PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberantasan hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida dapat
menimbulkan masalah ekologi yang rawan. Keadaan ini mengakibatkan pencemaran tanah dan
air, adanya resiko yang tinggi keracunan bagi manusia yang memperlakukan pestisida dan
tanaman, kemungkinan adanya residu pestisida yang tinggi pada produk-produk yang dipasarkan
dan biaya produksi yang tinggi
Dewasa ini kasus mengenai residu atau pencemaran pestisida pada hasil pertanian menjadi
sorotan tajam. Hal ini disebabkan karena residu pestisida yang terkandung pada tanaman yang
dikonsumsi dapat mengganggu kesehatan manusia bahkan membahayakan manusia. Dalam
kaitan ini, pengujian analisis residu pestisida di laboratorium selalu digunakan sebagai ukuran
untuk menentukan apakah hasil pertanian ada pada tingkat yang aman atau tidak untuk
dikonsumsi
Pestisida merupakan saraina untuk membunuh hama-hama tanaman, dalam Konsep
Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Pestisida dengan cepat menurtrnkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah,
dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tanaman
tersebut bukan tidak menimbulkan dampak.
Pestisida yang merupakan salah satu alat produksi utama yang digunakan dalam revolusi
hijau selain benih hibrida, pupuk kimia, mesin pertanian dan irigasi. Pestisida digunakan
perusahaan kimia pertanian pertanian sebagai alat monopoli dan control perdagangan pertanian
dunia. Tercatat di tahun 2000, ada 6 perusahaan kimia pertanian besar (sygenta, Monsanto,
dupont, Aventis, BASF dan down chemical Co) (Pesticide action network asia and the pacific,
2005)
Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada
manusia adalah banyaknya bahan kimia yang ada di lingkungan kit4 dan rekayasa genetika yang
kerap dilalrukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya.
Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-
tanaman yang dikonsumsi manusi4 sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain
yang diguoakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia
disebabkan oleh pestisida.
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.
Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sodangkan 80 persen lainnya jatuh ke
tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila
masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency
Syndrom) dan sebagainya.
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang
alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan
harga yang lebih mahal dari produk pertanian (Bingham, 2007)
1.2 Rumusan Masalah
Apa Perngertian pestisida?
Apa saja Jenis-jenis Pestisida?
Apa saja Dampak Possitive dan Negative Pestisida Pada lingkungan ?
Bagaiamana cara penanggulangan dampak dari pestisida?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
Bahaya pestisida terhadap lingkungan yaitu mengetahui pengertian dari pestisida, jenis-jenis
pestisida, dampak positive dan negative pestisida dalam lingkungan dan penanggulangan
dampak dari pestisida
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini, adalah kita sebagai mahasiswa Fakultas kedokteran
hewan dapat mengetahui dan memehami bahaya pestisida terhadap lingkungan yang
melingkupi pengertian, jenis-jenis pestisida, dampak positive dan negative pestisida dalam
lingkungan dan penanggulangan dampak dari pestisida.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PESTISIDA
Pestisida (Inggris: pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide
yang berarti mematikan/racun. Jadi pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida
dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad
yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan kepentingan manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida, pestisida adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman,
bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak
termasuk pupuk
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan atau ternak
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah
atau air
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah
sebagai berikut:
1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah,
atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri,
jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang
terdapat pada manusia dan binatang.
2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau
pengering tanaman (Djojosumarto, 2004).
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga. Umumnya bentuk insektisida terdiri dari empat golongan sebagai
berikut:
1. Dust (Serbuk) berkode D. Dapat ditaburkan pada tanaman yang terserang hama
atau dilarutkan dalam air untuk selanjutnya dimanfaatkan dalam penyemprotanpenyemprotan.
2. Emulsion Concentrated (Cairan) berkode EC. Dibuat secara cairan yang dilarutkan
dalam sejenis minyak. Penggunaannya harus dilarutkan dalam air agar tercapai
kepekatan tertentu sesuai dengan kebutuhan/keperluan.
3. Granular (butiran) berkodeG. Di gunakan dengan menaburkan diatas larikanlarikan tanah atau pada tanah sekitar tanaman, kemudian ditutup atau ditimbuni tanah.
Pada waktu terjadinya hujan atau waktu dilakukan penyiraman, butiran ini akan
hancur dan meresap kedalam tanah sehingga hama akan terbasmi.
4. Fumigan (gas/asap) berkode F. Di gunakan dalam penyemprotan/fumigasi untuk
membasmi hama tanaman misalnya BHC, Methylbromida dan lain-lain.
Sedangkan untuk Insektisida berdasarkan macam bahan kimianya dibagi dalam:
1.Insektisida sintetik
garam merkuri.
Organik: a.Organoklorin:
a) Seri DDT: DDT, DDD, metoksiklor.
b) Seri klorden : klorden, dieldrin, aldrin, endrin, heptaklor
c) Seri BHC: BHC, linden.
b. Heterosiklik:kepone, mirex, dll.
c. Organofosfat: malathion, biothion, diazinon, dll.
d. Karbamat: furadan, sevin, dll.
e. Dinitrofenol: dinex, dll.
f. Thiosianat: lethane, dll.
g. Sulfonat, sulfida, sulfon.
h.Lain-lain: methylbromide,dll.
memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran
dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.
6. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma)
seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh: ammonium sulfonat dan
pentaklorofenol.
2.2.2.
1. Pestisida organik (Organic pesticide) : Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan
organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal: neem oil yang
berasal dari pohon mimba (neem).
2. Pestisida elemen (Elemental pesticide) : Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
alam seperti sulfur.
3. Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide) : Pestisida yang berasal dari campuran
bahan-bahan kimia.
2.2.3. Berdasarkan Cara Kerjanya
1. Pestisida sistemik (Systemic Pesticide) adalah pestisida yang diserap dan dialirkan
ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang
memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada
bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk
mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh : Neem oil.
2. Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) adalah pestisida yang reaksinya akan
bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun
sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis
pestisida ini. Sebagian besar pestisida kimia termasuk ke dalam jenis ini.
2.2.4
a. Penyemprotan(Spraying)
bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat
menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kankerjuga pernah menyatakan bahwa
sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida. Berikut ini beberapa
masalah utama pestisida:
Kontaminasi Global
Gangguan ini menyerang langsung terhadap manusia. Adanya residu pestisida dalam
makanan dapat membahayakan masyarakat umum. Hal ini berhubungan dengan
penggunaan organofosfat (kurang persisten, sangat toksik).
Menurunkan potensi reproduktif beberapa spesies : Hal ini dikarenakan beberapa pestisida
menyebabkan aktifnya estrogen dalam tubuh.
Memungkinkan terjadinya efek-efek genetis terhadap kesehatan jangka panjang. Dosis sublethal pestisida persisten menyebabkan kelainan genetik.
Berdasarkan dari senyawa kimia utama dalam pestisida dapat dilihat damapk negatifnya
yaitu:
Organofosfat
Hambatan aktifitas enzim kholinesterase
penumpukan acetylcholin (rangsangan saraf kolinergik)
kegagalan respirasi
aspiksia
mati
Diatas merupakan proses dari organofofat bila masuk ke dalam tubuh yang dapat
menyebabkan kematian. Penghambatan acethylcolin bersifat irresversibel.
Organoclorin
DDT berafinitas dg kolesterol pada membran liofil
Permeabilitas membran u/ ion Ca2+ menurun
Hambatan pengikatan Ca2+ dg ATP
Tdk terbentuk Ca-ATP ase pd membran akson
Gejala hipokalsemik, kehabisan energi / ATP
Gangguan transmisi inpuls
kematian
Carbamat
Aksi toksik carbamat analog dengan golongan organofosfat yaitu mengahambat aktivitas
acetylcholinesterase dengan melakukan carbamyolasi pada situs esterase. Akibatnya aksi
toksik carbamat dikaitkan dengan penghambatan enzim cholinesterase secara rrrreversinel
yang dapat menyerang saraf.
2.4 DAMPAK POSITIF PENGGUNAAN PESTISIDA
Dampak positif pestisida dapat dilihat dari berikut antara lain :
1 Dapat diaplikasikan dengan mudah
2 Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat
daerah tropis dan harganya terlalu mahal, sehingga para petani harus menerima keadaan sakit
sebagai risiko bekerja di sektor pertanian (Depkes, 2000).
C. Pengawasan terhadap penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida baik pada bidang kesehatan masyarakat untuk pemberantasan
vektor penyakit ataupun pada bidang pertanian harus dimonitor oleh perwakilan WHO
pada tingkat nasional untuk membantu pengembangan strategi manajemen resistensi dan
petunjuk penggunaan pes tisida secara aman dan terbatas, dan perjanjian penggunaan
pestisida pada tingkat internasional (WHO, 2001 dan WHO, 1999).
Komisi Pestisida Internasional mengadakan Konvensi Roterdam 1999, 72 negara
telah menandatangani kesepakatan untuk mengawasi peredaran dan perdagangan
pestisida yang membahayakan kehidupan makhluk hidup. Sampai saat ini, tercatat 22
pestisida yang membahayakan ditarik dari peredaran dan tidak boleh digunakan lagi.
Beberapa di antara adalah, 2, 4, 5-T, Aldrin, Captanol, Chlordane, Chlodimeform,
Cholorobenzilate,
DDT,
1,
2,
Dibromoethane
(EDB),
Dieldrin,
Dinozeb,
Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air
diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun
yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan
bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida
karbaril dan hampir 50% untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa
membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari
semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai
alat semprot ke arah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga
memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.
Perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya
kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan
mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebih dulu.
Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pestisida didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi
jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan kepentingan manusia.
Jenis-jenis pestisida dapat dibedakan atas fungsi dan sasaran, bahan aktifnya, cara
kerja, dan cara penggunaannya.
Dampak-dampak penggunaan pestisida:
a
Mudah diperoleh
Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, Perendaman dalam air
panas (blanching) juga dapat menurunkan residu, dan menggunakan pestisida alami atau
pestisida yang berasal dari tumbuhan (biopestisida).
3.2 Saran
Pemilihan pestisida kiranya berpatokan terhadap kebutuhan dan jenis-jenis pestisida yang
dibutuhkan, agar penggunaanya dapat lebih optimalis. Dalam penggunaan pestisida sebaiknya
dilakukan sesuai takaran dan kebutuhan yang tepat, sehingga dampak negatif yang dapat
ditimbulkan juga dapat ditanggulangi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Retno. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan
Pestisida Pertanian. Surabaya: Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Bingham, S, 2007. Pesticides in rivers and groundwater. Environment Agency, UK.
Hernayanti. Bahaya Pestisida Terhadap Lingkungan. Purwokerto: Fakultas Biologi Unsoed.
Ishartadiati, Kartika. 2011. Resistensi Serangga Terhadap DDT. Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol1.no2.Juli2011/RESISTENSI
%20SERANGGA%20TERHADAP%20DDT.pdf (diakses 17 oktober 2016)
Jurnal Hasil Riset. 2014. Pengertian Pestisida. http://www.e-jurnal.com/2014/01/pengertianpestisida.html?m=1 (diakses 17 oktober 2016)
PAN-AP, A Guide for The Training of Facilitators on Community-Based Pesticide Action
Monitoring (CPAM),2005.
Siregar,
Ameilia
Z.
2008.
Insektisida...
Perlukah?.
USU
Repository.