PEDOMAN KEFARMASIAN
PUSKESMAS/
KLINIK ABCD
TAHUN 2015
Disahkan oleh
Dr Harry Susanto MM
Revisi
Tanggal
00
17 SEPT 2015
01
01 JAN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No .......... /2015 bahwa pengelolaan
kefarmasian meliputi peresepan, pemesanan, penyediaan dan pengelolaan obat.
Persyaratan petugas yang berhak memberikan resep adalah dokter dan dokter gigi dan
persyaratan petugas yang berhak memberikan resep adalah apoteker yang telah memiliki
Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan asisten apoteker yang telah memiliki Surat Izin
Kerja Asisten Apoteker (SIKAA).Apoteker juga bertanggung jawab melakukan
pengelolaan terhadap obat- dan bahan medis habis pakai termasuk narkotik psikotropik
dan obat-obat yang telah kadaluarsa. Kemungkinan terjadinya kesalahan pemberian obat
dan kejadian-kejadian tidak diinginkan dan Kejadian Nyaris Celaka
B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini dibuat sebagai acuan dalam pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ABCD dan jaringannya merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi,mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan
dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk menjadi paradigma baru
yang berorientasi pada pasien dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Kefarmasian di puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis habis pakai
dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.
Dr Harry Susanto MM
D. BATASAN OPERASIONAL
Pedoman ini dibuat untuk diterapkan di Puskesmas ABCD dan jaringannya antara
lain Sub Unit Pelayanan yang ada di puskesmas ABCD, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Pos Kesehatan, Polindes dan Posyandu.
E. LANDASAN HUKUM
Pedoman ini dibuat mengacu pada Permenkes No 30 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ABCD minimal
dilaksanakan oleh satu orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab yang
dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.
Dr Harry Susanto MM
Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktek untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas ABCD dihitung berdasarkan rasio
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
pengembangan Puskesmas ABCD. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker
di Puskesmas ABCD adalah satu apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari.
C. Jadual Kegiatan
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ABCD dimulai pukul 08.00 sampai
pukul 14.00 kecuali hari Jumat dan Sabtu.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Cantumkan denah ruangan pelayanan kefarmasian
B. STANDAR FASILITAS
Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
puskesmas ABCD meliputi :
Dr Harry Susanto MM
Dr Harry Susanto MM
BAB IV.
TATALAKSANA PELAYANAN
1.
sebelumnya,
data
mutasi
obat
dan
rencana
Dr Harry Susanto MM
Disediakan
data
pemakaian
obat
dengan
Dr Harry Susanto MM
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Dr Harry Susanto MM
Dr Harry Susanto MM
mutu
dan
memperluas
cakupan
Pelayanan
Dr Harry Susanto MM
a.
b.
c.
d.
e.
tenaga
pasien dan
masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional
Kegiatan :
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen
secara pro aktif dan pasif.
Dr Harry Susanto MM
terkait
Obat
dan
kegiatan
pelayanan Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
a. Sumber informasi obat
b. Tempat
c. Tenaga
d. Perlengkapan
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien
rawat jalan dan rawat inap serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman
yang benar Mengenai Obat kepada pasien/ keluarga pasien antara
lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara
penyimpanan dan penggunaan obat.
Kegiatan :
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatajkan
oleh dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka
(open-ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter
mengenai obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek yang
diharapkan dari Obat tersebut dan lain-lain.
c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan
obat.
Dr Harry Susanto MM
d. Verifikasi
akhir,
yaitu
mengecek
pemahaman
pasien,
Dr Harry Susanto MM
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai Puskesmas ABCD
diperoleh dari Gudang Farmasi setelah sebelumnya memasukkan
permintaan ke Dinas Kesehatan dan Gudang Farmasi.
Dr Harry Susanto MM
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (pasien safety) secara sederhana didefenisikan
sebagai suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadipada pasien.
Konsep keselamatan pasien harus dijalankan secara menyeluruh dan
terpadu.
Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien :
a. Menggunakan obat dan peralatan yang aman
b. Mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan
c. Membuat system identifikasi dan pelaporan kejadian tidak
diharapkan.
Dr Harry Susanto MM
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dapat
menimbulkan bahaya bagi petugas termasuk petugas farmasi. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam upaya kesehatan dan keselamatan
kerja yaitu ruangan kerja dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan
proses kerja di ruang farmasi. pencahayaan yang cukup, suhu,
kelembaban ruangan dan kebersihn ruangan dari binatang seperti kecoa
dan tikus serta hal-hal yang berkaitan dengan factor ergonomic dan
psikososial.
Dr Harry Susanto MM
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian Mutu pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait obat atau mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
(patient safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan :
a. Unsur masukan (input) yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur Proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi dan
kerjasama.
c. Unsur Lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen,
budaya respon dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan kefarmasian terintegrasi dengan
program pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
ABCD yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi :
Dr Harry Susanto MM
Dr Harry Susanto MM
BAB IX
PENUTUP
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ABCD ditetapkan
sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ABCD.
Untuk
keberhasilan
pelaksanaan
Standar
Pelayanan
Dr Harry Susanto MM