraserebral spontan
 Kumpulan darah, dalam parenkim otak. Ini dapat merupakan perdarahan-perdarahan
kecil yang menyatu, atau cedera pembuluh darah yang cukup besar

Stroke infark
 Defisit neurologis fokal yang terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah otak

Dural arteriovenous fistula


 Fistula (hubungan) antara cabang arteri duralis dengan vena duralis atau sinus
venosus

GAMBAR MEDULA SPINALIS

HNP
 suatu gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis
menonjol (bulging) dan menekan kearah kanalis spinalis.
 Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin, nukleus ini
mengandung berkas-berkas serat kolagen, sel-sel jaringan penyambung dan sel-sel
tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang
berdekatan.
 Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago yang berfungsi sebagai
shock absorber, menyebarkan gaya pada kolumna 7 vertebralis dan juga
memungkinkan gerakan antar vertebra.
 Kandungan air diskus berkurang dengan bertambahnya usia. Trauma akut dapat pula
menyebabkan herniasi, seperti mengangkat benda dengan cara yang salah dan jatuh.
 Hernia Nukleus Pulposus terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan herniasinya,
o Protrusi diskus intervertebralis : nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa
kerusakan annulus fibrosus.
o Prolaps diskus intervertebral : nukleus berpindah, tetapi masih dalam
lingkaran anulus fibrosus.
o Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada
di bawah ligamentum, longitudinalis posterior.
o Sequestrasi diskus intervertebral : nukleus telah menembus ligamentum
longitudinalis posterior

PENYAKIT DEGENRASI SPINE APA AJA DAN JELASKAN


Degenerasi diskus intervertebralis
 Diskus brfungsi sebagai peredam
 Elastisitas hilang fungsi peredam juga hilang
 Tekanan diskus meningkat menyebabkan nyeri
Herniasi nukleus pulposus
 Degenerasi diskus menyebabkan peningkatan tekanan intradiskal
 Penonjolan nukleus pulposus
 Protrusio = anulus fibrosus tidak mengalami ruptur
 Ekstrusio = anulus fibrosus mengalami ruptur
Kanal Stenosis
 Penyempitan kanalis spinalis
 Hipertrofi ligamentum flavum, hipertrofi faset, listesis vertebra
 Gejala klaudikasio intermiten
Osifikasi Ligamentum Longitudinal Posterior
 Penebalan/kalsifikasi dari jaringan struktur penguat tulang belakang
 Menyebabkan penekanan saraf/kanalis stenosis
 Biasa menyerang segmen servical
Spondilolistesis
 Pergeseran diskus karena berkurangnya kekuatan struktur jaringan penopang tulang
belakang
 menyebabkan pendesakan struktur saraf

FISIOLOGI LCS
 Cairan serebrospinal (CSF) terdapat pada ventrikel otak, sisterna di sekitar otak, dan
ruang subaraknoid di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
 Cairan serebrospinal memiliki volume sekitar 150 ml.
 Fungsi utama cairan serebrospinal adalah untuk melindungi otak di rongga tengkorak.
 Pleksus koroid pada empat ventrikel serebral merupakan lokasi utama dari
pembentukan cairan serebrospinal yang terus dihasilkan dari pleksus koroid sekitar 30
mL per jam.
 Cairan serebrospinal dibentuk di ventrikel serebral lateral dan masuk ke ventrikel
ketiga melalui foramen Monro, dimana cairan serebrospinal ini kemudian bercampur
dengan yang cairan terbentuk disana.
 Cairan serebrospinal ini lalu melewati saluran Sylvius menuju serebral ventrikel
keempat, dimana Proses keluar masuknya cairan serebrospinal menurut siklus kardiak
masih ada cairan serebrospinal yang dibentuk.
 Cairan serebrospinal masuk ke magna cisterna melalui foramen lateral Luschka dan
melalui foramen tengah Magendie.
 Dari titik ini, cairan serebrospinal mengalir melalui ruang subaraknoid ke serebrum,
dimana sebagian besar merupakan lokasi vili araknoid

HIDROSEFALUS
Definisi
 Pengumpulan cairan otak secara berlebihan di dalam sistem ventrikel yang normal
sehingga menyebabkan pelebaran sistem ventrikel dan peningkatan tekanan
intrakranial
Patofisiologi dan klasifikasi
 Hidrosefalus komunikan
o Vili arahnoid tidak dapat menyerap cairan otak secara memadai
o Disebabkan terjadinya perdarahan di ruang ventrikel atau subarahnoid atau
setelah infeksi
o Produksi cairan otak yang berlebihan (tumor pleksus koroid)
 Hidrosefalus non komunikan
o Hambatan sirkulasi cairan otak = sistem ventrikel tidak berhubungan dengan
vili arahnoid = tumor, infeksi, kista
 Hidrosefalus kongenital
o Setiap kondisi yang terjadi sebelum proses kelahiran
o Tertutupnya aquaductus sylvius, malformasi dandy-walker
 Hidrosefalus didapat
o Kondisi-kondisi yang sebelumnya tidak terdapat pada pasien
Tanda dan Gejala
 Bayi prematur
o Apneu, bradikardi, hipotoni, asidosis, kejang.
 Bayi cukup bulan
o Makrosefali
o Penurunan kesadaran
o Ubun-ubun depan tegang
o Jarak sutura melebar
o Muntah
o Penonjolan tulang
 Anak-anak
o Sakit kepala
o Mual muntah
o Keterlambatan perkembangan
o Sindrom parinaud

EDH
Definisi
 Adanya darah di ruang epidural yaitu ruang potensial antara tabula interna tulang
tengkorak dengan duramater
Etiologi
 85% dari putusnya arteri meningea media antara tabula interna dan duramater.
 Pecahnya vena meningea media atau sinus dural
 Fraktur tulang yang menyebabkan perdarahan dari diploeica
Gejala dan tanda klinis
 Penurunan kesadaran
 Lucid interval selama beberapa jam
 Defisit neurologis berupa hemiparesis kontralateral dan dilatasi pupil ipsi lateral
 Sakit kepala, muntah, kejang dan hemi-hiperrefleks
Pemeriksaan penunjang
 Foto polos kepala
 Ct scan --> hiperinternistas bikonveks
 MRI
Tatalaksana
 Medikamentosa
o EDH subakut/kronik yang berukuran kecil
o Gejala dan tanda neurologis yang minimal
 Operatif
o EDH simptomatik
o EDH akut asimptomatik ketebalan >1cm
o EDH pada pasien anak

SDH
Definisi
 Terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi akut (6jam-3hari)
Etiologi
 Akumulasi darah akibat laserasi parenkim otak atau akibat robeknya pembuluh darah
superfisial atau bridging vein yang mengalami akselerasi dan deselerasi saat terjadi
pergerakan kepala
Gejala dan tanda
 Laserasi parenkim otak
o Tanpa gejala lucid interval dan defisit neurologis
 Bridging vein
o Lucid interval dan defisit neurologis
Pemeriksaan penunjang
 CT Scan = gambaran hipodens berbentuk bulan sabit/kresentik
Tatalaksana
 Operatif

CEDERA OTAK SEKUNDER


Definisi
 Konsekuensi gangguan fisiologis, seperti iskemia, reperfusi dan hipoksia pada area
otak yang beresiko, beberapa saat setelah terjadinya cedera awal
Etiologi
 Ekstrakranial
o Hipoksia
o Hipotensi
o Hiponatremia
o Hipertermia
o Hipo/hiperglikemia
 Intrakranial
o Kongesti vena
o Edema vasogenik
o Edema sitotoksik
o Edema interstitial
o Infeksi
Manifestasi
 Peningkatan TIK
 Kerusakan otak iskemik
 Hipoksia serebral dan hiperkarbia
 Terganggunya autoregulasi serebral
Tatalaksana
 Perfusi serebral yang stabil
 Oksigenasi yang adekuat
 Cegah kiperkapnia dan hipokapnia
 Cegah hipoglikemia dan hiperglikemia
 Cegah cidera iatrogenik

MACAM2 HERNIASI JELASKAN


Herniasi Subfalcine
 Girus singulata mengalami herniasi ke bawah falc serebri
 Etiologi=lesi supratentorial lateral
Herniasi tentorial sentral
 Pergeseran otak ke kaudal melalui insisura transtentorial
 Etiologi = lesi supratentorial midline
 Klinis = penurunan kesadaran, gangguan gerakan bola mata, perdarahan batang otak
Herniasi tentorial lateral
 Unkus lobus temporal bergeser ke medial ke tepi tentorial dan batang otak
 Etiologi = lesi supratentorial lateral
 Klinis = penurunan kesadaran, dilatasi pupul ipsilateral, hemiplegi kontralateral
Herniasi upward
 Herniasi vermis serebeli melalui insisura tentori menekan mesensefalon
 Etiologi = masa besar di fosa posterior basis cranii menyebabkan herniasi serebelum
ke arah rostral
Herniasi tonsilar
 Tonsil serebeli herniasi melalui foramen magnum
 Etiologi = lesi infratentorial
 Klinis = kompresi medula oblongata

Pleksus brakhialis
CTS
Pengertian
 suatu sindrom neuropati yang disebabkan oleh kompresi pada saraf medianus pada
tingkat terowongan karpal
 Nervus medianus berjalan melalui bagian lateral dan medial pleksus brakialis ke
kompartemen anterior lengan bawah melalui terowongan karpal ke pergelangan
tangan dan ia bercabang memberikan pasokan motorik ke kelompok otot tenar dan
persarafan sensorik ke permukaan palmaris ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan
setengah jari manis lateral

Patofisiologi
 Nyeri pada CTS ditandai oleh dua proses patofisiologis utama: (1) nyeri iskemik akut
akibat kompresi dan (2) nyeri kronis akibat peradangan.

Faktor Risiko
 Obesitas
 Usia dan jenis kelamin perempuan
 DM
 RA
 Antropometri pergelangan tangan
 Faktor risiko pekerjaan

Diagnosis
 Mati rasa / terkena aliran listrik pada distribusi n. medianus
 Kelemahan / atropi otot tenar
 Tinel sign dan / phalen test positif

Pemeriksaan Fisik
 Tes phalen
 Tes tinel
 Pemeriksaan motorik
 Pemeriksaan fungsi otonom
 Pemeriksaan ENMG

EPILEPSI
Definisi
 gangguan kronik otak yang menunjukan gejala-gejala berupa serangan yang berulang
 ketidaknormalan kerja sementara sebagian atau seluruh jaringan otak karena cetusan
listrik pada neuron peka rangsang yang berlebihan
 dapat menimbulkan kelainan motorik, sensorik, otonom atau psikis
 timbul tiba-tiba dan sesaat disebabkan lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak

Etiologi
 epilepsi idiopatik
 epilepsi simtomatik

Tipe bangkitan epilepsi


 bangkitan parsial
 bangkitan umum

penatalaksanaan epilepsi
 tujuan utama agar tidak terjadi bangkitan berulang dan tidak mengganggu fungsi
normal susunan saraf pusat,
 Menekan timbulnya bangkitan, mengatasi penyebab, faktor pencetus dan
meningkatkan kesehatan sosial, fisik,maupun psikis.

JELASKAN TUMOR OTAK PRIMER DAN SEKUNDER


Tumor primer
 tumor yang berasal dari jaringan otak sendiri yang cenderung berkembang ditempat-
tempat tertentu.
 ependimoma yang berlokasi di dekat dinding ventrikel atau kanalis sentralis medulla
spinalis
 glioblastoma multiforme ditemukan dilobus parietal
 oligodendroma di lobus frontalis
 spongioblastoma di korpus kalosum atau pons
Tumor sekunder
 tumor yang berasal dari metastasis karsinoma yang berasal dari bagian tubuh
 metastasis karsinoma bronkus dan prostat pada pria
 karsinoma mammae pada wanita

Anda mungkin juga menyukai