Anda di halaman 1dari 15

KEHAMILAN DENGAN PENYULIT II PROLAPS UTERI

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat 2014

Anggota Kelompok
Baiq Annisa Pratiwi Buana Maheswara Harsya S Dede Taruna Kreisnna Murti Dimas Pambudi Prakoso

(H1A011010) (H1A011014) (H1A011016) (H1A011018)

RETROFLEKSI UTERI

Definisi
Rahim retrofleksi adalah letak rahim yang cenderung menekuk ke belakang, ke arah saluran pelepasan. Diperkirakan ada sekitar 30% wanita memiliki rahim retrofleksi. Mayoritas wanita memiliki rahim yang letaknya cenderung ke depan dan condong ke arah perut, yang dinamakan posisi rahim antefleksi.

ETIOLOGI

Bawaan sejak lahir, mayoritas kasus uterus retrofleksi merupakan kondisi yang sudah dibawa sejak lahir. Beberapa ahli menyatakan bahwa hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan faktor genetik atau keturunan. Pemijatan, apabila tidak dilakukan secara berhati-hati, pemijatan di sekitar daerah perut dapat berisiko mengubah posisi uterus Kehamilan. Semasa hamil, otot-otot di sekitar uterus mengendur mengikuti ukuran rahim yang kian membesar. Mengendurnya uterus ini mampu membuat posisinya berubah.

GEJALA
Rasa sakit pada saat berhubungan seks (dyspareunia). Sakit selama periode menstruasi (dysmenorrhea), Nyeri pinggang bagian bawah dan sering terkena infeksi saluran kecing, sulit menahan keinginan untuk berkemih. Rasa sakit pada saat memakai pembalut jenis tampon. Keluhan kesuburan

DIAGNOSIS

Karena posisinya jauh di dalam tubuh, kelainan pada rahim tidak dapat langsung diketahui tanpa dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik ginekolog, seperti inspekulo atau perabaan. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah dengan teknik USG, baik secara abdominal maupun transvaginal, serta pemeriksaan histerosalpingo, memasukkan cairan khusus ke dalam uterus dan saluran-salurannya. Cairan ini memunculkan warna yang akan tampak pada hasil rontgen.

PENATALAKSANAAN
Pasien retrofleksi uteri tidak memerlukan terapi pada umumnya, namun bila gejala muncul, pilihan terapi konservatif lebih banyak dipilih. 1. Dekompresi Bladder dan posisikan pasien Terapi yang layak dicoba untuk pasien retrofleksi uteri adalah kombinasi dari dekompresi bladder dan memposisikan pasien. Pasien biasanya sulit buang air kecil sehingga kita bantu dengan kateter selama 24-48 jam. Selama drainase kateter , kita minta pasien berlatih beberapa kali setiap harinya berdurasi 5-10 menit dengan posisi lutut ke dada. Yang diharapkan adalah reposisi uterus spontan

2. Manipulasi Uterus

Jika terapi diatas gagal maka langkah selanjutnya adalah penggantian uterus manual. Setelah informed consent dan kepastian posisi uteri didapatkan maka bladder dari pasien harus dikosongkan terlebih dahulu. Setelah itu injeksikan terbutaline 0,250 mg secara subkutan 1520 menit sebelum direposisi manual. Jika dibutuhkan, anestesi dapat diberikan.

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA
Moeloek FA, Hudono ST. 2005. Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan. Dalam: Wiknjosastro H, ed. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta Widjaja S. 2002. Anatomi Alat-Alat Rongga Panggul. Balai Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

PERTANYAAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai