Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia modern ini pertanian juga semakin maju , untuk menjawab
masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan
pertanian yang katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian,
seperti pembukaan swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal
kita ketahui mayoritas masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang
digunakan untuk menghidupi mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak
ada yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari
masalah itu maka solusi muncul untuk membantu keadaan pertanian kita yang
semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah kehilangan sawah- sawah
mereka.
Arang sekam merupakan salah satu campuran media tanam yang dapat
mengikat air dan merupakan bahan unsur hara alami yang dapat menyuburkan
tanaman karena sifatnya yang remah dan strukturnya mudah menyimpan oksigen.
Perakaran tanaman akan tumbuh dengan sempurna apabila air tercukupi dan oksigen
dalam tanah tersedia. Salah satu media yang dapat menyediakan oksigen untuk
kebutuhan akar tanaman yaitu media dari arang sekam. Penggunaan Arang sekam
dapat dicampur dengan media lain misalnya tanah, lemi, pasir, pupuk kandang dll.
Media tanam yang hanya mengandalkan tanah biasanya terbentuk struktur
tanah yang padat, sehingga tidak terbentuk pori-pori tanah akibatnya air menggenang

43

mengakibatkan akar menjadi busuk. Padatnya media, akar tanaman sulit untuk
menembus unsur hara yang dibutuhkan, akibatnya tanaman menjadi kerdil karena
kebutuhan tanaman tidak terpenuhi. Untuk itu perlu modifikasi struktur tanah melalui
campuran arang sekam sebagai pengikat air dan sekaligus penyedia oksigen dalam
tanah.
B.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pemberian arang pada pasir
pantai dan mengetahui pengaruh pemberian arang pada tanah pasir pantai

44

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah komponen yang paling penting dalam proses


pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, tidak terkecuali pada
tumbuhan kacang hijau. Tanah sebagai media tumbuh tanaman
dapat pula dimanipulasi dengan maksud agar pertumbuhan
tanaman di atasnya menjadi semakin baik, sehingga dapat
berproduksi secara maksimal (Ashari, 1995). Tanah pada masa kini
sebagai media tumbuh tanaman di definisikan sebagai: lapisan
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh
berkembangnya perakaran, penompang tegak tumbuhnya tanaman
dan penyuplaikebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa orgaik
dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti, N, P, K,
Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain), dan secara biologis
berfungsi sebagai habitat biota atau organisme yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
tumbuh, proteksi) bagi tanaman-tanaman ; ketiganya secara
integral mamapu menunnjang produktivitas tanahuntuk
menghasilkan biomass produksi baik tanaman pangan, obat-obatan,
industri perkebunan, maupun kehutanan (Hanafiah, 2005) .

45

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Menurut


Ketaran (1980), arang adalah bahan padat yang berpori-pori dan
merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur
C. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri
dari fixed carbon, abu, air, nitrogen dan sulfur. Keunikan dari
media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan
demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan
diadaptasikan. Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk
sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat
merugikan tanaman. Namun, media arang cenderung miskin akan
unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu
disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Arang sekam sendiri memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti
tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air.
Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun
sayuran (terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah
diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri
arang sekam untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nanti
(Masayu, 2010).

46

Kegemburan tanah sangat dipengaruhi oleh perbandingan kandungan unsurunsur penyusunnya. Tanah yang remah dan gembur biasanya mengandung kandungan
pasir yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan liatnya. Tanah yang gembur
dan remah memungkinkan terjadinya aerasi dan drainase yang baik. Sehingga tanah
yang gembur dan remah dengan ketersediaan unsur hara yang cukup sangat baik
untuk pertumbuhan tanaman.
Arang sekam merupakan hasil pembakaran dari sekam padi dengan warna
hitam banyak digunakan sebagai media hidroponik secara komersial di Indonesia
Berdasar analisis Japanese Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi
arang sekam paling banyak mengandung SiO2 yaitu 52 % dan unsur C sebanyak 31
%. Komposisi lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah
yang sangat kecil, juga mengandung bahan-bahan organik. Sedangkan menurut
analisis Suyekti (1993),arang sekam mengandung N 0,32 %, P 0,15%, K 0,31, Ca
0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm, Zn 14,10 ppm dan pH 6,8. Karakteristik lain dari
arang sekam adalah ringan (Berat Jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara
tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna kehitaman sehingga dapat
mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif (Douglas,1985).

47

III.

METODE PRAKTIKUM
A.
Bahan dan Alat
Pada Praktikum Pemberian Arang Pada Pasir Pantai alat-alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah alat tulis, ember, polybag, dan timbangan. Bahan-bahan
yang digunakan adalah pasir pantai, arang sekam, arang kayu, NPK mutiara, air, dan
benih kangkung.
B.

Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Pasir pantai ditimbang sebanyak 5kg dan dimasukkan kedalam polybag. Polybag
yang diisi pasir sebanyak 20 polybag.
3. Pasir yang telah ada di polybag dicampur arang sekam dan arang kayu.
4. Dilakukan ulangan sebanyak 4 kali dengan perlakuan Kontrol, AS, AS, AK, dan
AK.
5. Setelah 10 hst diberi pupuk NPK mutiara dengan dosis 25gram.
6. Pengamatan dilakukan 13 kali selama 26 hari.

48

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Terlampir
B. Pembahasan
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternative untuk menggantiakn
fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek
batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam
penggunaan dan dapat meningkatkan system aerasi serta drainase media tanam. Pasir
malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan sebagai
media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro)
maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi
dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga
mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih
membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang
menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombnasikan dengan campuran
bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organic yang
disesuaikan dengan jenis tanaman.

49

Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersalinitas tinggi
merupaakn jenis pasir yang harsu dihindari untuk digunakan sebagai media tanam,
kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu.kadar garam yang tinggi pada
media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ
tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang
selanjutnay mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan
tanah. Menurut beberapa informasi arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan
sementara unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air. Dan akan
sangat mudah dilepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman. Bisa
dikatakan arang sekam akan berfungsi seperti zeolit.
Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah.
Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air.
Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maaupun
sayuran (terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah
diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri
arang sekam untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nanti.
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok
digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu
dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Keunikan dari
media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika
terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa
segera dinetralisir dan diadaptasikan.

50

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi
jamur. Namun, media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke
dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari
proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput,
dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat
tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk
memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos
yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos
dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator
berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Arang merupakan hasil dari pembakaran kayu atau batok kelapa, media ini
sangat cocok untuk daerah dengan kelembaban tinggi, karena arang dapat mengikat
molekul air dalam jumlah banyak. Media ini banyak digunakan pada tanaman angrek.
Media ini bersifat buffer (penyangga), keunggulannya adalah dapat menetralisir dan
mengadaptasikan kelebihan nutrisi yang seringkali menjadi kesalahan dalam
pemberian pupuk, selain itu media ini sulit untuk ditumbuhi jamur, hal ini
dikarenakan tekstur arang mudah lapuk.
Ada beberapa cara pembuatan arang sekam, namun yang akan kami sampaikan
hanya 3 cara :

51

1. Pembuatan arang sekam dengan cara disangrai


Pada prinsipnya pembuatan arang sekam dengan cara ini adalah dengan cara
disangrai. Peralatan yang diperlukan adalah tungku dan seng. Caranya, sekam padi
diletakkan di atas seng yang telah ditempatkan di atas tungku. Selanjutnya sekam
disangrai sambil diaduk. Dengan cara ini akan diperoleh arang sekam sebanyak 40-50
kg dari 100 kg sekam segar.
2. Pembuatan arang sekam dengan cara dibakar dalam tong perlahan-lahan
Caranya, masukkan sekam ke dalam tong sampai tinggi sekitar 20 cm. Tuang oli
ke dalam tong dan bakar. Jika asap dari pembakaran berkurang maka sekam ditambah
sedikit demi sedikit hingga tong penuh. Kemudian tong ditutup karung basah dan di
atasnya diberi tutup hingga rapat. Biarkan sekam menjadi dingin. Setelah itu pisahkan
arang sekam dengan abunya melalui penyaringan. Jumlah arang sekam yang
diperoleh juga sekitar 40-50 kg dari 100 kg sekam segar. Cara ini kurang efisien
karena memerluan waktu yang lebih lama dibandingkan cara disangrai.
3. Pembuatan arang sekam dengan cara dibakar bersamaan dalam drum.
Letakkan pralon atau bambu ditengah drum. Tuangkan sekam disekeliing bambu
tadi sambil dipadatkan hingga drum terisi penuh dengan sekam. Cabut bambu/ pralon
tani. Buatlah sumber api dilubang tadi menggunakan kayu bakar atau yang lain.
Biarkan asap mengepul hingga sekam menjadi arang semua.
Cara pembuatan arang yang digunakan sama seperti cara untuk membuat arang
yang lain (arang batok atau arang kayu). Caranya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan tong dengan tutupnya
2. Masukkan sekam ke dalam tong sekitar 20 cm, kemudian beri oli
3. Bakar sekam yang telah diberi oli. Tunggu sampai asap berkurang

52

4. Sedikit demi sedikit sekam ditambahkan hingga tong penuh. Selama


penambahan asap akan bertambah besar, kemudian berkurang laigi. Pada saat
asap berkurang tersebut sekam dimasukkan lagi
5. Setelah penuh tong ditutup dengan karung basah, kemudian di atasnya ditutup
lagi sampai rapat. Biarkan sampai dingin.
6. Hasil arang sekam yang diperoleh diayak untuk memisahkan abunya.
Pemberian arang (Gusmailina dkk, 2000) menyatakan bahwa pemberian arang
berpengaruh pada pasir pantai seperti memperbaiki kesuburan tanah, karena arang
mempunyai kemampuan dalam memperbaiki sirkulasi air dan udara di dalam tanah,
sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar serta dapat memberikan habitat untuk
pertumbuhan semai tanaman.
Secara morfologi arang mempunyai pori-pori pada permukaannya. Pori ini
sangat efektif mengikat dan menyimpan hara tanah yang berada didalam tanah dan
disekitarnya. Unsur hara ini dapat dilepaskan secara perlahan sesuai dengan laju
konsumsi yang dilakukan oleh tanaman. Selain itu arang juga memiliki sifat
higroskopis sehingga hara yang terdapat didalam tanah tidak mudah tercuci dan lahan
akan berada dalam keadaan siap pakai (Gusmailina, 2003).
Hasil praktikum menunjukan bahwa perlakuan arang baik di arang kayu
maupun arang sekam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot
basah. Sehingga uji lanjut terhadap tinggi tanaman dan bobot basah tidak dilakukan
karena tidak adanya pengaruh dari perlakuan. Hal ini terjadi kemungkinan karena
arang sulit terdekomposisi sehingga tidak dapat membentuk agregat tanah, lain
halnya dengan bokhasi.

53

Hasil praktikum ini sesuai dengan menurut Andriana (2013) yaitu interaksi
antara arag ataupun abu sekam dengan proporsi penambahannya yang berbeda pada
pasir pantai tidak menngkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal
tersebut dikarenakan pori-pori tanah tidak terbentuk. Pori-pori tanah tidak terbentuk
setelah penambahan arang ataupun abu sekam pada berbagai proprsi. Tidak
terbentuknya pori-pori tanah dikarenakan arang sulit terdekomposisi. Hal tersebut
menyebabkan arang atau abu sekam tidak dapat membentuk agregat tanah. Agregat
pada tanah liat terbentuk karena karena adanya bahan organik tanah.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A.
Kesimpulan

Pemberian arang sekam dan arang kayu tidak berpengaruh terhadap tinggi
tanaman dan bobot segar tanaman. Hal ini terjadi dimungkinkan karena arang sulit
terdekomposisi mengakibatkan tidak dapat merubah pori tanah pasir pantai, sehingga
tidak dapat membentuk agregat tanah dan struktur tanah pasir pantai tidak berubah
B.

Saran

Kegiatan praktikum telah berjalan dengan baik, hanya lebih dintingkatkan lagi
komunikasi antara asisten dan praktikan agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan
dengan lancar

54

55

DAFTAR PUSTAKA
Airinda Masayu Adiastika dkk. 2010. Penelitian Pengaruh Penggunaan Arang
Sekam Padi Sebagai Absorben dan Jenis Bahan Makanan yang Digoreng
Terhadap Kualitas Minyak
Goreng.Semarang.httpeprints.undip.ac.id249321324_Airinda_Masayu_Adiastik
a_2C003224_A.pdf
Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Considine, Douglas M. 1985. Instruments and Controls Handbook. 3rd Edition. USA:
Mc.Graw-Hill, Inc
Djatmiko, B. S. Ketaren dan S. Setyahartini. 1985. Pengolahan Arang dan
Kegunaannya. Agro Industri Press. Bogor.
Glaser, B., J. Lehmann, and W. Zech. 2002. Ameliorating physical and chemical
properties of highly weathered soils in the tropics with charcoal. A Review
Biology and Fertility of Soils 35 : 219-230.
Hanafiah,AK. 2007. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Edisi 2. Raja Gravindo Persada.Jakarta
. pp 139-165.
Hendra, D. 2007. Pembuatan Arang Aktif dari Limabah Pembalakan Kayu Puspa
dengan Teknologi Produksi Skala Semi Pilot. Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Vol. 25 No. 2, April 2007: 93-107. Bogor.
Ketaran, S.G, 1980. Petunjuk Praktek Pengolahan Hasil Pertanian 3. Depdikbud.
Jakarta
Major, J., C. Steiner, A. Downie, and J. Lehmann. 2009. Biochar effects on nutrient
leaching. In: J. Lehmann and S. Joseph (eds), Biochar for environmental
management. Earth scan publisher: 271-287.
Steiner, C., 2006. Slash and char as alternative to slash and burn - soil charcoal
amendments maintain soil fertility and establish a carbon sink. Ph.D
Dissertation, Faculty of Biology, Chemistry and Geo-sciences University of
Bayreuth, Germany.

56

Anda mungkin juga menyukai