1.keterkaitan Antara Zink Dengan Diare Makalah
1.keterkaitan Antara Zink Dengan Diare Makalah
DENGAN DIARE
Kelompok 1
1. Kintan Arifa Shafrin
2. Deaselia Carmelita P
3. Eni Kurniawati
4. Rahmadhiana Febrianika
5. Flora Theodora P
6. Bintang Nurkhaleda
7. Silfiya
8. Tri Bintari Putri
9. Aufir Amalia
10. Maharani Widya P S
(25010112120071)
(25010112120072)
(25010112120073)
(25010112120074)
(25010112120075)
(25010112120076)
(25010112120077)
(25010112120078)
(25010112120079)
(25010112120080)
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang....1
Rumusan Masalah. 2
Tujuan...2
Manfaat 2
BAB II ISI
2.1
Pengertian Diare.1
2.2
Penularan Diare..3
2.3
Gejala Diare.4
2.4
Jenis Diare...4
2.5
2.6
Pencegahan Diare. 6
2.7
Penanggulangan Diare. 8
2.8
Akibat Diare......9
2.9
Pengertian Zink.10
Kesimpulan....13
3.2
Saran...14
DAFTAR PUSTAKA...15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seng atau kita kenal dengan lambang Zn merupakan suatu
senyawa yang memegang peranan esensial dalam banyak fungsi
tubuh. Seng esensial untuk kehidupan diketahui sejak lebih dari
seratus tahun yang lalu. Penelitian mendalam selama 20 tahun terakhir
menghasilkan pengertian lebih baik tentang peranan biokimia seng
didalam tubuh dan gejala klinik yang timbul akibat defisiensi seng pada
manusia. (Almatsier, 2001)
Tubuh menandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua
sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati,pankreas,ginjal,otot,dan
tulang. Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion
intraselular. Di dalam plasma, hanya sekitar 0,1% dari seluruh seng di
dalam
tubuh
yang
mempunyai
masa
pergantian
cepat.
(Almatsier,2001)
Seng merupakan sebagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada
kegiatan lebih dari dua ratus enzim. Seng juga terlibat dalam berbagai
keseimbangan asam-basa, metabolisme asam amino,pembentukan
protein sistem kekebalan, reproduksi dan perkembangan sistem
syaraf. Defisiensi seng menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh
yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Defisiensi seng terjadi pada
golongan rentan, yaitu anak-anak, dewasa, ibu hamil dan menyusui.
Defisiet si seng terjadi karena kurangnya asupan makanan,
terutama yang mengandung protein tinggi, ketersediaan hayati seng
rendah, malabsorpsi dan meningkatnya ekskresi oleh tubuh melalui
tinja dan air seni.Defisiensi seng ringan kemungkinan lebih banyak
prevalensinya dibanding prevalensi defisiensi besi, baik di negara
berkembang dan di negara maju. Umumnya, mengonsumsi seng
dengan dosis sebanyak 2 gram atau lebih dapay menyebabkan
terjadinya penyakit, salah satunya adalah penyakit diare. ( Cousins,
R.J., Hempe, J.M.,1990)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dilakukan
pada
penderita diare?
8. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari diare?
9. Apakah pengertian dari Zink?
10. Bagaimana hubungan dari Zink dengan penyakit diare?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian diare,gejala dari penyakit
diare,faktor penyebab penyakit diare,langkah pencegahan yang
dilakukan,langkah pengobatan yang dilakukan,serta transmisi
penyakit diare
2. Untuk mengetahui hubungan senyawa zinc terhadap terjadinya
penyakit diare
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara senyawa zinc
dengan penyakit diare dan mengetahui tentang faktor penyebab
dan cara penanggulangan penyakit diare jika terjadi over senyawa
zinc
2. Agar mahasiswa mengetahui transmisi terjadinya suatu penyakit
diare.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diare
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma
diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.
Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu
penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .
Menurut Simadibrata (2006) diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram
atau 200 ml/24 jam.
Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan,
bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan,
akan tetapi hal itu sangat ocialc terhadap kebiasaan yang ada pada
penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare
berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang
berkepanjangan (Soegijanto, 2002).
Jadi diare dapat didefinisikan sebagai gejala buang air besar
dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa
air saja. Frekuaensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti
diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang air besar sekali
atau dua kali sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Klasifikasi
Diare dengan dehidrasi
berat
akut pada anak. Sedangkan bakteri penyebab diare tersering antara lain
ETEC, Shigella, Campylobacter.
b. faktor umur
pengaruh usia tampak jelas pada manifestasi diare. Komplikasi
lebih banyak terjadi pada umur di bawah 2 bulan secara bermakna, dan
makin muda usia bayi makin lama kesembuhan klinik diarenya. Kerusakan
mukosa usus yang menimbulkan diare dapat terjaddi karena ganggunan
intregitas mukosa usus yang banyak dipengaruhi dan dipertahankan oleh
sistem imunologik intestinal serta regenerasi epitel usus yang pada masa
bayi masih terbatas kemampuannya.
c. faktor status gizi
menurut satiri (1963) dan gordon (1964) pada penderita malnutrisi
serangan diare terjadi lebih sering dan lebih lama. Semakin buruk
keadaan gizi anak, semakin sering dan berat diare yang dideritanya.
Diduga bahwa mukosa penderita malnutrisi sangat peka terhadap infeksi,
namun konsep ini tidak seluruhnya benar, patogenesis terperinci tidak
diketahui.
Di negara maju dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan
yang tinggi, kelompok bayi yang mendapat air susu ibu lebih jarang yang
menderita diare karena infeksi enteral dan parental. Hal ini disebabkan
karena berkurangnya kontaminasi bakteri serta terdapat zat-zat anti
infeksi dalam air susu ibu.
Menurut stanfield (1974) perubahan-perubahan yang terjadi pada
penderita malnutrisi adalah 1) perub ahan gastrointestinal dan 2)
perubahan sistem imunitas.
d. faktor lingkungan
sebagian besar penularan penyakit diare adalah melalui dubur, kotoran
dan mulut. Dalam hal mengukur kemampuan penularan penyakit di
samping tergantung jumlah dan kekuatan penyebab penyakit, juga
tergantung dari kemampuan lingkungan untuk menghidupinya, serta
mengembangkan kuman penyebab diare.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penularan penyakit diare merupakan
hasil dari hubungan antara a) faktor jumlah kuman yang disekresi
(penderita atau carrier), b) kemampuan kuman untuk hidup di lingkungan,
c) dosis kuman untuk menimbulkan infeksi, di smaping ketahan pejamu
untuk menghadapi mikroba tadi.
Petubahan atau perbaikan air minum dan jamban secara fisik tidak
menjamin hilangnya penyakit diare, tetapi perubahan sikap dan perilaku
manusia yang memanfaatkan sarana tersebut diatas sangat menentukan
keberhasilan perbaikan sanitasi dalam mengurangi masalah diare.
e. faktor susunan makanan
faktor susunan makan terhadap terjdinya diare tampak sebagai
kemampuan usus untuk menghadapi kendala yang berupa:
1. antigen
Susuna makan mengandung protein yang tidak homolog. Sehingga dapat
berlaku antigen. Lebih-lebih pada bayi dimana kondisi ketahan lokal usus
belum sempurna sehingga terjadi migrasi molekul makro.
2. osmolaritas
Susunan makanan baik berupa formula susu maupun padat yang
memberikan osmolaritas yang tinggi sehingga dapat menimbulkan diare
misalnya Neonatal entero colitis necroticans pada bayi.
3. malabsorpsi
Kandungan nutrien makan yang berupa karbohidrat, lemak maupun
protein dapat menimbulkan intoleransi, malabsorpsi maupun alergi
sehingga terjadi diare pada anak bayi.
4. mekanik
Kandungan serat yang berlebuhan dalam susuna makanan secara
mekanik dapat merusak fungsi mukosa usus sehingga timbul diare.
2.6 Pencegahan Diare
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara
umum yakni: pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang
meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat
kedua (Secondary Prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi
(Nasry Noor, 1997).
1. Pencegahan Primer
10
11
vitamin A akan banyak dalam hati dan rendah dalam sirkulasi darah,
berakibat vitamin A tidak dapat berfungsi secara optimal.
Hal ini akan berpengaruh dalam sistim imun yang menyebabkan anak
akan mudah menderita ISPA dan diare. Kadar seng rendah akan
berpengaruh pada fungsi seng sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi imunitas tubuh. Seng diperlukan dalam aktifitas biologis
tymulin, yaitu suatu hormon nonpeptida yang disekresi oleh sel-sel epitelia
tymus yang berguna untuk pematangan limfosit T dan produksi
interleukin-2. Aktifitas
tymulin
baik
invitro
maupun
invivo
sangat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare dapat didefinisikan sebagai gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam
jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi
normal, orang biasanya buang air besar sekali atau dua kali sehari
dengan konsistensi feses padat atau keras.
Penularan diare dapat terjadi melalui mulut yang memakan
makanan yang tidak higienis , feses yang mengandung kuman , serta
pengolahan makanan yang kurang higienis sehingga menyebabkan
kuman diare berkembang biak didalamnya. Gejala diare seperti badan
12
lesu , tidak nafsu makan , mual , muntah , dan masih banyak lagi
tergantung klasifikasinya masing-masing.
Jenis diare ada dua macam yaitu diare akut yang terjadi sewaktuwaktu tetapi gejalanya dapat berat , dan diare kronis atau biasa disebut
diare menahun yang kejadiannya lebih kompleks. Faktor penyebab diare
ada 5 yaitu faktor infeksi, faktor umur, faktor status gizi, faktor lingkungan,
dan faktor susunan makanan.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit diare .
Pencegahan primer penyakit diare dapat ditujukan pada faktor penyebab,
lingkungan dan faktor pejamu. Untuk faktor penyebab dilakukan berbagai
upaya agar mikroorganisme
Sekunder ditujukan kepada sianak yang telah menderita diare atau yang
terancam akan menderita yaitu dengan menentukan diagnosa dini dan
pengobatan
13
dan diare. Kadar seng rendah akan berpengaruh pada fungsi seng
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi imunitas tubuh.
3.2 Saran
Diare lebih sering terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar, dimana
mereka yang munyukai jajan sembarangan, dan kurangnya pengawasan
orang tua terhadap asupan makanan anak mereka. Diharapkan orang tua
lebih waspada terhadap pola bermain serta konsumsi makanan anak pada
saat di sekolah. Serta menerapkan pola hidup sehat kepada anak, seperti
cuci tangan sebelum makan. Dari tahap kecil tersebut dapat mengurangi
tingkat terjangkitnya diare.
DAFTAR PUSTAKA
Anak
Diagnosa
dan
14
9. Rahman MM, Wahed MA, Fuchs GJ, Baqui AH, Alvarez JO.
Synergistic effect of seng and vitamin A on the biochemical indexes
of vitamin A nutrition in children. Am J Clin Nutr 2002;75:92-8.
10. Christian P, Keith PW Jr. Interaction between zinc and vitamin A: an
update. Am J Clin Nutr1998;(68suppl):435s- 41s.
11. Sommer A, Katz J, Tarwotjo I. Increased risk of respiratory disease
and diarrhea in children with preexizting mild vitamin A deficiency.
Am J Clin Nutr 1984;40:1090-95.
12. Shankar AH, Prasad AS. Zinc and immune function: the biological
basis of altered resistance to infection. Am J
13. http://kamuskesehatan.com/arti/zinc/
14. http://informasitips.com/zinc-mineral-esensial-untuk-kesehatan
15. eprints.undip.ac.id/33641/3/Bab_2.pdf di akses pada tanggal 02
oktober 2013 pukul 19:20
15