DISUSUN OLEH :
APYANDHI WIBOWO
NIM. P. 10007
: Apyandhi Wibowo
NIM
: P. 10007
Program Studi
: DIII Keperawatan
DENGAN
POST
OPEN
REDUCTION
PATELA
SINISTRA
DI
RUANG
APYANDHI WIBOWO
NIM. P. 10007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
: Apyandhi Wibowo
NIM
: P.10007
Program Studi
: DIII Keperawatan
PATELA
SINISTRA
DI
RUANG
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ Tanggal : 6 Juni 2013
iii
(.)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama
: Apyandhi Wibowo
NIM
: P. 10007
PADA TN. P
: .
: .
DEWAN PENGUJI
Penguji I
(.)
Penguji II
: Setiyawan, S.Kep, Ns
NIK. 201084050
(.)
Penguji III
(.)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep. Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P
DENGAN POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS
INDIKASI FRAKTUR PATELA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE RUMAH
SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan sekaligus sebagai dosen penguji II yang telah
membimbing dengan cermat, memeberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, sekaligus sebagai dosen pembimbing dan penguji I yang telah
membimbing dengan cermat serta memberikan berbagai masukan, inspirasi
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
3. Tyas Ardi S. S.Kep, Ns selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran
dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan demi
sempurnanya penulisan karya tulis ini.
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta, yang telah memberikan bimbingan dengan sabar baik berupa materi,
wawasan serta ilmu yang bermanfaat.
5. Pihak Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta beserta staf keperawatan,
khususnya di Ruang Bougenvile yang telah memberikan ijin dan kesempatan
bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Supomo dan Ibu Mursini yang selalu menjadi
sumber inspirasi dan memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan
pendidikan.
7. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.
8. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta,
Penulis
vi
PERSEMBAHAN
dukungan,
dan
doa
serta
menjadi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ .i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ............................................................ ..ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... .iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... .iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ..v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ..x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 5
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ................................................................................ 7
B. Pengkajian ....................................................................................... 7
C. Perumusan Masalah Keperawatan................................................... 11
D. Perencanaan Keperawatan ............................................................... 12
E. Implementasi Keperawatan ............................................................. 12
F. Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 14
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Asuhan Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
Patela merupakan tulang sesamoid yang paling besar pada tubuh dan
mempunyai fungsi mekanis dalam ekstensi anggota gerak bawah. Otot
kuadriseps melekat di sebelah proksimal patela dan ligament patela melekat di
bagian distal. Fraktur patela terjadi karena otot kuadriseps berkontraksi
dengan hebat, misalnya saat menekuk dengan keras dan tiba-tiba, secara klinis
trauma pada daerah
tindakan
pembedahan
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih
dari 6 bulan (Hidayat, 2012).
dengan nyeri akut post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas
indikasi fraktur patela sinistra di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Untuk memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang masalah
gangguan rasa nyaman nyeri pada post ORIF fraktur patella beserta
penatalaksanaan secara medis dan konsep keperawatanya, sehingga dapat
dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.
2. Bagi Institusi
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian
pelayanan kesehatan berkaitan dengan masalah keperawatan nyeri akut
pada pasien
atas
Sinistra
3. Bagi Pembaca
Memberikan pemahaman tentang manajemen nyeri pada pasien
post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas indikasi Fraktur
Patela Sinistra.
BAB II
LAPORAN KASUS
pemeriksaan
penunjang,
pada
pemeriksaan
laboraturium
didapatkan pada tanggal 20 April 2013 meliputi hemoglobin 13,7 g/dL (nilai
normal 12,1-17,6 g/dL); hematokrit 39,0 % (nilai normal 35-45 %); eritrosit
4,71 juta/mm (nilai normal 4,5-5,9 juta/mm); leukosit 10.600 /mm (nilai
normal 4.400.-11.300 /mm); trombosit 186.000 /L (nilai normal 150.000450.000 /L), basofil 0,1 % (nilai normal 0-2 %); eosinofil 0,7 % (nilai normal
0-4 %); neutrofil 77,1% (nilai normal 55-80 %); limfosit 30 % (nilai normal 2244 %); monosit 6,7 % (nilai normal 0-7 %), MCV 83 fL (nilai normal 80-96
fL); MCH 29 Pg (nilai normal 28-33 Pg); MCHC 35 % (nilai normal 32-36 %),
golongan darah O, masa perdarahan 02.00 menit (nilai normal 1-3 menit), masa
pembekuan darah 06.30 menit (nilai normal 5-8 menit), HbSAg negative (nilai
normal negatif) gula darah sewaktu 98 mg/dL (nilai normal 60-140 mg/dL).
Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 20 April 2013, hasil pemeriksaan:
tampak fissure pada patela sinistra. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 21
April 2013, hasil pemeriksaan: foto post ORIF fraktur patela sinistra.
10
11
Severity of Pain, Time), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan
ketidaknyamanan; berikan posisi yang nyaman, dengan rasional untuk
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; Ajarkan dan bantu klien
melakukan teknik relaksasi/distraksi untuk melepaskan tegangan emosional dan
otot. Pertahankan posisi imobilisasi pada lutut untuk mencegah terjadinya
pergerakan fragmen tulang. Kolaborasi pemberian analgetik untuk memblok
lintasan nyeri sehingga nyeri berkurang.
E. Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 22 April jam 10.30 WIB
memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of Pain,
Region, Severity of Pain, Time), respon subyektif: pasien mengatakan P
(Provocate) : nyeri saat bergerak, S (severity) skala nyeri 5, Q (Quality) : nyeri
dirasakan senut- senut, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, T (Time) : nyeri
timbul saat digerakkan, respon obyektif: pasien tampak kesakitan ekspresi
wajah meringis, terdapat luka post operasi di lutut kiri. Pada jam 10.45 WIB
memberikan posisi nyaman, respon subyektif: pasien mengatakan nyaman
dengan tidur telentang, respon obyektif: pasien tampak nyaman. Pada jam 10.50
WIB mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam), respon subyektif: pasien
mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon obyektif: pasien tampak
belajar teknik relaksasi. Pada jam 11.00 WIB memberikan posisi imobilisasi
pada lutut, respon subyektif: pasien mengatakan nyaman dan sedikit kesakitan,
respon obyektif: pasien tampak tenang sedikit kesakitan.
12
13
14
dari yang kemarin, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, S (severity) skala nyeri: 3,
T (Time) : nyeri hilang timbul, evaluasi obyektif: pasien terlihat tenang,
ekspresi wajah sedikit kesakitan, pasien tampa tenang, analyse: masalah belum
teratasi, planing: intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, anjurkan
untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, Pertahankan posisi
imobilisasi pada lutut lanjutkan terapi dokter (ketorolac 10 mg).
Pada hari Rabu, 24 April 2013 jam 13.00 WIB hasil evaluasi subyektif:
pasien mengatakan nyeri berkurang, P (Provocate): nyeri karena bergerak, Q
(Quality): nyeri dirasakan seperti berdenyut, R (Region): nyeri pada lutut kiri, S
(severity) skala nyeri : 1, T (Time): nyeri hilang timbul, evaluasi obyektif:
pasien tampak rileks dan nyaman, analyse: masalah teratasi, planing intervensi
dihentikan.
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
15
16
asuhan
pada
tanggal 22-24 April 2013 pada pengkajian didapatkan klien mengeluh nyeri.
Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur patela
penangananya menggunakan Open Reduction Internal Fixation (ORIF).
ORIF adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik
pembedahan yang mencakup didalamnya pemasangan pen, sekrup untuk
memobilisasi selama penyembuhan akan menimbulkan problematik salah
satunya adalah nyeri (Barbara, 2006).
Pada pola kognitif perseptual dicantumkan sebelum sakit pasien
mengatakan penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit
penglihatan, pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan.
Pasien mengatakan
dirasakan senut-senut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, severity: skala
nyeri 5, time: nyeri hilang timbul. Pasien berpendapat bahwa nyeri adalah
17
18
gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan oleh pemeriksa),
derajat 4 (kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan kemampuan
otot terhadap tahanan yang ringan), derajat 5 (kekuatan otot normal)
(Muttaqin, 2008).
Hasil pemeriksaan fisik bagian ekstremitas, penulis hanya
menuliskan ekstremitas kiri bawah (lutut) terdapat luka post operasi. Penulis
tidak menuliskan secara rinci bagaimana kondisi luka, panjang jahitan. Hal
ini dikarenakan klien post operasi hari pertama dan belum dilakukan
perawatan luka.
Pemeriksaan penunjang foto rontgen dilakukan sebelum dan setelah
operasi. Sebelum operasi dilakukan untuk mengetahui lokasi fraktur dan
garis fraktur secara langsung serta mengetahui tempat dan tipe fraktur.
Setelah operasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan tindakan yang telah
dilakukan. Foto rontgen
sebelum operasi pada daerah lutut hasilnya terdapat fissure pada patella
dan setelah dilakukan operasi hasilnya adalah foto post ORIF fraktur patela
sinistra (Barbara, 2006).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon aktual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan. Respon
aktual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian dan
catatan medis pasien, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian.
19
Diagnosa keperawatan
untuk
severity: skala nyeri 5, time: hilang timbul, data obyektif: pasien tampak
kesakitan, terdapat luka post ORIF pada lutut kiri .
20
3. Intervensi
Intervensi
adalah
rencanakan kepada
rencana
keperawatan
yang
akan
penulis
seharusnya
didasarkan
pada
prinsip
SMART
(specific,
measureable, achievable atau dapat dicapai, rational atau sesuai akal sehat,
time atau ada kriteria waktu pencapaian) tetapi dalam hal ini, terdapat
kesenjangan dengan prinsip tersebut, terutama dalam penentuan kriteria
hasil dan waktu pencapaian. Penentuan waktu pencapaian selama tiga hari
mungkin terlalu singkat sehingga tidak dapat dicapai, mengingat awitan
nyeri pada kasus post ORIF fraktur patela tidak akan hilang sepenuhnya
dalam kurun waktu tersebut.
Intervensi yang seharusnya dilakukan sesuai teori dalam Doengoes
(2000). Pantau karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi nyeri dan
21
ketidaknyamanan.
Pengkajian
yang
lengkap
tentang
rasa
nyeri
22
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri (Potter, 2006). Teknik relaksasi
sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.
Pasien dapat memejamkan
4. Implementasi
Implementasi
merupakan
komponen
23
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter
dan Perry, 2005). Penulis mengevaluasi apakah perilaku atau respon klien
mencerminkan
keperawatan.
suatu
kemajuan
atau
kemunduran
dalam
diagnosa
24
pantau
untuk
melakukan
teknik
pada hari
data
sesuai dengan
intervensi yang
direncanakan dan
25
26
quality: nyeri
seperti berdenyut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, severity: skala nyeri
1, Time: hilang timbul. Data obyektif ekspresi wajah
rileks. Hasil
27