Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

Nama Kelompok :
1.Ika Kartika Mustika Sari

KATA PENGANTAR
1

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah hasil diskusi kelompok kami dapat
terselesaikan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
kami dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai tahapan perkembangan
zaman pada masa praaksara.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada guru bidang studi
sejarah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang berharga dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan
masih mengalami kekurangan baik dari segi isi maupun penyusunannya. Maka
dari itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Serang, 28 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
2

Kata Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar Isi.....................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................
1
ISI
Zaman Paleolitikum...................................................................................................
2
Zaman Mesolitikum...................................................................................................
5
Zaman Megalitikum...................................................................................................
7
Zaman Neolitikum.....................................................................................................
9
PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................
11
saran...........................................................................................................................
11
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau
disebut masa prasejarah atau nirleka yang artinya tidak adanya tulisan. Masa
praaksara berlangsung dari adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan.
Kita dapat mengetahui masa praaksara melalui peninggalan-peninggalan yang
bukan berupa tulisan seperti: fosil, artefak, dan alat-alat yang digunakan pada
masa praaksara.
Salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal adalah
adanya cara hidup berkelompok. Meskipun masih sangat sederhana, manusia
purba telah mengerti akan pentingnya kerja sama dalam kehidupan mereka.
Generasi penerus sekarang ini sudah banyak yang tidak mengenal sejarahsejarah tentang zaman praaksara atau kehidupan awal masyarakat Indonesia.
Padahal hal tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Tujuan kami
menyusun makalah ini untuk menjelaskan tahapan perkembangan pada masa
praaksara.

BAB II

PEMBAHASAN
Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia
menciptakan alat dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Kayu,
tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk
dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga
zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolitikum,
Mesolitikum,Megalitikum dan Neolitikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi
lebih jauh.
Pada zaman batu ini banyak peralatan untuk kegiatan sehari-hari yang terbuat
dari batu. Alat-alat itu misalnya digunakan untuk berburu, meramu, bercocok
tanam bahkan untuk kehidupan sakral (keagamaan)
1. Zaman paleolitikum

Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut
dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari
kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut
tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat
kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman
batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama
masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang mereka
hasilkan
masih
sangat
kasar.
Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat
dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu
makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis.
Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka
memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun
1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah
Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan
cara masih sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum

dengan nama chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan,
alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di daerah Progo dan Gombong
(Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).
A. CIRI-CIRI
1. Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada
zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis,
Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran
sungai Bengawan Solo.
2. Kebudayaan
Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum
tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan
ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai.
Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli
menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat
banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa
Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari
tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain
itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah.
Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi
Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan
Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan
tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae
(Sulawesi Selatan)
Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat
sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2. Berburu (Food Gathering)
3. Menangkap ikan
B. ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
"chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak,
tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu
sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai
senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga
ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra
selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di
daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut
kebudayan pacitan

2. Zaman Mesolithikum

Secara bahasa mesolitikum bisa diartikan sebagai batu tengah. Zaman ini terjadi
kira-kira pada masa sepuluh ribu tahun yang lalu pada masa holosen. Bila di ban
dingkan dengan zaman sebelumnya zaman batu tengah ini mengalami
perkembangan budaya yang lebih cepat, Lebih cepatnya perkembangan budaya
pada zaman ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu ;
1. keadaan alam pada masa ini relatif lebih stabil sehingga manusia bisa
hidup dengan suasana yang lebih tenang, karena hidup lebih tenang
mereka dapat mengembangkan kebudayaan mereka.
2. Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum yaitu homo sapiens lebih
cerdas dari pendahulunya.
Zaman ini adalah tahapan perkembangan manusia pada masa pra sejarah antara
zaman batu tua dengan zaman batu muda. kehidupan manusia purba pada masa ini
tidak begitu berbeda dengan masa-masa sebelumnya berburu atau mengumpulkan
makanan merupakan cirinya. Tetapi manusia pada masa ini sudah mulai memiliki
tempat tinggal semi tetap serta sudah melakukan bercocok tanam tetapi masih
sederhana. Tempat tinggal manusia pada masa ini kebanyakan mempunyai lokasi
di tepi pantai dan di goa-goa, karena banyak ditemukannya bekas-bekas
kebudayaan
zaman
ini
di
lokasi-lokasi
tersebut.
Pada masa mengumpulkan makanan tingkat awal atau paleolitikum dan tingkat
lanjut atau mesolitikum alat-alat yang berasal dari tulang dan tanduk hewan
digunakan untuk keperluan sehari-hari, contohnya memukul, menggali tanah,
jarum, pisau dan lainnya. Alat yang terbuat dari tulang ini banyak ditemukan di
pulau sumatra, pulau jawa, pulau bali, dan nusa tenggara bagian timur.
Manusia yang hidup di zaman batu tengah sudah mempunyai kemampuan
membuat gerabah dari bahan tanah liat, Barang-barang hasil budaya yang di
temukan antara lain kapak genggam Sumatra (Sumatralith pebble culture), alat
dari bahan tulang yang di temukan di Sampung (bone culture), dan beberapa flake
yang
di
temukan
di
daerah
Toala
(flakes
culture).
Abris sous roche adalah manusia purba yang tinggal di gua-gua di tebing pantai,
dimana banyak ditemukannya tumpukan sampah dapur dari zaman batu tengah
yang menggunung sampai tinggi 7 meter yang di sebut dengan
kjokkenmoddinger.

Ciri zaman Mesolithikum:


1. Masih melakukan kegiatan mengumpulkan makanan.
2. Sudah memiliki tempat tinggal semi tetap.
3. Sudah mempunyai kemampuan bercocok tanam secara sederhana.

4. Kebanyakan bertempat tinggal di tepi pantai dan di goa-goa.


Di Sampung tempat di temukannya alat-alat yang terbuat dari tulang, Van Stein
Callenfels menemukan juga fosil ras Austromelanosoid, yang di perkirakan
merupakan nenek moyang dari suku bangsa Papua saat ini.

ilustrasi lukisan dinding gua


Hasil budaya lain dari zaman ini adalah lukisan gua, yang di teliti oleh dua orang
bersaudara yaitu Roder dan Galis terutama lukisan gua yang ada di wilayah
Papua. Dari penelitian tersebut, di dapat bukti bahwa lukisan itu di buat untuk
tujuan sebagai bagian ritual kepercayaan seperti upacara untuk menghormati
nenek moyang, upacara inisiasi, upacara meminta kesuburan dan upacara meminta
hujan.
1. Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)
a.
Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu
kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti
sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah
timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7
meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan
disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekasbekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada
zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan
penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak
genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam
Palaeolithikum).
b.
c.
d.

Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)


Hachecourt (kapak pendek)
Pipisan

3.

ZAMAN MEGALITIKUM

1.Pengertian Megalitikum
Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti
batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada
zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang
terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum
sampai zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan.
Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu
kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena
pengetahuanmanusia sudah mulai meningkat.
2.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai
berikut:
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

10

1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri
tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan
lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di
Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,

2. Punden Berundak-undak

3.Dolmen

11

4.Waruga

4. Zaman Batu Neolitikum

Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar
dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya
peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang
sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka
selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah
kering saja. Pohon-pohon dari beberapa bagian hutan di kelupak kulitnya dan
kemudian dibakar. Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu
untuk beberapa kali berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.
Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat
dengan pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas
tiang-tiang kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah,
Walaupun alat-alat mereka masih dibuat daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat
dengan halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.

12

B. ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM


Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
1. Pahat Segi Panjang
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan
Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India,
selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa,
kepulauan Kuril dan Jepang.
2. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke
Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar
penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan
kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai
cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan
fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya
pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu
api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya
dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.
Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara,
Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitamhitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan
ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah
hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah
diasah halus.
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil
dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama
dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa,
Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar
meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan
istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
4. Kapak Bahu
5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
6. Pakaian dari kulit kayu
7. Tembikar (Periuk belanga)

13

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Kepulauan Indonesia yang terbentuk sejak lama, telah menyimpan sejarah
peradaban manusia yang panjang. Sebelum mengenal tulisan (Praaksara) wilayah
kepulauan Indonesia telah didiami manusia purba. Manusia purba berbeda
dengan manusia modern, mereka banyak sekali keterbatasannya. Kehidupan
manusia Purba pada zaman batu sangatlah bergantung alam, berkelompok,
nomaden dan primitif.

3.2. Saran
1. Tulisan tentang manusia purba di Indonesia ini masih banyak kekuranggan,
namun demikian ini adalah usaha belajar dari kelompok kami untuk memahami
dan mengenal sejarah kehidupan manusia yang ada di Indonesia, yaitu manusia
purba. Karena itu kami mohon kritik dan sarannya dari pembaca sekalian
2. Agar sebagai generasi muda kita tidak melupakan sejarah peradaban
bangsa kita sendiri, khususnya dalam mengenal dan memahami kehidupan masa
praaksara ketika manusia purba hidup di Indonesia.

14

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=kapak+perimbas&ie=utf-8&oe=utf8&client=firefox-b-ab
http://sapurwanto.blogspot.co.id/2013/10/contoh-tugas-makalahprasejarah.html
https://www.google.com/search?q=sejarah+zaman+batu&ie=utf8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab#q=makalah+sejarah+zaman+batu

15

Anda mungkin juga menyukai