ENSEFALOKEL FRONTOETHMOIDAL
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
III. PATOFISOLOGI
IV. GEJALA KLINIS
V. DIAGNOSIS
VI. DIAGNOSIS BANDING
VII. PEDOMAN PENANGANAN
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Melakukan penanganan penderita menigoensefalokel dan meningokel
frontoethmoidal seoptimal mungkin untuk mengurangi kerusakan jaringan otak
lebih lanjut dan deformitas wajah serta mencegah terjadinya infeksi otak ataupun
selaput otak akibat pecahnya kantung ensefalokel.
III. PATOFISOLOGI
Etiologi kelainan ini masih belum diketahui dengan pasti. Terdapat faktor
multifaktorial yang mirip dengan petogenesa terjadinya spina bifida dan
anencephaly.
Hipotesa-hipotesa yang ada meliputi mutasi autosomal dominan, faktor
lingkungan, diit, infeksi jamur, virus dan parasit serta usia ibu pada saat terjadinya
konsepsi. Kadang-kadang ditemukan keterkaitannya dengan sindroma genetik
yang telah dikenali, seperti Robert syndrome, Amniotic band syndrome dan Apert
syndrome. Sebagian besar penulis tidak menemukan faktor familial pada
kelaianan ini.
Tampaknya factor populasi ikut berperan dalam patogenesa EFE. Suwanwela
menduga bentuk kepala yang khas Asia Tenggara dengan hidung yang datar pada
basis yang lebar merupakan predisposisi kelainan ini.
Defek cranium pada lesi EFE terletak pada pertemuan antara os.Frontale dan
os.ethmoidale atau foramen cecum. Kadang-kadang dijumpai cartilage crista galli
pada tepi posterior defek, lateralnya atau bahkan cartilage tersebut terbelah
menjadi dua bagian pada tepi lateral defek. Crista galli seringkali mengalami
distorsi, tepi anteriornya halus dan berbentuk konkav dan lamina cribrosa
biasanya terdorong ke inferior dibawah planum sphenoidalis dan membentuk
sudut 45o – 50o dengan bidang orbito-meatal.
Lokasi, bentuk dan ukuran defek tulang umumnya konstan. Lokasinya adalah
pada garis tengah pada foramen cecum, 56% tunggal pada garis tengah, 27%
bilateral paramedian, 17% sisanya unilateral paramedian. Ukurannya cukup
barvariasi dari beberapa milimeter hingga beberapa cm, diameter umumnya
berkisar 8-20 mm (mean 12 mm, SD 5 mm).
Kantong meningeal terdiri dari duramater normal yang melekat pada tepi
defek tulang. Pada kebanyakan kasus, kantong meningeal mengandung jaringan
otak, biasanya bagian medial dari kedua lobus frontalis dan jarang ditemukan isi
kantong meningeal yang hipervaskular. Pemeriksaan histologis isi kantong
menunjukkan jaringan otak, jaringan glia dan jaringan ikat.
Kelemahan struktur pada pertemuan os.frontale (membranous) yang
berbatasan dengan pembentukan endokondral os.ethmoidale memungkinkan
herniasi elemen saraf. Selama penutupan sulcus neuralis, ujung anterior dan
posterior menutup seminggu lebih lambat daripada bagian tabung saraf lainnya.
Neuropor anterior yang menutup pada awal minggu ke empat terletak pada lokasi
foramen cecum, yang pada embrio matur terlepak pada level akar hidung diantara
kedua mata. Neuropor anterior dipisahkan dari kulit dengan lipatan pertumbuhan
pada setiap sisi mesoderm yang nantinya membentuk cranium.
Tetapi jika hubungan ini menetap, maka invasi mesoderm primitive antara
neuropor anterior-endoderm neuralis dan ectoderm primitive akan terhalang dan
terjadilah defek tulang pada lokasi tersebut, yang menyebabkan herniasi kantong
meningeal.
Tulang cranium dan wajah merupakan hasil osifikasi membrane dan tulang
basis cranii adalah osifikasi cartilage. Kebanyakan tulang cranium dan wajah
telah mengalami osifikasi pada saat lahir. Pada awal bulan kedua intrauterine,
mesoderm yang mengelilingi vesikel otak yang sedang tumbuh meningkatkan
ketebalannya dan membentuk massa terlokalisir.
Massa ini menggambarkan stadium perkembangan cranium yang paling dini.
Pada awal bulan kedua kondensasi mesoderm yang mengelilingi hipofise dan lalu
meluas ke depan membentuk dasar ossis sphenoidalis dan ethmoidale serta
septum nasale. Kondrifikasi basis cranii dumulai pada bulan kedua intrauterine.
Planum occipital, sphenoidal, capsula auditoria, ethmoidal dan radix alae majoris
dan minoris ossis sphenoidalis dan terakhir septum nasale mengalami
kondrifikasi. Ossis ethmoidale mengalami osifikasi dari tiga pusat ossifikasi, satu
dari lamina perpendikularis dan crista galli yang tampak pada usia satu tahun dan
satu untuk setiap labirinth.
Lamina cribrosa mengalami osifikasi dari tiga pusat ossifikasi endokhondral.
Bagian membran cranium mengalami osifikasi dari empat pusat osifikasi pada
setiap sisi. Pusat osifikasi os.frontale terletak pada sisi eminentia frontalis dan
nampak pada kira-kira usia fetus delapan minggu.
Pada akhir bulan ketiga intrauterin, os.frontale dan os.ethmoidale masih
terpisah, meskipun pada saat lahir telah menjadi satu. Pada masa intrauterin yang
sangat dini, os.frontale nampak sebagai lamina mesoderm yang meluas ke inferior
bertemu dengan mesoder basis cranii yang akan membentuk os.ethmoidale.
Jaringan tabung saraf yang ada lebih dulu pada regio ini, mencegah mesoder
cranium datang bersama pada regio ini, yang lalu mengakibatkan defek mesoderm
pada pertemuan os.frontale dan ethmoidale.
Defek tulang ini bersifat menetap dan mesoderm sekitarnya mengalami
kondrifikasi dan osifikasi. Tampaknya, protrusi meningeal dan jaringan saraf
terjadi lebih dulu dan defek tulang terbentuk disekitarnya. Bila tabung meningeal
dan jaringan saraf dipisahkan pada lehernya dan tidak lagi ada ganjalan pada
defek tulang, maka dengan cepat akan terjadi pengurangan diameter defek tulang
dan akhirnya menutup.
Ini berarti bahwa, tabung meningeal dan sarag yang menghalangi defek tulang
bertanggung jawab atas menetapnya dan juga terbentuknya defek tulang ini.
Adalah sulit dibayangkan bahwa pada jaringan festus yang sedang sangat aktif
tumbuh, gagal mengalami proses penutupan (fusi) normalnya tanpa adanya
obstruksi, terutama jika jaringan saraf yang sama demikian cepat tumbuhnya dan
menutup lubang pada saat elemen penghalang telah dihilangkan.
Dari beberapa seri EFE yang pernah dilaporkan, dikatakan bahwa 50-78%
EFE disertai dengan kelainan intrakranial seperti aganesis corpus callosum,
kelainan pola ventrikel, atrofi otak, midline shift, arachnoid cyst, hydrocephalus,
konfigurasi otak yang tidak teratur, porencephalic cyst, stenosis aquaductus.
V. DIAGNOSIS
- Atas dasar klinis
- Pemeriksaan penunjang :
- X foto kepala, untuk melihat deformitas
- USG kepala : untuk melihat kelainan-kelainan lain seperti hidrosefalus, dll
- CT Scan : untuk melihat kelainan keongenital lain yang menyertai seperti
porensefali, hidrosefalus dan melihat lokasi serta besarnya defek tulang
VI. DIAGNOSIS BANDING
- Kista dermoid
- Mucocele
- Hemangioma
- Fibroma
Teknik Ekstrakranial
Dibuat insisi elips berbentuk huruf S, melengkung atau Y disekitar basis
massa EFR, preparasi kantong duramater dan periosteum dan reseksi massa
herniasi pada level defek tulang. Duramater dijahit kedap air dengan jahitan
jelujur vicryl atau dexon 4,0 dengan jarum bulat, kalau perlu diperkuat dengan
musculofacia atau periosteum.
Defek tulang diperkuat dengan suatu tandur tulang yang diletakkan
diantara durameter dan cranium. Kulit dijahit lapis demi lapis, dimulai dari
galea dan jaringan subcutan. Kulit dijahit jelujur subcutan dengan benan
vicryl atau dexon 4,0. teknik ini lebih cocok untuk EFE type nasofrontale
karena kanalnya pendek dan defek internalnya tidak dicapai lewak defek
eksternal. Teknik ini cukup emmadai untuk neonatus dan bayi.
Teknik intrakranial
Teknik ini pertama kali diajukan oleh Dodge pada tahu 1959. melalui
insisi kulit bikoronal dan kraniotomi frontal bilateral, dikerjakan eksplorasi pada fossa
cranii anterior didalam dan diluar duramater. Otak yang herniasi direseksi pada defek
internal dan dibuang. Duramater dipisahkan dari sekitar defek tulang, tetapi jangan
melepas duramater melewati crista galli kecuali bila defek tulangnya terletak dibagian
posterior crista galli, suatu hal yang jarang terjadi. Lalu duramater dututp kedap air, kalau
perlu dengan tandur fascia atau periosteum. Defek tulang bisa diperkuat dengan tandur
tabula interna atau protesa lainnya. Teknik ini cocok untuk EFE type nasoethmoidal dan
nasoorbitah dimana kanal tulangnya panjang dan sulit tercapai dengan pendekatan
ekstrakranial.