Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI KULIT

Disusun
O
L
E
H

JULPAN
971001070
Pembimbing :
Dr. SATRIA YANIS, Sp.KK

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
2004
0

PENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan


membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang
dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang
(fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki
dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang
dewasa.
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan
tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra,
bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak
kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang
lembut pada leher dan badan, dan badan yang berambut kasar
terdapat pada kepala.(1,2,3)

ANATOMI KULIT

Kulit terdiri dari :

Epidermis

Dermis

Subkutis

EPIDERMIS
Lapisan ini terdiri dari sel keratinosit (selmalpighi), sel
Langerhans, sermerkel (sebagai mekanoreseptor sensorik) dan
melanosit. Lapisan Epidermis (kutikula atau lapisan epitel). Lapisan
ini merupakan epitel berlapis gepeng. Ia dibagi menjadi dalam
urutan

dari

permukaan

kedalam:

stratum

korneum,

stratum

lusidum, stratum granulosum, stratum spinosim, stratum basale.


Stratum bassal menjadi asal semua lapisan diatasnya melalui
proses keratinisasi. Pada penyembuhan luka, Epidermis terutama
berasal dari stratum spinosum. Ia diperbaharui sekitar tiap 15-30
hari yang tergantung atas regio tubuh, usia dan faktor lain.(1,2,3)
Stratum korneum atau lapisan tanduk, paling tebal pada
telapak tangan dan telapak kaki terdiri dari sel mati gepeng tidak
berinti, dan proto plasmanya menjadi zat tanduk (keratin), suatu
skleroprotin filamentosa. Ia paling tipis pada kelopak mata, pipi,
dahi, abdomen, prepusium, dan permukaan pleksor siku. Lapisan
atasnya mengelupas dan diganti oleh lapisan baru dibawahnya.(2,3)

Stratum lusidum terdiri dari 2 3 lapisan sel yang tak tampak


intinya, yang hanya terlihat di telapak kaki dan tangan yang
kulitnya tebal. Proplasmanya menjadi eleidin.
Stratum granulosum atau lapisan granular atau lapisan
keratohialin terdiri dari beberapa lapisan sel granular kasar gepeng
dan inti yang mengeras terletak di dalamnya. Granula terutama
terdiri dari keratohialin yang dianggap produk inti. Lapisan ini tidak
ditemukan dalam selaput lendir kecuali ada leukoplatia dan matriks
kuku.
Stratum
skuamosa,

spinosum

atau

stratum

malpighi,

stratum

sel

lapisan pickle cell (kadang-kadang stratum malpigi di

gunakan untuk mengantikan stratum basale dan stratum spinosum)


terdiri dari beberapa baris keratinosit poligonal yang susunannya
menyerupai

mosaik

lapisan

ini

mengandung

sel

yang

bisa

bermitosis dan bentuknya berbeda yang makin kepermukaan makin


gepeng. Antara sel ini terdapat serabut yang dinamai tonofibril yang
akhir di desmosom (yang dinamai nodus bizzozero) pada ruangan
intersel mengalir cairan limfe yang memberikan makanan. Pada
bagian atas terdapat sel lagerhans (yang mungkin berperan dalam
kekebalan atau makrofaga) yang berdendrit, fungsinya belum jelas.
Sel-sel keratinositnya banyak mengandung glikogen, sehingga
tersering mengalami proses patologik.
Stratum basale atau stratum germinativum terdiri dari selapis
sel. Ia mempunyai tiga jenis sel L kratiosit (sel basal) berbetuk
toraks atau kuboid, sel Langerhans dan melanosit. Sel-selnya

tersusun seperti pagar. Sel ini bermitosis sehingga berfungsi untuk


reproduksi sel-sel basal mengandung butir melanin di atasnya yang
dinami supranuclear caps. Melanosit berwarna muda dengan HE,
sitoplasmanya basofilik dan intinya kecil gelap.
Untuk perkembangan keratinosit diperlukan vitamin A. proses
keratinosis dimulai dari sel basal. Keratin berbentuk dari tonofibril,
dalam proses ini penting peranan ikatan disulfida. Waktu pertukaran
sel (dari mitosis ke mitosis berikutnya) memerlukan waktu 6 hari,
sedangkan waktu transit epidermis waktu rata-rata dari lapisan
basal hingga menjadi lapisan keratin selama 28 hari. Deskuamasi
berkisar antara 6-14 g per hari.
Warna kulit ditentukan oleh jumlah pigmen melanin, tingkat
vaskularitas dan oleh karoten. Pigmentasi tersebar di rambut, areola
mammae, aksila, skrotum dan oleh karoten. Pigmentasi terbesar
dirambut, areola mammae, aksila, skrotum dan sekeliling anus.
Melanin melindungi sel basal dari sinar luar. Melanogenesis dimulai
dalam melanosit dendritik. Untuk proses ini diperlukan tirosinase,
oksigen dan tembaga. Melalui dendritnya bisa disalurkan melanin
kesel melanopor.(1,2,3)

DERMIS
Dermis (korium, derma atau kutis vera) merupakan lapisan
fibrosa padat dan elastis dibawah epidermis. Ia terdiri dari jaringan
ikat dengan serabut kolagen dan elastin serta zat seperti semen
(zat dasar) dan unsur sel dalam jaringan ini terdapat pembuluh

darah, pembuluh limfe, struktur kelenjar, polikel rambut, otot,


jaringan lemak dan saraf bersama organ akhir indera kulit.
Dermis dibagi menjadi pars papilaris dan pars retikularis, yang
sukar

dibedakan

satu

sama

lain.

Pars

papilaris

mempunyai

permukaan yang bergelombang sebagai papila, dan lebih dalam


dinamai pars retikularis. Dalam papila terdapat kapiler darah dan
ujung urat syaraf. Papila terbanyak pada ujung jari, penis, klitoris,
dan areola mamma ia tersusun sejajar. Pars retikularis banyak
mengandung serabut kasar kolagen dan elastin serta retikulum
didalam matriks (zat dasar) yang mengandung asam hialuronat dan
konrointin sulfat (pengangkut metabolit). Diantara serat ini terdapat
fibrolast, sel mast, histiosit dan sebagainya. Serat elastin tersusun
sejajar dan miring terhadap kolagen. Serat retikulum (dengan
perwarnaan retikulum atau FOOT) terlihat sangat halus dan sejajar
batas dermis dan efidermis. Serat kolagen tersusun vertikal dan
horizontal.(2,3)

Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)


Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah
dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Selsel yang terbanyak adalah limposit yang menghasilkan banyak
lemak. Jaringan subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah,
limfe dan diatas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat.(2,3)

ADNEKSA KULIT
Adneksa kulit terdiri dari atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut,
dan kuku.(2)
1. Kelenjar kulit terdapat dilapisan dermis, terdiri atas :
a. Kelenjar keringat (Glandula sudorifera)
Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang
kecil-kecil, terdekat dangkal didermis dengan skret yang
encer, dan kelanjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih kental. Kelenjar ekrin telah
dibentuk sempurna pada 28 Minggu kehamilan dan baru
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kelenjar ini
berbentuk spiral dan bermuara langsung dipermukaan kulit.
Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak ditelapak
tangan dan kaki, dahi, aksila. Sekresi bergantung pada
beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor
panas, dan stress emosional. Kelenjar apokrin dipengaruhi
oleh syaraf adrenergik terdapat diaksila, areola mame, pubis,
labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada
manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada
puberitas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung

air,

elektrolit,

asam

laktat

dan

glukosa

biasanya, biasanya pH sekitar 4-6,8.(2)


b. Kelenjar Palid (Glandula Sebasea)
Terletak diseluruh permukaan kulit manusia kecuali ditelapak
tangan dan kaki. Kelenjar palid disebut juga kelenjar hologrin

karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari


dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palid biasanya terdapat
disamping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen
akar rambut. Sebum mengandung trigliserida, asam lemak
bebas,

skualen,

wax

ester,

dan

kolesterol.

Sekresi

dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak-anak jumlah


kelenjar palid sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan
banyak serta mulai berfungsi secara aktif.(2)
2. Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku
(nail root), bagian yang terbuka diatas atas jaringan lunak kulit
pada ujung jari tersebut badan kuku (nail plate), dan yang
paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari
akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm
perminggu.
Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (naik groove).
Kulit tipis yang menutupi di bagian proksimal di sebut oponitium
sedang

kulit

hiponikium

yang

ditutupi

bagian

kuku

bebas

disebut

(2)

3. Rambut
Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar
rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut).
Ada dua macam tipe rambut yaitu, laguno merupakan rambut
halus tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi, dan

rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak


pigmen, mempunyai medula dan terdapat pada orang dewasa.(2)
Pada manusia dewasa selain rambut, dikepala, juga terdapat
bulu mata rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis dan janggut
yang pertumbuhannya dipengaruhi hormon seks (androgen)
rambut halus didahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan)
berlangsung

2 6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira

0,35 mm perhari. Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa


bulan. Diantara kedua fase tersebut terdapat fase katagen
(Involusi Temporer). Pada suatu saat 85% seluruh rambut
mengalami fase anagen dan 15% sisanya dalam fase telogen.
Rambut normal dan sehat berkilau, elastis dan tidak mudah
patah, dan dapat menyerap air. Komposisi rambut terdiri atas
karbon 50,60% hitrogen 6,36% nitrogen 17,14%, sulfur 5,0%,
dan oksigen 20,80%. Rambut dapat mudah dibentuk dengan
dipengaruhi gugusan disukfida misalnya dengan panas atau
bahan kimia.(1,2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Adrianto Petrus dan Tan Engtie, Dasar-dasar dalam Kapito


Selekta Determatologi Venerologi, FKUI, Jakarta 1989 : 1
7.
2. Djuanda

dkk

Pengetahuan

Dasar

Dalam

Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin, ed. Tiga, FKUI, Jakarta 1999: 3


5.
3. Harahap M : Anatomi dan Fungsi Kulit dalam Ilmu
Penyakit Kulit, Hi pocrates, Jakarta, 2000 : 1 3.

10

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
masih melimpahkan rahmad dan hidayahNya sehingga tulisan ini
dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Tulisan ini berjudul Anatomi Kulit ditulis guna memenuhi
persyaratan selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior dibagian
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Haji Medan.
Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan
ribuan terima kasih kepada Pembimbing dalam penyelesaian tulisan
kepada :
-

Dr. Satria Yanis, Sp.KK

Dr. Achianda Arsyad, Sp.KK

Dr. Zulkarnain Lubis, Sp.KK

Dr. Isma Aprita Lubis, Sp.KK

Dr. Nelva K. Jusuf, Sp.KK


Yang telah membimbing dan memberi arahan positif kepada

penulis.
Penulis

menyadari

bahwa

tulisan

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan


saran dari pembaca sekalian.
Akhir kata penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua yang menggunakannya. Amin.
Medan, 07 September 2004
Penulis

11

JULPAN
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................

ii

PENDAHULUAN......................................................................

ANATOMI KULIT.....................................................................

Epidermis...........................................................................

Dermis...............................................................................

Subkutis.............................................................................

Adneksa Kulit.....................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................

10

ii
12

Anda mungkin juga menyukai