Anda di halaman 1dari 35

BAB 4

PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M3 PER HARI
4.1

Lokasi dan Kapasitas IPAL


Untuk IPAL rumah sakit dengan kapasitas kecil dapat dibuat dalam

bentuk paket IPAL rumah sakit yang kompak sehingga pengerjaannya lebih
cepat dan praktis serta tidak memerlukan area yang luas. Untuk rumah
sakit yang sudah beroperasi, jika harus membuat IPAL maka sedapat
mungkin tidak mengganggu aktifitas rumah sakit. Reaktor paket IPAL
Rumah sakit dapat dibuat dari bahan baja yang dilapis dengan cat anti
karat atau dari bahan fiberglass. Untuk pemasangannya dapat dipendan di
dalam tanah, diletakkan di atas tanah maupun di tanam sebagian. Salah
satu contoh paket IPAL rumah sakit dari bahan baja adalah paket IPAL
Rumah Sakit St. YUSUF yang berada di Jl. Ganggeng Raya No. 9 Tanjung
Priok - Jakarta Utara. Kapasitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
3

direncanakan sebesar 30 m per hari dengan menggunakan proses biofilter


anaerob-aerob.
4.2

Pemilihan Teknologi Pengolahan Air Limbah


Pemilihan proses pengolahan air limbah rumah sakit yang

digunakan didasarkan atas beberapa kriteria antara lain :


Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar baku mutu
lingkungan.
137

Pengelolaannya harus mudah.


Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar.
Konsumsi energi sedapat mungkin rendah.
Biaya operasinya rendah.
Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil.
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang
cukup besar.
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
Perawatannya mudah dan sederhana.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas untuk pengolahan air limbah rumah
sakit teknologi yang banyak digunakan saat ini adalah kombinasi proses
biofilter anaerob- aerob.
4.3

Disain Proses Pengolahan Air Limbah


Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yakni

yang berasal dari limbah domestik maupun air limbah yang berasal dari
kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan melalui saluran pipa pengumpul
secara gravitasi, selanjutnya dialirkan ke bak pemisah lemak. Fungsi bak
pemisah lemak adalah untuk memisahkan lemak yang berasal dari limbah
dapur agar tidak masuk ke dalam unit pengolahan limbah, serta mencegah
padatan yang tidak bisa terurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok dan
lainnya agar tidak masuk kedalam unit pengolahan limbah. Air limbah yang
berasal dari kegiatan laboratorium dialirkan ke bak pengumpul air limbah
secara gravitasi. Dari bak pengumpul, air limbah dipoma ke unit bak
pemisah lemak

dengan menggunakan pompa celup yang dilengkapi

dengan pelampung ON/OF otomatis. Dari bak pemisah lemak air limbah
138

dialirkan ke bak ekualisasi secara gravitasi. Selanjutnya air limbah di dalam


bak ekualisasi dipompa ke unit instalsi pengolahan air limbah ( IPAL)
Biofilter Anaerob-Aerob dengan menggunakan pompa celup secara
otomatis.
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal,
biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika
perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air limbah yang berasal dari
proses penguraian anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke bak
pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di
dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan
plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa
dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan
diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan
oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik Setelah beberapa hari
operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor
aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan
PVC tipe sarang tawon (honeycomb tube) sambil diaerasi atau dihembus
139

dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat
organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi
penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke
bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air
limpasan (over flow) dialirkan ke bak penampung air olahan. Dari bak
penampung air olahan selajutnya dipompa ke Khlorinator. Di dalam
khlorinator ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor dalam bentuk
tablet untuk membunuh mikroorganisme patogen. Dari unit khlorinator air
olahan selanjutnya dialirkan ke alat pengukur aliran (flow meter). Air yang
keluran dari flowmeter merupakan air olahan dan dapat dibuang ke
saluran umum.
Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat
menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat menurunkan amoniak,
deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Dengan adanya
proses pengolahan lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan yang
dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30 ppm. Diagram proses
pengolahan air limbah rumah sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob
dapat dilihat pada Gambar 4.1.

140

Gambar 4.1 : Diagram Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Bersalin St. Yosep dengan
3
Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 30 m per hari .
141

4.4

4.4.1

4.4.2

Spesifikasi Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah


3
Rumah Sakit Kapasitas 30 m per hari
Kapasitas Disain

Kapasitas

= 30 m /hari

Influent BOD

= 300 ppm

Influent SS

= 200 ppm

Effluent BOD

= 30 ppm

Effluent SS

= 30 ppm

Efisiensi Pengolahan

= 90 %

Unit Bak Pemisah Lemak dan Bak Ekualisasi

Pemisah Lemak

Dimensi :
Panjang

: 100cm

Lebar

: 100 cm

Tinggi

: 120 cm

Bahan

: Mild Steel dilapis dengan anti karat.

Tebal

: 4 mm

Disain bak pemisah lemak dan bak ekualiasasi dapatdilihat seperti


pada gambar 4.2.

142

Gambar 4.2 : Potongan Melintang dan Tampak Atas Bak Ekulaisasi &
Pemisah Lemak

143

Bak Ekualisasi

Dimensi :
Panjang

: 200cm

Lebar

: 200 cm

Tinggi

: 230 cm

Bahan

: Mild Steel dilapis dengan anti karat.

Tebal

: 4 mm

Konstruksi bak pemisah lemak dan bak ekualisasi dapat dilihat


seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 : Bak Pemisah Lemak dan Equalisasi.

144

4.4.3

Pompa Air Limbah


Tipe

: Pompa Celup / submersible pump

Kapasitas

: 50 100 liter per menit

Total Head

:5-8

Output listrik

: 350-500 watt

Material

: Stainless Steel

Jumlah

: 2 (dua) buah (1 cadangan).

Gambar 4.4 : Pompa Limbah Model F-05AF

4.4.4

Unit Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob


Unit paket IPAL Domestik Biofilter Aaerob-Aerob dibagi menjadi

dua reaktor yaitu :

145

Reaktor I :
Dimensi :
Panjang : 400 cm
Lebar

: 200 cm

Tinggi

: 230 cm

Bahan

: Mild Steel dilapis dengan anti karat.

Tebal

: 4 mm

Media Penyangga

: Media Sarang Tawon

Perlengkapan

: Tangga untuk inspeksi.

Gambar 4.5 : Reaktor Biofilter I.

146

Reaktor II :
Dimensi :
Panjang

: 370 cm

Lebar

: 200 cm

Tinggi

: 230 cm

Bahan

: Mild Steel dilapis dengan anti karat.

Tebal

: 4 mm

Media Penyangga

: Media Sarang Tawon

Gambar 4.6 : Reaktor Biofilter II.


4.4.5

Blower Udara :

Tipe

: HIBLOW 200

Kapasitas

: 200 liter per menit

Head

: 200 cm akua

Listrik

: 200 watt, 220 volt; 1 phase.

Jumlah

: 3 unit

147

Gambar 4.7 : Blower Udara Tipe HIBLOW 200.


4.4.6

Pompa Sirkulasi
Tipe

: Submersible Pump

Kapasitas

: 20 liter/menit

Listrik

: 100 watt, 220 volt; 1 phase.

Total Head

: 6-8 meter

Jumlah

: 1 unit

Gambar 4.8 : Pompa Sirkulasi.


148

4.4.7

Media Biofilter
Material

: PVC sheet

Ketebalan

: 0,15 0,23 mm

Luas Kontak Spsesifik

: 200 226 m2/m3

Diameter lubang

: 3 cm x 3 cm

Warna

: bening transparan.

Berat Spesifik

: 30 -35 kg/m3

Porositas Rongga

: 0,98

Gambar 4.9 : Media Sarang Tawon.

4.4.8 Flowmeter
Merk

:-

Diameter Inlet/Outlet

:2

Material

: Carbon Steel

149

Gambar 4.10 : Flowmeter.

4.4.9 Khlorinator
Material

: PVC

Diameter

: 4" cup 10

Tinggi

: 30/L60 cm

Gambar 4.11: Klorinatror

150

4.4.10 Elekrikal dan Panel Kontrol


Box panel
Material
Ukuran
Kelengkapan

:
:

Stell Coated powder


50 x 60 cm
MCB 1 phase 4,6 ,10 Amp - 220
Volt
Earth Copper Rod Tape 1"
T Doz, Ruber Tape 3 - M
Contactor D - 10,8 Amp-220 Vac
Selector Switch Amp - 220 Volt
Pilot Lamp 2 Amp - 220 Volt
Cu Bus Bar, Earth Bus Bar
Cable Duct 25 x 25 mm
Terminal Blok 12 Pole
Volt Meter 1 Phase - 500 Volt

Kabel
Ukuran
Tipe

:
:

3 x 2,5 500 Volt


NYY

Gambar 4.12 : Panel Listrik.

151

4.4.11 Foto Pembangunan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob


3

Kapasitas 30 m per hari.

Gambar 4.13 : Lokasi IPAL Sebelum Dibangun.

Gambar 4.14 : Pembersihan Lokasi IPAL


152

Gambar 4.15 : Pondasi Keliling.

Gambar 4.16 : Pondasi Plat


153

Gambar 4.17 : Pembesian Lantai.

Gambar 4.18 : Pembesian Balok.


154

Gambar 4.19 : Pengadukan Batu Split, Pasir, Semen.

Gambar 4.20 : Pengecoran landasan IPAL.

155

Gambar 4.21 : Perapihan Bantalan Reaktor (IPAL)

Gambar 4.22 : Bantalan reaktor (IPAL)

156

Gambar 4.23 : Pembuatan kolam Biokontrol.

Gambar 4.24 : Pembuatan ReaktorBiofilter.

157

Gambar 4.25 : Pengecatan dan finishing Reaktor Biofilter.

Gambar 4.26 : Pemasangan Reaktor IPAL Biofilter.

158

Gambar 4.27 : Pemasangan Reaktor IPAL Biofilter.

Gambar 4.28 : Pemasangan Reaktor Biofilter.


159

Gambar 4.29: Pemasangan Bak Equalisasi.

Gambar 4.30 : Pemasangan IPAL.

160

Gambar 4.31: Flowmeter.

Gambar 4.32 : Media biofilter Tipe Sarang Tawon.

161

Gambar 4.33 : Panel Kontrol.

Gambar 4.34 : Blower Tipe Hi Blow.


162

Gambar 4.35 : IPAL Biofilter Anaerob-Aerob kapasitas 30 m per

163

Gambar 4.36 : Kolam Biokontrol.

4.5

Operasional Dan Perawatan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob

4.5.1 Pengoperasian IPAL


1.

Sebelum IPAL dioperasikan

Reaktor Biofilter diisi dengan air

bersih sampai penuh.


2.

Seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam


keadaan berjalan dengan baik.

3.

Air limbah yang berasal dari kegiatan rumah saki dialirkan ke bak
penampung atau bak ekualisasi. Bak ekualisasi dilengkapi dengan
pompa air limbah yang bekerja secara otomatis yakni jika
permukaan air limbah lebih tinggi melampaui batas level
164

minimum maka maka pompa air limbah akan berjalan dan air
limbah akan dipompa ke reaktor biofilter pada sistem IPAL. Jika
permukaan air limbah di dalam bak ekualisasi mencapai level
minimum pompa air limbah secara otomatis akan berhenti (mati).
4.

Debit pompa air limbah diatur sesuai dengan kapasitas IPAL,


dengan cara mengatur posisi bukaan valve by pass (Gambar 4.37).
Debit pompa air limbah (Q2) diatur sesuai dengan kapasitas IPAL
dengan cara mengatur debit Q1 dengan cara manual.

5.

Pada saat pertama kali IPAL dioperasikan (Start Up), Reaktor


Biofilter harus sudah terisi air sepenuhnya.

6.

Setelah itu dilakukan proses aerasi dan proses sirkulasi air dari bak
pengendapan akhir ke bak pengendapan awal di dalam reaktor
aerob.

Gambar 4.37 : Diagram Pompa Air Limbah dengan Valve By Pass.

165

7.

Proses pembiakan mikroba dapat dilakukan secara alami atau


natural karena di dalam air limbah domestik sudah mengandung
mikroba atau mikroorganisme yang dapat menguraikan polutan
yang ada di dalam air limbah atau dapat pula dilakukan seeding
dengan memberikan benih mikroba yang sudah dibiakkan.

8.

Jika pengoperasian IPAL dilakukan dengan pembiakan mikroba


secara alami, proses operasional yang stabil memerlukan waktu
pembiakaan (seeding) sekitar 1-2

minggu. Waktu adaptasi

tersebut dimaksudkan untuk membiakkan mikroba agar tumbuh


dan menempel pada permukaan media biofilter. Jika proses
pembiakan mikroba (seeding) dilakukan dengan memberikan
benih mikroba yang sudah jadi , proses dapat stabil dalam waktu 1
minggu.
9.

Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya


lapisan lendir atau biofilm yang menempel pada permukaan
media.

10. Proses disinfeksi atau pembunuhan kuman yang mungkin masih


ada didalam air olahan IPAL dilakukan dengan memberikan khlor
tablet kedalam Khlorinator. Jika khlor tablet di dalam hklotinator
sudah habis harus diisi kembali.
Catatan :
Pengisian air limbah ke dalam reaktor dilakukan secara bertahap ke setiap
ruang di dalam reaktor agar beban pada dinding reaktor merata, sehingga
tidak menyebabkan dinding reaktor bagian dalam tekanan merata .
Pengisian dilakukan sampai semua ruangan di dalam reaktor terisi air
166

limbah sampai penuh dan keluar ke bak kontrol outlet. Selanjutnya debit
pompa air limbah yang masuk ke dalam reaktor dan pompa sirkulasi diatur
sesuai dengan kapasitas perencanaan.

Pengoperasian Blower Udara


Unit IPAL ini dilengkapi dengan dua buah blower yang dioperasikan
secara terus menerus (kontinyu). Blower udara dijalankan secara bersamasama.
Pengoperasian Pompa Air Limbah Dan Pompa Sirkulasi
Unit IPAL dilengkapi dengan satu buah pompa air limbah dan dua
buah pompa sirkulasi

(pompa celup) yang dioperasikan secara terus

menerus (kontinyu). Pompa air limbah secara otomatis akan berjalan jika
permukaan air limbah di dalam bak ekualisasi cukup tinggi dan akan
berhenti secara sendirinya jika permukaan air di dalam bak ekualisasi turun
sampai level minimum, sedangkan pompa sirkulasi dijalankan secara
kontinyu.
4.5.2

Perawatan IPAL
Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

Sedapat mungkin tidak ada sampah padat (plastik, kain, batu,


softex, dll) yang masuk ke dalam sistem IPAL.

Diusahakan sedapat mungkin untuk mencegah masuknya sampah


padat ke dalam sistem IPAL.

167

Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu


sekali atau segera jika terjadi penyumbatan oleh sampah padat.

Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat


menggaggu pertumbuhan mikroba yang ada di dalam biofilter
misalnya, cairan limbah perak nitrat, merkuri atau logam berat
lainnya.

Perlu pengurasan lumpur di dalam Bak ekualisasi dan bak


pengendapan awal secara periodik untuk menguras lumpur yang
tidak dapat terurai secara biologis. Biasanya dilakukan minimal 6
bulan sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Perlu perawatan rutin terhadap pompa pengumpul, pompa air


limbah, pompa sirkulasi serta blower yang dilakukan 3-4 bulan
sekali.

Perawatan rutin pompa dan blower udara dapat dilihat pada buku
operasional dan perawatan dari pabriknya.

4.5.3 Penghentian Operasional IPAL

Jika pengoperasian IPAL akan dihentikan atau dipindahkan ke


tempat lain, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pompa air limbah di dalam Tangki Biofil dihentikan, sedangkan


blower dan pompa sirkulasi di dalam reaktor Pengolahan lanjut
tetap dijalankan.

168

2) Selanjutnya air limbah di dalam Reaktor Biofilter Anaerob


dipompa dan dimasukkan ke Reaktor Aerob (pengolahan Lanjut)
sampai habis.
3) Air limbah di dalam Reaktor IPAL aerob terus di aerasi dan pompa
sirkulasi tetap jalankan minimal selama 6 jam.
4) Setelah itu air di dalam rekator biofilter boleh dibuang melalui
lubang pengeluaran.

4.5.4 Permasalahan yang Mungkin Timbul dan Cara Penanganannya


Permasalahan permasalahan dan cara penanganannya

Jenis Permasalahan

Penyebab

Cara mengatasi

Bak penampung atau

Pompa pengumpul

Cek aliran listrik

bak kontrol air limbah

air limbah tidak

pompa, cek posisi

luber

berjalan atau

pelampung otomatis

saringan pompa

pompa, bersihkan

buntu.

saringan pompa dari


kotoran-kotoran

Aliran air limbah ke

Pompa air limbah di

Cek pompa air

dalam reaktor lambat

dalam bak

limbah, cek saringan

atau pelan.

ekualisasi kurang

air limbah, cek screen

lancar, atau meter

meter air tersumbat

air tersumbat

atau tidak. Jika

kotoran.

tersumbat harus
dibersihkan.

169

Jenis Permasalahan

Penyebab

Cara mengatasi

Blower udara di bak

Pipa saluran udara

Lepas pipa, dan

aerobik bekerja

bocor

kemudian sambung

namun tidak

lagi dengan lem

mengeluarkan

pralon.

hembusan udara.
Blower udara di bak

Listrik tidak

Cek instalasi

aerobik tidak bekerja.

mengalir.

kelistrikan ke blower.

Terjadi pengapungan

Udara kurang.

Cek aliran distributor

di bak aerobik

udara dari blower.

Kualitas air limbah

Proses peruraian

Atur debit air limbah

hasil olahan tidak

limbah berkurang

rata-rata sesuai

memenuhi baku

karena aktifitas

dengan kapasitas.

mutu lingkungan

mikrobe melemah.

Periksa blower dan

Hembusan udara di

pipa pengeluaran

unit aerobik kurang.

udara. Apabila terjadi

debit air limbah

kebocoran, perbaiki.

melebihi kapasitas
IPAL.
Air olahan yang

Suplai udara

Cek blower sudah

keluar masih bau

kurang, debit air

bekerja dengan baik

limbah melebihi

atau tidak.

kapasitas IPAL.

170

Jenis Permasalahan

Penyebab

Cara mengatasi

Konsentrasi Amoniak

Udara Kurang di

Cek blower dan

Masih tinggi

dalam reaktor

difuser udara masih

biofilter Aerobik

bekerja dengan baik

kurang.

atau tidak.

Waktu tinggal di

Jika masih kurang

dalam reaktor

kapasitas blower

biofilter aerobik

perlu ditambah. Jika

kurang.

difuser rusak perlu


diganti.

171

Anda mungkin juga menyukai