Anda di halaman 1dari 9

Abdominal Purandare Cervicopexy

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Ronna Liya Harahap
011001135
Penguji :
Dr. H. Muslich Perangin-angin, Sp.OG

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
2006
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy

ABDOMINAL PURANDARE CERVICOPEXY


PENDAHULUAN
Insiden prolapsus uteri pada pasien muda dinegara berkembang meningkat
karena kelemahan jaringan penyokong uteri, yang disebabkan oleh cepat punya anak,
keluarga besar, kelahiran yang tidak diawasi dan kekurangtahuan metode penjarangan
kehamilan.
Sub involusi dari jaringan pendukung uterus biasa ditemukan pada pasien
yang kurang gizi atau pada pasien asthenia. Aktivitas fisik yang meningkatkan
tekanan abdominal sebelum jaringan mendapatkan kembali tonusnya berakibat
turunnya uterus. Kelemahan congenital dari jaringan pendukung menyebabkan
prolapsus pada nullipara dan prolapsus pada kelahiran pervaginal. Pada beberapa
kasus terdapat kelainan anatomi dan fungsional seperti vagina yang pendek,
meningkatnya jaringan paravaginal yang longgar yang terdapat pada nullipara atau
orang-orang yang mudah melahirkan pervaginal. Spina bifida okluta dan kondisi
neurologis lain juga dapat menyebabkan prolapsus uteri.
Pasien muda dengan prolapsus yang ingin punya anak dilakukan metode
penggantungan uteri tanpa amputasi serviks. Laparoscopic servikopexy memegang
peranan melalui adomen untuk menghindari laparotomi dan kerugian laparatomi.
Bagaimanapun laparoscopy cervicopexy memakan waktu dan membutuhkan
pengalaman menjahit dalam dan juga ada kemungkinan terlepasnya benang karena
ikatan yang inadekuat, namun metode ini punya keunggulan dimana kita menjahitkan
benang melalui vagina yang bisa dilakukan oleh semua ginekolog.
Metode ini juga punya keuntungan untuk mengatasi sistokel, inkontinensia
urine dan kelemahan perineum pada saat yang sama.
Waktu operasi dapat diperpendek mengingat kebiasaan mengoperasi secara
vaginal oleh kebanyakan ginekolog dan sedikit alat laparoscopy yang dibutuhkan dan
tida membutuhkan alat yang mahal. Perlu penelitian lebih lanjut lagi untuk
mengevaluasikan aplikasi teknik ini untuk manajemen prolapsus.
LAPAROSCOPY ASSISTED VAGINAL CERVICOPEXY
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy


Insiden prolapsus uterovaginal dinegara berkembang cukup tinggi. Bagi
mereka yang sudah tidak mau lagi punya anak dan sudah berhenti fungsi
menstruasinya, hysterectomy vaginal adalah pilihan pengobatan yang cocok. Bagi
mereka yang masih ingin mempertahankan fungsi menstrual dan reproduktif
memerlukan tipe pembedahan yang berbeda.
Koreksi bedah untuk prolapsus uteri dengan mempertahankan uterus dapat
dilakukan dengan memperpendek atau memperkuat ligament penunjang atau dengan
operasi Fothergill(6) atau modifikasinya (7) untuk mengkoreksi prolaps, tapi servikal
amputasi yang harus dilakukan pada operasi itu, jika dilakukan akan berefek pada
kesuburan dan kehamilan nantinya(6).
Uterus

dapat

dipertahankan

posisinya

dengan

menggantung

serviks

kepromontorium sacral(5), sacrum(4), ligamentum sacrospinal(3), sarung rectus


anterior(2), ligamentum cooper(1) menggunakan bahan sintetik atau homolog.
Cervicopexy abdominal menurut purandare sudah dipraktekkan beberapa
decade belakangan ini dimana serviks diikat kesarung rectus dengan benang sintetis.
Pendekatan konvesional secara laparatomi untuk proses penggantungan dapat
menyebabkan terbentuknya perlekatan atau kerusakan organ reproduksi karena terlalu
sering memegang organ atau kekeringan jaringan. Laparatomi yang dilakukan kedua
kalinya menyebabkan pasien lebih lama di Rumah sakit dan lebih lama sembuhnya.
Walaupu kita dapat menggantung serviks secara laparoscopy, metode ini
memakan waktu karena ada jahitan dalam dan butuh kecekatan. Kemudian ada juga
kemungkinan benang yang kita buat tidak dijahit dengan adekuat.
Metode vaginal servikopexy dengan laparoscopy melibatkan jahitan benang
benar-benar terikat pada serviks dimana prosedur ini dapat dilakukan oleh seorang
ginekolog dan dengan bantuan laparoscopy kita menggunakan alat-alat biasa secara
retroperitoneal diantara ligamentum rotundum untuk menarik kembali benang dan
menjahitnya ke sarung rectus.

TEKNIK OPERASI
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy


Pasien diletakkan dengan posisi supine dan semi litotomi dengan pemberian
general anestesi. Insisi vaginal transversal setentang dengan servikovaginal junction
dilakukan setelah pemberian secara infiltrasi saline-adrenalin 1:200000. kandung
kemih diidentifikasi. Diseksi tumpul disisi lateral kandung kemih dibuat dengan jari
untuk mencapai basis dari ligamentum rotundum. Benang Mersiline 30 cm x 0,5 cm.
(Ethicon, divisi Johnson & Johnson Ltd , Aurangabad , India) dijahitkan ketengah
serviks menggunakan material yang tidak terserap. Benang dijahitkan pada dua titik
atau tiga titik untuk memastikan kuatnya posisi benang.Gambar.1. Kedua ujung
benang dibiarkan bebas.

Gambar 1
Lakukan laparoscopy dengan melakukan insisi transversal infra umbilical
sepanjang 10 mm. Trocar dan canulla. Scopy diagnostic dapat dilakukan untuk
menvisualisasikan organ genital. Insisi dibuat digaris tengah antara simfisis pubis
untuk memasukkan 5,5 mm trocar canula. Sebuah alat penggenggam dapat
dimasukkan untuk menahan ligamentum rotundum sementara kita memasukkan
forceps arteri untuk mengambil kedua ujung benang secara retroperitoneal.
Sekarang buat insisi kecil disebelah lateral sarung rectus setentang dengan
SIAS dan annulus inguinalis internus. Insisi pada kulit diperdalam untik melihat
aponeurosis mucculus eksternal oblique dilateral sarung rectus. Aponeurosis diinsisi
untuk memperlihatkan otot dibawahnya. Arteri forceps atau forceps ligamentum
dilewatkan melalui dua ligamentum rotundum secara ekstraperitoneal kemudian
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy


dibelokkan kearah medial untuk mencapai dasarnya menuju permukaan anterior
supravaginal.
Masukkan jari melalui vagina keruangan yang sudah kita buat diarea
paravesikal. Forceps arteri yang kita lewatkan didaerah abdominal secara perlahan
didorong untuk menyentuh jari divagina. Buka ujung forceps lalu jepit ujung benang
lalu tarik. Ulangi prosedur yang sama untuk sisi yang lain.
Prosedur vagina seperti koreksi sistokel, koreksi inkotinensia dapat dilakukan
pada tahap ini. Insisi vaginal ditutup sebelum kita menarik benang perabdomen.
Kedua ujung benang ditarik secara adekuat dan dijahit ke sarung rectus fibrous, lalu
tutup insisi abdominal.Gambar.2. Sebagai hasil operasi serviks tampak ditarik
kedalam vagina. Kedua ujung benang dijahit ke sarung rectus setelah secara adekuat
ditarik. Benang yang berlebih digunting.

Gambar 2
HASIL
Prosedur ini biasanya berlangsung rata-rata 45 menit. Tidak ada komplikasi
intra operatif dan post operatif. Pasien mulai makan secara oral setelah 6 jam dan
dipulangkan setelah 48 jam. Pada follow up 6 bulan kemudian tidak ada pasien yang
mengeluh sakit pinggang, sakit kronis diabdomen maupun frekuensi urine yang
meningkat.
KESIMPULAN

Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU


KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy


Suspensi serviks secara laparoscopy kedinding anterior abdomen dapat
dilakukan pada pasien dengan prolapsus uteri atau pasien dengan prolapsus dinding
vagina minimal. Teknik ini menggunakan benang sintetik ditengahnya yang
dihubungkan kepermukaan depan serviks supravaginal, vagina dan menarik kembali
kedua ujung benang dengan bantuan laparoscopy secara retroperitoneal diantara
kedua ligament didinding perut depan dan menjahitkankannya disarung rectus
anterior. Umur rata-rata pasien 28,2 tahun dan tidak ada komplikasi intra operatif
maupun post operatif.

Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU


KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy

DAFTAR PUSTAKA
1. Joshi V.M. obstetrics & Gynecology 790-793, May 1993
2. Nesbitt E. L. Surgery, gynecology & obstetrics 168: 143-7, 1989
3. Nichols D.H. Am. J. Gyn 164:1154, 1991
4. Shirodkar V. N. Contribution to obstetrics and gynecology. Edinburg, Livingston
1960
5. Stoesser F. G. Construction of sacrocervical ligament for uterine suspension,
Surgery, Gynecology & Obstetrics 101:634-641, Nov 1995
6. TeLinde R.W. Mattingly R.F. Operative Gynecology 4 th edition Manchester
(Donald and Fothergill) operation. 482-485, 1970
7. William BOP. Am. J. Obst & Gyn 967-971 Aug. 1966
8. http://www.obgyn.net

KATA PENGANTAR
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami hingga dapat menyelesaikan
Tugas Ilmu Kebidanan dan Kandungan yang disusun dengan maksud untuk
memenuhi ujian pengendalian mutu.
Secara jujur diakui bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan, namun diharapkan dapat membantu pembaca dalam meningkatkan
pengetahuan. Lebih dari itu, semoga Tugas ini dapat memperluas cakrawala dan
wawasan para pembaca.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut membantu penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Desember 2006

DAFTAR ISI
i
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Abdominal Purandare Cervicopexy


KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ii

ABDOMINAL PURANDARE CERVICOPEXY............................................

PENDAHULUAN............................................................................................

LAPAROSCOPY ASSISTED VAGINAL CERVICOPEXY...........................

TEKNIK OPERASI..........................................................................................

HASIL...............................................................................................................

KESIMPULAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

ii
Ronna Liya Harahap 011001135 FK-UISU
KKS Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RS. Haji Medan

Anda mungkin juga menyukai